AKU BELUM MATI, MAS!

AKU BELUM MATI, MAS!

Oleh:  Ariesa Yudistira  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat
29Bab
45.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Tiara Hermawan, mengalami kecelakaan saat mengetahui perselingkuhan suaminya. Ternyata, kecelakaan itu memang sudah direncanakan oleh sang suami dan gundiknya, untuk mengambil semua harta miliknya. Syukurlah seorang dokter berhasil menyelamatkan nyawanya, meskipun dia harus kehilangan identitas dan wajah asli. Kini, dia kembali dengan wajah dan identitas baru, untuk membalas orang-orang yang sudah mencelakai dirinya!

Lihat lebih banyak
AKU BELUM MATI, MAS! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rahayu Tri
bagus..ga bertele2 ceritanya ga kepanjangan episodenya......️
2023-09-13 22:06:58
0
user avatar
Gibran Ibam
ceritanya bagus
2022-11-22 05:23:26
0
user avatar
Sri Baron
bahasa bagus, runtut bisa dipahami walau kesan emosi tidak meldak ledak... tpmenyenangkan. membacanya jadi tidak terlalu menangis bombai...
2022-09-22 07:33:20
0
user avatar
Angela Aron
sagat keren
2022-08-23 07:20:58
0
user avatar
NUR WAHYUNI
suka tata bahasanya kak. Iri deh krn aku jg penulis tp masih agak kesusahan menata bahasa
2022-07-28 11:29:39
1
user avatar
Sriwahyuni
bagus banget ceritanya
2022-07-27 22:57:40
1
user avatar
icher
keren nih sepertinya. Aku pernah nonton yang mirip2 ini versi korea. hihi. semangat thor
2022-07-06 13:30:52
1
29 Bab
Mereka mengira aku sudah mati
Aku perlahan membuka mata ketika mencium bau bensin yang menyengat. Kupegang kepalaku terasa seperti baru saja dihantam oleh martil. Bisa kurasakan darah merembes dari balik jilbab yang kupakai. Seketika aku ingat baru saja mobilku kehilangan kendali dan terjatuh ke dalam jurang.Aku mengangkat tubuhku yang terasa amat nyeri. Kulihat Wati, rekan kantorku, tak sadarkan diri dengan darah mengalir dari kepala dan hidungnya."Wati! Wati!" aku menggoncang tubuhnya yang sudah tidak bergerak.Bau bensin semakin menyengat. Kalau aku tidak segera keluar, mobil ini bisa meledak. Aku menarik tubuhku keluar dari kaca depan mobil yang pecah, tanpa mempedulikan kulit tubuhku yang robek karena tergores pecahan. Aku harus hidup, itu yang pertama kali kupikirkan.Dengan susah payah akhirnya aku berhasil menyeret tubuhku keluar dari mobil. Tapi sudah terlambat. Percikan api terlihat dari sudut mobil yang ringsek itu, dan menyembur tepat ke wajahku.Aku menjerit kesakitan karena merasakan mukaku terbaka
Baca selengkapnya
Wanita itu
Beberapa hari sudah berlalu sejak Dokter Lutfi menyelamatkanku dari kecelakaan maut itu. Meskipun aku tidak menceritakan semuanya, tapi kelihatannya dia benar-benar tulus ingin menolongku.Tubuhku berangsur pulih, kecuali beberapa luka bakar yang memang parah, terutama di wajahku. Rasa sakit yang menjalar ini sungguh tak sebanding dengan rasa sakit hati yang kurasakan, saat dikhianati pada malam pernikahan.Sementara itu, berita di televisi menyiarkan tepat tujuh hari meninggalnya Tiara Hermawan, yang sebenarnya adalah Wati yang mereka kuburkan atas namaku.Kulihat Mas Ridho memasang wajah sedih di depan kamera, lalu berkata, "Aku benar-benar tak menyangka akan kehilangan dia secepat ini."Apa kau benar-benar merasa kehilangan, Mas? Atau itu cuma acting saja, untuk menyembunyikan kebusukanmu?Bagaimanapun, aku harus pulang. Aku harus kembali ke tempat orang tuaku, sebelum mereka benar-benar menyerahkan semua harta mereka pada Mas Ridho."Bagaimana? Kau sudah siap berangkat ke kota bes
Baca selengkapnya
Memulai Operasi
Evelin Hermawan. Ya, gadis cantik itu memakai nama keluargaku. Dia adalah sepupuku, yang yatim sejak kecil karena ayahnya meninggal. Orang tuaku mengangkatnya sebagai putri mereka karena aku tidak punya saudara.Dia orang yang paling keras menangis saat berada di pemakaman. Mungkinkah dia tega mengkhianatiku? Mungkinkah dia sama dengan Mas Ridho yang hanya beracting di depan kamera saja?Aku melihat dia bergelayut manja di lengan Mas Ridho, dan berjalan memasuki restoran tanpa menyadari aku memperhatikan mereka. Hatiku sakit, tapi aku berusaha menahannya.Dokter Lutfi menepuk pundakku, menyadarkanku dari lamunan. Sepertinya dia tahu apa yang kulihat. Wajah Mas Ridho sering muncul di televisi dan sosial media sejak berita tentang kematianku. Semua orang pasti mengenalnya. Mungkin itu sebabnya dia memilih restoran yang ada di ujung kota ini untuk makan bersama Evelin."Kau mau masuk?" tanyanya khawatir.Aku tersenyum getir, lalu mengangguk. Kami berjalan beriringan memasuki restoran itu
Baca selengkapnya
Identitas Baru
Aku perlahan membuka mataku, saat Dokter sudah selesai membuka perban di wajahku. Ragu-ragu kuangangkat cermin yang dari tadi kupegang.Mataku membulat, wajahku yang jauh berbeda dari sebelumnya. Mungkin orang akan berkata jauh lebih cantik dari Ara yang semua orang kenal. Tapi bagiku, wajah ini terasa sangat asing."Bagaimana?" tanya Dokter Lutfi sambil memperhatikanku.Aku menelan ludah, lalu menatapnya seraya tersenyum tipis."Mulai hari ini aku akan membiasakan diri dengan wajah ini," ucapku.Dokter Lutfi tampak membuang napas lega."Baguslah," ucapnya."Bagaimana keadaan Mamaku, Dokter?" tanyaku padanya."Syukurlah beliau hanya menderita stroke ringan, mungkin hari ini bisa pulang," jawab Dokter Lutfi.Aku terdiam dan berpikir. Aku harus bisa pergi ke rumah untuk menyelamatkan semua aset pribadiku. Tapi bagaimana caranya?"Apa rencanamu sekarang?" tanya Dokter Lutfi, membuyarkan lamunanku."Entahlah, aku masih memikirkannya," jawabku pelan.Dokter Lutfi membuang napas."Baiklah,
Baca selengkapnya
Para Pengkhianat
"Anna?" Mamaku memanggil nama tersenyum padaku."Maaf ya? Mulai sekarang aku akan merepotkanmu."Ada rasa nyeri menusuk dalam dadaku mendengar perkataannya. Batinku menjerit. Ma, ini aku, anakmu!"Apa tidak ada yang biasa saja, Dok?" celetuk Tante Merly, sambil menatap curiga padaku. "Dia itu terlalu cantik untuk seorang perawat."Aku terdiam. Apa masalahnya dengan dia? Kenapa tiba-tiba mempermasalahkan wajah?"Aku mau dia yang merawatku," sahut Mama.Tante Merly terlihat membuang napas."Sudah, dia saja. Ayo kita cepat pulang. Sudah hampir satu bulan kita di sini. Aku tidak mau berlama-lama di rumah sakit lagi," sahut Papa sambil berjalan menuju luar ruangan.Tante Merly meninggalkan tatapan tak enak ketika melewatiku. Aneh, biasanya dia bersikap begitu baik pada semua orang. Tapi kenapa mendadak seperti tak suka padaku? Ah, mungkin ini cuma perasaanku saja.Aku membantu Mama duduk ke atas kursi rodanya, lalu mendorongnya keluar ruangan. Tiba-tiba Dokter Lutfi menghentikan ku. Dia men
Baca selengkapnya
Aku ketahuan?
Aku cepat-cepat memakai jilbabku dan perlahan keluar dari kamar. Tak lupa kubawa gawaiku untuk mendapatkan bukti. Kuperhatikan sekeliling, memastikan Mama dan Papa sudah tidur. Tanpa ragu lagi aku langsung berjalan menuju ke arah pintu belakang, karena aku hafal betul setiap sudut rumah ini.Kubuka pintu belakang dan memperhatikan sekeliling, lalu perlahan berjalan menuju arah rumahku. Aku menyusuri setiap sudut rumah, dan ternyata semua pintu terkunci.Bagaimana aku bisa masuk? Aku teringat ada pintu darurat yang ada di ruang bawah tanah, tapi tidak mungkin masuk ke sana di malam hari, apalagi aku tidak membawa senter.Akhirnya aku teringat kalau ada pintu yang menghubungkan dua rumah itu melalui dapur. Tanpa pikir panjang aku langsung berjalan kembali ke arah rumah orang tuaku, dan langsung menuju arah dapur.Aku mencari-cari kunci di antara deretan kunci yang tergantung di samping pintu dapur. Aku tidak pernah sekalipun membuka pintu itu, jadi aku harus mencoba kuncinya satu persat
Baca selengkapnya
Terror
Aku masih mendengar suara Evelin menjerit-jerit. Perlahan aku merangkak melalui bawah pagar mendekati mereka."Aku benar-benar melihat Ara, Mas! Dia berjalan di luar jendela!" teriak Evelin histeris."Tidak ada siapa-siapa, Sayang. Itu cuma bayanganmu saja," terdengar suara Mas Ridho menenangkan Evelin."Aku sungguh-sungguh, Mas!" suara Evelin terdengar gemetar. "Bagaimana ... bagaimana kalau dia berubah jadi setan terus menghantui kita?""Ngaco kamu!" ucap Mas Ridho lagi. "Sudah tenanglah, jangan sampai ada orang yang dengar."Terdengar suara jendela ditutup. Aku membuang napas lega. Mungkin wajahku sudah berubah, tapi bentuk tubuhku tetap sama. Tidak akan terlalu terlihat jika aku memakai seragam suster, tapi jika aku memakai gamis dan jilbab yang dulu biasa aku pakai, sudah pasti akan sama persis dengan Ara, dengan wajah yang berbeda. Evelin yang tumbuh bersamaku sedari kecil pasti akan tahu.Mengingat hal itu, aku menyunggingkan senyum geli. Sebuah pikiran gila tiba-tiba memasuki
Baca selengkapnya
Haruskah jujur?
"Ara, mulai hari ini Evelin akan tinggal bersama kita. Sekarang dia saudari kamu," ucap Papa saat pertama kalinya dia membawa Evelin ke rumah.Saat itu umur dia masih enam tahun, lebih muda dua tahun dariku. Aku menyayanginya seperti adikku sendiri. Semua yang Mama dan Papaku belikan untukku, mereka juga membelikannya untuknya. Orang tuaku sangat menyayanginya, tanpa pernah membeda-bedakan kami berdua. Aku sungguh ingin tahu, apa yang menyebabkan dia dan Mamanya berbuat seperti itu pada keluarga kami?Sedangkan Mas Ridho, dia menikahiku atas permintaan Papa. Jika dari awal dia mencintai Evelin, seharusnya dia bisa menikahi Evelin waktu itu. Kenapa harus menikahiku lebih dulu kalau hanya untuk menyingkirkanku? Jika hanya untuk menguasai harta Papa saja, seharusnya mereka tidak perlu mencoba menyingkirkanku dan Mama. Ada apa ini sebenarnya? Aku harus tahu motif mereka sebenarnya."Anna," Mama menggoncang kan lenganku, menyadarkanku dari lamunan.Aku baru saja mengantar Mama kembali ke
Baca selengkapnya
Fakta
Aku mengelus pundak Mama, sambil menahan sesak di dada. Tidak, aku harus kuat. Mama tidak akan bisa menyimpan rahasia. Dia tidak pernah bisa berbohong di depan Papa.Bukan aku tidak mempercayai papa kandungku sendiri, tapi perubahan sikapnya benar-benar membuatku bimbang. Aku tidak boleh ketahuan sekarang, setidaknya sampai aku berhasil memecahkan teka teki rumit yang ada dalam keluargaku."Dia pasti masih pasti masih hidup, Anna. Aku yakin dia tidak akan meninggalkanku secepat ini," ucap Mama lagi, belum bisa menghentikan tangisnya.Aku berjongkok di depannya, menggenggam tangannya erat."Dengarkan saya, Nyonya," ucapku sambil menatap serius padanya.Dia menatapku dengan air mata yang masih menggenang."Jika Nyonya yakin dia masih hidup, maka percayalah padanya. Bagaimanapun, Non Ara pasti ingin Nyonya kuat. Dia akan sangat sedih melihat Nyonya seperti ini," ucapku meyakinkannya.Mama seketika mengusap air matanya."Iya, aku harus kuat. Aku tidak boleh lemah menghadapi orang yang men
Baca selengkapnya
POV Ridho- Permainan
POV Ridho"Menerima permintaan Om Hermawan untuk menikahi Ara? Apa kau sudah gila Evelin?" tanyaku pada wanita yang sudah menjalin hubungan denganku selama dua tahun itu."Kau harus menerimanya, Ridho," jawab Evelin sambil memegang lenganku. "Dengan begitu kau bisa mengambil kepercayaan Om Hermawan sepenuhnya."Aku terdiam, tak tahu harus berbuat apa. Mungkin aku memang bukan pria yang baik, tapi aku juga tidak mungkin mempermainkan sebuah pernikahan."Dengarkan aku, Sayang," Evelin memegang pipiku, menatapku dengan serius."Om Hermawan akan menyerahkan sebagian saham padamu jika kau menikahi Ara," ucapnya. "Sedangkan sebagian lagi cepat atau lambat akan kudapatkan. Kita hanya butuh menyingkirkan kecoa saja."Aku menatap Evelin."Aku tidak mau menyentuh wanita itu," ucapku.Evelin tersenyum lalu mengecup pipiku."Tenang saja, malam pernikahan kalian bisa dipastikan malam terakhir kita melihat Ara," ucapnya sambil memeluk pinggangku.Aku membalas pelukannya, wanita yang benar-benar kuc
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status