Alissa terkejut ketika menyadari pria yang menghangatkan ranjangnya bukanlah Virgo melainkan pria lain, dan parahnya pria itu adalah kakak sepupu dari suaminya sendiri yaitu, Nicholas Ferdian Barata. Bukannya meminta maaf, Nicholas malah meminta Alissa untuk menjadi wanita simpanan. Hal itu membuat Alissa menjadi geram karena merasa pria itu menganggap hina dirinya. Ia menolak dan ingin pergi dari kehidupan Nicholas. Sayangnya, Alissa tak kuasa untuk keluar dari jerat Nicholas karena pria itu adalah CEO baru di perusahaan Alexa tempat dia bekerja. Apakah Alissa akan jatuh ke tangan Nicholas saat mengetahui sang suami telah berselingkuh? Ataukah ia mampu pergi dari kehidupan Nicholas dan membenahi hubungan rumah tangganya yang terancam kandas dengan Virgo?
Lihat lebih banyakNicholas berjalan mendekat ke arah Alissa, bau muntahan terasa menyengat di indra penciumannya. Segera Nicholas menjepit hidungnya sebelum menyentuh leher Alissa. Air dari kran membuat muntahan itu hilang dari pandangan dan Nicholas bernafas lega."Lebih kencang Tuan! Anda punya tenaga tidak?" protes Alissa membuat Nicholas terperanjat. Berani sekali Alissa mengeluhkan tentang tenaga Nicholas. Ingin Nicholas marah pada Alissa, tetapi saat itu Alissa menatap ke belakang pada wajah Nicholas sehingga pria itu tidak jadi protes setelah melihat wajah Alissa yang pucat."Lebih ditekan lagi Tuan, muntahannya tercekat di tenggorokan!" Alissa menyentuh tangan Nicholas dan menekannya ke bawah."Aneh ini orang, bukannya selama ini dia tidak mau disentuh kecuali terpaksa, kenapa sekarang malah minta sendiri?" batin Nicholas masih tidak paham dengan perubahan sikap Alissa. Tak ingin mengulur waktu Nicholas langsung memijit lebih kuat dari sebelumnya."Hoek! Hoek!" Akhirnya Alissa merasa lega set
"Ada apa dengan dia, kenapa sikapnya berubah lebih dingin dari saat awal kami bertemu?" Alissa bertanya-tanya dalam hati. Seharusnya ia senang Nicholas berlaku demikian yang artinya pria itu tidak akan menganggu dirinya dengan hal tak penting seperti kemarin-kemarin. Nyatanya hati Alissa berdenyut sakit. "Ada apa denganku?"Alissa beranjak ke kantin, Silvi melambaikan tangan di sebuah meja. Alissa mendekat dan mengatakan dirinya akan memesan makanan terlebih dahulu sebelum keadaan kantin ramai."Bagaimana dengan adik iparmu itu?" tanya Silvi yang memang tahu bahwa gadis itu suka mengganggu Alissa."Sepertinya baik-baik saja.""Maksudku apa masih suka menganggu?""Saya harap tidak lagi setelah dia berhasil memerasku." Alissa keceplosan, tangannya langsung menutup mulut."Memerasmu?" Mata Silvi terbelalak lebar, sungguh ia tidak percaya Alissa dengan semudah itu dikerjai oleh anak ingusan seperti Wati."Lupakan, aku salah bicara," ujar Alissa tidak ingin memperpanjang pembicaraan. "Aku
"Eh tapi apa maksudmu tadi? Uang yang kamu dapatkan dari Alissa juga hilang?" Rahma menatap mata putrinya dengan tajam. Dia baru sadar dengan ucapan Wati. Aura kemarahan wanita itu terpancar jelas dan membuat Wati langsung menunduk dengan dua tangan saling meremas."Iya Bu.""Astaga misi kita benar-benar gagal." Ternyata apa yang diucapkan secara tidak sadar tadi adalah sebuah kenyataan."Iya Bu, tapi apa yang Ibu katakan tentang bukti itu benar?""Ya.""Hilang Bu? Apa maksudnya ini? Kenapa bisa barengan Bu?" "Mana Ibu tahu, tadi kami pikir kamu yang chat kami karena ada kecelakaan di jalan makanya kami ke tempat ini, kamu pikir ngapain kami di sini?""Aku tadi memang ada gangguan di jalan Bu yang sampai menyebabkan uangnya hilang. Aku dirampok Bu, tapi aku belum sempat hubungi Ibu ataupun Ernia, tapi tunggu dulu! Hapeku dipakai mereka untuk menjebak Ibu?""Ya begitulah Wat, mungkin mereka kenal sama kamu makanya juga ngincar kita juga.""Kalau begitu ini semua sudah direncanakan, ta
Wati memasukkannya uang yang diambil di mesin ATM ke dalam tas pinggangnya lalu berjalan santai ke arah motor. Saat hendak naik ke atas motor, ponselnya terdengar berdering. Wanita itu merogoh ponsel dalam tas lalu mengangkat panggilan telepon."Bagaimana cair?" tanya seseorang dibalik telepon."Cair dong masa beku, hahaha." Wati tertawa keras tidak tahu tempat. Seseorang yang tidak jauh darinya mengawasi gadis itu."Oh ya Bu Rahma memintamu untuk berbelanja sebelum pulang ke rumah. Kebahagiaan ini perlu dirayakan, bukan?""Oh ya jelas! Yasudah deh kalau begitu aku mampir ke mall dulu." Suara Wati terdengar antusias."Cie gaya belanja di mall kayak orang kaya aja, biasanya beli bahan makanan di pasar saja.""Ah iya dong, apa gunanya banyak uang? Lagipula malam seperti ini paling pasar sudah tutup. Oh ya ngomong-ngomong rekamannya masih tersimpan rapi, kan? Soalnya itu masih bisa digunakan di lain waktu untuk memeras si Alissa bodoh itu."Oh tentu saja, yang dihapus kan cuma duplikatny
"Ini pemerasan namanya, gadis itu harus ditindak." Saat Nicholas hendak melangkahkan kaki Alissa langsung menahan lengan pria itu."Tolong jangan lakukan ini Tuan, saya tidak mau kabar dalam foto ini beredar.""Justru karena tidak ingin hal semacam itu terjadi makanya perlu dicegah.""Tapi file-nya saya yakin tidak hanya ada pada Wati tapi pada orang lain juga. Tuan tahu sendiri bukan bahwa anak itu dari tadi di kantor.""Kau benar sekali, gadis itu pasti mendapatkan kiriman dari orang lain. Ada yang memata-matai kita berdua.""Tuan benar oleh karena itu jangan labrak Wati, saya takut dia akan melapor pada Mas Virgo.""Jadi kamu akan membiarkan dia memerasmu? Dia akan semakin menjadi-jadi kalau dibiarkan.""Biar nanti saya tangani Tuan."Nicholas mengernyitkan dahi, dia tidak percaya Alissa bisa menangani masalahnya jika itu menyangkut dengan keluarga Virgo. Ia lalu bertanya," Berapa nomor rekeningmu?""Maksud Tuan?""Katakan saja!" Alissa tidak tahu Nicholas akan melakukan apa mengi
Nicholas menurunkan Alissa lalu memijit kaki sekretarisnya sebelum menarik dengan sedikit keras."Aw!" Alissa mengaduh kesakitan."Sudah mendingan? Kala masih belum bisa jalan aku gendong ke mobil.""Nggak usah Tuan, saya bisa jalan sendiri," tolak Alissa akan tawaran Nicholas."Baiklah kita kembali sekarang," ujar Nicholas seraya mengulurkan tangan ke arah Alissa. Yakin dirinya akan susah bangun sendiri Alissa menerima uluran tangan Nicholas."Sempurna," ujar wanita di balik tembok dimana dari tadi tidak beranjak dan masih mengawasi keduanya. Setelah mengumpulkan gambar-gambar kedekatan Alissa perempuan tersebut langsung mengirim pada Wati.Alissa sendiri berjalan pelan ke menuju mobil dengan Nicholas yang berjalan di belakangnya memperhatikan wanita itu takut-takut jalannya tidak seimbang dan jatuh."Mau aku antar Pulang?" tanya Nicholas saat dirinya sudah menyetir."Ke kantor aja Tuan." Alissa tidak ingin mangkir dari tanggung jawab hanya karena kakinya sakit. Pekerjaannya di kantor
"Hah!" Alissa menghembuskan nafas kasar sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi dan mengganti pakaian. Setelah keluar ia masih melihat Nicholas belum bersiap-siap dan hanya duduk bersandar sambil memejamkan mata, sedangkan Aska sudah pamit pergi terlebih dahulu. Masih ada waktu Alissa merogoh tas dan mengambil alat make-up. Sebagai sekretaris dia harus menjaga penampilan agar tidak mempermalukan perusahaan tempat ia bernaung."Tidak perlu terlalu cantik, kamu bukan untuk dijual!" Seruan Nicholas hampir saja membuat bedak di tangan Alissa melompat. Wanita itu mengelus dada lalu memasukkan kembali bedak dan lipstik ke dalam tas. Untung saja Alissa tidak memiliki riwayat penyakit jantung sehingga tidak terjadi apapun saat dirinya dikejutkan."Berkasnya sudah siap, kan? Kita berangkat sekarang!" Tanpa menunggu jawaban Alissa, Nicholas berdiri dan menarik jas yang sebelumnya ada di kursi kebesarannya. Alissa mengangguk lalu menyusul langkah Nicholas keluar dari ruangan."Waw, Mbak Alis
"Kau bicara apa, kapan aku melakukan itu?" Alissa benar-benar tidak merasa dirinya berciuman dengan Nicholas. Sungguh Wati mengada-ada pikir Alissa dalam benaknya."Nggak usah sok polos deh Mbak, bantu aku agar nggak dipecat dan Mbak aman atau Mbak ingin nama baik Nicholas hancur karena menjadi pebinor dalam rumah tangga orang dan jangan lupakan dengan sikap yang akan Kak Virgo ambil nanti setelah mengetahui semuanya. Kecuali kalau Mbak Alissa siap babak belur."Alissa terdiam sesaat, otaknya berpikir keras lalu teringat pada kejadian di rumah sakit dimana Nicholas mencuri kesempatan dalam kesempitan. Pria tampan itu mencuri ciuman darinya. Alissa menghela nafas berat, entah darimana Wati mendapatkan informasi itu yang jelas Alissa tidak ingin memperkeruh hubungannya dengan sang suami. Apalagi dia tahu Nicholas dan Virgo adalah keluarga juga. Jika berita itu tersebar maka nama keluarga besar mereka akan buruk di mata orang-orang, dan Alissa tidak mau menjadi penghancur dalam hubungan
"Mbak minta uang dong!" Wati yang baru saja melihat Alissa tiba di pintu kantor segera meletakkan alat mengepelnya dan menadahkan tangan di depan wajah Alissa."Apa-apaan sih Wat? Minta uang di kantor enggak malu apa dilihat karyawan lain?" Alissa menatap tajam Wati. Sungguh dirinya menjadi pusat perhatian semua orang akibat ulah adik iparnya itu. Baru datang tiba-tiba dicegat seperti polisi yang ingin menangkapnya. "Aku nggak peduli Mbak Mereka nggak bakal ngurusin kebutuhan aku. Nggak bakal tahu kalau orang lain sedang menahan lapar." Wati sungguh tidak tahu malu. Beberapa karyawan malah menatap serius ke arah keduanya dan mengernyitkan kening."Oh kamu lapar toh." Alissa mengeluarkan dompet dan menarik uang lima puluh ribu dari dalamnya. "Saya pikir ini cukup kalau hanya untuk beli sarapan. Lain kali kalau tidak punya uang dan belum gajian minta saja sama Mas Virgo, biar uang hasil kerja dia ada gunanya." Alissa bergegas meninggalkan tempat dan berjalan tergesa-gesa menuju lift. Di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.