Pernah merasakan gak sih, semasa sekolah kalian menulis Diary? Pernah merasakan juga kalian diikuti penguntit? Tapi tahu tidak? Kejadian ini di alami sendiri oleh Lisa, si gadis remaja sekolah yang kere dan banyak berkhayal dengan tingkat kehaluan yang tinggi. Namun bukan Lisa yang diikuti penguntit, tapi dia sendiri yang menjadi penguntit. Penguntit yang kurang beruntung, disaat kelulusan sebentar lagi, disaat itu pula Lisa baru menyadari ada lelaki super tampan di sekolahnya. Bermodalkan Diary, Lisa menuliskan semua apa yang dilakukannya sehari-hari dengan menjadi penguntit lelaki itu dan berhenti sampai Diary nya hilang. Beberapa tahun kemudian, Diary yang hilang tiba-tiba kembali dan itu menjadi awal dimana kehidupan Lisa berubah 360 derajat.
View MoreHari yang begitu melelahkan untukku ditambah terik matahari yang tak berpindah sedikitpun diatas kepalaku begitu menyengat membuatku terpaksa harus memesan minuman di kafe mahal ini. Kafe yang hanya biasanya aku lewati saja, kini aku sedang duduk di kursi yang berada diluar menunggu minuman yang sudah dipesan. Bukannya tidak mau, tapi harga satu minumannya saja disini sudah membuat dompetku menganga. Bayangkan saja, lima minuman disini setara dengan gaji ku selama dua minggu.
Ah kalau saja dia tidak menyuruhku untuk bertemu disini, aku tidak akan mau. Tapi aku benar-benar penasaran dengan orang itu yang sudah berani-beraninya membuka bahkan mungkin sudah membaca semua isi Diaryku. Pagi ini, aku temukan diary ku yang telah usang dan telah hilang enam tahun yang lalu tepat di depan pintu kontrakan. Tidak perlu berlama-lama aku untuk mengenalinya karena dengan jelas sekali aku langsung hafal kalau itu adalah diary ku. Diary berwarna merah muda yang kini telah pudar dimakan usia dengan gantungan berbentuk love yang masih menempel. Dengan cepat ku ambil dan kubuka semua isinya, tidak ada keanehan dalam diary ku semua tampak baik-baik saja bahkan tidak ada bekas sobekan apapun sampai aku melihat dibagian belakang ada tulisan yang tidak sama dengan tulisan di halaman halaman lain. Kupastikan itu tulisan tangan orang yang berbeda. Benar saja, saat aku membacanya dengan cepat ku tutup mulutku yang sudah terbuka lebar akibat terkejut.
"Gadis ceroboh! Bisa-bisanya meninggalkan curhatanmu dibuku jelek ini. Aku sudah membaca semuanya!" Begitu tulisan yang ada di dalamnya.
Sampai tulisan selanjutnya orang itu menyuruhku untuk bertemu di tempat yang dia janjikan, kalau tidak datang bisa dipastikan curhatan ku berada di surat kabar besok. Begitu isi pesan nya. Memangnya siapa nya dia? Mau menyebarkan curhatanku. Tidak, bukan itu yang penting. Isinya lah yang penting, curhatan ku di diary itu hanya tentang satu lelaki dari halaman pertama sampai halaman terakhir sebelum diary ku hilang, aku hanya membicarakan lelaki itu. Jika besok dia membaca nya disurat kabar, bisa gawat. Mau ditaruh dimana muka ku dan harga diriku.
Dan saat inilah aku disini sedang menunggu orang itu. Entah lelaki atau perempuan yang penting aku sudah disini sesuai janji nya. Minuman datang, dengan cepat ku raih dan ku minum setelah sebelumnya aku aduk-aduk dahulu. Ah sungguh segar ketika cairan manis dan dingin itu melewati kerongkonganku. Biarlah, sesekali tidak ada salahnya aku minum ditempat mahal ini. Kafe dengan style anak muda kekinian ditambah interior bangunan yang dapat memanjakan mata cocok untuk berselfie ria. Belum lagi tempatnya yang strategis, jadi wajar saja kalau harga satu minuman ini setara dengan sembilan cup jus buah yang biasa ada dipinggir jalan.
Oh iya, aku Lisa Ayudia usiaku duapuluh empat tahun. Saat ini aku bekerja sebuah salon kecantikan, memang gajinya tidak besar tapi minimal bisa memberiku makan dan membayar uang kontrakan tepat waktu. Orangtuaku? Ayah bekerja sebagai buruh, sedangkan ibuku berjualan gado-gado dirumah. Memang mereka melarangku untuk bekerja tapi aku sadar, tidak selamanya aku harus merepotkan mereka. Toh aku sudah lulus kuliah tahun kemarin, aku tidak ingin lagi membebani mereka. Jadi kuputuskan untuk mencari kerja di kota bermodalkan nekad sampai akhirnya aku menemukan pekerjaan di salon. Walaupun itu bukan tipe ku tapi aku bahagia disana. Bekerja dengan orang-orang baik dan ramah. Sampai akhirnya aku bisa menyesuaikan diri.
Ah lama juga dia datang, sambil menunggu aku membuka kembali lembaran diary ku. Belum sempat aku baca karena tadi pagi bertepatan dengan diriku yang ingin berangkat kerja lalu dengan cepat aku mengurungkan niatku untuk ke salon dan memilih duduk disini. Awas saja jika nanti gaji ku dipotong, itu pasti gara-gara kamu tukang kepo diary sialan.
Lembaran pertama.
Enam tahun yang lalu.
Dear Diary ...
Hari ini gue ketemu sama cowok ganteng banget, tau gak? Ternyata dia satu sekolah sama gue. Kenapa setelah gue udah kelas tiga dan mau lulus dari sekolah ini, kenapa baru sekarang ketemu nya? Telat banget gue liat rezeki wajah cowok ganteng. Sumpah dia ganteng banget tapi gue gak tau siapa namanya yang jelas seragam yang dia pake sama kayak seragam sekolah gue.
Kulitnya putih banget kalo dipegang pasti mulus banget kayak kulit bayi. Rambutnya yang diponi kepinggir kayak oppa-oppa korea, tinggi pula. Gue aja tingginya 160cm masih harus mendongak ke atas untuk liat dia. Kira-kira tinggi cowok itu 180cm menurut gue. Kalau di ibaratkan dia kaya Siwon Super Junior.
Gue ketemu sama dia gak sengaja sih, pas pulang sekolah gue lari terburu-buru pengen ke warung nyari minum. Haus banget habis pelajaran orlahraga, gak sengaja gue nabrak dia.
"Aduuuh!" Gue yang nabrak kenapa gue yang jatuh. Dia masih berdiri dengan kokohnya liatin gue tanpa ada tanda-tanda mengulurkan tangannya untuk bantu gue berdiri. "Sorry-sorry, gue tadi gak liat. Buru-buru sih." Dengan cepat gue berdiri untuk melihat lebih jelas wajahnya.
Oh my God, sumpah ganteng banget walaupun dia liatin gue tanpa senyum. Gue liatin baju seragam nya putih banget, bersih kayak baru beli dari toko. Gue lirik logo sekolahnya ternyata sama kayak gue. Tanpa membawa tas dipunggung nya dengan gaya tangan satu dimasukin ke dalam saku celana makin tambah cool aja. Gue terus menatapnya walaupun dia terlihat risih gue tatap. Bodo ah, yang penting gue nikmatin dulu wajah tampan bak malaikat itu di depan gue. Jarang-jarang kan gue bisa ketemu sama orang tampan mirip boyband Korea itu.
Gue pengen tau namanya, plis ngomong. Tapi tak berapa lama yang gue dengar ada helaan napas panjang dari mulutnya mungkin dia pengen cepet-cepet pergi karena diliatin terus sama cewek kayak gue. Baju seragam yang sudah menguning, tas selendang yang sudah dimakan usia, sepatu bagian depan yang terlihat kelaparan menganga terus minta di lem. Rambut hanya di ikat satu dibagian tengah. Ah bener-bener 360 derajat kalau dibandingkan sama cowok tampan itu.
Benar juga, dia langsung pergi ninggalin gue gitu aja yang masih terpesona dengan ketampanannya. Dengan cepat gue berbalik, "Lo satu sekolah sama gue?" Dia terus melangkah tanpa melihat gue. "Lo anak baru?" teriak gue namun cowok itu hanya semakin menjauh.
Ok, gue masih penasaran dengannya. Anak baru? Atau anak lama yang baru gue tahu? Yang jelas dia satu sekolah sama gue, besok gue pengen tahu namanya dan harus tau siapa namanya cowok itu karena tadi gue perhatiin di baju seragamnya gue gak nemu papan nama dia di dadanya. Sayangkan ketemu orang ganteng di biarin begitu aja. Kalau gue beruntung, jadi pacar gue lah, hihihi.
Honeymoon atau bulan madu bagi setiap pasangan yang sudah menikah adalah sebuah impian. Setelah menikah, malam pertama mereka lakukan sebagai suatu kenangan manis yang selalu terikat dalam memori mereka. Ya, namun bagi pasangan ini, Lisa dan Raffa. Mereka melakukan malam pertama setelah tiga bulan pernikahan. Wanita itu bahagia, walaupun sudah lewat masa nya tapi ini yang pertama bagi mereka.Malam pertama tidak perlu selalu dilakukan setelah mereka sudah akad atau sudah sah kan? Malam pertama dilakukan karena mereka siap satu sama lain untuk melakukannya. Dan inilah waktunya, mereka sudah mengeluarkan semua perasaan yang selama tiga bulan itu ditahan lewat kegiatan yang sudah mereka lakukan. Menyalurkan perasaan bahagia, cinta, dan melepaskan semua harapan yang akan mereka bangun di masa depan.Lisa bahagia, ia sudah menjadi istri seutuhnya. Semalam Raffa benar-benar memberikan kelembutan, memuja dan memanjakan istrinya di atas tempat tidur. Ranjan
"Singkongnya besar sekali."Lisa menggeliat seraya mengusap lengan kokoh Raffa yang memeluknya dari samping."Tapi kenapa halus ya? Apa singkongnya sudah dikupas?"Ya, wanita itu mengigau disaat tidur. Bermimpi mengira bahwa yang ada ditubuhnya adalah singkong yang dia panen dibelakang rumahnya.Astaga, saking capek nya karena pesta pernikahan kemarin Lisa sampai mengigau seperti itu. Raffa yang sebenarnya sudah bangun sengaja untuk tidak membangunkan istrinya. Ia ingin melihat apa yang wanita itu akan lakukan selanjutnya.Dan Lisa mengelus serta memeluk lengan kokoh itu. Raffa tersenyum sambil terpejam, ia juga mengeratkan pelukannya namun saat jari-jari tangan lelaki itu mulai bergreliya pada area favoritnya, Lisa kembali mengoceh."Mah, singkong nya merayap!" teriak wanita itu seraya memegang jari-jari tangan lelaki itu untuk menghentikannya. Ternyata Lisa masih berada dala
Hari yang baru, suasana yang baru dan kegiatan yang baru. Baru malam kemarin Lisa tidur dengan nyenyak, tanpa pikiran dan beban yang selalu ia pikirkan. Perasaan curiga, was-was dan khawatir sudah tidak ia rasakan lagi.Benar kata mamah Mia, dalam hubungan pernikahan harus ada kejujuran, keterbukaan antar pasangan dan kepercayaan. Ketiga prinsip itu jika salah satunya tidak di terapkan, pernikahan tidak akan pernah harmonis. Kalaupun ketiga prinsip itu diterapkan, masalah tetap akan menerpa kehidupan rumah tangga mereka.Berfikir dewasa dan bijak dalam menyikapi masalah juga jangan langsung mengambil kesimpulan jika belum dibicarakan baik-baik dan mereka sudah berhasil melewatinya. Hanya dengan saling terbuka satu sama lain.Hari ini, Raffa mewujudkan keinginan istrinya. Pesta pernikahan mewah akan di adakan di tiga tempat. Sedikit lagi pekerjaan Raffa sudah Juna bereskan. Kini, Raffa sudah bisa mengambil liburan sedikit
Akhirnya semua sudah terpecahkan. Ternyata lelaki itu juga mencintainya bahkan lebih dari cinta wanita itu. Senang, bahagia, tidak bisa diungkapkan, terharu. Begitu perasaan hati Lisa saat ini. Dirinya dicintai segitu tulus dan begitu dalam oleh lelaki itu. Ini yang namanya pengorbanan cinta, perjuangan seorang Raffa untuk melindungi wanita yang dicintainya sampai akhirnya mewujudkan keinginannya yaitu memiliki Lisa sepenuh hati.Raffa percaya jika Lisa perlahan akan mencintainya dan sekarang wanita itu mengungkapkannya.Terlepas dari semua yang sudah Raffa keluarkan isi hatinya dan kejujurannya. Lisa akhirnya bersedia ikut pulang. Dan Lisa masih penasaran akan sosok wanita hamil yang sekarang tinggal dirumahnya. Ya, istrinya itu ingin tahu apa alasan suaminya menyimpan wanita itu dirumahnya, dirumah mereka."Jadi, semuanya hanya salah paham?" Mia mulai berbicara setelah Raffa menjelaskan semuanya.Lisa
"Tapi aku juga sedih, saat itu aku juga harus keluar negeri."Ya, setelah Raffa menemukan Diary milik Lisa. Sebenarnya ia ingin tinggal disini dan sekolah disini. Namun ayahnya yang dulu adalah kepala sekolah di sekolah mereka, sudah mendaftarkan Raffa di Universitas ternama diluar negeri. Itu juga keinginan orangtuanya agar saat lelaki itu kembali ke tanah air, ia sudah bisa mengelola bisnis dan perusahaan ayahnya. Mau tidak mau Raffa pun pergi ke luar negeri dengan hati yang berat. Harus meninggalkan Lisa, gadis pujaannya."Tapi perjuanganku belum selesai." Raffa berbicara dengan sesekali mengusap rambut istrinya, sesekali mencium aromanya dan membelai pipinya lembut.Membuat orang yang diperlakukannya hanya diam merasakan sentuhan yang wanita itu tahu adalah sentuhan ketulusan nya. Lisa sudah benar-benar merasakan bahwa suaminya itu memang mencintainya tulus."Saat aku diluar negeri, aku memerintahkan orang-orang
"Kenapa gue bisa lupa sih?" Wajah Lisa sudah pucat, perutnya melilit tidak tertahankan. "Kenapa baru tanggal segini udah datang, gue kira dua hari lagi baru datang nih tamu bulanan."Pelajaran mulai tidak fokus, wajahnya penuh keringat dan sesuatu dibalik celananya mulai keluar."Duh gawat!"Lisa tidak ingin darah bulanan nya sampai menembus rok sekolah. Bisa-bisa teman-teman menertawakannya dan kejadian itu akan membuat gadis itu tidak akan bisa melupakannya sampai sudah keluar sekolah pun."Pak!" Lisa mengacungkan tangan ditengah-tengah pelajaran matematika. "Izin ke toilet."Pak guru mengizinkan dan gadis itu cepat berlari sambil menahan laju keluarnya darah agar tidak terlalu banyak keluar. Bukan ke arah toilet, namun pergi ke warung si mbok. Dan gadis itu melewati kelas Raffa. Lelaki paling tampan dan kaya di sekolahnya itu segera mengikuti Lisa.Raffa merasa Lisa tidak p
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments