Bukan Cinta Buta

Bukan Cinta Buta

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-21
Oleh:  NandreansOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
55Bab
2.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Tami dan Juna memulai pernikahan mereka dengan selembar surat kontrak, akankah keduanya bisa memulai hubungan serius ke depannya? Demi uang pengobatan sang ibu, Tami rela menikah dengan pria kaya yang arogan. Di sisi lain, Arjuna sangat mencintai kekasihnya, Viviane, namun karena sebuah alasan dia terpaksa meninggalkan gadis itu dan menikah dengan orang lain.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Diriku yang Terkurung dalam Cangkang

Menikah?

Aku tidak hanya bisa tercengang saat mendengar kalimat mengerikan itu keluar dari mulut pria bersetelan hitam yang kini duduk di seberang meja. Dia menatapku menggunakan matanya yang tajam dan mengerikan, seolah-olah semua yang ada di dunia bisa dia kendalikan hanya dengan tatapan tersebut, meskipun secara teknis dia benar-benar bisa mengendalikan seluruh isi dunia, tapi bukan dengan tatapan melainkan uang dan kekuasaan yang dia miliki.

Hidupku seharusnya masih berjalan normal sekarang, setidaknya aku tak pernah memikirkan hal buruk sebelumnya. Karena selama dua puluh tahun terakhir, lebih tepatnya sejak Ruben membawaku keluar dari kompleks penuh lendir tempat kami dilahirkan, aku dan kakakku itu sudah mencoba melupakan segala mimpi buruk kami. Memulai kehidupan sebagai sepasang kakak beradik yang normal –dalam tanda kutip.

Ruben bekerja, aku bersekolah.

Meskipun tidak lulus dari pendidikan menengah, paling tidak Ruben bisa mencari nafkah dengan menjual jasa reparasi. Awalnya tentu semua tidak semudah itu. Dia bekerja dari satu bengkel kecil ke bengkel lainnya. Mempelajari ilmu permesinan dan entah karena Tuhan sudah terlalu kasihan pada nasib malang kami atau bagaimana, Ruben mendapatkan beasiswa. Bantuan dari seorang pemilik bengkel baik hati yang kami sebut sebagai Paman Baik Hati, nama aslinya Pak Rudi.

Dengan bekal pendidikan kejar paket dan ijazah dari universitas, Ruben bisa membuat kehidupan kami berubah. Dia bahkan berhasil mendapat pekerjaan jauh lebih layak di pelabuhan, di sebuah perusahaan besar dengan gaji yang lumayan. Dengan uang itu kami bisa menyewa tempat tinggal lebih layak, membeli sepeda motor bekas –yang bisa aku gunakan berangkat ke kampus. Untuk kuliah, aku memutuskan mengejar beasiswa.

Aku tidak mau menjadi beban bagi kakakku. Hidup kami sudah keras. Ruben sudah terlalu banyak menderita, tak seharusnya aku menambah penderitaannya, meskipun sebagai kakak, Ruben sangat keras kepala.

“Jangan terima pekerjaan itu. Tidak ada yang tahu apakah itu penipuan atau bukan.” Ruben selalu mencemaskanku melebihi siapa pun, termasuk dirinya sendiri.

“Sudahlah, Kak. Jangan terlalu banyak memikirkan hal negatif.” Aku merengek, membujuknya sejak seminggu lalu tetapi tampaknya, bahkan hingga pagi itu belum berhasil. “Di sana ada pacarnya Alicia. Mana mungkin Alicia mau membahayakanku?”

Ruben tidak menanggapi. Dia memakan nasi goreng yang aku masak sepenuh hati di atas meja makan kecil di dapur mungil kami dengan nikmat, kemudian keluar dari rumah tanpa melupakan kotak makan siang yang sudah kusiapkan sebelumnya. Lalu, dengan tergesa-gesa aku menyusulnya.

Kami berangkat bersama menggunakan sepeda motor biru kesayangannya. Dia mengantarku hingga ke depan hotel tempatku bekerja, memperingatiku untuk tidak menerima tawaran pindah kerja dari Alicia, kemudian melanjutkan perjalanan.

Tak lupa, aku mencium tangannya. Dia mengusap kepalaku. Dan kami bertukar lambaian tangan seperti biasa. Tidak ada yang berbeda. Semua tetap sama seperti pagi-pagi sebelumnya.

Aku bekerja, membereskan kamar-kamar hotel untuk digunakan kembali. Mengantar pelanggan ke kamar yang sudah rapi. Benar-benar normal tanpa firasat apa pun sampai sebuah pesan masuk ke gawaiku. Sebuah pesan yang akan mengubah hidupku.

“Kakakmu kecelakaan.” Suta, sahabat sekaligus rekan kerja Ruben meneleponku. Dia panik, menangis dan ..., aku ambruk.

Aku terbangun di klinik hotel beberapa menit kemudian. Di bantu Alicia dan Doni, aku berangkat ke rumah sakit. Sepanjang jalan aku menangis, mencemaskan Ruben. Tapi untungnya, dia masih bisa tersenyum saat aku tiba.

Ruben baik-baik saja. Walau tampaknya kata baik-baik saja terlalu bagus karena tangan kakakku terbakar. Tangan kanan Ruben terkena luka bakar. Tapi itu jauh lebih baik ketimbang yang aku bayangkan.

“Sudahlah, tidak usah menangis!” katanya saat aku memeluknya. “Aku akan segera sembuh. Maaf karena aku membuatku cemas.”

Mana bisa?

Mana bisa aku tidak menangisinya?

Ruben satu-satunya keluargaku. Dia kakakku. Dan aku sangat mencintainya melebihi segala yang ada di dunia –melebihi Robin, pacarku. Ruben orang tua bagiku dan aku tak bisa membayangkan hidup tanpanya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Nandreans
Silakan baca cerita ini dan rasakan sensasinya
2022-07-06 21:50:21
0
55 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status