Denyit Ranjang Ibu Tiri

Denyit Ranjang Ibu Tiri

last updateLast Updated : 2024-09-21
By:  GundikOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
60Chapters
2.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Hampir setiap malam terdengar suara ranjang berdenyit keras di iringi desahan dari bilik sebelah. Semua begitu tidak wajar, sebab di kamar tersebut ibu tiriku tinggal, yang membuatku heran adalah ketika beliau sudah lama menjanda sejak kepergian ayah beberapa tahun silam. Setiap malam suara denyit ranjang membuat hati gusar karena kami (Aku dan suami) tinggal di rumah peninggalan almarhum ayahku. Yang membuatku takut adalah setiap hari ibu tiriku tampil dengan pakaian minim bahan juga berdandan layaknya anak remaja. Ibu Tiriku termasuk wanita lenjeh, suka main sana-sini bahkan orang bilang beliau kerap kepergok kencan dengan suami orang. Hal itu membuatku was-was sampai mempertanyakan kesetiaan mas suami. Kelakuan ibu tiriku sangat mencoreng wajah, sampai petaka besar menimpa rumah tanggaku, ibu tiriku tega menghancurkan rumah tanggaku demi memenuhi hasrat pribadinya.

View More

Chapter 1

Denyit Ranjang Marni

Krat....

Krat....

"Lagi lagi suara itu membuatku pusing" Setiap malam pasti suara denyit ranjang selalu mengusik telinga. Entah apa yang sedang di lakukan si pemilik kamar sehingga begitu menggangu tidurku.

Suara denyit ranjang sebelah milik ibu tiriku selalu berdenyit keras ketika malam tiba. Suara berisik selalu membangunkan tidurku. Kamar kami sangat dekat hanya bersebelahan dengan sekat papan kayu saja, jadi suara apa pun kami bisa mendengarnya. Hampir setiap malam selalu terdengar suara denyit ranjang berulang kali seperti di goyang dengan keras. Entah apa yang sedang beliau lakukan di dalam sana, setiap kali di tanya tentang denyit ranjang selalu saja mengelak dengan kalimat (Ranjang sudah reot jelas berdenyit kalau buat pindah posisi) Alasan itu sungguh tidak masuk akal. Bagaimana bisa suara ranjang berdenyit begitu keras secara berkala. Seperti ada sesuatu yang sedang beliau lakukan di kamar tersebut. Pernah sekali mengintip kamar ibu tiri, namun ruangan nampak gelap gulita. Tidak memperlihatkan aktivitas di dalam kamar tersebut. Pasti beliau sengaja mematikan lampu supaya orang tidak bisa mengintipnya. Sungguh mencurigakan sekali. Namun, apa boleh buat tidak ada bukti untuk menjadi bukti kuat.

"Menyebalkan sekali...." Desisku sembari menutup telingan kuat-kuat.

Percuma bicara dengan ibu tiriku karena dia paling pintar mengalihkan pembicaraan. Sudah lama sejak kepergian ayah, aku berniat memintanya pergi meninggalkan rumah peninggalan almarhum ayahku, akan tetapi beliau selalu berdalih sebelum menikah lagi maka rumahnya tetap di rumah kami. Beliau hidup sebagai yatim piatu di kota ini, maka dari itu aku pun tak tega membiarkan beliau pergi sebelum mendapatkan tempat tinggal baru. Biar bagaimana beliau juga ibuku meski tidak ada hubungan darah.

Almarhum Ayah pun pernah berpasan sebelum meninggal, jika apa bila ibu tiriku suatu saat nanti mendapat penganti dirinya, maka rumah dan segala isinya akan menjadi milikku seutuhkan. Akan tetapi, beliau juga berpesan selama ibu tiri belum menemukan jodoh lagi maka dia berhak tinggal di rumah kami selama yang dia mau. Ayah tidak tega membiarkan seorang wanita lontang-lantung di kota besar tanpa sanak saudara atau pun tempat tinggal.

Ya, aku adalah anak tunggal dari pernikahan ayah dan ibu kandungku. Sejak bayi aku sudah menjadi piatu. Ibu meninggal saat melahirkanku. Ayah sangat mencintai almarhumah ibu, tapi beliau juga memikirkan masa depanku. Sehingga pada saat usiaku genap satu bulan ayah menikahi wanita lain. Sebelumnya aku tidak tau bahwa wanita yang selalu ku panggil dengan sebutan ibu itu adalah ibu tiriku. Semua baru terungkap ketika ayah mengalami sakit keras. Beliau memberitahukan semua tentang kebenaran ibu kandungku. Sejak awal hatiku selalu bertanya-tanya kenapa kasih sayang seorang ibu Marni lain dari ibu pada umumnya. Ibu Marni selalu memperlakukan aku dengan tidak baik. Sejak kecil beliau selalu mendidik ku dengan keras. Bahkan belum sekali pun beliau membelikanku baju baru atau seragam baru. Pertama kali masuk sekolah beliau memberiku pakaian bekas yang ia beli di pasar loak. Hanya sekali dalam setahun aku mendapatkan baju baru, itu pun karena ayah tidak tega melihatku berpakaian lusuh di kala lebaran tiba. Ayah seorang pedagang cilok keliling, hasil dari berjualan selalu di ambil ibu tiriku. Ayah tidak memegang uang sepeser pun. Kami hidup sangat sederhana, makan pun seadanya. Kadang pula sampai makan nasi putih lauk kerupuk kalau dagangan ayah sepi. Hidup susah sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kami. Kalau hanya menahan lapar itu sudah biasa, menahan secuil keinginan pun sudah biasa. Semua itu mengajariku bagaimana menjalani hidup di dunia. Meski aku hanya anak dari seorang penjual cilok, tapi aku bisa berhasil lulus dengan ketegori terbaik. Pihak sekolah mengirimku kuliah di luar kota sehingga membuat kehidupan ini mulai berubah. Setelah usai mengenyam pendidikan di universitas tinggi akhirnya aku di dekatkan dengan jodohku. Dia adalah Mas Darwin. Kami menikah setahun silam sebelum ayah meninggal. Mas Darwin bekerja sebagai guru di sebuah madrasah, sedangkan aku bekerja di salah satu perusahaan di pusat kota.

Singkat cerita. Setelah kepergian ayah, Ibu tiriku mulai bertingkah aneh. Penampilannya berubah drastis. Baju minim bahan, make up tebal, dan bibir merah merona. Tidak hanya itu beliau juga sering keluar pagi buta lalu pulang ketika tengah malam. Banyak tetangga mengisukan bahwa beliau adalah pekerja komersial. Semua hinaan terus menimpa keluarga kami, tapi apa dayaku hanya seorang anak tiri. sekedar mengingatkan saja aku pun tidak berani.

Brug......

Dari bilik sebelah terdengar suara benda jatuh membuat tidurku kembali terusik. Entah suara apa lagi itu, tentu sangat menggangu waktu istirahat.

Mencoba menutup telinga adalah hal yang kerap kulakukan setiap hari. "Sebenarnya apa yang sedang dia lakukan? Berisik sekali" sembari menekan bantal di telinga.

Mas Darwin melingkarkan tangannya memeluk erat tubuhku "Jangan hiraukan itu lebih baik kita..." Bisik mas Darwin sembari menyapu ujung telinga. Sekarang aku tidak bisa melayani hasrat suamiku sebab terlalu lelah bekerja. Terpaksa aku menolaknya dengan lembut "Maafkan aku mas tapi tidak untuk malam ini"

Melihat wajah mas Darwin begitu kecewa membuatku tidak enak hati. Dalam berhubungan suami istri harus di lakukan atas dasar suka sama suka, jika salah satu ada yang tidak berselera maka tidak akan mencapai kesenangan. "Lagi lagi kamu menolakku" mas Darwin mulai kesal kemudian membelakangiku. Melihatnya begitu kecewa membuat hati tidak tega. Ku usap lengannya sembari berkata "Maafkan aku, mas. Lain waktu saja ya mas badanku capek sekali...." berusaha merayu mas Darwin meski itu tidaklah mudah.

"Lupakan saja. Cepat tidur sudah malam..." Melepas tanganku dengan kasar.

"Mas jangan merah begitu, malam ini badanku benar-benar capek sekali. Banyak kerjaan di kantor, pengen cepat istirahat. Tolong mas ngertiin bagaimana kondisiku...." Mas Darwin tetap saja diam. Tak mau ambil pusing aku pun mulai kembali berbaring di dekatnya.

Beberapa saat kemudian aku merasakan ngantuk berat lalu memejamkan mata.

"Dia sudah tertidur sekarang saatnya beraksi...." Perlahan Darwin turun dari ranjang dengan berjingkrak pelan keluar kamar. Senyumnya mulai mengembang ketika melihat pintu kamar sebelah sedikit terbuka. Perlahan Darwin mengintip ke dalam kamar nan gelap tersebut. Mendengar suara pria dan wanita saling berpacu dalam kenikmatan, membuatnya senang sekali. Setiap malam Darwin mencuri waktu sekedar mengagumi tubuh wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu mertuanya. Tubuh sintal berisi yang ketap memperlihatkan bongkahan kedua gunung kembar itu mencuri perhatian Darwin sejak pertama menginjak rumah ini.

Tak lama kemudian lampu kamar menyala. Darwin terkejut melihat sosok pria yang bersama ibu mertua ternyata adalah suami dari tetangga sebelah rumah. Sekarang Darwin tau bahwa mertuanya suka bercocok tanam dengan suami orang tanpa memikirkan bahaya mengancam.

"Terima kasih sayang" Pak Dono mencium pipi Marni setelah mereka saling berpacu dalam keindahan malam. Keringat bercucuran membanjiri tubuh keduanya.

Marni membalas ciuman itu dengan manja. "Lain kali jangan cuma sekali atau dua saja, tiga kali pun aku pasti sanggup kok...." Sambil menyentuh dada bidang sang pria.

Melihat adegan itu membuat Darwin panas dingin. Nafasnya terdengar menderu dan nampak keringat dingin mulai bertaburan di wajah. Sudah lama Darwin tertarik pada tubuh Marni. Usia tidak membuat hasrat seseorang berkurang, justru semakin bertambah usia semakin besar pula hasrat dalam dirinya.

Pyar...

Tanpa sengaja Darwin menjatuhkan vas bunga dekat kamar Marni.

"Apa itu? Mas Dono cepat pergi lewat jendela, cepat" Marni segara menyuruh Dono pergi sebelum ada yang melihat mereka.

Menarik nafas lalu merapihkan rambut "Nak Darwin....kenapa malam begini masih di luar?" tanya Marni sembari menatap wajah sang menantu. Darwin terlihat begitu gugup sampai terbata bata "Anu....itu, bu, tadi mau ambil minum eh nggak sengaja nabrak vas bunga punya ibu. Maaf ya buk besok saya perbaiki vas bunganya"

Marni menyentuh lengan Darwin "Tidak masalah hanya vas biasa, biarkan saja. Lebih baik kamu cepat masuk kamar nanti Rika mencarimu" Sambil tersenyum manis.

Ketika sentuhan lembut menyentuh lengan Darwin merasakan sesuatu yang berbeda.

"Ah....maaf ibu tidak bermaksud apa-apa. Kalau begitu ibu masuk dulu ya, kamu cepat istirahat besok harus kerja kan"

Tatapan mata Darwin mulai tertuju pada bongkahan gunung kembar itu. Mata terus melototi keindahan tuhan dengan sesekali menelan saliva. Jika di banding dengan wanita sebaya beliau, jelas tubuh sang mertua masih terlihat indah di pandang. Begitu sintal dan mulus. Wajar saja kalau tubuhnya indah. Marni suka merawat tubuhnya dan beberapa kali dalam seminggu melakukan perawatan.

"Astaga jantungku berdetak kencang sekali...." lirih Darwin sambil mengusap dada.

Marni pun segara menutup pintu kamar. Darwin masih teringat bagaimana keindahan itu membuatnya mulai tergila gila.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
60 Chapters
Denyit Ranjang Marni
Krat....Krat...."Lagi lagi suara itu membuatku pusing" Setiap malam pasti suara denyit ranjang selalu mengusik telinga. Entah apa yang sedang di lakukan si pemilik kamar sehingga begitu menggangu tidurku.Suara denyit ranjang sebelah milik ibu tiriku selalu berdenyit keras ketika malam tiba. Suara berisik selalu membangunkan tidurku. Kamar kami sangat dekat hanya bersebelahan dengan sekat papan kayu saja, jadi suara apa pun kami bisa mendengarnya. Hampir setiap malam selalu terdengar suara denyit ranjang berulang kali seperti di goyang dengan keras. Entah apa yang sedang beliau lakukan di dalam sana, setiap kali di tanya tentang denyit ranjang selalu saja mengelak dengan kalimat (Ranjang sudah reot jelas berdenyit kalau buat pindah posisi) Alasan itu sungguh tidak masuk akal. Bagaimana bisa suara ranjang berdenyit begitu keras secara berkala. Seperti ada sesuatu yang sedang beliau lakukan di kamar tersebut. Pernah sekali mengintip kamar ibu tiri, namun ruangan nampak gelap gulita. T
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more
Mulai Tertarik Dengan Ibu Mertua
Keesokan pagi seperti biasa aku bangun lebih awal. Jarun jam masih menunjukkan pukul lima pagi. Akan ku mulai hari dengan membersihkan rumah sembari mencuci pakaian, setelah itu lanjut masak nasi dan lanjut membuat bumbu ayam goreng kesukaan mas Darwin. Setelah menolaknya malam tadi rasa bersalah selalu menghantuiku. Pagi ini aku berniat membuatkan masakan kesukaannya, nasi uduk dan ayam goreng. Sejak pertama menikah baru kali pertama aku menolak hasratnya, semua karena badan terlalu lelah, lagi pula percuma jika terpaksa meladeni hasrat mas Darwin yang ada dia tidak merasa senang oleh keterpaksaanku. "Kalau ingat wajah mas Darwin tadi malam hatiku terasa hancur sekali, akan tetapi mau bagaimana lagi semalam tidak bisa tidur gara-gara suara denyit ranjang ibu Marni, di tambah lagi bafan rasanya capek banget." jika mengingat kejadian semalam sangat membuatku kesal. Setiap malam tidak pernah bisa tidur pulas sedikit saja. Denyit ranjang itu sangat mengganggu tidurku. Entah apa yang di
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more
Timbul Rasa Curiga
"Astaga, hpku tertinggal di meja kamar" Setelah berjalan tak jauh dari rumah, aku mulai tersadar jika ada sesuatu yang tertinggal di rumah. Melihat jam pada pergelangan tangan, masih menunjukkan pukul setangah tujuh pagi. "Putar balik atau lanjut ya...." Kalau putar balik tentu bisa memakan waktu lebih lama lagi, tapi jika melanjutkan perjalanan, maka bagaimana dengan ponselku jika sewaktu waktu ada panggilan dari atasan. Akhirnya aku pun memutuskan putar balik. Sial sekali pagi ini harus bolak-balik rasanya ingin marah tapi bagaimana lagi semua akibat aku terlalu teledor.Dengan tergesa-gesa aku mulai memarkirkan motor, kemudian berlari kecil masuk ke dalam rumah. Kebetulan pintu tidak tertutup. Langsung saja aku masuk tanpa memberi salam."Rika....kamu kok pulang lagi" Ku lihat mas Darwin berada di depan pintu kamar ibu Marni. Sewaktu pergi pakaian mas Darwin begitu rapi, namun sekarang dua kancing paling atas terbuka lebar, dan keringat bercucuran seperti habis mencangkul saja. Ram
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more
Main Di Dapur
"Mas....mas, mas Darwin" Ketika tanganku tidak bisa menggapai apa yang ingin kungapai, seketika mata ini mulai terbelalak. Entah kemana perginya mas Darwin. Tidak biasanya dia pergi tanpa pamit lebih dulu. Melihat jam dinding menunjukkan pukul sebelas malam. Rasa kantuk terus memberatkan mata ini meski berulang kali berusaha membuka lebar. Setelah sekian lama akhirnya aku bisa tidur pulas tanpa ada gangguan suara denyit ranjang sebelah. Mungkin ibu Marni sedang keluar rumah atau menginap di rumah temannya. Aku tidak perduli mau dia ada atau tiada bagiku sama saja. Sudah lama aku muak dengan keberadaan beliau, bukan tanpa sebab. Pertama gara gara beliau nyawa ayah tidak tertolong, semua karena beliau bersikeras tidak mau membawa ayah ke rumah sakit dengan alasan kami tidak mempunyai cukup uang. Sedangkan pada saat itu ibu Marni punya simpanan perhiasan dari almarhumah ibu kandungku, tapi beliau tidak mau menjualnya dan malah memakainya. Yang kedua setelah kepergian ayah, beliau jadi wa
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more
Di gerebek Warga
"Marni.........keluar kamu....Marni" Pagi hari selah seorang warga berteriak kencang di depan rumah. Ada gerangan apa sehingga membuat mereka berbondong-bondong datang ke rumah kami dengan cara tidak sopan. "Sayang, kenapa di luar ribut sekali?" Mas Darwin yang baru saja selesai mandi langsung menghampiriku."Entahlah, mas. Ayo kita lihat....." Seketika kami keluar kamar. Mengintip dari celah jendela ruang tamu "Mas, kenapa di luar ada banyak orang (Kami saling melempar pandang) kira-kira ada apa, ya?" Dari balik tirai jendela kami melihat sekumpulan warga berdiri sambil mengacungkan tongkat yang terbuat dari kayu. Mereka nampak begitu anarkis dengan terus berteriak memanggil nama Ibu Marni. Kebanyakan kaum ibu terus meneriaki nama ibu Marni. Entah kesalahan seperti apa yang telah beliau perbuat sampai para warga berkumpul depan rumah dengan menampilkan wajah kesal.Mas Darwin ikut mengintip "Lebih baik kita jangan keluar dulu tunggu sampai mereka pulang""Marni....keluar kamu jang
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more
Marni Di usir Warga
"Jadi kamu juga mau mengusir ibumu dari rumah ini? Apa kamu tidak mau menjelaskan pada mereka bahwa ibu akan tetap tinggal di rumah ini sesuai pesan terakhir bapakmu? Apa kamu lupa, atau kamu memang ingin ibu keluar dari rumah ini, iya begitu?" ibu Marni menatapku penuh emosi. Matanya seolah tidak terima atas tuntutan warga sekitar. Sejak sidang pagi tadi aku hanya terdiam tanpa bicara sedikit pun padanya. Sungguh, aku pun tidak menyangka begitu tega ibu tiriku merebut suami orang, tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Selama ini benar isu di luar sana bahwa ibu tiriku bukan wanita baik-baik. Sudah banyak orang memberitahu padaku akan tabiat buruk bu Marni, tapi sama sekali tidak ku hiraukan. Cinta kasih ku pada beliau begutu tulus dan besar sehingga mataku di buatnya buta, telinga serasa tuli, dan hati seakan mati rasa. Jujur aku begitu bodoh sampai tidak mengenali siapa ibu tiriku sebenarnya. "Seharusnya kamu membela ibu bukan malah diam sepertin patung, ingat ya tanpa aku mungkin k
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more
Pura-pura Sakit Demi Bertemu Ibu Mertua
Tok, tok...."Masuk...." seorang pria berkaca mata melihat seseorang membuka pintu. Menurunkan kaca mata seraya berkata "Pak Darwin? ada hal penting apa sepagi ini menghadap saya?" Dengan wajah di buat seolah merintih kesakitan "Sebelumnya saya minta maaf pak, sepertinya saya tidak dapat mengjar hari ini karena tiba-tiba saja badan terasa tidak enak. Kalau bapak berkenan saya mau minta ijin pulang lebih awal soalnya kepala saya migran, pak." Berharap bapak kepala sekolah percaya dengan aktingnya. Meski bukan hal baru baginya tetapi ijin kepala sekolah sangat di butuhkan.Melepas kaca mata sembari memicingkan mata "Saya lihat akhir-akhir ini pak Darwin kerap minta ijin dengan alasan sakit, apakah itu suatu kebetulan atau ada unsur kesengajaan?" Beberapa hari ini memang Darwin kerap minya ijin dengan alasan sakit. Sekali dua kali tidak menimbulkan kecurigaan, untuk selebihnya timbul rasa curiga.Memijat kepala "Saya tidak berbohong, memang saya pusing, pak. Tapi jika bapak tidak member
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more
Ketahuan Selingkuh
Sebulan kemudian...Marni mulai kerap bertemu dengan Darwin di tempat umum. Kali ini Marni meminta Darwin untuk menemaninya belanja di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di tengah kota. Mereka nampak tidak segan memamerkan kedekatan yang terjalin setelah beberapa bulan berpeluh bersama. Entah sihir dan jampi-jampi seperti apa sehingga membuat Darwin begitu bern4fsu pada Marni. Hampir setiap pertemuan pasti akan mereka gunakan peluang dengan sebaik mungkin. Hasrat menggebu memupuk puluhan dosa. Tidak hanya sekali bercInta namun bisa satu, dua hingga, tiga kali dalam sekali pertemuan. Tergantung mood masing-masing. Terkadang badan lelah menjadi faktor utama ej4kulas1 dini. Belum lagi ketika harus memenuhi kewajiban atas istri tentu Darwin butuh banyak waktu memulihkan tenaga. Sepanjang jalan mereka lalui bersama saling bercanda sampai menjurus hal sensitif. Mereka nampak begitu senang. Sering kali membahas adegan ranjang model seperti apa lagi yang akan mereka perankan nantinya, sunggu
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more
xxx
"Mas....kamu habis belanja, ya? Sebanyak itu?" Baru saja mas Darwin masuk rumah mataku mulai tertuju pada beberapa paper bag di tangannya. Tidak biasanya suamiku itu belanja sendirian. Bahkan jarang sekali dia mau belanja barang sebanyak itu. Ku letakkan sebuah majalah yang baru tadi aku beli di jalan ketika perjalanan pulang, lalu menghampirinya. Melihat wajah mas Darwin sepertinya dia sedang banyak pikiran.Meletakkan paper bag sembari menghempaskan tubuh "Sebentar lagi adalah hari guru, jadi mas berniat beli kemeja baru untuk di kenakan pas peringatan hari guru nanti. Kamu tau sendiri kan semua muridku begitu totalitas memperingati hari besar guru, jadi mau tidak mau harus tampil sempurna." Ucap Darwin berdalih dari kenyataan."Tapi kok tumben tidak mengajak ku?" Menarik nafas berat "Bukannya kamu selalu sibuk setiap hari? mana ada waktu menemani suami belanja," Mendengar ucapan mas Darwin, aku pun jadi merasa bersalah. Memang ku akui akhir-akhir ini banyak sekali tugas kantor me
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more
Tamparan Mas Darwin
"Ini lipstik dan parfum milik siapa, mas?" Ku tatap mata suamiku ketika dia baru saja keluar dari kamar mandi. Tangannya masih memegang handuk setelah keramas. Gerindil air masih membasah sebagain wajah. Hati terasa gusar, bagaimana kalau memang kecurigaanku benar? mungkinkah suamiku ada main dengan ibu tiriku? apakah mungkin suamiku tega menyakiti hati ku? dan masih banyak lagi pertanyaan di dalam hati ini. Darwin melihat lipstik dan parfum milik Marni terbawa olehnya, raut wajah gugup terlihat jelas "Oh itu, jelas untuk kamu, sayang. kalau bukan untukmu lalu untuk siapa lagi...." Dengan santai mas Darwin menjawabku. Namun, dari cara bagaimana reaksinya ada hal anahe di matanya."Untukku? Apa kamu yakin, mas?" Berusaha mengulik kebenaran dari balik matanya. Seketika melihat reaksi mas Darwin yang langsung membuang muka dengan menggaruk kepala jelas dia sedang berbohong. Empat tahun sudah kami menjalin cinta, jadi sekecil apa pun reaksi Mas Darwin dalam mengekspresikan mimik wajah da
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status