Share

bab 5 Pergi ke kampus.

last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-30 19:53:26

Naura tertidur pulas setelah tiga ronde.

Pria itu menatap Naura dengan tatapan yang sulit untuk dideskripsikan.

Ia memakai celana dan jubah warna merah darahnya.

Setelah itu, dia berdiri dan berjalan ke keluar kamar dengan aura yang menyeramkan.

"Bibi, kamu bersihkan tubuh istriku dan pakaikan dia baju. Sekarang tubuhnya lemas, karena aku terlalu banyak mengajaknya bermain dan mengambil darahnya."

"Baik Tuan Muda Liam," jawab Sania.

Ia segera melakukan apa yang sebelumnya diperintahkan oleh Liam.

Liam berjalan ke arah ruang kerja miliknya.

Ia duduk dikursi miliknya dengan banyaknya dokumen yang menumpuk diatas meja.

"Tuan muda Liam, tolong ampuni kami. kami nggak bermaksud untuk berkhianat!" kata seorang pria paruh baya dengan tato naga dipunggung tangannya. Ia nampak berlutut dihadapan Liam.

Aura Liam sangat menakutkan, walaupun dia baru berumur 25 tahun tapi sebagai pengusaha nomor 1 dinegeri ini. Ia sangat berkuasa dinegeri ini dalam bidang bisnis bersih maupun bisnis kotor.

Liam melirik ke arah asisten pribadinya, "Dia sudah membatalkan kerjasama dengan perusahaan kita?" Tanyanya.

"Belum Tuan, tapi dia sudah meminta pengacaranya untuk membuat pengajuan surat pembatalan setelah berita kematian Tuan Liam tersebar luas," sahut Dylan seraya menunjukkan sebuah makalah pembatalan milik pria itu.

Walaupun Liam tidak membacanya, tapi dia bisa melihatnya dengan mata batinnya.

Setelah hidup kembali, dirinya memiliki kekuatan yang maha dahsyat.

Dirinya yang belum sepenuhnya sempurna, belum bisa terkena cahaya matahari.

Liam berjalan ke arah pria yang masih berlutut dikakinya. "Kamu dari Marga Mananta bukan? pemilik Universitas Taruna?"

Pria itu mengangguk, matanya berpandangan dengan kedua bola mata Liam yang berwarna merah darah. Dengan nada bergetar ia menjawab, Iya."

Liam membalikkan badannya, wajahnya yang seputih porselen terlihat begitu menyala di kegelapan.

"Bunuh orang-orang yang sudah berani membatalkan kerja sama dengan perusahaan kita!" Titah Liam pada Dylan.

Dylan mengangguk tanpa membantah.

Sementara mereka yang sudah terlanjur membatalkan kerja sama hanya bisa terduduk dan berlutut.

Dylan langsung menyuruh beberapa penembak jitu didalam ruangan itu untuk menembak bagian vital tubuh mereka.

"Buat keluarga mereka meninggalkan negara ini!" imbuh Liam pada Dylan.

*****

Naura terbangun saat kepala pelayan Sania membangunkannya.

"Nyonya muda, apakah Anda ingin pergi ke kampus?" tanyanya seraya membuka korden.

Cahaya matahari langsung masuk ke dalam kamar, Naura ingin menjawab tidak mengingat badannya sangat remuk.

Bahkan lehernya terasa sangat sakit.

Tapi tiba-tiba kedua bolanya yang langsung membulat sempurna, saat teringat jika sekarang ini sedang dilakukan ujian semester.

"Iya, aku harus berangkat ke kampus." jawabnya, tapi setelah bangun Naura malah menatap Sania.

"Bibi, apakah tidak apa-apa aku berangkat ke kampus?" tanyanya.

Sania tersenyum sangat manis, lalu membelai pucuk kepala Naura.

Hati Naura seketika menghangat.

Sania membalas tatapan Naura dengan tulus. "Tidak apa-apa Nyonya muda, Tuan Liam dan Nyonya Helena sangat menyukai wanita berpendidikan. Mereka tahu, Nyonya muda sangat pintar dikampus dan mereka berdua mendukung penuh."

Naura tersentuh, bahkan air mata menetes dari pelupuk matanya. Dia mengusapnya perlahan.

"Bibi Sania, bolehkah aku memelukmu! Sejak aku berumur 5 tahun, ibu kandungku sudah meninggalkan ku," ucapnya penuh harap.

Sania mengangguk disertai dengan senyuman hangat.

Naura pun memeluk Sania, pelayan itu membalas dengan membelai punggung Naura.

Setelah Naura masuk ke dalam kamar mandi, dia mandi dengan sangat cepat.

Setelah keluar dari dalam kamar mandi, Sania menuntunnya pergi ke walk in closet yang ada didalam kamar.

Kedua bola mata Naura membelalak sempurna, saat melihat banyak sekali baju ukurannya yang tertata rapi disana.

Sania sedikit banyak tahu, tentang masa lalu Naura dari beberapa informan yang disewa oleh Helena.

Apalagi, saat Naura pingsan selepas malam pertama, dia yang membersihkan tubuh Naura dan mengganti bajunya.

Dia melihat banyak sekali luka ditubuh Naura.

Sania bisa menduga, kalau Naura sering sekali mendapatkan kekerasan dari keluarganya.

Sania menepuk punggung Naura, "Baju-baju ini sudah disiapkan oleh Nyonya Helena untukmu!"

Dia mengambil salah satu baju. "Dan ... Ini seragam baru yang sudah dibelikan oleh Nyonya Helena."

Naura menatap seragam baru yang ada didepannya, dia mengangguk dan masih berusaha mencubit pahanya.

Memastikan apakah semua ini mimpi atau tidak? Tapi pahanya terasa sakit.

Ini berarti semua ini adalah nyata.

Naura menempuh pendidikan di universitas Taruna, universitas paling bagus dan bergengsi di kota Alaska.

Universitas Utara hanya memiliki satu jurusan yaitu Teknologi.

Dia bisa masuk kampus itu karena jalur prestasi, mengingat biaya kuliah disana sangatlah mahal.

Ayahnya tidak mau mengeluarkan uang satu sen pun untuk menyekolahkan dirinya, tapi untuk Laura ayahnya bahkan memasukkan Laura ke kelas terbaik dan termahal.

Dengan biaya perbulan mencapai 100 juta itu belum termasuk biaya lainnya.

Seragam yang barusan diberikan oleh Sania adalah seragam untuk murid tipe kelas A.

Di universitas Taruna, ada tingkatan kelas berdasarkan harga yang dibayarkan oleh orang tua murid.

Karena Naura masuk ke universitas Taruna dengan jalur prestasi, dia masuk tipe kelas D.

Tipe kelas kasta terendah yang sering menerima Bullyan atau pun hinaan dari tipe kelas lain.

"Nyonya muda, ayo segera pakai bajumu!" titah Sania dengan suara lembut.

Namun hal itu mampu membuyarkan lamunan Naura.

Bukanya memakai bajunya, Naura malah menatap Sania dengan tatapan bingung.

Sania yang mengerti, langsung berkata, "Nyonya Helena nggak mau menantunya tinggal dikelas yang paling buruk di universitas Taruna. Dia memindahkan mu ke kelas tipe A."

Kedua bola mata Naura langsung berbinar.

Dia mengangguk senang.

Setelah memakai seragamnya, Naura ditarik Sania ke depan meja rias.

Dia melihat pantulan wajahnya didepan cermin dari jarak yang lumayan jauh.

"Kenapa aku bisa melihat tanpa kaca mata?" gumam Naura penuh kebingungan.

Sania yang mendengar gumaman Naura hanya bisa tersenyum tanpa berniat menjelaskan.

Dia meminta Naura untuk melihatnya saat menyapukan beberapa rangkaian perawatan kulit ke wajah Naura.

"Besok kamu bisa-kan memakainya sendiri?" tanya Sania.

Naura menjawab dengan senyuman, "Bisa ... Bisa."

Lalu dia terus memandangi wajahnya yang ada didepan cermin.

Dia terus mengagumi wajahnya yang sangat cantik dengan riasan tipis dan tanpa kaca mata.

Tiba-tiba keningnya mengkerut, saat mendapati lehernya ada bekas gigitan taring, sontak tangannya menyentuh ke lehernya.

Dia merasa sakit, tapi akhirnya dia ingat.

Semalam, pria itu meminta bayaran setelah menyembuhkan matanya.

Tapi ... Siapa pria itu?

Kedua bola mata Naura tiba-tiba membelalak sempurna, rasa takut menghampiri dirinya.

Semalam pria itu sudah melakukannya pada dirinya, berarti dia sudah berkhianat pada suaminya.

Gawat!!

Setelah itu, Naura mengikuti Sania untuk makan diruang makan. Ia berusaha tetap bersikap biasa saja.

Saat berjalan keluar dari kamarnya menuju ke ruang makan, dia sangat takjub saat melihat kemewahan yang ada.

Apalagi saat Sania mempersilahkannya untuk duduk dikursi makan, makanan diatas meja sangat banyak dan menggugah selera.

Naura dengan posisi melongo hanya mengangguk setelah diberikan intrupsi dan cara makan yang baik oleh Sania.

Karena lima menit lagi, Helena pasti akan datang dan sarapan.

Naura diminta untuk menunggu.

Dia yang sebenarnya suka makan, menelan ludahnya yang kelu berkali-kali saat melihat makanan didepannya.

Kedua bola mata Naura menyipit, saat dia melihat mantan Laura berada didepannya.

"Ghani ... "

Sementara Ghani hanya membalas tatapannya penuh kebencian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dipaksa Menikah Dengan Orang Mati   Bab 7 Setiap malam melayani hantu.

    Daniel terus menatap Naura tanpa berkedip. Saat tatapan keduanya beradu, Naura buru-buru memalingkan pandangannya ke arah lain. Hal yang terjadi antara Naura dan Daniel tak luput dari tatapan tajam Sania, saat dia senang berbicara dengan rektor. Naura memilih menunduk. Setelah 10 menit terlibat dalam perbincangan serius, Sania berjabat tangan dengan rektor. Lalu dia berjabat tangan dengan Daniel tapi tatapannya berubah dingin. Melihat itu, Daniel malah salah paham. Ia mengira jika Sania adalah ibu kandung Naura, dan Naura banyak sekali mengatakan hal buruk pada ibunya. Awalnya Daniel yang terpesona dengan kecantikan Naura merasa tidak asing dengan wajahnya. Tapi, setelah mendengar nama lengkapnya yaitu Naura Serene. Daniel yakin, jika gadis ini memanglah Naura pacarnya. "Pak Anton, saya harap bapak bisa menjaga putri saya dengan baik. Saya hanya ingin dia fokus kuliah dan tidak boleh berpacaran dengan siapa-pun di universitas ini!" Ucapan Sania penuh den

  • Dipaksa Menikah Dengan Orang Mati   bab 6 Naura tidak dikenali mahasiswa kampus. .

    Naura buru-buru memalingkan pandangannya ke arah lain. Ghani berkata dengan nada dingin, "Aku akan membuat perhitungan padamu Naura. Karena kamu sudah membuatku putus dengan Laura." Naura menatap Ghani dan ingin menjelaskan, tapi ... Helena sudah datang. Naura buru-buru menunduk. Helena duduk seraya mengeluarkan senyuman manis, lalu dia menatap ke arah menantunya. "Kalian berdua sudah saling kenal bukan?" Ghani menjawab dengan nada acuh, "Tante, aku nggak mengenalnya. Hari ini aku nggak sarapan, aku ingin langsung berangkat ke sekolah." Helena tidak bisa memaksa keponakannya. "Iya." Ghani berdiri, dia mencium punggung tangan Helena. Helena mencengkram tangan Ghani, "Aku harap kamu mengawasinya disekolah. Jangan sampai dia dekat dengan lawan jenis." "Iya Tante, aku tahu karena sekarang dia adalah pengantin Kak Liam." Helena tersenyum, "Bagus." "Liam nggak suka miliknya disentuh orang lain. Kalau dia sampai dekat dengan lawan jenis, kamu beritahukan padaku. Aku

  • Dipaksa Menikah Dengan Orang Mati   bab 5 Pergi ke kampus.

    Naura tertidur pulas setelah tiga ronde. Pria itu menatap Naura dengan tatapan yang sulit untuk dideskripsikan. Ia memakai celana dan jubah warna merah darahnya. Setelah itu, dia berdiri dan berjalan ke keluar kamar dengan aura yang menyeramkan. "Bibi, kamu bersihkan tubuh istriku dan pakaikan dia baju. Sekarang tubuhnya lemas, karena aku terlalu banyak mengajaknya bermain dan mengambil darahnya." "Baik Tuan Muda Liam," jawab Sania. Ia segera melakukan apa yang sebelumnya diperintahkan oleh Liam. Liam berjalan ke arah ruang kerja miliknya. Ia duduk dikursi miliknya dengan banyaknya dokumen yang menumpuk diatas meja. "Tuan muda Liam, tolong ampuni kami. kami nggak bermaksud untuk berkhianat!" kata seorang pria paruh baya dengan tato naga dipunggung tangannya. Ia nampak berlutut dihadapan Liam. Aura Liam sangat menakutkan, walaupun dia baru berumur 25 tahun tapi sebagai pengusaha nomor 1 dinegeri ini. Ia sangat berkuasa dinegeri ini dalam bidang bisnis bersih

  • Dipaksa Menikah Dengan Orang Mati   bab 4 Mengembalikan penglihatan Naura yang sebelumnya berkaca mata.

    Naura tertegun. "Sudah selesai, kalau begitu kami permisi dulu!" titah Sania, lalu diikuti beberapa perias dan pelayan yang lain. Naura ingin mengucapkan sesuatu, tapi pintu sudah ditutup bahkan dikunci dari luar. Dia hanya bisa menghela napas berat dan melirik ke arah makanan yang berada tak jauh darinya. Sekarang Naura hanya bisa menurut, nyatanya dia tetap hidup sampai sekarang. Dia ingin sekali bisa bertemu ibunya, dan bertanya kenapa ibunya pergi tidak membawanya. Dan dia ingin bertanya, kenapa ayahnya pernah mengatakan jika dia bukan anak kandungnya. Apa maksud semua itu? Naura hanya ingin tahu, ucapan ayahnya itu nyata atau hanya kebohongan belaka. Naura yang kelaparan, mulai makan perlahan. Air mata lagi-lagi luruh dari kedua pelupuk matanya, baru kali ini dia memakan masakan seenak ini. Di rumah, dia biasanya diberikan makanan sisa pembantu di rumah. Dia yang kekurangan gizi memiliki badan yang. kurus. Bukan hanya itu saja, selama ini Naura tidu

  • Dipaksa Menikah Dengan Orang Mati   bab 3 Melepas kaca mata.

    "Naura apakah seperti ini dirimu tanpa topeng?" ucap Daniel dengan suara dingin. "Kak Daniel, kamu salah paham ... Aku ... " Belum sempat Naura melanjutkan ucapannya, telepon sudah terputus. Dia limbung terduduk diatas lantai dengan wajah lesu. Air mata terus luruh dan mengalir dari kedua pelupuk matanya. Ntah berapa lama Naura menangis, tapi tiba-tiba ia merasa lapar. Saat matanya menatap ke arah jendela yang ada didalam kamar, hari sudah gelap. Tiba-tiba pintu kamar dibuka, menampilkan Helena yang datang bersama banyaknya pelayan. "Kamu lulus menjadi menantuku? Dan aku akan memberikan uang saku 200 juta perbulan." Ucapan Helena membuat kedua bola mata Naura membelalak, dia yang sulit mempercayai ucapan wanita cantik dihadapannya sampai mencubit pahanya beberapa kali. Helena tersenyum ramah padanya, "Sekarang kamu mandi, lalu makan malam. Karena nanti malam kamu harus menyerahkan tubuhmu lagi untuk penyempurnaan putraku." Walaupun Naura pintar, ucapan Hel

  • Dipaksa Menikah Dengan Orang Mati   bab 2 Kamar Pengantin.

    Helena yang melihat menantunya menangis berkata dengan nada kesal, "Dari pada kamu menangis, lebih baik kamu segera baca mantra itu berulang. Agar kamu dan putraku bisa selamat dari dewa kematian!" Naura yang merasa sudah tidak ada jalan lagi, hanya bisa menjawab dengan anggukan. Dia berharap, ucapan Helena nyata adanya. Mengingat dia ingin sekali bertemu dengan ibu kandungnya sebelum meninggalkan dunia. Dengan mudahnya dia menghafalkan mantra yang diberikan biksu itu dan membacanya berulang. Naura memang terkenal memiliki kecerdasan tingkat tinggi. Helena berkata pada beberapa pria berbaju hitam yang barusan datang, "Cepat masukkan tubuh gadis ini ke dalam peti mati anakku!" Dengan hormat mereka semua menjawab, "baik Nyonya Helena." Naura memilih untuk fokus membaca mantra itu, walaupun dia merasa sangat takut akan berada didalam satu peti mati bersama dengan seorang mayat. Walaupun Naura akui, jika peti mati itu lebih besar dari pada peti mati pada umumnya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status