Dokter Tampan di Pavilliun

Dokter Tampan di Pavilliun

This is a 《Dokter tampan》 fanfiction

last updateHuling Na-update : 2022-04-14
By:  YuniartinoorOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Mga Ratings. 2 Rebyu
35Mga Kabanata
6.7Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Pertemuan seorang perawat bernama Ageeza dengan seorang Dokter di sebuah Pavilliun Rumah sakit. Membawa Ageeza pada petualangan panjang. Perjuangan dan mencari kebenaran untuk memecahkan sebuah misteri untuk menyatukan cinta dua alam. Akankah Ageeza dan Dokter tampan bersatu?

view more

Kabanata 1

Tugas Pertama

Ini hari pertama aku bertugas sebagai Perawat di Rumah Sakit umum Daerah milik Pemerintah. Aku masuk shift malam, rencananya jam sembilan baru akan berangkat dari rumah. 

Ibu begitu exited menyiapkan air minum dan bekal untukku, jadi seperti anak TK dengan tas berisi berbagai bekal makanan. Dengan scooter matic putih hadiah ulang tahun dari Ayah aku membelah keheningan malam.

Alunan musik dari earphone menemani perjalanan malamku menuju tempat kerja. Hampir setengah jam waktu yang dihabiskan hingga sampai di parkiran Rumah Sakit. Suasana begitu hening dan sepi, aku sedikit berlari menuju loker. Kerja shift malam membuat was-was, takut jika nanti aku yang indigo melihat hal-hal aneh atau menakutkan. 

Di Pavilliun melati aku sudah mulai mendapati kejanggalan, seorang gadis kecil dari tadi mengikuti. Penasaran ingin menoleh tapi belum sempat berbalik, sebuah tangan kekar dengan sigap menarik tanganku.

"Bantu aku!" ucapnya dengan suara parau.

"Dokter kenapa tangannya berdarah begini? sebentar aku ambil perban tunggu aku kembali." Aku berlari secepat kilat ke Pavilliun anggrek tempat aku bertugas.

"Kamu benar-benar kembali Ageeza!" ujar Dokter tampan itu. Aku membalut tangan penuh darah itu dengan telaten.

"Dokter tau namaku?" tanyaku.

"Di name tag itu tertera namamu, kamu perawat baru?" Dia balik bertanya.

"Iya, Dok baru lulus, ini hari pertama kerja. Tangan Dokter dingin sekali, lebih baik Dokter izin pulang, istirahat!" saranku.

"Tidak usah, Ageeza ini hanya luka ringan," jawabnya.

"Panggil saja Geeza, Dok. Kenapa tangannya luka parah begini, Dok?" Aku penasaran.

"Tanganku kerjepit pintu."

"Pintu? Kalau kejepit pintu minimal jari yang luka, ini kok bersimbah darah. Dokter bercanda?" Dokter tampan itu hanya tersenyum menanggapi pertanyaanku. "Aku pamit, Dok. Hampir terlambat, aku harus mulai kerja," pamitku.

Sekali lagi, dia menjawab dengan senyum manisnya. Aku berbalik, berjalan berapa langkah, penasaran menoleh ke belakang tapi Dokter tadi sudah mengilang. Secepat itu? Bulu kudukku seketika merinding, aku berjalan secepat mungkin sampai menabrak rekan kerja yang berjalan berpapasan.

"Kamu dari mana? Perawat baru, kan?"

"Iya, Kak. Maaf tadi aku menolong Dokter dulu di pavilliun," terangku.

"Kamu bertugas di Pavilliun ini, tidak usah membantu Dokter di Pavilliun lain. Disana sudah ada perawat yang bertugas!" tegur seniorku.

"Maaf, Kak," ucapku.

" Ageeza kerja yang bener jangan tidur! stand by! Bekerja sama dengan yang lain!" titah Kak Meli.

"Siap, Kak!"

Kak Meli seorang perawat senior di Rumah sakit ini, bukan galak tapi Kak Meli sedikit tegas. Semua Dokter dan perawat di ruangan ini terjaga tak ada seorangpun yang tertidur. Sementara aku masih diajari oleh Susan teman satu shiftku, perawat lain mengecek kondisi pasien. 

Saat sedang memperhatikan Susan yang menjelaskan aku melihat Dokter tampan tadi lewat di depan Pavilliun, dia tersenyum kearahku.

"Kamu ngapain, Za ... senyum-senyum sendiri?" tanya Susan.

"Itu Dokter yang lewat barusan senyum, ya aku balas ... senyumnya manis banget, ganteng lagi," cerocosku.

"Ni bocah baru masuk kerja sudah ngecengin Dokter, aku saja belum berani."

"Hihihi ... maaf, San."

"Yuk! Sekarang kita cek pasien!" ajak Susan. Aku mengekor Susan mengecek kondisi pasien.

"Astagfirullahhalazim," ucapku.

"Kamu kenapa? bikin kaget tau!"

"Astagfirullah ya Allah," aku berdoa sebisaku, ayat kursi beserta doa-doa yang lain berulang-ulang kubaca.

"Kamu kenapa? Jangan penakut deh! Ini sudah konsekuensi profesi kita."

"Kamu memang gak lihat, San? anak kecil, cewek, nguntitin aku terus sejak dari loker tadi."

"Kamu halu," sahut Susan enteng.

"Ya Allah kok halu, San!" ucapku kesal.

Ketika berjalan di koridor kami berpapasan dengan beberapa perawat membawa blangkar dan seorang ibu yang terus menangis. Aku terkulai lemas, anak yang sedari tadi menguntit ternyata dia yang terbaring di belangkar itu.

"Ish ... kamu merepotkan sekali Geeza, ngapain malah lesehan di lantai?"

"Susan, aku lemes banget ... kamu tahu anak gadis yang terbaring di blangkar tadi? Gadis kecil itu sama persis dengan anak gadis yang menguntitku dari loker tadi."

"Istighfar, kamu orang baru disini, jangan ngelamun banyak berdoa!" titah Susan.

Aku berusaha berdiri berjalan menuju ruangan walau sedikit sempoyongan. Tak terasa sudah jam tiga pagi aku dan Susan beristirahat sekedar meregangkan badan dan makan bekal. 

"San kamu selama bekerja gak pernah lihat apa gitu?" tanyaku penasaran.

"Alhamdulillah ... enggak, Za. Aku sih positif saja ... niat kita kerja, ibadah, asal kita gak ganggu 'mereka' juga gak akan ganggu," jawab Susan.

"Kamu sih enak, aku indigo mereka menampakan wujudnya sendiri. Kalau mereka tiba-tiba muncul di hadapanku aku bisa apa?" cerocosku.

"Ishh!  Sudah jangan bahas gituan ah ngeri. Jadi takut mau ke toilet, anter yuk!" ajak Susan.

"Ayukk!" 

Aku menunggu Susan tepat di depan pintu tolilet. Fokus aku alihkan pada handphone di tangan. Namun, aku merasakan kehadiran Dokter tampan itu. Benar saja dia sedang berjalan ke arahku dari koridor. 

Bersiap menyapa Dokter tampan, aku akhiri permainan di benda pipih yang sedari tadi menemani tapi ... saat pandangan kembali Dokter tampan itu sudah tidak ada. 

"Woii! Nyari siapa?" tegur Susan. 

"Enggak," singkatku.

"Jangan bilang kamu lihat setan! Males deh punya temen baru kaya gini bikin jantungan," keluh Susan.

Apalagi aku, jantungku entah sudah jatuh di mana? 

Dokter tampan itu seperti hantu saja, datang begitu cepat dan sekejap menghilang lagi dari hadapan mata.

Jangan ... jangan ....

Apa memang dia Dokter hantu?

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Dxxtyaa 05
Masih update gk si Please update trs
2022-05-11 02:23:21
0
user avatar
Ana Erliy
ada arwah gentayangan tapi ndak horor, apa nungkin karna si arwah ganteng kali ya? seru... semangat... Ana dah gadir ya...
2021-10-21 10:11:04
2
35 Kabanata
Tugas Pertama
Ini hari pertama aku bertugas sebagai Perawat di Rumah Sakit umum Daerah milik Pemerintah. Aku masuk shift malam, rencananya jam sembilan baru akan berangkat dari rumah. Ibu begitu exited menyiapkan air minum dan bekal untukku, jadi seperti anak TK dengan tas berisi berbagai bekal makanan. Dengan scooter matic putih hadiah ulang tahun dari Ayah aku membelah keheningan malam.Alunan musik dari earphone menemani perjalanan malamku menuju tempat kerja. Hampir setengah jam waktu yang dihabiskan hingga sampai di parkiran Rumah Sakit. Suasana begitu hening dan sepi, aku sedikit berlari menuju loker. Kerja shift malam membuat was-was, takut jika nanti aku yang indigo melihat hal-hal aneh atau menakutkan. Di Pavilliun melati aku sudah mulai mendapati kejanggalan, seorang gadis kecil dari tadi mengikuti. Penasaran ingin menoleh tapi belum sempat berbalik, sebuah tangan kekar dengan sigap menarik tanganku."Bantu aku!" ucapnya dengan suara parau.
last updateHuling Na-update : 2021-09-05
Magbasa pa
Gadis Kecil Menangis
Aku masih penasaran dengan gadis manis yang terus menguntitku kemarin malam. Jam tujuh pagi waktu kerja usai, aku hampiri ruangan tempat gadis kecil itu dirawat. Tak berani masuk, hanya mengintip di celah kecil yang berada di pintu ruangan."Suster mau periksa? masuk saja!" tegur seorang ibu."Enggak, Bu. Saya cuma mau lihat ade yang sakit itu, saya seperti pernah melihat ... tapi lupa di mana." Aku berpura-pura karena penasaran."Iya, mungkin suster pernah merawatnya. Saina sudah dua bulan koma. Dokter juga sudah pasrah, tapi maminya maksa ingin Saina tetap di rawat. Maminya berharap anak manisnya bisa cepet bangun tapi ...." Ibu tersebut tak sanggup berkata lagi malah sesegukan menangis."Maaf, Bu. Saya malah buat Ibu sedih," ucapku."Apalagi Maminya, saya saja bude-nya sudah gak tega melihat kondisi Saina.""Mudah-mudahan Saina cepet sembuh, Bu. Maaf sudah nenganggu, saya permisi, Assalamualaikum," pamitku."Waalaikumsalam."
last updateHuling Na-update : 2021-09-05
Magbasa pa
Pulang Bareng
Aku bingung bagaimana cara menyampaikan pesan Saina untuk Maminya. Harus benar-benar tepat penyampaiannya, kalau aku salah sedikit saja aku bisa di sangka orang gak war*s. Apa mungkin orang tua Saina percaya aku bisa berkomunikasi dengan anaknya? zaman sekarang kadang orang sudah tidak percaya hal-hal begini."De, ngapain kamu mundar-mandir sudah seperti setrikaan, Abang pusing tau lihatnya." keluh abangku."Abang usil banget sih suka-suka Geeza.""Cerita donk ke Abang, kenapa? Nanti Abang bantu.""Serius Bang?" Abang mengangguk. Akupun menceritak apa yang sedari tadi membuatku bingung dan galau beuud."Ya menurut Abang sih ceritakan saja semuanya sampaikan sedetail mungkin, itu 'kan amanat dari Saina. Perihal nanti mereka percaya apa enggak kamu gak usah pikirkan, Dek.""Gitu ya Bang, makasih ya Abang sayang," ucapku.Aku segera berlari ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap, hari ini shift kerja jam tiga sore sampai jam sebelas malam
last updateHuling Na-update : 2021-09-05
Magbasa pa
Dia Memang Hantu
Aku langsung menyalakan lampu dan berlari keluar membuka pintu."Baang! Abang buka pintunya.""Apaan sih, Dek, malam-malam gini berisik?""Bang, Geeza nginep di kamar Abang, ya.""Ngapain sih udah gede juga, sempit ah, di bawah saja sama ibu.""Masa bertiga sama ayah? Aku tidur di sofa aja Bang gak di kasur, ya Bang? aku takut banget, Bang!" rengekku."Ya sudah, boleh tapi jagan ngorok!""Enggak Bang, Geeza janji."Aku mengambil posisi ternyaman di sofa yang berada di kamar Abang Gaza. Masih mengatur nafas yang  ngos-ngosan akibat kejadian tadi, aku jadi berfikir kalau dr. Doddy memang hantu. Ya, aku suka cowok tampan tapi kalau tiba-tiba wajahnya muncul di hadapanku malam-malam, 'kan gak lucu gaeess."Tuh kan ah, lu ganggu dek, berisik komat-kamit mulu bukannya tidur.""Diem Bang, aku lagi baca doa biar bisa tidur!"*****Gara-gara semalam gak bisa tidur kepalaku pusing sekali, sehabis Shalat S
last updateHuling Na-update : 2021-09-05
Magbasa pa
Nonton Bareng
Dari cerita yang Dokter Doddy katakan, dia berada di sebuah ViIla di daerah Ciwidey. Ageeza tak mungkin berangkat kesana sendiri, rencananya ia akan mengajak Bang Gaza.Kebetulan Geeza bekerja belum genap satu bulan dan belum mendapat libur untuk sekarang ini. Sudah di pastikan jadwal menemui dr.Doddy baru akan dilakukan bulan depan saat ia libur dan Abangnya libur."Heyyy! Ngapain melamun?" tanya Susan."Hey San, akhirnya kita satu shift lagi. Mau gak? bakso nih pedes," tawar Geeza."Enggak ah, aku mau soto saja. Pulang kerja nonton yuk! jenuh kerja terus.""Hayukk, aku juga jenuh sudah butuh refreshing nih."Geeza bertemu Maminya Saina di kantin, dia sangat bahagia menerima hadiah ulang tahun dari bidadari kecilnya itu. Sebuah apron bertuliskan ♡ Mami, yang disulam oleh tangan mungil Saina sendiri.Syukurlah, meskipun sedikit kebahagiaan tapi bisa mengobati sedikit rindu sang Mami. Sudah seminggu lebih Geeza tidak bertemu bidadari k
last updateHuling Na-update : 2021-09-05
Magbasa pa
Kepergian Saina
Jam tiga pagi aku dikagetkan dengan ketukan pintu kamar berulang-ulang, ngantuk sekali, tapi apa daya aku harus tetap bangun."Geeza! Ageeza bangun, Sayang, ada tamu!" panggil Ibu."Tamu! Jam segini, siapa?" Aku bermonolog sambil mengucek-ngucek mataku yang sangat lengket. "Tamu siapa, Bu? inikan masih malam banget.""Katanya Om-nya Saina!" Aku kaget dan langsung menoleh ke tempat tidur. Saina sudah tak ada di Sana, aku langsung berlari ke bawah."Maaf Om, Tante ... saya mengganggu malam-malam. Ini sangat gak sopan, tapi ini urgen.""Urgen bagaimana maksudnya?" tanya Geeza panik."Saina kritis, Arumi akan membawanya ke Singapura, kamu bisa ikut saya ke Rumah Sakit, sekarang?""Bagaimana saya yakin kalau kamu Om-nya Saina?""Arumi dari satu jam lalu sudah coba menelpon tapi handphone kamu gak aktif, jadi saya disuruh ke sini. Saya dapat alamat kamu dari Mbak Meli di Pavilliun Anggrek," ucap Omnya Saina."Hmmm ... iya hand
last updateHuling Na-update : 2021-09-05
Magbasa pa
Mas Faiz
Pikiranku terus melayang memikirkan keluhan dr. Doddy yang ingin segera kutengok. Apa tujuannya menggiringku ke Villa persembunyiannya? Ada rahasia apa? aku semakin penasaran.Setiap hari katanya, Dokter Tampan itu mengekorku mulai dari aku terbangun sampai tertidur. Mungkin saja, aku tak tahu pasti karena dia hanya menampakan dirinya padaku saat malam hari.Hari ini aku bekerja shift pagi, jam tiga sore tugasku selesai. Aku segera membereskan semua berkas-berkas di ruangan, baru saja keluar Paviliun terlihat Mas Faiz duduk di kursi tunggu.Mas Faiz berdiri dan tersenyum saat menyadari aku keluar dari Paviliun."Suster!" sapanya canggung."Ada apa Mas? Ada kabar tentang Saina?" tanyaku.Kami berjalan beriringan menuju loker."Enggak, belum ada kabar. Aku mampir, kebetulan habis dari Dokter gigi.""Bentar ya Mas, aku ambil tas dulu di loker."Mas Faiz menunggu di depan loker, lalu kami kembali berjalan menuju lobi.
last updateHuling Na-update : 2021-09-14
Magbasa pa
Syukuran
Azan Ashar aku sudah sampai di rumah, kembali dari kerja shift pagi. Kemarin aku sudah izin pada Ibu dan Ayah untuk menghadiri pengajian di rumah Saina."Harum sekali, Ibu buat apa?" tanyaku."Ibu buat brownis, pastel sama lemper. Nanti di bawa ya, lumayan buat cemilan setelah pengajian.""Makasih Bu, Ibu memang ter-the best." Aku memeluk Ibu yang tengah menata pastel kedalam Tupper w***. "Sampaikan maaf Ibu gak bisa hadir, Ibu harus jaga sepupu mu, tante kan masih jaga mertuanya di Runah Sakit.""Iya, Bu. Nanti Geeza sampaikan."Selesai membuat kue untuk dibawa ke pengajian, Ibu memasak untuk makan malam kami.Ibu sudah pergi ke rumah tante di antar Ayah, sekarang tinggal aku dan Abang yang stay di rumah.Dreeet ... dreettt ...Sebuah pesan masuk di aplikasi berwarna hijau milikku."[Assalamualaikum, Ageeza siap-siap ya, aku jemput. Sekarang on the way.]"Ternyata pesan dari Mas Faiz.
last updateHuling Na-update : 2021-09-15
Magbasa pa
Kecelakaan
Heran ... dari sekian banyak lelaki kenapa malah makhluk halus ini yang membuatku 'klepek-klepek'. Arwah aneh yang bucin dan kepo, level akut. Andai saja aku dan Dokter Doddy sama-sama manusia biasa pasti kami jadi pasangan yang sangat serasi, seorang Dokter Tampan dan perawat Cantik. Namun kenyataannya semua hanya khayalan yang tak mungkin jadi kenyataan.Sejak awal bertemu Dokter Doddy yakin jika aku bisa membangunkan tidur panjangnya, masa iya? Aku sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Iya ... aku memang indigo, tapi aku bukan paranormal atau pesulap, mana bisa membangunkan orang koma? Semua itu bukan kapasitasku. Hanya keajaiban yang bisa membangunkan orang koma.Koma adalah situasi darurat medis yang dialami seseorang ketika dalam keadaan tidak sadar. Ketidaksadaran yang disebabkan menurunnya aktivitas dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi. Meskipun dalam keadaan tidak sadar sebagian pasien yang mengalami koma masih bisa bernapas secara spontan.
last updateHuling Na-update : 2021-10-16
Magbasa pa
Princess
"Maaf salah orang, Suster Ageeza masih di dalam, belum offer shift," Pak Reza yang sudah tidak berpakaian Dinas, menarikku keluar dari kerumunan."Pak Polisi? Ada apa, kok wartawan-wartawan itu mencariku?" tanyaku polos."Mereka mau cari berita tentang bayi yang semalam kita temukan di semak. Biar Komandan nanti yang jekaskan pada mereka. Ngadepin wartawan cape loh, Sus," jelasnya." O ... untung Pak Polisi cepat menarikku dari kerumunan, terima kasih, Pak!" ucapku."Sama-sama, cepet pulang. Kalau ada salah satu dari wartawan ke rumah, jangan kasih komentar apapun. Jawab saja tidak tahu!" titahnya."Baik, Pak." Aku berlalu menuju parkiran, sialnya mesin motorku mati. Aku kembali ke lobi menghampiri  security untuk meminta bantuan."Kenapa balik lagi Suster!!" tegur Pak Polisi."Motorku mati, mau minta bantuan security buat nge-cek.""Lama!! Keburu wartawan-wartawan itu pada
last updateHuling Na-update : 2021-10-16
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status