Diburu Masa Lalu!

Diburu Masa Lalu!

Oleh:  Blue_Lotus  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
13Bab
962Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aruna harus menelan pil pahit karena gagal dalam hubungan. Batal menikah dan bercerai, keduanya telah dirasakan oleh Aruna. Karena tidak mau lagi berhubungan dengan exes-nya, Aruna memilih pindah ke luar kota. Selama tiga tahun, kehidupan Aruna berjalan damai. Namun, takdir kembali menuntun Aruna bertemu dengan para mantannya. Siapa sangka Marvin Louise—mantan kekasih dan Keen Emilio— mantan suami tak gentar untuk mendapatkan cinta Aruna lagi. “Cara terbaik untuk mendapatkan adalah membuatmu jatuh cinta lagi padaku.” Marvin Louise. “Percayalah! ketika takdir mengatakan kau untukku, pengadilan pun tidak berdaya memisahkan kita. ” Keen Emilio. “Aku tidak menyangka disaat ingin memulai hidup baru, orang-orang di masa lalu mengejarku.” Aruna Batari Deolinda. Bagaimana kehidupan Aruna setelah pertemuan itu? Akankah ia kembali merajut tali kasih dengan salah satunya? Cover free copyright by Pexels. Edit by Canva.

Lihat lebih banyak
Diburu Masa Lalu! Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
13 Bab
Insiden Ijab Kabul
Bali, 23 Oktober 2017 “Amalia?” seru Marvin.Ia melihat bayangan seseorang perempuan yang persis dengan mantan kekasih. Marvin melepas tangan penghulu dan mengejar sosok yang dianggap Amalia itu. Ia sama sekali tidak menoleh pada Aruna—wanita yang akan ia nikahi. Aruna tidak dapat berkata apa-apa, setetes bulir bening jatuh dari pelupuk matanya. Sekian lama menjalin hubungan, tapi Marvin tidak bisa melupakan masa lalu. Pada acara sakral mereka pun, pikiran Marvin tetap tertuju pada dia. “Aku memang tidak pernah ada dalam hati Marvin, Ma!” lirih Aruna saat sang ibunda mendekapnya.Aruna tak sanggup menunjukkan wajah pada tamu undangan, ia melepas pelukan Luna dan berlari ke lantai atas. Mereka yang hadir di sana merasa iba dengan Aruna, diperlakukan tidak layak oleh calon suami sendiri. Erika dan Patrick— orangtua Marvin, merasa bersalah dengan tingkah laku sang anak. Mereka sudah meminta para anak buah untuk mengejar Marvin, tapi apa Aruna masih mau melanjutkan pernikahan yang meny
Baca selengkapnya
Sepenggal Kalimat Pisah
“Mas! Mas!” panggil Luna saat masih menuruni tangga.“Ada apa, Sayang? Kamu kenapa?” Aditya menghampiri Luna.“Aruna, Mas! Aruna!”“Kenapa dengan Aruna? Bicara yang jelas, Lun!” Aditya ketularan panik, tapi ia tetap mencoba tenang agar Luna dapat menjelaskan apa yang terjadi. Ia takut sang anak melakukan hal-hal yang tidak terpikirkan atau melakukan hal konyol lainnya. Baru Luna akan membuka suara, Marvin memnghamiri mereka. “Ada apa dengan Aruna, Ma?” cetus Marvin ikut bertanya.“Aruna tidak menyahutiku, Mas. Aku takut terjadi sesuatu padanya.”“Ayo! Kita cek ke atas.”“Aku ikut ya, Pa?”“Tidak usah! Kamu harus tetap di sini. Ini acara pernikahan kamu, biar kami saja yang ke atas.”“Tapi aku khawatir dengan Aruna, Pa! Semua ini terjadi karena kesalahanku.” Derap langkah terdengar tergesah-gesah menaiki tangga. Bukan hanya sepasang kaki, melainkan beberapa, yang terus mendaki bertubi-tubi. Setiap detik suara itu semakin dekat. Berhenti tepat di depan pintu yang tertutup rapat, perla
Baca selengkapnya
Memaafkan atau Berpisah
Marvin sangat yakin, Aditya dan Luna membencinya karena telah menyakiti anak mereka. Namun di luar dugaan, sang mertua tetap bersikap baik padanya. Rasa bersalah menjadi-jadi menggerogoti hati Marvin. “Berdiri, Vin! Jangan seperti ini!” Aditya melepas pelukan pada sang isteri dan membantu Marvin berdiri.“Kamu memang salah, Vin! Tapi kami juga tidak mungkin menghakimimu. Lebih baik kita fokus menemukan Aruna,” ujar Luna sembari mengusap air mata.Kecewa? Tentu saja mereka kecewa. Sakit hati? Sudah pasti. Namun, mereka tidak bisa mengembankan kesalahan pada Marvin sepenuhnya. Mereka juga turut andil atas luka yang diterima Aruna. Di sebuah penthouse bernuansa abu-abu, seorang wanita muda dengan mata yang sembab dan penampilan tak karuan terlelap nyenyak. Erina duduk di tepi ranjang menatap iba pada adik sepupunya itu, ia harus mengalami rasa sakit begitu dalam karena masalah percintaan. Ia dikhianati oleh seorang laki-laki yang telah berstatus suaminya. Memang tidak dikhianati secara
Baca selengkapnya
Keputusan!
“Pulang yuk, Run! Kasihan orangtua kita,” ujar Erina duduk di sebelah Aruna.“Aku masih belum siap, Kak. Atau ka—”“Jangan menyuruh aku pulang duluan, Run. Karena itu tidak akan terjadi.”“Heh ... kakak kabari mereka bahwa kita baik-baik saja. Dua hari lagi kita balik, bagaimana?”“Janji? Dua hari lagi kita pulang?” tanya Erina kegirangan. Ia tidak sabar bertemu dengan kedua orangtuanya dan menikmati hidup normal lagi.“Iya, Kak.”Luna dan Aditya kini berada di rumah orangtua Erina—Kevin dan Keyla. Mereka sangat yakin Aruna pergi bersama kakak sepupunya itu. karena tidak mungkin Erina pergi tanpa memberi kabar pada orangtua. Namun, seyakin-yakin orangtua tetap saja rasa gelisah menghantui mereka.“ Kak Key? Apa sudah ada kabar dari Erina?” tanya Luna.“Belum, Lun.” Keyla juga merasa kehilangan karena Erina pergi tanpa memberi tahu sa
Baca selengkapnya
Kembali
“Aku tidak ada masalah, kok. Hanya merindukan mami-papi.” Elak Erina.Aruna merasa bersalah pada sang kakak. Karena ulahnya, Erina harus jadi ikut kena getah. Padahal, ia tahu kakak sepupunya itu tidak pernah betah lama-lama jauh dari orangtua. “Maaf ya, Kak! Karena ak—”“Sst ... Pikiran kamu terlalu jauh, aku baik-baik saja.” Erina dengan cepat memotong ucapan Aruna.Aruna tidak percaya seratus persen pada ucapan Erina. Meskipun benar, tapi ia merasa ada hal lain yang disembunyikan sang kakak darinya. Aruna ingin menanyakan hal itu, tapi anak dari omnya itu seperti enggan untuk berbagi. Ia juga tidak bisa memaksa Erina bercerita, lebih baik menunggu saat sang kakak siap untuk mengatakannya.Dua hari berlalu ...“Runa, bangun! Kamu janji kita pulang sekarang bukan?” Hampir setengah jam Erina membangunkan Aruna, tapi ia tetap bergeming. Erina yang mulai jengah dengan adik sepupunya itu, meny
Baca selengkapnya
Menikah Lagi?
Aruna tidak kaget sama sekali, ia yakin mantan calon suaminya itu akan segera tahu dia kembali.“Katakan padanya, aku sibuk dan tidak ingin bertemu dengan siapapun,” tegas Aruna.Lea tidak beranjak, ia masih memandangi wajah Aruna dengan perasaan bertanya-tanya.“Kenapa kamu masih di sini?” tanya Aruna.“Tidak! Saranku, lebih baik kamu temui dia! Marvin sepertinya sangat terpukul sejak kamu tinggalkan,” imbuh Lea.Aruna tidak menanggapi ucapan Lea, ia fokus dengan laptop dan rancangan strategi yang akan ia gunakan untuk menambah daya tarik hotelnya. Lea pun bergeming, ia ingin Aruna menyelesaikan persoalan yang menghinggapi kehidupannya, bukan selalu menghindari. Hampir 15 menit Aruna dan Lea bertanding diam. Akhirnya Aruna mengalah, ia tidak bisa mengabaikan orang yang selalu hadir saat ia butuh.“Sampai kapan kamu akan berdiri, Le? Jangan menyiksa dirimu demi orang lain,” seru Aruna.
Baca selengkapnya
Kepalsuan dan Penipuan
Keraguan tidak hanya terbesit dalam kepala Aruna, tapi bersarang. Ia takut untuk mengambil resiko ini. Namun, apa yang dikatakan sang mama ada benarnya. Mungkin pilihan Aruna kemaren kurang tepat dan pilihan orangtua lebih baik untuknya. 1 Minggu berlaluHari ini Aruna akan menikah denga pria pilihan orangtuanya, tapi sampai detik ini sang kakak—Erina belum jua menampakkan diri. Dihubungi pun tidak bisa, padahal ia berharap bisa berbagi kesedihan dengan sang kakak. “Kamu di mana sih, Kak?” ucap Aruna dalam hati. Saat akan menikah dengan Marvin, Aruna berharap tidak ada kendala sama sekali. Ia sudah membayangkan bagaimana bahagianya bisa hidup dengan pria yang dicintai. Namun, kali ini ia berdoa agar ada permasalahan yang terjadi dan pernikahan batal. Terdengar konyol memang, tapi pikiran itulah yang melintas di benak Aruna. “Run! Kamu udah siap, Sayang?” Luna menghampiri sang anak yang masih di rias.“Ya, sepertinya,” jawab Aruna lesu.Luna mengerti dengan perasaan sang anak, tapi h
Baca selengkapnya
Dua Kabar Buruk
Aruna yang mendengar teriakan Keen dan suara tabrakan menoleh ke belakang, ternyata suaminya menjadi korban tabrak lari. Keen yang terus mengejar Aruna tidak memerhatikan jalan sama sekali, sehingga ia tidak menyadari jika ada mobil yang melaju kencang dari arah kiri.“Keen...” desis Runa.Wanita yang baru saja menikah itu bimbang, harus menolong sang suami atau tetap berlari. Ia takut jika mendekat ternyata luka Keen tidak separah itu dan laki-laki itu pasti menangkap dan tidak akan melepasnya lagi.‘Tapi.. jika tidak kutolong, kejam sekali diriku,’ bisik hati Aruna.Akhirnya Aruna memutuskan mundur ke belakang untuk memeriksa keadaan sang suami. Meskipun ia ditipu oleh Keen, paling tidak Aruna masih memiliki rasa simpati pada orang yang sedang butuh pertolongan.“Permisi, Pak..” ucap Aruna pada bapak-bapak yang sedang mengelilingi tubuh Keen. Ternyata luka pengacara itu cukup parah, tapi untungnya dia masih sadar meski meringis kesakitan.“Pak, tolong panggilkan ambulan. Saya mengen
Baca selengkapnya
Layangan Perceraian
Sesampainya di rumah sakit, Aluna langsung menuju ruangan Keen. Ia melihat Mela tengah tersedu-sedu di bangku tunggu. Sedangkan suami Mela, Luna tidak melihatnya. "Mel?" Aluna menepuk bahu sang besan. "Aluna, " tanpa basa basi, Mela menghambur dalam pelukan mertua anaknya itu. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi, rasa bersalah seolah menggerogoti perasaannya. Aruna kabur dan Keen terbaring di rumah sakit, Mela merasa mendapat kutukan atas semua yang terjadi."Maafin aku, Lun," ucap Mela penuh penyesalan. Aluna hanya mengangguk, ia tidak bisa menyalahkan Mela sepenuhnya. Karena yang paling bersalah dalam situasi ini adalah ia dan suaminya--Aditya. Awalnya Erina yang akan menikah dengan Keen, tapi bercermin pada kisah percintaan sang adik, Erina menjadi ragu untuk melanjutkan pernikahan. Apalagi ia tidak mengenal Keen sama sekali. Karena merasa tersudut dengan permintaan orangtuanya untuk menikah, Erina melakukan hal yang sama seperti Aruna yaitu kabur. Namun, yang tak pernah ada d
Baca selengkapnya
Cerita Aruna-Erina
“Apa yang sedang kamu pikirkan, hem?”“Banyak... Sangat banyak, bahkan kepalaku rasanya tidak sanggup lagi menampungnya.” Gadis dengan piyama polkadot itu mendekati sang adik dengan membawa secangkir teh hangat. Ia tidak tahu masalah apa yang membawa saudara sepupunya tiba di sana, tapi wanita 24 tahun itu juga segan untuk bertanya.Yah... Mereka adalah Aruna dan Erina yang sedang melarikan diri dari rumah. Aruna tidak tahu jika sang kakak berada di panthouse itu, tapi ia juga tidak terkejut. Karena setelah apa yang ia alami, Aruna yakin Erina memang sengaja menghindari pernikahan dan sekarang berimbas pada dirinya.“Terimakasih,” ucap Aruna seadanya.Erina merasa ada yang janggal dengan sikap sang adik. Karena sejak awal datang, Aruna tidak pernah sekalipun menggunakan embel-embel kakak.Cukup lama Erina dan Aruna diam-diaman karena tidak ada yang membuka percakapan. Erina sibuk dengan pikirannya, begitupun dengan Aruna.“Apa tidak ada yang ingin diceritakan padaku?” ujar Aruna tiba-
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status