Share

Bab 3 - Malam Berdarah

"Kamu berbohong, kamu menipu aku?" napas Maura perlahan menjadi sesak, Maura memundurkan perlahan langkahnya, wajahnya berubah pucat. 

"Tidak, aku tidak menipu kamu." jawab Edward dengan sangat santainya mengikuti pergerakan Maura yang berusaha menjauh dari sosok Edward. 

Sosok yang ia pikir akan menyelamatkannya, dan bahkan Maura bisa tertipu dari raut wajah dan perlakuan Edward yang terlihat tulus mau membantunya, namun kini melihat aura dominan dan kejam yang terpancar dari sosok pria di depannya membuat nyali Maura ciut seketika. 

"Aku memang akan mengeluarkanmu dari rumah ini bukan?" ujar Edward merasa tak salah dengan kalimat yang dia katakan pada Maura, salahkan saja Maura yang sudah salah paham dengan maksud kalimatnya. 

Maura menggelengkan kepalanya pelan, kedua matanya berkaca-kaca penuh ketakutan saat langkah Edward makin dekat dengannya, sedangkan di belakang tubuh pria itu, sosok laki-laki bernama Javier nampak tertawa senang melihat intimidasi yang Edward lakukan padanya. 

"Javier, malam ini sepertinya aku tidak bisa menemanimu!" Edward berbicara tanpa memandang temannya itu yang terkekeh geli mendengar suaranya. 

"Ya,ya,ya! Bermainlah dengan pelacur baru itu. Dan jika sudah selesai kembalikan dia kemari Ed! Dia masih baru!" 

Tangis Maura sudah berada di ujung tenggorokannya, saat ia berusaha untuk melarikan diri, kerah belakang bajunya lebih dulu ditarik oleh Edward yang tak membiarkan Maura meninggalkan tempatnya berpijak. 

"Kamu tidak akan lari kemana-mana Maura, kamu hanya akan berada di atas ranjangku malam ini!" bisik sensual Edward di telinga Maura membuat bulu kuduk Maura merinding. 

Kemudian pria itu memanggul Maura di atas pundaknya, Maura tak bisa memberontak dengan kondisi kepalanya yang terbalik seperti itu, yang ada dirinya justru mual karena Edward membawanya keluar dan menuruni tangga dengan santainya, mengabaikan jeritan dan rintihan Maura yang memintanya untuk dilepaskan. 

Edward membawa Maura sampai pada di mana mobilnya terparkir, pria itu menurunkan Maura yang kepalanya sudah berputar pusing dan tidak sanggup untuk berlari ataupun mencoba menjauh dari Edward yang terlihat menyeringai padanya. 

"Terimalah kenyataan yang ada, dan ikut denganku tanpa paksaan, aku akan membuat malammu bergairah dan tidak akan bisa dilupakan!" Goda Edward di dekat wajah Maura, sebelum kemudian pria itu membuka pintu mobil di belakang tubuh Maura, dan mendorong pelan wanita itu sampai masuk ke dalam mobilnya dan Edward menutupnya. 

Edward sungguh tak sabar untuk menggagahi Maura, wanita yang mampu memikat bagian sensitif tubuhnya hanya dengan sekali tatap saat wanita itu menampilkan wajah ketakutannya itu. 

Memasuki mobil dan menjalankan kendaraan roda empatnya itu menuju kediamannya. Di sampingnya, Maura tengah menutup wajah dengan kedua tangan sesekali isakan sedih itu mengalun dari bibir wanita itu. 

"Apa yang kamu tangiskan? Biarku beritahu kamu sesuatu, aku itu tipe pemilih untuk bisa tidur dengan perempuan, banyak yang aku tolak di saat beratus perempuan siap mengantri untuk tidur denganku!" ujarnya berlebihan namun tak ditanggapi Maura. 

"Kamu harusnya bangga karena aku memilihmu untuk tidur denganku! Kenapa kamu harus menangis!" geram Edward karena isakan Maura makin menjadi. 

"Aku tidak pernah mau tidur dengan siapapun, aku bahkan tidak mau pergi ke tempat terkutuk itu!! Yang aku mau hanya pergi dari orang-orang sepertimu dan laki-laki pemilik tempat pelacuran itu!!" jerit Maura yang akhirnya keluar dibarengi dengan tangisnya yang meledak hebat. 

"Aku pikir kamu akan menolongku! Kamu sudah berjanji! Aku pikir kamu orang baik, ternyata kamu sama saja."

Edward mendengus geli dan menolehkan wajahnya pada Maura "memang kamu berharap bagaimana denganku?" Tawa itu terdengar meledek dan jahat di telinga Maura "aku tidak menolong dengan cuma-cuma," sambungnya.

Edward pun membawa mobilnya dengan cepat membelah jalanan kota malam hari yang tak pernah sepi. 

Setibanya di hotel, Edward turun lebih dulu dari mobil melihat kesempatan itu mengundang Maura untuk melarikan diri. Namun langkah lebar Edward lebih dulu sampai di samping pintu mobilnya membuat Maura urung melakukan pelarian diri. 

"Jangan coba-coba untuk lari dariku! Atau aku bisa membuangmu pada orang-orangku untuk menyetubuhimu dengan kasar!" ancam Edward saat tau niat Maura yang ingin melarikan diri darinya. 

Wajah Maura yang terlihat pucat setelah mendengar kata-katanya sedikit menenangkan Edward, jika wanita di pelukannya ini tidak akan berani macam-macam sebelum Edward puas membawanya ke atas ranjangnya. 

Edward membawa Maura ke dalam kamar yang telah dipesannya. Maura mencoba menatap beberapa orang-orang yang melewatinya, berharap tatapan sedih dan iba yang dia berikan dapat membawa orang-orang bertanya dan menolongnya dari sosok Edward yang membawanya ke dalam kamar yang telah pria itu pesan. 

Setibanya di kamar, Edward mendorong Maura ke atas ranjang dengan kasar, wajah pria itu mengeras penuh gairah menatap pada Maura yang melayangkan tatapan takut padanya. 

"Selamat datang di duniaku!" Bisik Edward dengan suara beratnya, pria itu menarik sebelah kaki Maura mendekat padanya yang berdiri di dekat kaki ranjang. 

Maura nampak panik dan ketakutan, kedua matanya liar bergerak mencari barang atau sesuatu yang bisa ia jadikan alat untuk melindungi diri, dan tepat di atas nakas, ia melihat keranjang buah dengan sebilah pisau buah dan dengan tangan bergetar, Maura menjangkau benda tersebut. 

Tepat sebelum Edward menarik lepas celana jeans yang ia pakai, Maura berhasil menancapkan benda itu di atas bahu Edward membuat pria itu terkesiap dan memundurkan langkahnya karena rasa sakit dan panas yang mendera di sana. 

Edward tidak tau jika Maura akan melakukan hal itu, ia tidak fokus dengan apa yang Maura lakukan. "Sialan!! Apa yang kamu lakukan?!" wajah Edward memerah penuh amarah. 

Maura sudah menangis tanpa suara, kali pertama di hidupnya ia menyakiti seseorang, namun juga menjadi kesempatannya untuk kabur, Maura berlari menuju pintu keluar di saat Edward tengah sibuk dengan rasa sakit pria itu. 

"Kyaah!!" Maura menjerit saat Edward menarik kerah belakang bajunya, dan dengan kekuatannya yang masih besar, ia membawa Maura kembali rebah di atas ranjang. 

"Kamu akan membayar ini jalang!" bisik Edward penuh amarah dan kekesalan pada Maura yang tubuhnya bergetar dengan kedua mata berkaca-kaca menatap pada Edward yang wajahnya benar-benar terlihat marah. 

Dengan kasar, Edward merobek pakaian yang Maura kenakan, menulikan telinga atas tangisan dan jeritan Maura, amarah dan gairah sudah menguasai kepala Edward. 

Puas menelanjangi Maura, Edward membuka kemeja yang membalut tubuh berototnya, kemudian dengan wajah datar ia mencabut pisau yang masih tertancap di atas bahunya, memuncratkan darah yang juga mengenai tubuh telanjang Maura. 

"Malam ini akan menjadi malam berdarah untuk kita!" bisik Edward di telinga Maura yang menangis dan mencoba mendorong tubuh Edward yang terus menghimpitnya. 

"Tidak!! Jangan sentuh aku!! Jangan!!!" 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status