Home / Fantasi / Dewi Medis Kesayangan Kaisar / Bab 4 - Perjamuan Makan Siang

Share

Bab 4 - Perjamuan Makan Siang

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2024-09-19 12:33:48

“Tabib Liu, kau masih di sini?” sapa orang yang baru masuk.

Yinlan membuka mata dengan terkejut. Apakah ada orang lain di dalam gudang obat ini selain dirinya dan A-Yao? Dia merasakan tubuh A-Yao berkeringat dingin dan sedikit gemetar. Pelayan ini, pasti sudah sangat ketakutan.

Beberapa langkah dari mereka, dua orang pria saling berhadapan, salah satunya memakai seragam resmi tabib kekaisaran, satunya lagi memakai seragam resmi pengawal kekaisaran.

Tabib kekaisaran itu masih muda, bernama Liu Xingsheng. Meski muda, dia terkenal berwawasan luas dan berbakat, pernah menyembuhkan kaki ibu suri yang tulangnya patah.

Pengawal Kekaisaran yang berinteraksi dengannya tampak menghormatinya. Liu Xingsheng tersenyum ramah, “Aku baru kembali dari pekerjaanku, meletakkan sisa bahan obat dan beberapa rekam medis.”

Pengawal Kekaisaran itu mengangguk-angguk. “Tabib Liu, segeralah beristirahat.” Dia meninggalkannya di dalam ruangan obat. Liu Xingsheng mengangguk, matanya sedikit melirik ke arah jendela yang setengah terbuka.

Dia berjalan keluar dari ruangan, kembali mengunci pintu, mengabaikan dua orang yang sedang bersembunyi di balik lemari tinggi.

Xie Yinlan menghela napas lega, "Dia mengunci pintu tapu mengabaikan jendela yang terbuka."

Dia melepaskan A-Yao dari pelukannya. Pelayan kecil itu juga tampak lebih tenang sekarang.

“Selir Xian, kita selamat.” A-Yao tersenyum senang.

“Ayo kita pulang,” ajak Yinlan.

Mereka bersama-sama melewati jendela yang sama, pelan-pelan menutupnya dengan rapat. Lalu mengendap-endap meninggalkan halaman depan Balai Kesehatan Istana.

“Tunggu dulu!” Di depan istana Mingyue—Kediaman Permaisuri, Yinlan menghentikan langkahnya.

“Ada apa, Selir?” A-Yao bertanya panik.

“Apakah kau tahu siapa yang biasanya menyiapkan makanan pagi untuk Permaisuri?” tanya Yinlan.

A-Yao berpikir sejenak, lalu dia berkata, “Di bagian dapur istana, ada Koki Zhang yang secara khusus menyiapkan makanan untuk Permaisuri, Selir.”

“Jam berapa Koki Zhang memasak untuk sarapan Permaisuri?”

“Hmm …,” A-Yao berpikir lagi, “Mungkin pukul lima pagi, Selir …, aku tidak terlalu yakin, tapi dapur istana beroperasi sejak pukul lima pagi.”

Seperti mendapatkan emas sebesar gunung, Yinlan tersenyum puas. Suasana hatinya mendadak menjadi begitu bagus.

Dia mengajak A-Yao segera pulang ke kediaman dan tidur. Dia bilang, keesokan harinya akan ada kejutan yang sangat menyenangkan bagi mereka berdua.

Tunggu saja.

***

“Selir Xian! Selir Xian! Bangunlah!” A-Yao sudah mengguncang tubuhnya pagi-pagi buta. Membuat Yinlan mendengus kesal.

Dia baru tidur selama satu jam. Tapi sudah dibangunkan lagi. Dia kembali menarik selimut, meringkuk nyaman, “Biarkan aku tidur sebentar lagi.”

“Tidak bisa, Yang Mulia Selir! Lihatlah siapa di depanmu?” A-Yao menariknya agar segera duduk.

Dengan terpaksa, Yinlan menurutinya, tangan kanannya bergerak menggosok mata yang masih setengah terpejam. Berusaha menatap dengan baik sosok-sosok wanita di dalam kamarnya.

Mereka tampak sangat asing, seperti bukan orang-orang yang biasa berkeliaran di sekitar kediamannya di sudut harem yang kecil dan kumuh ini.

“Siapa dia?” Yinlan menunjuk dengan jari telunjuknya.

A-Yao melotot tidak percaya. Bagaimana mungkin Selir Xian menunjuk wanita itu dengan jari telunjuknya?

“Itu adalah Pengurus Etiket Lu.” A-Yao berbisik di telinganya.

“Pengurus etiket? Apakah dia kepala pelayan di harem?” Yinlan bertanya dengan bisikan yang lebih halus.

A-Yao mengeluh dalam hati. Kenapa setelah keracunan, majikannya jadi sedikit bodoh? Bahkan tidak mengingat siapa Pengurus Etiket Lu.

“Dia adalah wanita paling menakutkan di harem, Selir. Jangankan seorang Selir Xian, bahkan Permaisuri pun tetap harus menghormatinya. Dia adalah orang yang mengajari etiket pada wanita bergelar apa pun yang akan memasuki harem. Dulu, bukankah kau juga diajari tata krama wanita olehnya?”

Yinlan kembali menatap Pengurus Etiket Lu. Di belakang wanita tua dengan rambut yang separuh beruban itu masih ada lima orang pelayan kecil yang membawa nampan berisi pakaian, perhiasan dan bahkan makanan pagi.

Dia merutuk dalam hati, kenapa Pengurus Etiket Lu tidak muncul dalam ingatan pemilik tubuh ini saat dia berusaha mengingatnya? Astaga, ini merepotkan.

Xie Yinlan segera berdiri, dia membungkuk sopan di depan Pengurus Etiket Lu, mati-matian berusaha menunjukkan bahwa dia adalah wanita yang tahu etika dan sopan santun.

“Selamat pagi, Pengurus Etiket Lu.” Xie Yinlan mengulas senyum tipis, dengan kepala sedikit menunduk, dia menyapa dengan anggun.

“Yang Mulia Selir Xian, kamu diperintahkan oleh Yang Mulia Kaisar untuk mengikuti perjamuan makan siang keluarga kekaisaran.” Pengurus Etiket Lu berkata dengan tegas.

Xie Yinlan melotot terkejut, dia menahan napas dengan wajah tegang. Tiba-tiba sekali? Gumamnya dalam hati, sama sekali tidak mempercayai keajaiban ini.

Mungkinkah trikku berjalan sesuai rencana? Dia diam-diam merasa puas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Special Chapter : Sudah Tahu Cara Melindungi Wanita

    Istana Guangping menjadi sangat ramai lima tahun ke depan. Dua orang anak yang terlihat sangat mirip setiap hari berlarian di halamannya, saling mengejar, saling mencoba menjatuhkan. Satu anak adalah perempuan, dia memegang pedang kayu dan terus mengarahkannya pada si anak laki-laki sambil berkata, “Berhenti, penjahat!” Semenatra yang laki-laki tertawa riang, terus berkata bahwa si anak perempuan tidak akan bisa menangkapnya. Di dalam istana, Yinlan sedang sibuk menatap sejumlah tusuk rambut di atas meja. Bingung memilih mau pakai yang mana. “Bagaimana dengan ini?” Jing Xuan menunjukkan tusuk konde yang berwarna perak dengan batu giok putih yang indah. Yinlan menggeleng, “Aku rasa aku sudah memakai itu kemarin lusa.” “Tidak apa, pakai lagi saja.” Jing Xuan menguap, sudah satu jam dia berdiri di depan meja rias Yinlan, dan gadis itu masih belum menentukan akan memakai apa. “Aku pakai ini saja lah.” Yinlan mengambil tusuk rambut bunga rong yang pernah Jing Xuan berikan padanya du

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 223 (END) - Wanita Paling Beruntung

    A-Yao tampak kerepotan, menerima sejumlah hadiah dari tamu-tamu luar Ibukota yang menghadiri pernikahan terbesar di seluruh Kekaisaran Jing ini. “A-Yao, sampaikan ucapan selamatku pada Permaisuri, ya?” terlihat Nona Kelima Jiang tersenyum ramah sambil menyerahkan sebuah kotak kayu besar. A-Yao mengangguk sambil tersenyum, “Terima kasih sudah datang.” Mao Lian berdiri di dekat pintu sambil menatapnya dengan tatapan remeh, “Kau tampak sibuk, A-Yao.” A-Yao mendengus sambil menatap tajam ke arahnya, “Dari pada diam menjadi pagar seperti itu, lebih baik kau membantuku.” Mao Lian terkekeh lalu menghampirinya. Sebelum mulai membantu, dia mendekatkan mulutnya ke telinga A-Yao dan berbisik, “Baru saja Yang Mulia memberkati pernikahan untukku, A-Yao. Apakah kau terkejut?” A-Yao terdiam kaku, matanya membulat sempurna, berkedip beberapa kali. “Be-benarkah? Bagaimana mungkin,” A-Yao menyeringai tipis, mencoba mengendalikan perasaannya yang tidak karuan. Dia membatin, ‘Diberkati pernikahan?

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 222 - Lebih Dari Teman

    Yinlan merebahkan tubuhnya di ranjang, Jing Xuan menjadikan pahanya sebagai bantal. Tangannya bergerak mengusap pelan helai rambut panjangnya. Aroma wangi ini, Jing Xuan sangat merindukannya. Sejak baru tiba sore lalu, Yinlan sama sekali tak mau melepaskannya. Dia selalu tersenyum dan berkata harus selalu bersama untuk menebus hari-hari saat berpisah. “A-Yin, berapa bulan lagi sampai hari kelahirannya?” tanya Jing Xuan, memecah keheningan. “Hm …,” Yinlan berpikir sejenak, “Ini sudah lama memasuki bulan ke-tujuh. Sebentar lagi bulan ke-delapan.” “Sebentar lagi, ya ….” Jing Xuan menghela napas, “Tapi dua bulan lagi sangat lama.”“Jika melewatinya bersama-sama, harusnya tidak terlalu lama.” Yinlan tersenyum lebar sampai matanya menyipit. “A-Yin, aku tidak bisa menepati janjiku untuk menikahimu di ujung musim dingin.” Jing Xuan menunduk merasa bersalah. Yinlan menepuk punggung tangannya, “Kita menikah di awal musim semi saja. Bukankah itu bagus?” “Apakah menurutmu begitu?” Yinlan

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 221 - Papan Arwah Istri Tercinta

    Dua minggu kemudian. Kabar mengenai kepulangan Jing Xuan telah tiba di Istana. Semua orang menyambutnya di depan gerbang istana, termasuk Yinlan dan Ibu Suri. Kabar peperangan dengan Negara Shang yang mendadak itu juga telah sampai di Ibukota sejak dua minggu lalu. Para warga merasa bersyukur saat tahu sang Kaisar berada di sana untuk meredakan kekacauan. Kini, mereka sudah berkumpul di tepian jalan untuk menyambut Kaisar mereka. Melempar bunga dengan wajah tersenyum lebar, sambil memanjatkan do’a dan pujian untuk pahlawan nomor satu itu. Jing Xuan hanya menaiki seekor kuda hitam, tidak ada tandu atau kereta kuda yang mewah yang menemaninya. Di belakangnya hanya ada dua orang tabib, dan sepuluh orang prajurit yang mengantar kepergiannya. Itu sungguh hanya kepulangan sederhana yang tidak disiapkan secara khusus. Namun semua orang justru merasa senang untuknya dan mengucapkan beribu-ribu kata syukur. Jing Xuan juga secara khusus turun dari kudanya dan menggendong anak-anak usia tig

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 220 - Tanah dari Kampung Halaman

    Kamp Militer Perbatasan Utara. Jing Xuan duduk tegak di kursi, wajahnya sangat serius. Dia sedang membaca sebuah buku. Buku medis kuno yang Shangguan Yan bawa dari ruang bawah tanah beracun milik Ye Qing di Tingzhou. Dalam buku itu, tertulis bahwa Teratai Hitam bukanlah racun. Melainkan sejenis obat mujarab yang bisa membentuk ketangguhan fisik luar biasa, obat yang bisa menetralisir semua jenis racun yang tumbuh di dunia ini. Obat itu memberikan efek samping yang cukup kejam bagi pemakainya. Semua gejala menyakitkan yang Yinlan alami setiap bulan itu adalah efek sampingnya. Dan selamanya tidak bisa dihilangkan. Dalam setiap bulan, akan selalu ada hari di mana tubuh itu sendiri tiba di titik terlemahnya. Jing Xuan menggeram, “Kenapa aku tidak mengalami siklus bulanan ini juga? Padahal aku jelas-jelas meminumnya, kan?” Xi Feng menghela napas, “Yang Mulia, Teratai Hitam yang kau minum itu hanya semangkuk penawar racun saja, bukan lagi jenis obat yang sama. Permaisuri meminum selur

  • Dewi Medis Kesayangan Kaisar   Bab 219 - Ibu Yang Tidak Layak

    Satu minggu kemudian, Selir Agung Qin ditemukan di Prefektur Barat Ibukota. Jubah kekaisarannya entah hilang ke mana, semua perhiasan emas yang melekat di tubuhnya juga telah raib. Pangeran Ming menggunakan kereta kuda untuk membawanya kembali ke Istana. Sepanjang perjalanan, Selir Agung tidak mengeluarkan sepatah kata pun meski Pangeran Ming berada tepat di depannya. Pangeran Ming tidak berharap wanita itu akan bertanya tentang kenapa dia ditangkap, atau mau membawanya ke mana. Dia berpikir wanita ini akan menanyakan keadaan putranya. Namun keduanya sama sekali tidak terdengar keluar dari mulutnya. Pangeran Ming menghela napas, dia mengeluarkan sapu tangan dengan bordir lambang Keluarga Jing miliknya. Lalu dia meletakkannya di atas paha Selir Agung dan berkata, “Sekalah kotoran di wajahmu. Haoyu tidak akan suka melihatnya.” Selir Agung tersenyum tipis, “Aku bahkan tidak pantas mengambil barang milik Keluarga Jing kalian.”“Memang benar …, lagi pula, untuk apa kau memedulikan pen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status