Cinta CEO dalam Jebakan

Cinta CEO dalam Jebakan

last updateLast Updated : 2022-02-23
By:  PixieCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
31 ratings. 31 reviews
356Chapters
108.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

1 - 145: Gabriella ditiduri oleh Max Evans karena dianggap sebagai perempuan bayaran. Ia dituduh hendak menghancurkan perusahaan dan dikurung karena tidak mau memberitahu identitas orang yang mengirimnya. Padahal, Gabriella adalah gadis polos yang memang tidak tahu apa-apa. Mampukah ia meluruskan kesalahpahaman sang CEO dan keluar dari jebakan? . 146 - 150: Bonus Cerita Pangeran Kecil . 151 - dst: Mia berusaha keras untuk mengingkari cintanya terhadap Julian Evans, seorang CEO tidak pernah berhenti berjuang untuk meluluhkan hatinya. Namun, di saat sang sekretaris mulai tersentuh, ia didesak untuk menjebak Julian bersama wanita lain. Akankah Mia menuruti perintah atau melawan demi cinta?

View More

Chapter 1

1. Kopi dan Air

Hidup ini melelahkan. Setiap hari, beban di atas pundak terasa semakin berat. Walau begitu, kaki harus tetap melangkah karena waktu tak memberi ampun pada siapa pun yang lemah.

Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis di dalam rumah kecilnya. Setiap kali bunyi reruntuhan bangunan terdengar mendekat, ia akan menekan tuts piano dengan lebih bersemangat.

Ketika kegaduhan itu terdengar lebih kencang, ia memutar tombol pengatur volume hingga hampir maksimal. Tidak ada satu pun di dunia ini yang mampu menghentikan permainan piano gadis itu, kecuali bunyi bel untuk yang kelima kalinya.

“Aaargh! Siapa lagi itu? Kapan mereka akan berhenti menggangguku?”

Dengan langkah berat dan cepat, ia menghampiri pintu.

“Ada apa?” tanyanya garang.

Sosok berwajah tampan di luar pintu pun mengerjap. Namun, sedetik kemudian, senyum manis pria itu melengkung sempurna.

“Selamat siang, Nona Gabriella,” sapanya ramah.

Sang gadis mengerutkan alis mengamati pria asing yang mencurigakan itu.

Rambut hitam yang tertata rapi, kemeja putih panjang di tengah hari yang terik, dan sepatu pantofel mengilap di ujung kaki. Tidak salah lagi. Pria itu pasti karyawan Quebracha Company yang diutus untuk meluluhkan hati Gabriella.

“Apakah mereka pikir, keputusanku bisa diubah karena seorang laki-laki tampan? Cih, pemikiran yang dangkal sekali,” batin sang gadis dengan sebelah sudut bibir berkedut samar.

“Kalau Anda ingin membujuk saya untuk menjual rumah ini, maaf ... saya tetap tidak tertarik. Tolong katakan kepada atasan Anda untuk berhenti mengganggu saya dan rumah ini. Kalian hanya akan menghabiskan waktu dan energi.” Gadis itu menarik pintu tanpa basa-basi.

Sang pria spontan menahan pintu dengan lengannya yang kekar. Mata si tuan rumah pun terbelalak menyaksikan keberanian yang tak terduga itu.

“Apa?” tanya sang gadis sambil menekan pintu agar tidak terbuka lebih lebar. Ia takut jika si orang asing memaksa masuk ke rumahnya.

“Kedatangan saya ke sini bukan untuk itu.” Senyum manis kembali diperlihatkan meski hanya lewat celah sempit.

“Lalu, apa?” Gabriella mengerutkan alis mengisyaratkan bahwa dirinya risih.

“Karena Anda menolak untuk menjual rumah ini, perusahaan kami ingin bernegosiasi.”

“Bernegosiasi? Apa bedanya dengan membujuk?”

“Tentu saja berbeda. Karena itu, mohon izinkan saya masuk dan menjelaskannya secara rinci.”

Sang gadis menggigit bibir bawahnya dan melayangkan tatapan sinis. Akan tetapi, laki-laki di hadapannya sama sekali tidak mengubah ekspresi. “Anda benar-benar ingin masuk ke rumah ini?” tanya Gabriella seperti menguji nyali.

“Ya,” angguk sang pria tanpa sedikit pun nada khawatir.

Setelah menimbang-nimbang sejenak, si tuan rumah menghela napas samar dan mengangguk kecil. “Baiklah, silakan masuk.” Pintu akhirnya dibuka.

“Terima kasih,” ucap pria tampan itu masih dengan lengkung bibir yang manis. Bahkan sampai ia duduk di sofa pun, keramahannya tetap berseri.

“Silakan diminum,” tutur Gabriella sambil meletakkan secangkir kopi dan segelas air. Sudut bibirnya kini ikut naik.

“Terima kasih, Nona. Perkenalkan, saya Max dari Quebracha Company.”

“Ya, saya sudah tahu,” sela Gabriella dengan bibir mengerucut.

“Sudah tahu?” Pria itu mengangkat kedua alisnya.

Sang gadis mengangguk yakin. “Ya ..., siapa lagi yang tega mengganggu kedamaian hidupku kalau bukan karyawan dari perusahaan Quebracha?”

Raut tegang sang pria sontak berubah kembali manis. “Oh, baiklah. Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan Anda.”

Gabriella hanya mengangkat bahu singkat.

“Sebelum saya mulai menjelaskan, saya ingin memastikan. Apakah Anda yakin tetap tidak ingin menjual rumah ini meski ditawari harga empat kali lipat?”

Sang gadis menarik napas panjang dan menjawab, “Ya.”

“Apakah Anda yakin tetap nyaman tinggal di rumah ini jika proyek perusahaan kami sudah berjalan?”

“Ya.”

“Meski gedung-gedung tinggi mengelilingi rumah Anda?”

Gabriella pun tertunduk dan menjepit pangkal hidungnya. “Bukankah maksud Anda datang ke sini bukan untuk membujuk saya?” protesnya dengan nada malas.

“Ya, memang. Saya hanya ingin memastikan,” terang Max dengan nada santai. Selang satu kedipan, ia meletakkan sebuah map di atas meja. “Kalau begitu, Anda pasti tidak keberatan menandatangani surat ini.”

Dengan alis berkerut, Gabriella membaca dokumen tersebut. “Surat pernyataan?”

“Bahwa Anda tidak keberatan jika proyek kami tetap dilancarkan. Anda tidak akan membuat protes ataupun laporan kepada media.”

Tanpa sadar, sang gadis menggertakkan rahang. “Jadi, kalian benar-benar tega mengubah lingkungan ini menjadi perkotaan?” gumamnya dengan suara bergetar.

“Kami tidak akan menyentuh rumah Anda, termasuk pekarangan dan pagarnya. Kami hanya akan membangun pada jarak aman.”

Tiba-tiba, Gabriella mendengus dan tertunduk.

“Dari mana saya tahu kalian tidak akan mengusik rumah ini? Poin-poin yang Anda sebutkan tadi tidak tertulis dalam surat ini. Perusahaan Anda bisa saja melakukan kecurangan.”

“Kecurangan seperti apa yang Anda maksud?”

Telunjuk sang gadis mendadak teracung.

“Tunggu sebentar. Saya tuliskan poin-poin yang harus perusahaan Anda penuhi. Silakan nikmati kopi ini selagi menunggu.” Tanpa membuang waktu, Gabriella masuk ke sebuah pintu.

Seperginya si tuan rumah, mata sang pria mulai leluasa menjelajah. Semua potret yang tergantung di dinding diamati dengan saksama. Begitu pula dengan piala yang terpajang pada rak kaca di sudut ruangan. Embusan napas sinis spontan keluar dari mulutnya.

“Siapa sebenarnya perempuan ini?”

Max lanjut mengamati piano yang mengintip di ruangan sebelah. Pengamatannya baru berhenti ketika ponsel dalam sakunya bergetar.

“Bagaimana Tuan CEO? Apakah Anda masih tidak percaya bahwa perempuan itu memang unik?” Max tersenyum miring begitu membaca pesan dari sekretaris pribadinya.

“Cih, unik apanya? Justru aku semakin curiga kalau perempuan ini disuap oleh pesaing bisnis kita,” balas sang CEO tanpa perlu berpikir dua kali.

“Lalu, apakah benar bahwa perempuan itu cantik sekali? Kudengar, Gabriella itu sangat memesona.”

Helaan napas langsung keluar dari mulut Max. “Hm? Memesona?” gumamnya sembari melihat kembali foto Gabriella kecil yang diapit oleh kedua orang tuanya.

“Tidak sama sekali,” desah pria itu seraya meraih cangkir.

Begitu kopi hangat masuk ke mulutnya, mata pria itu nyaris melompat keluar. Sedetik kemudian, cairan hitam yang seharusnya ditelan malah dituang kembali ke wadahnya.

“Astaga! Kenapa pedas sekali?”

Tanpa ragu, sang CEO mengambil gelas yang satu lagi. Belum sempat air membasahi kerongkongannya, bunyi semburan air sudah terdengar. “Huek .... Asin sekali!”

Sambil mengelap bibir dan dagunya dengan sapu tangan, pria itu celingak-celinguk mencari dapur.

“Aku butuh air,” batinnya sambil bernapas lewat mulut yang menganga. Malangnya, semua pintu yang ia tuju terkunci rapat. Kedongkolan seketika meroket merobohkan kesabaran.

“Perempuan itu ... beraninya dia mempermainkanku.” Dengan tangan terkepal erat, Max mengetuk pintu kamar Gabriella.

Expand
Next Chapter
Download

Book Review

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(31)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
31 ratings · 31 reviews
Write a review
default avatar
Rahmi
Suka cerita nya banyak pelajaran dri cerita ini.........
2022-02-15 16:54:20
3
user avatar
bucinnya yekyu
wahhh keren bangeedtttt
2022-02-15 03:46:04
3
user avatar
aainza931
i love max and Gabriella,, terimakasih untuk penulis yg telah menuliskan kisah sebagus ini,, bnyak pesan di dalamnya,, tentang kekuatan, kesabaran, kebersamaan, dan ketulusan. sy berharap suatu saat kisah ini dapat diangkat menjadi film yg sukses,, semangat terus untuk sang penulis yh...
2022-01-23 10:32:53
4
user avatar
Sefri Yuliana
suka sama ceritanya
2021-12-25 22:08:01
1
user avatar
Sefri Yuliana
suka sama ceritanya
2021-12-25 21:54:09
1
user avatar
Rossystories
............ Kena jebakan batman minum kopi pedas plus garam cinta. Si Stevy bisa aja bikin lelucon. Kamu berhasil.......
2021-10-24 09:51:06
1
user avatar
Dede
bagus sekali
2021-10-05 00:52:18
1
user avatar
Indri Syachid
Akhirnya Nemu full version-nya. Semangat terus untuk author tercinta. Aku selalu menanti karya-karyamu selanjutnya
2021-10-04 15:53:25
1
user avatar
Agus Sentosa
bagus sekali
2021-09-25 10:48:25
2
user avatar
Joshua
Ayo Kak up yang banyak ... dalam 20hari saya kejar bab sampai selesai ......
2021-09-20 16:59:36
1
user avatar
Pixie
Kalian bakal ngikutin enggak kalau ada book 2? Mohon feedback-nya yaa... Terima kasiiiih Sehat dan bahagia selalu, Wide Reader.
2021-09-01 08:00:59
4
user avatar
Pixie
Setelah ini, akan ada beberapa bonus cerita tentang kerempongan Max Gaby sebagai orang tua. Lalu, Pixie bakal diskusi dengan editor apakah cerita ini layak untuk dilanjutkan ke season 2. Jika disetujui, Pixie bakal menceritakan tentang CEO baru dan sekretarisnya.
2021-09-01 08:00:26
4
user avatar
Pixie
Halo, Wise Reader. Terima kasih telah mengikuti cerita Max dan Gabriella sampai tamat. Dukungan kalian sangat berarti bagi Pixie. (bersambung...)
2021-09-01 07:59:30
4
user avatar
Nanoy
thor,, babnya jgn terlalu byk yaa ...
2021-08-17 12:19:43
2
user avatar
Tika tan
lanjutkan fi tunggu bab berikutny
2021-07-27 02:25:43
2
  • 1
  • 2
  • 3
356 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status