Share

Bab 6

Penulis: yourbby
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-22 03:46:44

“Ada tamu yang datang, Nona,” ucap asisten rumah tangga menghampiri Anala yang sedang sibuk dengan laptopnya di ruang tengah.

“Siapa, Bi?” tanya Anala penasaran.

“Katanya orang interior gitu, Nona. Saya kurang ngerti,” ucap sang asisten rumah tangga sambil tersenyum menampilkan deretan giginya.

Anala menggelengkan kepala dan terkekeh mendengar perkataan asisten rumah tangganya itu. Ia segera bangkit dan berjalan menuju ke ruang tamu, menemui orang yang dimaksud oleh asisten rumah tangganya itu.

“Selamat siang, Bu Anala, ya?” sapa seorang pria berkemeja salur merah yang sedang berdiri di ruang tamu.

“Iya, saya Anala. Panggil nama aja, Kak,” Anala tersenyum ramah.

Ia memperhatikan laki-laki yang menyapanya itu. Lalu, beralih pada satu pria lagi yang ada di sampingnya. Anala merasa mengenal lelaki tersebut. Tatapan mereka berdua bertemu, tetapi saling diam.

“Silahkan duduk,” Anala mempersilahkan kedua orang itu duduk di sofa ruang tamunya.

Setelah itu, perempuan dengan jumpsuit korean warna hitam itu meminta asisten rumah tangganya untuk menyuguhkan minuman dan camilan.

“Perkenalkan saya Firman, Mbak Anala. Saya dihubungi oleh Pak Aksara untuk keperluan interior dan pemasangan sistem keamanan rumah,” lelaki yang menyapa Anala itu memperkenalkan diri.

“Dan ini rekan saya, Decky. Dia yang akan handel proyek ini,” pria bernama Firman itu menunjuk rekannya.

Anala tertegun mendengar nama tersebut. Nama dan paras laki-laki bernama Decky itu seperti orang yang sudah dikenal oleh Anala sejak lama. Wanita itu yakin ia tidak salah orang.

“Baik, Kak Firman. Tapi suami saya belum pulang. Sepertinya masih di jalan. Apakah berkenan untuk menunggu?” tanya Anala.

“Oh tentu saja bisa, Mbak Anala,” jawab Firman dengan ramah.

“Kak Decky ini lulusan teknik Universitas Nusajaya bukan?” Anala mencoba memberanikan diri untuk menanyakan hal yang membuatnya penasaran.

“Iya benar, Mbak Anala,” jawab lelaki bernama Decky itu canggung.

“Kalian saling mengenal?” Firman bertanya antusias.

“Satu universitas,” kali ini Decky yang menjawab.

“Kalau kita diskusi mengenai desain interior ruangan kerja saya dulu gimana? Saya sudah ada desainnya,” tawar Anala.

“Boleh, Mbak Anala. Kita bisa langsung mulai diskusinya. Tetapi saya hanya mendampingi hari ini ya, Mbak Anala. Nanti kalau proyek sudah dimulai, Decky yang akan bertanggung jawab penuh,” Jelas Firman dengan detail.

Anala mengambil lembaran desain interior ruang kerja yang sudah sempat ia cetak sebelumnya. Ia menjelaskan keinginan desainnya secara detail kepada kedua tamunya itu.

Saat sedang fokus berdiskusi, tiba-tiba Aksa datang dan berdiri di ambang pintu. Lelaki itu menyoroti pemandangan di hadapannya sejenak. Di sana terlihat Anala yang sedang fokus menjelaskan dengan ada dua pria di depan wanita itu.

Aksara berjalan mendekat dan membuat ketiga orang itu menoleh karena mendengar derap langkah sepatu.

“Hai, Mas. Sini, Mas Aksa,” Anala memanggil suaminya yang baru datang itu dengan antusias.

Aksara dengan wajah datarnya duduk di samping Anala.

“Selamat siang, Pak. Saya Firman dan ini rekan saya Decky,” Firman memperkenalkan diri dan menjulurkan tangan kanannya kepada Aksara.

“Saya Aksara,” jawab Aksara singkat dan berjabatan tangan dengan Firman.

Kemudian, lelaki dengan setelan jas hitam itu menatap Decky dan mereka saling berjabatan tangan. Sama seperti Anala, Aksara merasa mengenal Decky. Laki-laki itu merasa instingnya tidak salah. Ya, itu adalah Decky orang yang ia dan Anala kenal sejak lama.

“Kita lagi diskusiin interior ruang kerja aku, Mas,” jelas Anala dengan senyum manisnya.

Aksara mengangguk mengerti. Ia meraih tangan istrinya dan menggenggamnya dengan lembut.

“Boleh tolong ambilkan aku minum, Anala?” tanya Aksara dengan nada tenangnya.

“Oke, Mas. Tunggu sebentar, ya,” Anala bangkit dan berjalan menuju ke arah dapur.

Aksara melanjutkan diskusi dengan Firman dan Decky. Lelaki itu menjelaskan terkait apa saja yang harus dikerjakan di mansionnya itu. Tak berselang lama, Anala kembali ke ruang tamu dengan membawa segelas leci sparkling, minuman buatannya yang selalu menjadi favorit Aksara, terutama ketika cuaca sedang panas.

Aksara menerima minuman tersebut, langsung menyesapnya sedikit. Ia selalu merasa lebih segar setelah meneguk minuman tersebut.

“Kamu istirahat saja, Anala. Aku yang akan mendiskusikan hal ini,” ucap Aksara ketika Anala baru saja ingin duduk di sampingnya.

“Oh gitu, Mas? Oke deh,” jawab Anala dengan entengnya.

“Interior ruang kerjanya sesuai yang kamu jelaskan kemarin, kan? Tidak ada perubahan lain?” Aksara memastikan sekali lagi.

“Iya, Mas. Sesuai yang aku tunjukin ke kamu,” jawab Anala antusias.

“Ya udah, istirahat sana,” Aksara mengelus punggung tangan Anala lembut.

“Okay, Mas. Saya pamit dulu ya, silahkan lanjut diskusinya,” pamit Anala kepada ketiga orang lelaki yang ada di ruang tamu itu.

***

Anala mengalihkan pandangan ke arah pintu kamar tidurnya ketika mendengar sebuah suara. Ternyata orang yang membuka pintu adalah Aksara yang masih lengkap dengan pakaian kerjanya.

“Udah selesai diskusinya, Mas Aksa?” tanya Anala menghampiri suaminya.

Anala membantu melepaskan jas dan dasi yang masih melekat pada tubuh kekar Aksara.

“Sudah, Anala,” jawab Aksara dengan tenang.

“Hasilnya gimana, Mas?” Anala menatap mata suaminya dengan raut penasaran.

“Besok akan mulai dikerjakan,” ucap Aksara sembari merapikan anak rambut Anala yang jatuh mengenai wajah istrinya itu.

“Aku akan lebih sering di rumah selama pengerjaan keperluan rumah ini,” jelas Aksara, masih dengan wajah tenangnya yang cenderung tanpa ekspresi.

“Apa tidak mengganggu pekerjaan di kantor, Mas?” tanya Anala memastikan.

“Tidak,” jawab Aksara.

“Apakah trigger itu muncul lagi?” tanya Aksara ketika melihat wajah Anala yang tampak pucat.

“Untungnya tidak, Mas,” jawab Anala dan menghembuskan nafasnya lega.

“Maaf, aku tidak tahu kalau dia bagian dari vendor yang aku pilih,” ujar Aksara tulus.

“Iya, tidak apa, Mas,” jawab Anala sembari tersenyum meyakinkan suaminya kalau dia baik-baik saja.

“Jangan terlalu berinteraksi dengannya ya, Anala,” Aksara mendekap tubuh istrinya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • (Bukan) Pasangan Tidak Berguna   Bab 6

    “Ada tamu yang datang, Nona,” ucap asisten rumah tangga menghampiri Anala yang sedang sibuk dengan laptopnya di ruang tengah.“Siapa, Bi?” tanya Anala penasaran.“Katanya orang interior gitu, Nona. Saya kurang ngerti,” ucap sang asisten rumah tangga sambil tersenyum menampilkan deretan giginya.Anala menggelengkan kepala dan terkekeh mendengar perkataan asisten rumah tangganya itu. Ia segera bangkit dan berjalan menuju ke ruang tamu, menemui orang yang dimaksud oleh asisten rumah tangganya itu.“Selamat siang, Bu Anala, ya?” sapa seorang pria berkemeja salur merah yang sedang berdiri di ruang tamu.“Iya, saya Anala. Panggil nama aja, Kak,” Anala tersenyum ramah.Ia memperhatikan laki-laki yang menyapanya itu. Lalu, beralih pada satu pria lagi yang ada di sampingnya. Anala merasa mengenal lelaki tersebut. Tatapan mereka berdua bertemu, tetapi saling diam.“Silahkan duduk,” Anala mempersilahkan kedua orang itu duduk di sofa ruang tamunya.Setelah itu, perempuan dengan jumpsuit korean wa

  • (Bukan) Pasangan Tidak Berguna   Bab 5

    “Dasar wanita tidak berguna, sukanya cari muka di depan Kak Aksara,” Shiren geram melihat Anala yang ada di depannya.Shiren menampar pipi Anala sekali lagi. Anala menunduk memegang pipinya yang terasa panas.“Kalau bukan karena belas kasihan Kak Aksa, kamu pasti tidak bisa masuk ke keluarga kita,” Shiren menunjuk wajah Anala.“Sampai kapan kamu akan seperti ini, Shiren?” tanya Anala tenang.“Sampai kamu menyerah dan meninggalkan Kak Aksa. Dasar kalangan rendahan,” setelah mengucapkan itu, Shiren langsung pergi.Kini tinggal Anala sendirian yang ada di dalam kamar mandi tersebut. Ia melihat pantulan dirinya di cermin. Kedua pipinya memerah akibat tamparan keras Shiren. Wanita itu terpaksa memakai masker karena berusaha menutupi bekas tamparan tersebut.Sesampainya di rumah, Anala langsung meminta kompres air kepada asisten rumah tangganya.“Astaga, apa yang terjadi, Nona?” tanya asisten rumah tangga Anala.“Tidak apa, Bi. Tolong jangan bilang ke Mas Aksa ya,” pinta Anala.“Iya, Non. S

  • (Bukan) Pasangan Tidak Berguna   Bab 4

    “Apa tidak bisa dipertimbangkan lagi, Mas?” Anala coba bernegosiasi dengan suaminya.“Kenapa aku harus mempertimbangkannya?” Aksara malah melontarkan pertanyaan lain kepada Anala.“Apa benefitnya bagi kita berdua?” lanjut lelaki itu dengan tersenyum miring.“Aku ingin coba dulu, Mas Aksa. Setidaknya desain buatanku tidak sia-sia,” Anala melembutkan suaranya.“Aku tidak akan mengabaikan tugasku jadi istri Mas Aksa. Bisnis ini hanya akan aku jalankan untuk menunggu kamu pulang dari kantor,” jelas Anala.“Lagian, aku juga mau sedikit berguna sebagai wanita, Mas. Tidak hanya menjadi beban kamu,” lanjut Anala menunduk lesu.“Siapa yang bilang kamu beban?” Aksara bertanya dengan tajam.Anala yang mendengar hal itu memilih membisu karena tidak berani menjawab.“Siapa, Anala?” tanya lelaki itu sekali lagi.“Ya Mas Aksa pasti tahu siapa orang yang di sekitar Mas,” jawab Anala takut.“Tidak perlu dengarkan mereka,” tegas Aksa.“Jadi, bagaimana jika aku tidak menyetujui proposalmu?” kali ini sua

  • (Bukan) Pasangan Tidak Berguna   Bab 3

    Aksara membawakan secangkir teh hijau hangat untuk Anala. Ia menyodorkan secangkir teh hijau tersebut untuk diminum oleh istrinya itu. Anala merasa sedikit lega setelah meneguk minuman hangat tersebut. Aksara sengaja membawakan teh tersebut karena tahu istrinya itu masih sakit kepala.Hal tersebut tidak luput dari perhatian anggota keluarga Aksara yang sedang ada di ruang tengah. Ayah Rama bahagia melihat hal tersebut karena senang akhirnya sang putra memiliki sosok yang dicintai. Sedangkan sorot mata Ibu Hesti dan Shiren menyiratkan kebencian.“Aku dan Anala besok akan pindah,” Aksara membuka percakapan.“Kenapa mendadak sekali? Apakah rumah pribadimu sudah siap?” tanya Ayah Rama.“Sudah,” jawab Aksara dingin.“Tidak perlu pindah dulu, Aksara. Di sini saja dulu,” kali ini Ibu Hesti yang membuka suara.“Iya, Kak. Di sini aja dulu, biar aku ada temannya. Lagian nanti Kak Anala kesepian kalau harus di rumah sendirian waktu kakak tinggal kerja,” bujuk Shiren.“Aku tidak sedang meminta iz

  • (Bukan) Pasangan Tidak Berguna   Bab 2

    “Anala berada di sini bukan untuk menjadi pelayan kalian,” ujar Aksara kepada semua anggota yang tengah berada di meja makan untuk sarapan.“Ada apa, Aksa?” tanya Rama, ayah Aksa dengan suara lemah.“Tanya saja kepada Ibu Hesti dan Shiren, apa yang mereka lakukan kepada istriku?” kata Aksara dingin.“Ada apa ini, Hesti, Shiren?” tanya Ayah Rama kepada istri dan anaknya.Sedangkan orang yang ditanya hanya menunduk dan tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Hal tersebut membuat Aksara merasa geram. Ia menarik tangan Anala perlahan dan menunjukkan ke semua orang yang ada di sana.“Apa yang kalian lakukan sampai tangan Anala begini?” tanya Aksara dingin.“Jawab,” bentak Aksara.“Maaf, Kak Aksa. Aku dan ibu ngga sengaja, Kak,” rengek Shiren mulai mengeluarkan air mata ketakutan.“Iya Aksa, ibu minta maaf. Kami tidak sengaja,” kali ini Ibu Hesti yang memohon.“Aksa, ibu dan adikmu tidak sengaja. Mungkin ini hanya kecelakaan kecil,” ujar Ayah Rama membela dua wanita kesayangannya itu.Aksara m

  • (Bukan) Pasangan Tidak Berguna   Bab 1

    “Pasti kau mengandalkan bentuk tubuhmu untuk menggoda Kak Aksara,” ujar Shiren, adik Aksara dengan pedas.Anala yang mendengar hal itu hanya bisa menundukkan kepalanya.“Untuk apa Aksara menikahi gadis tidak jelas ini jika bukan karena untuk memenuhi hasrat dan kebutuhan biologisnya,” perkataan pedas itu keluar dari mulut Hesti, ibu tiri Aksara.“Jangan harap kau leluasa menjadi nyonya,” Shien menunjuk tepat di depan muka Anala.Sedangkan orang yang dimaki dengan perkataan kasar itu hanya membisu. Mata Anala memanas, ingin menangis. Tetapi, ia berusaha menahannya. Anala tidak ingin dirinya terlihat lemah. Meskipun kenyataannya memang ia tidak berani bertindak kepada kedua wanita di hadapannya.Anala berpura-pura tuli tidak merespon apapun. Ia tetap ikut duduk di meja makan bersama dengan Shiren dan ibu tiri Aksara. Anala ingin ikut makan siang setelah bersusah payah berkutat memasak dibantu dengan para pelayan.Baru saja Anala ingin menyendokkan sesuap nasi ke mulutnya, tetapi ia suda

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status