Share

Devil's  Scarecrow
Devil's Scarecrow
Author: Faiz Alkeren

Prolog: Ketika Awal dari Kengerian itu

Daun-daun jagung seolah menari-nari dalam keremangan. Matahari senja turun perlahan menyisakan awan hitam diatas  permukaan lautan jagung pertanian desa Sriwilli.

Senja benar-benar turun. Wiwa, seorang wanita muda  berjalan perlahan diantara barisan jagung kering di pertanian jagung milik ayah mertuanya. Ia sudahdianggap seperti anak kandungnya sendiri. Johan, ayah mertuanya seperti sudah tahu pada keadaan dirinya, yang belum juga dikaruniai seorang anakpun diusia pernikahan yanghampir tujuh tahun.Suaminya, Begi, rumah tangga mereka baik-baik saja.

          Wanita berusia lebih dari tiga puluh tahun ituadalah sosok yang mandiri dan selalu membantu pekerjaan suaminya di ladang. Menjelang masa-masa panen, keluarga Johan sangat kewalahan. Pertanian jagung yang berhektar-hektar membutuhkan tenaga banyak.

          Masalah datang menjelang masa panen.Burung-burung pengganggu yang datang dari berbagai penjuru. Mereka menyerbu dan merusak tongkol-tongkol jagung sehingga jatuh sebelum waktu panen. Sebagai menantu yang rajin dan tidak suka berdiam diri didalam rumah, seperti biasanya sore itu ia pergi untuk memastikan burung-burung itu tidak merusak ladang. Setidaknya tidak disana bisa meminimalisasi kerusakan yang dialami.

          Dengan langkah-langkah kecilnya, Wiwa berjalan menelururi lorong jalan setapak di tengah ladang.  Beberapa burung yang dijumpai,  berhasil diusir dengan menggunakan galah. Karena terlalu asyik, wanita itu lupa waktu dan kemalaman di tengah ladang. Beruntung sinar bulan menerangi  langkahnya. Namun, keanehan terjadi. Ia  tersesat dan sulit menemukan jalan pulang.

           Wiwa terus berusaha dan sampai di ladang jagung yang masih muda. Daun-daun kehijauan itu tampak suram ditempa sinar bulan. memantulkan bayangan yang menyeramkan. Sejenak ia heran, kenapa  diwaktu menjelang panen, masih ada tanaman jagung muda yang belum bertongkol. Rasa penasaran membuatnya masuk lebih dalam. Disana ia menemukan sosok orang-orangan sawah yang terpancang tak bergerak. Lama wanita itu memperhatikan sosok itu dengan bergidik. Semakin lama, orang-orangan sawah semakin menakutkan. Dan baru disadari, kedua tangan orang-orangan sawah bergerak-gerak. Memperlihatkan kuku-kuku tajam.

          Wanita itu terkejut dan berlari ketakutan. Namun sial, kakinya tersandung pematang ladang dan jatuh di bawah tanaman jagung. Ia mendapati kakinya terkilir. Belum sempat berdiri, tiba-tiba tangan dan kakinya tidak bisa digerakan. Solor-solor daun jagung  menjeratnya kuat-kuat. Tidak ada kesempatan untuk  menghindar. Di Saat dirinya hanya bisa berteriak histeris, sehelai daun jagung kering dengan cepat masuk ke dalam mulutnya. Merobek semua isi tubuhnya. Dan mati dalam sekejab.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status