Share

Bab 250

Author: Hazel
"Ya, kenapa aku bisa di sini?" Danto juga kebingungan. Bukankah dia seharusnya sedang minum teh di rumah sambil menonton drama?

"Aduh, kakiku sakit sekali!" Danto yang kebingungan hendak bangkit. Namun, dia sontak menyadari sebuah lubang berdarah di pahanya. Lukanya bahkan masih bercucuran darah. Karena kesakitan, dia pun terduduk kembali.

"Kak, kamu ...." Joko hendak memeriksa kondisi kakaknya, tetapi tiba-tiba merasakan sakit di bawah tubuhnya. Dia menunduk, lalu mendapati kaki kanannya patah.

"Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang melakukan ini?" pekik Joko yang kesakitan sekaligus marah.

Namun, selain Joko dan Danto, tidak ada lagi siapa pun di pinggir waduk ini. Tidak peduli bagaimana mereka berteriak, tidak ada respons apa pun di sekitar.

"Joko, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar Danto yang memaksakan diri untuk bangkit saat melihat luka Joko lebih parah.

"Kak, aku nggak boleh ke rumah sakit. Coba kulihat dulu ada klinik di sekitar sini nggak," tolak Joko sambil m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
hans
***** tirta menang banyak ... lanjut
goodnovel comment avatar
Ronaldy Prayogo
mungkin ada kesamaan cerita novel lainnya
goodnovel comment avatar
Ronaldy Prayogo
8 episode diulang lagi bung editor, mungkin ngantuk baru bangun kali
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1769

    Kali ini, giliran Devika yang menghindari tatapan Marila. Dia menyahut dengan ragu, "Ha? Aku ... karena aku teringat dengan apa yang dilakukan pria berengsek padaku malam itu. Itulah sebabnya aku tahu.""Masalahnya ... biarpun begitu, bukannya kamu sangat membenci Pak Tirta? Kenapa kamu menanyakan masalah pribadi seperti ini? Apa kamu juga ingin mencari Pak Tirta untuk mencobanya?" balas Marila.Marila yang memikirkan kemungkinan ini seketika memelotot. Dia tampak tidak percaya.Devika menanggapi, "Bukan begitu. Marila, jangan berpikiran macam-macam. Aku ... cuma takut kamu terluka. Aku sama sekali nggak penasaran dengan rasanya."Devika tidak berani berlama-lama di rumah Marila lagi setelah Marila menebak pemikirannya. Dia berpamitan, "Marila, aku masih ada urusan. Aku pulang dulu, nanti aku baru cari kamu lagi waktu senggang."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Devika sudah buru-buru keluar dari kamar. Marila bergumam, "Astaga ... jangan-jangan Devika juga terpesona pada Pak Tirta?"Se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1768

    Marila merasa dia tidak bisa menutupinya dari Devika lagi. Dia bertanya dengan perasaan bimbang, "Devika, kamu yakin nggak akan marah?"Devika mengangguk dan menegaskan, "Kamu bilang saja, Marila. Aku benar-benar nggak akan marah."Sebenarnya Devika juga merasa aneh kenapa dirinya tidak marah. Sebaliknya, saat teringat Tirta hendak melakukan hal di luar batas padanya tadi pagi, Devika malah ingin bertanya kepada Marila bagaimana rasanya berhubungan intim dengan Tirta.Namun, Marila tidak tahu pemikiran Devika. Dia benar-benar takut Devika marah pada Tirta lagi. Marila segera meraih tangan Devika dan memohon, "Iya, Devika. Ini memang perbuatan Pak Tirta. Tapi, aku yang menggoda Pak Tirta terlebih dulu. Devika, salahkan aku saja kalau kamu marah. Aku mohon, jangan persulit Pak Tirta lagi.""Aku nggak akan mencarinya, Marila. Kamu nggak usah begini, ke depannya juga sama," timpal Devika.Melihat Marila mengakuinya, Devika menelan ludah. Dia yang sangat penasaran bertanya, "Sakit nggak?"

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1767

    Devika tidak ingin mengatakan dia baru bertemu dengan Tirta. Dia bertanya kepada Marila, "Marila, beberapa hari ini kamu pergi ke mana? Kenapa menstruasimu datang lebih awal? Apa karena beberapa hari yang lalu kita berdua terlalu ekstrem makanya siklus menstruasimu menjadi nggak teratur?"Marila juga berbohong, "Seharusnya memang karena itu. Beberapa hari ini aku juga nggak pergi ke mana-mana. Aku merasa bosan di rumah, jadi aku berencana mencarimu."Selain itu, Marila mulai menggerayangi tubuh Devika demi menghindari topik ini. Dia menunjukkan seolah-olah beberapa hari ini dirinya sangat merindukan Devika.Tak lama kemudian, baju Devika sudah dilepaskan Marila. Tubuh Devika yang mulus gemetaran begitu merasakan sentuhan Marila. Devika tampak sangat menggoda.Setelah beberapa saat, Devika tiba-tiba mendorong Marila dan menghentikannya, "Um ... Marila, berhenti. Kamu lagi datang bulan, nggak cocok kalau kamu lanjut melakukan ini."Hal ini karena Devika merasakan sesuatu yang sangat aneh

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1766

    Setelah kembali ke tempat tinggalnya, Devika mengamati sekeliling. Dia memastikan Gaurav tidak berada di vila terlebih dahulu sebelum mengeluarkan Pil Pembentukan Fondasi yang diberikan Tirta dengan hati-hati.Devika menggenggamnya sambil memuji, "Karakter pria berengsek ini memang nggak bagus, tapi teknik alkimianya sangat hebat. Seharusnya butuh waktu sekitar 8 tahun untuk memurnikan pil tingkat tinggi seperti ini."Ekspresi Devika sekarang sangat berbeda dibandingkan saat menghadapi Tirta. Dia terus tersenyum sembari mengamati pil.Devika berucap, "Oh iya. Pria berengsek itu bilang aku nggak boleh mengonsumsi pil ini waktu kemampuanku masih lemah. Aku simpan di dalam kotak giok dulu."Devika memainkan pil itu sejenak, lalu mencari kotak giok untuk menyimpan pil itu. Aroma pil yang samar menyebar di dalam kamar.Devika bisa merasakan energi spiritual di dalam vila juga menjadi pekat. Dia yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini langsung duduk bersila di sofa dan mulai mengerahk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1765

    Orion juga tampak bingung dan terkejut melihat Prita yang tiba-tiba muncul. Dia bertanya, "Shazana, kenapa ... kamu tiba-tiba menjadi begitu hebat? Aku lagi mimpi ya? Siapa gadis ini? Kenapa sebelumnya aku nggak pernah lihat dia?"Seketika Tirta, Shazana, dan Prita tidak bisa berkutik. Mereka bertatapan dan tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan kepada Orion.Tirta memperhatikan batu spiritual di dada Orion, lalu kepikiran alasan utama yang membuat Orion bangun, 'Gawat, efek pemulihan dari batu spiritual di dada ayahku terlalu berlebihan. Akibatnya ayahku bisa bangun lebih awal biarpun aku sudah menotok titik akupunkturnya.'Melihat Shazana tidak bicara, Orion memandang Tirta seraya lanjut bertanya, "Tirta, kamu yang beri tahu aku ada apa dengan ibumu. Selain itu, kenapa banyak orang terus berjaga di luar kamar? Aku nggak diizinkan keluar dan siapa pun nggak boleh masuk. Apa kalian menutupi sesuatu dariku?""Ayah, aku bisa beri tahu kamu kebenarannya. Tapi, kamu harus menerima kenyat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1764

    Saat Tirta sedang tersenyum bodoh, tiba-tiba telinganya dijewer. Shazana menarik Tirta ke dalam kamar sambil menegur, "Kamu nggak usah mengomentari orang lain! Sini, aku mau bicara denganmu!"Tirta menyeringai dan mengeluh, "Aduh, Bu. Kamu langsung bilang saja kalau ada masalah. Bagaimanapun, aku ini pemurni energi tingkat pembentukan fondasi. Aku malu kalau kamu menghukumku seperti ini."Shazana mendengus dan menimpali, "Untuk apa kamu merasa malu di depanku? Nggak ada gunanya kamu itu pemurni energi tingkat pembentukan fondasi. Biarpun kamu sudah mencapai tingkat inti emas, aku tetap mau jewer kamu."Setelah masuk ke kamar pasien, Orion masih belum bangun. Jadi, Prita memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelinap masuk ke kamar.Begitu Shazana melepaskannya, Tirta mengusap telinganya dan bertanya, "Bu, apa yang ingin kamu bicarakan denganku?"Shazana berbicara dengan ketus, "Sebenarnya apa status Bu Devika? Kulihat sepertinya dia menyukaimu. Selagi aku ada waktu beberapa hari ini, bag

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status