Share

Cinta Romantis Bagaikan Buih
Cinta Romantis Bagaikan Buih
Penulis: Fazluna

Bab 1

Penulis: Fazluna
“Nona Chinta, anda benaran mau ganti nama? Kalau sudah diganti, nanti ijazah, kartu identitas dan paspor, semuanya juga harus diganti.”

Chinta Luna mengangguk kepalanya: “Iya benar.”

Staffnya masih menasehatinya: “Orang dewasa ganti nama sangat ribet, namamu yang sekarang juga enak didengar, mau nggak dipertimbangkan lagi?”

“Enggak lagi.”

Chinta menandatangani formulir penggantian nama: “Terimakasih.”

“Baik, namanya mau diganti jadi Cahya Arjuna, benar?”

“Iya benar.”

Cahya Arjuna, adanya cahaya dalam perjalanan jauh.

Seperti rencana masa depan yang dibuatin buat dirinya sendiri.

Dia mau meninggalin sini.

Chinta bertanya: “Permisi, apakah aku sekarang bisa pergi ganti nama paspor?”

“Bisa, ini bukti penggantian nama, kamu ambil ini ke lantai bawah sudah bisa ganti nama di paspor.”

Chinta dengan gerakan cepat menggantikan namanya di paspor.

Tetapi yang lainnya, ijazah dan kartu keluarga tidak digantinya.

Satu minggu lagi dia akan menggunakan paspor dan pergi, identitas sebelumnya ditinggalin saja, dia sudah tidak perlu.

Membawa paspor barunya keluar dari gedung layanan, seberangnya adalah bangunan ikon kota B.

Layar besar di gedung itu sedang menyiarkan wawancara Ravi Kaden CEO dari Perusahaan Kaden Global.

MCnya sangat peka menyadari gerakan kecilnya, dengan senyum bertanya: “Pak Ravi, aku lihat anda terus memegang cincin peraknya, tapi...sepertinya itu cincin yang sangat biasa, apakah ada yang spesialnya?”

Ravi senyum dengan lembut, dan mengangkat tangannya, “Ini cincin nikahku.”

“Ah? Maaf sekali, aku kira dengan hartamu sekarang, cincin nikahnya pasti cincin berlian, dan karatnya akan besar.”

Ravi menjawab: “Cincin nikah ini aku yang buatin sendiri, memoles perlahan-lahan dan bagian dalamnya ukir namaku dan istriku.”

“Wah, benaran ada 2 nama, satunya RK dan ...”

Ravi melengkapinya: “CL, istriku namanya Chinta Luna.”

“Wah, benaran iri sama istrimu, di kehidupan sebelumnya dia pasti menyelamatkan galaksi makanya bisa menikah dengan Pak Ravi.”

Ravi hanya bilang: “Sebenarnya aku yang menyelamatkan galaksi makanya bisa menikahinya.”

Orang jalanan pada mengeluarkan suara yang iri.

Hanya tokoh utama dan kejadian.....

Chinta senyum dengan menyindir.

Dulunya, dia dan Ravi Kaden sungguh saling mencintai, dari seragam sekolah sampai gaun nikah, mereka bersama selama 15 tahun.

Di pandangan teman sekolah dan guru, mereka adalah sepasang yang penuh dengan cinta.

Sampai di 2 bulan yang lalu.

Chinta menerima foto yang dikirim orang nggak kenal.

Wanita itu kelihatannya baru 20an tahun, tapi memakai stoking yang menggoda dan lingerie. Dari lehernya sampai depan dadanya penuh dengan kecupan.

Tidak perlu dipikir pun tahu, dia baru melakukan pertempuran penuh kasih sayang.

Dia melakukan pose V ke depan kamera.

Di jari telunjuknya, ada 1 cincin perak yang kelihatan kebesaran, harusnya model cowok.

Di atas cincinnya, ada ukiran nama: RK&CL.

Lalu, dia di kantor Ravi Kaden pernah melihat wanita ini.

Namanya Nanda 21 tahun baru lulus kuliah, dia adalah asisten pribadi Ravi.

Saat itu, sebenarnya Chinta sedikit bingung.

Dia mau sekali masuk ke kantor Ravi dan menanyainya: “Asisten pribadi, apakah seks juga termasuk?”

Tapi dia menyerah.

Foto itu, tubuh Nanda penuh dengan kecupan, sudah ada jawaban yang sangat jelas.

Chinta keluar dan meninggalkan sekumpulan orang yang masih kaget dan iri, pergi ke toko pembuatan perhiasan.

Saat melepaskan cincin dari jari manisnya, hatinya sangat sakit.

“Nona, perhiasan apa yang mau anda buat?”

“Cincin ini, bantu aku leburin.”

“Cincin ini ada ukiran harusnya mempunyai makna spesial, benaran mau leburin?”

“Iya, tolong dipercepat.”

Setengah jam kemudian, Chinta membawa pulang satu kotak perhiasan yang sangat cantik.

Saat Ravi pulang sudah malam jam 10an.

Ravi membawa satu ikat bunga segar: “Maaf Chinta, belakangan ini sibuk kerja tidak menemanimu. Ini bunga kesukaaan freesia, suka nggak?

Saat Ravi mendekati, Chinta mencium adanya bau parfum wanita.

Kepalanya putar sedikit dan melihat di jakunnya ada bekas gigitan kecil。

Bagian kerah kemejanya juga ada bekas lipstik wanita.

Merah merah, sangat jelas.

Chinta senyum dingin, kamu itu sibuk kerja, atau sibuk di Nanda sana bercocok tanam?

“Kenapa tidak bicara?”

Chinta mendorongnya: “Hanya sedikit lelah.”

“Aku gendong kamu pergi tidur?”

Sambil ngomong, Ravi sudah menurunkan badannya, siap-siap untuk menggendong.

Chinta mendorongnya lagi: “Kamu juga sudah capek, buruan mandi dan istirahatlah.”

Ravi mengulurkan tangannya ingin bergandeng, tapi menyadari sesuatu: “Chelsia, mana cincin nikahmu?”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Romantis Bagaikan Buih   Bab 21

    Harus diakui, penampilan Ravi di dalam video sangat mempengaruhi, walaupun orang luar negeri yang tidak mengerti bahasanya juga bisa merasakan keputusasaannya dari ekspresinya dan teks.“Tidak.” Chinta memeluk kucing kecil dengan matanya melihat ke bawah dan bilang, “Setiap orang itu individu mandiri, tidak ada yang harus bergantung pada siapa baru bisa hidup. Kalau dengan begini dia menyerah, itu juga hal yang nggak bisa di apa-apain, nggak mungkin mengorbankan orang lain untuk kebahagiaan dia.”Dia sudah nekad, walaupun Ravi berdiri di depannya menangis separah apapun, dia juga tidak akan balik.Lisa hanya senyum: “Baiklah, kamu dengan tenang tinggal di sini saja. Belakangan ini dalam hutan sering turun salju lebat, jalan menuju kota terdekat pada ditutup, walaupun ada orang yang mengira kalian orang yang sama, juga nggak ada kesempatan untuk hubungi mereka.”Hati Chinta kerasa hangat, dia mencoba mencicipi kue kering yang barusan dibuat, dengan mata merah berkata: “Makasih, kuenya s

  • Cinta Romantis Bagaikan Buih   Bab 20

    Rasionalitasnya sudah dihancurkan sama keputusasaannya, sampai orang tersebut menyebutkan alamat di dalam negeri dengan nggak jelas, Ravi baru dengan senyum pahit menutupkan teleponnya. Di dalam dugaan, orang tersebut membohonginya.Tapi Ravi tidak mempermasalahkannya, karena hatinya sudah capek.Sesudah hari itu, panggilan yang sama tiada henti meneleponnya terus.Pada bilang di tempat mana melihat Chinta, lalu meminta bayaran sama Ravi.Dia tahu di antara mereka banyak penipu, tetapi tetap mentransfernya hanya untuk menangkap harapan yang sangat kecil.Bayarannya seperti batu yang tenggelam di dalam laut, bahkan tidak ada gelombangnya.Tapi Ravi tidak memedulikannya, dia sekarang hanya bisa bertahan hidup dengan harapan kecil itu. Bahkan jika ada yang meminta untuk bertemu langsung, dia juga pergi menemuinya.Kondisi ini biasanya adalah wanita, semuanya pada berpenampilan sangat menggoda dan memiliki niat lain, dengan terus terang berkata: “Pak Ravi, aku masih punya banyak teman, kal

  • Cinta Romantis Bagaikan Buih   Bab 19

    Kualitas kertas yang di lantai sama dengan surat yang ditinggalkan Chinta. Ravi memindahkan buku yang tersisa di ruang baca ke kamar tidur dan menulisnya terus selama beberapa hari.Saat ini, kehilangan makna waktu.Ibu Ravi dengan menangis berkata: “Chinta tidak mau menemuimu, apa gunanya kamu menulis surat minta maaf serumah? Kamu harus bilang langsung ke dia.”Ravi merenungkannya dan mengakui yang dibilang ibunya itu benar, tapi dia sudah terjebak dalam pikirannya tidak bisa keluar. Dia mengangkat matanya yang sudah merah dan bersikeras berkata: “Dia akan tahu, asalkan aku menulisnya sampai habis dia akan maafin aku, iya benar, aku harus dengan sungguh-sungguh......”Suaranya serak, tapi terkesan begitu semangat, bahkan matanya terlihat sangat teguh sampai aneh. Ucapannya sampai setengah, tibaa-tiba dia berdiri dan merebut bukunya, terus menulis dengan tangannya yang gemetar, sambil menulis dan bicara tanpa henti.“Chinta, aku bersalah, kamu pasti akan maafin aku kan? Asal aku tulis

  • Cinta Romantis Bagaikan Buih   Bab 18

    Dia sangat gelisah, tapi visa dan tiket pesawat tidak bisa diselesaikan dengan cepat.Tunggu dia sampai di Norwegia, menghubungi kedutaan dan kantor polisi setempat untuk mencari keberadaan Chinta sudah 3 hari berlalu.Ravi mengetuk pintu apartemen, memanggil Chinta dan berusaha masuk, tapi dihalangin sama pemilik apartemen yang sedang membereskan kamar, dengan penuh waspada: “Kamu siapa?”“Aku mencari Chinta Luna.” Begitu selesai ngomong, takut orangnya nggak ngerti jelasin lagi, “Dia istriku, kami ada salah paham, jadi aku mau menjelaskannya.”Pemilik apartemen langsung melambaikan tangannya dan berkata: “Sini nggak ada orang yang kamu cariin.”“Namanya Chinta Luna.”Pemilik apartemen bilang: “Penyewaku namanya Cahya Arjuna, bukan orang yang kamu sebutin, kamu salah orang.”Cahya Arjuna?Ravi terdiam sejenak dan bingung.“Anda nggak salah ingat?”Pemilik apartemen tidak senang: “Kalau kamu nggak percaya ya sudah.”Sambil ngomong mau menutupin pintunya.Ravi tidak rela membiarkan petu

  • Cinta Romantis Bagaikan Buih   Bab 17

    Seorang tante yang nggak lama ini baru cerai dengan suaminya yang selingkuh, maju menghalangi jalannya dan memarahinya: “Kamu masih muda bisa kerja yang lain, kenapa mesti jadi pelakor merusak hubungan orang lain? Benaran, dasar pelakor!”Nanda melihat orang asing juga memarahinya, membalasnya dengan keras: “Tante, dengan mukamu gini mau jadi pelakor juga nggak bisa, bilang aku pelakor, apa jangan-jangan kamu di buang karena tidak bisa mendapatkan hati cowok?”“Dasar, itu juga lebih baik dari kamu telanjang gini dan dikeluarin!” Tante emosi sampai mau menariknya.Seketika situasi jadi sangat berantakan.Tante tinggal di sekitar sini, sangat cepat sudah memanggil sekelompok temannya untuk datang memarahi Nanda pelakor yang nggak tahu malu, dan orang yang melihat keributan ini juga menyuruh teman-temannya datang melihat, dengan cepat sudah dikerumunin banyak orang.Keributannya sampai di dalam villa pun kedengaran, tapi Ravi mengabaikannya dan fokus dalam dunia sendiri tidak mau keluar.

  • Cinta Romantis Bagaikan Buih   Bab 16

    “Kamu tidak ada hak untuk menilai Chinta, lagi pula kalau fotonya tersebar bukannya impianmu? Kamu fotoin aku dengan jelas, tapi kamu sendiri malah nggak masuk ke kamera, jangan kira aku nggak tahu, kamu dari awal sudah mau dengan cara ini memaksa Chinta untuk pergi kan?”Ravi sekarang sangat sadar, tapi sudah terlambat.Nanda masih ingin beralasan, tapi Ravi sudah sangat benci dengannya, tidak memberikan kesempatan langsung menelepon ke satpam villa dan memberi perintah: “Keluarkan orang yang seharusnya nggak di sini.”Satpam villa selalu siap dalam 24 jam, setelah menerima perintah langsung datang.Nanda tidak mau pergi dengan mereka, masih berusaha melawan: “Ravi, kamu yang suruh aku datang, sekarang kamu mau aku pergi, aku akan langsung pergi, tapi kamu tidak bisa memperlakukan aku seperti ini......”Ravi membalikkan badannya dan jalan menuju dalam rumah, bahkan tidak menoleh sedikitpun berkata: “Jangan sampai aku melihatmu lagi.”“Ravi......”Dengan begitulah Nanda diseret keluar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status