Share

Bab 17b

Begitu Rizal keluar kamar, perasaan Ratih tak enak. Dia seolah de javu mengingatkan pada masa putih abu-abu. Bagaimana Rizal dahulu pernah marah padanya.

"Papa marah ya, Bunda?" tanya Sasti.

"Nggak. Papa nggak marah. Hanya ngasih tahu ke kita. Harus ijin dulu. Bunda yang salah. Bunda minta maaf ya." Ratih mengusap kepala Sasti. Penuh sesal menyelimuti dadanya.

Hingga habis isya, Rizal tidak masuk kamar. Meski Ratih masih samar mendengar suara Rizal ngobrol di luar sana, tapi rasa bersalah berjejalan di dadanya.

"Sasti bobok dulu, yuk. Sudah malam," ajak Ratih.

"Baca buku ya, Bunda. Tapi, Bunda bacanya yang bagus ya...."

Ratih tersenyum dengan permintaan putri sambungnya. "Iya. Tapi, Bunda masih belajar. Janji, besok-besok lebih bagus lagi."

Ratih berusaha mengalihkan pikirannya dari kemarahan Rizal. Namun, hingga Sasti terlelap, pikirannya kembali pada Rizal lagi.

Demi mengusir pikiran yang tak karuan, Ratih keluar kamar. Berharap dia menemukan Rizal di ruang tengah. Namun, te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Asnidar Ummu Syifa
kenapa jadi Ratih yg minta maaf,harusnya Risal yg minta maaf sdh main bentak
goodnovel comment avatar
Septiana Ika Indrawati
ratih jangan bodoh deh, buat apa minta maaf kamu gk salah..laki lu yg salah udh nikah lagi tapi masih nyimpen barang mantan mana main bentak2 pula..kalau aq jadi ratih aq yg balik marah kenapa penuh rahasia bgt sih si rizal
goodnovel comment avatar
Gavrila Tiyasa Gadi
Kalo aku jadi ratih tinggalin rizal memperistri apa mau buat dijadikan bahan bentakan... kek ga dihargai mana barang mantan masih disimpan ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status