Cahaya Mutiara

Cahaya Mutiara

Ini adalah 《Maulyna》 fanfiction

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-28
Oleh:  MauliyanaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 Peringkat. 12 Ulasan-ulasan
16Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

"Hah! Mondok?" Membayangkannya saja membuat Rara pusing. Pastinya susah untuk hidup di tempat asing. Namun, apa yang membuat Rara akhirnya mau untuk tinggal di pesantren? Rara berjumpa dengan seorang lelaki yang selalu bertanya kepadanya apa itu Islam. Seorang Jordan Michele, musafir Cina yang merantau ke Indonesia. Jordan sangat menyukai pemandangan alam. Namun, faktanya belum tentu sang alam juga menyukainya. Bagi seorang Jordan Michele, Rara adalah mutiara yang berkilauan. Hanya Rara yang bisa membuat Jordan menemukan takdir yang lebih bercahaya. Yaitu Islam. Saat Rara bersamanya hidupnya terasa sangat bercahaya. Namun apa jadinya jika tiada Rara? Gelap, pekat, sunyi, diam, dan sendiri. Saat mereka saling jatuh hati, di saat itulah Jordan berani menentang alam yang tak meridhoinya. Sebuah perjuangan membela keyakinan di dunia untuk meraih pintu berkah yang bercahaya seperti mutiara. kisah cinta yang berkelok-kelok, obsesi dengan cinta, agama yang diragukan, hingga manusia yang lupa kepada Pencipta. Bagaimanakah mereka menjalin cinta dengan adanya perbedaan agama? Bagaimanakah cara mereka berdoa bersama pada Tuhan yang berbeda? ***** Your life is my story.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Kelulusan

Pagi yang cerah menandakan matahari telah terbit dari ufuk timur. Sekelompok manusia serentak berseragam sekolah atasan putih dengan bawahan abu-abu yang tengah berbaris rapi di sebuah lapangan yang luas. Terlihat mereka senyap namun ada pula yang mengeluh pada cuaca.

Akhirnya seorang wanita yang agak gemuk berjalan menaiki mimbar yang sudah disediakan.

"Selamat pagi, murid-murid semuanya." 

"Pagi, Bu," jawab serentak mereka pada seorang yang diyakini adalah seorang guru.

"Baiklah, dalam kesempatan kali ini saya sebagai kepala sekolah SMA Bina Bakti dan segenap yayasan beserta para majelis guru menyatakan bahwa, seluruh siswa dan siswi SMA Bina Bakti kelas Xll dinyatakan " LULUS" dengan surat pernyataan tertulis yang sah."

Sorak gembira para murid terlihat jelas saat seorang kepala sekolah selesai berbicara. Suara teriakan bahagia diiringi dengan suara tepuk tangan yang keras. Para murid yang tadinya berbaris rapi kini telah berhamburan merasa kegirangan. Seorang murid pasti menantikan hari dimana mereka sudah berhasil menyelesaikan sekolah menengah akhir dan akan melanjutkan masa-masa merasakan kuliah, bekerja di luar rumah, atau sudah merencanakan untuk menikah.

Seorang gadis yang tengah memakai baju seragam serba putih, memakai medali perak, dan tak lupa pula toga yang tersangkut di kepalanya, serta membawa buku laporan siswa. Terlihat dia sedang berdesakkan berusaha untuk segera keluar dari kerumunan para manusia.

"Huh! akhirnya selesai juga."

Tiara Ramadhani, sebuah nama yang terpajang jelas di baju seorang gadis dengan rambut tergerai bergelombang. Gadis yang sering disapa Rara itu segera beranjak menuju pinggir lapangan untuk menemui seseorang.

Dari kejauhan terlihat sepasang suami istri yang memakai baju gamis couple dengan baju koko. Terlihat mereka sudah tak muda lagi tengah tersenyum lebar.

"Umi, Abah...!" teriak Rara melambaikan tangan serta berlari menghampiri kedua orang tuanya.

"Masya Allah, anak Abah," ucap abah Sardi pada anaknya.

"Sekarang anak kita udh tambah besar aja ya, Bah," ucap umi Lina menimpali.

Rara tersenyum menanggapi perkataan otang tuanya itu.

"Alhamdulillah, eh Umi, Abah, kita foto, yuk!"

Umi Lina dan abah Sardi mengangguk setuju dan mengekori putrinya yang sedang menarik pergelangan tangan mereka.

Menurut seorang Tiara Ramadhani, lulus sekolah adalah hal yang paling ia dambakan. Karena ia ingin secepatnya kuliah di universitas terbaik di kota.

Senyum dan tawa terus terlihat pada mimik wajah Rara. Dia tak menyangka bahwa sedikit lagi ia akan segera mencapai cita-citanya. Sedikit lagi.

                   _______

Langit yang cerah dan bersinar perlahan mulai berubah menjadi hitam, yang bertabur bintang, yang membuat siapapun menjadi sejuk dan nyaman.

Kini, Rara dan keluarga tengah makan malam setelah selesai sholat maghrib. Perlahan Rara memberhentikan suapan tangannya dan memandangi umi dan abahnya yang sedang makan dengan khusyu'. Rara menundukkan kepalanya dan menghembuskan nafas jenuh.

"Ekhemm!" Rara berdehem menetralkan napasnya dan segera meneguk air putih yang ada di meja.

Umi dan abah seketika menghentikan mengunyah makanan mereka. Secara bersamaan menatap ke arah Rara. Hal itu membuat Rara gelagapan dan segera beranjak dan kursi tempat dia makan.

Dengan muka cemberut Rara berjalan meninggalkan dapur.

"Hmm, bilang gak ya? Eh nggak deh, nanti aja." ucap Rara dengan suara pelan.

Umi dan abah saling pandang mengisyaratkan mereka bingung dengan anak perempuan mereka itu. Tak ambil pusing umi dan abah melanjutkan makan malam mereka.

             __________

"Abah, ini tehnya," ucap umi menyodorkan segelas teh pada suaminya yang sedang bertasbih di kursi ruang depan.

"Iya, makasih Umi." 

Abah menyelesaikan dzikirnya dan segera menyeruput teh yang masih hangat.

Rara keluar dari kamar dan menghampiri kedua orang tuanya.

Rara yang sudah lumayan lama duduk di kursi bersama orang tuanya, namun belum terdengar satu huruf pun yang keluar dari mulutnya. Dia masih bergelut dengan pikirannya dan sesekali melirik umi dan abahnya.

Umi yang melihat tingkah aneh anaknya itu akhirnya mulai bertanya.

"Rara, kamu kenapa?" tanya umi penasaran

"Rara gapapa kok, Umi." jawab Rara dengan senyum.

"Kalo kamu gapapa kenapa diam saja, ha?" kini giliran abah yang bertanya. Menajamkan tatapannya seolah menginterogasi tersangka.

Rara mengalihkan pandangannya dari abah yang terus memandanginya.

"Atau ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan sama Umi, dan Abah?" tanya umi melanjutkan.

"Hmm, iya. Rara pengen nunjukin sesuatu ke Umi dan Abah."

Tiara mengambil ponselnya dan memperlihatkan sebuah poster kepada umi dan abahnya. Dengan tersenyum lebar serta alisnya yang naik turun. Entah mengapa hal itu bisa membuat Rara senang.

"Jadi, ini adalah poster dari University Design Stylist di kota ini. Nah, sekarang kampus ini lagi ada penerimaan mahasiswa baru." Rara menjelaskan dengan semangatnya.

"Siapa yang daftar masuk kampus di situ?" tanya abah pada Rara.

"Banyak kok, Bah. Ada teman aku namanya Liya. Dia daftar di situ."

"Jadi, maksud kamu nunjukin itu, apa?" tanya umi pula.

Abah menatap umi mengisyaratkan pertanyaan yang sama.

Melihat kedua orang tuanya, Rara menarik napas lalu mengeluarkannya secara perlahan. Ia tak tau apa tanggapan orang tuanya nanti, tapi orang tuanya harus tau apa keinginannya.

"Rara pengen masuk kuliah di University Design Stylist ini."

Umi dan abah saling pandang mendengar ucapan anaknya. Dan kembali menatap anaknya secara bersamaan.

"Kamu udah ambil formulirnya?" tanya umi.

"Belum sih, tapi udah ada kok. Kita hanya perlu memenuhi syaratnya aja. Udah, beres."

Abah kembali menyeruput tehnya yang mulai dingin sampai habis. Kemudian abah membuka amplop yang berada di atas meja dan berisikan selembar kertas.

"Lebih baik kamu isi formulir ini sesuai syarat dan ketentuannya."

"Itu formulir buat apa, Bah?" tanya Rara penasaran.

"Itu formulir untuk kamu mondok di pondok pesantren," ucap abah dengan jelas.

"Hah! Mondok?"

--------------------

Bersambung..

Pengen next? Tinggalkan jejak kalian dengan vote sebanyaknya ya🤗

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Murhanisah
Nice. smangat thor ini cerita berfaedah banget
2021-09-14 00:13:19
1
user avatar
Eneng Susanti
Salam dari Khair dan Khaira. satu gendre kita ... akhirnya ketemu cerita religi juga disini.
2021-09-12 20:09:17
1
user avatar
Dira Azahra
Sumpah ini gak rugi kalo baca. Berfaedah banget!
2021-09-03 21:57:55
2
user avatar
Maanovpy
Berbeda agama itu emang godaan besar ya Kak. Di sisi lain kita pasti memihak agama, tapi kalau udah ada rasa pasti berat melepas. Good luck, ya. Rekomendasi cerita religi yg bagus di tengah-tengah maraknya cerita tanpa amanat ...
2021-09-02 23:28:02
2
user avatar
Mauliyana
Love my story
2021-08-14 07:21:28
1
user avatar
Kyna
Wah keren. Semangat nulisnya, ya!
2021-08-06 17:06:56
2
user avatar
Abu Khair
Lanjutkan,,, dan tetap semangat
2021-08-01 21:30:56
2
user avatar
Demong
Bagus sekali ceritanya..
2021-08-01 20:19:17
2
user avatar
Mauliyana
Noce to you story
2021-08-01 19:53:38
1
user avatar
Mauliyana
Alhamdulillah
2021-09-02 23:00:17
0
user avatar
Mauliyana
alhamdulilah
2021-09-03 21:40:24
0
user avatar
Mauliyana
Alhamdulillah
2021-09-02 23:00:41
1
16 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status