Dokter Tampan di Pavilliun

Dokter Tampan di Pavilliun

Ini adalah 《Dokter tampan》 fanfiction

Oleh:  Yuniartinoor  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
35Bab
6.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pertemuan seorang perawat bernama Ageeza dengan seorang Dokter di sebuah Pavilliun Rumah sakit. Membawa Ageeza pada petualangan panjang. Perjuangan dan mencari kebenaran untuk memecahkan sebuah misteri untuk menyatukan cinta dua alam. Akankah Ageeza dan Dokter tampan bersatu?

Lihat lebih banyak
Dokter Tampan di Pavilliun Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dxxtyaa 05
Masih update gk si Please update trs
2022-05-11 02:23:21
0
user avatar
Ana Erliy
ada arwah gentayangan tapi ndak horor, apa nungkin karna si arwah ganteng kali ya? seru... semangat... Ana dah gadir ya...
2021-10-21 10:11:04
2
35 Bab
Tugas Pertama
Ini hari pertama aku bertugas sebagai Perawat di Rumah Sakit umum Daerah milik Pemerintah. Aku masuk shift malam, rencananya jam sembilan baru akan berangkat dari rumah. Ibu begitu exited menyiapkan air minum dan bekal untukku, jadi seperti anak TK dengan tas berisi berbagai bekal makanan. Dengan scooter matic putih hadiah ulang tahun dari Ayah aku membelah keheningan malam.Alunan musik dari earphone menemani perjalanan malamku menuju tempat kerja. Hampir setengah jam waktu yang dihabiskan hingga sampai di parkiran Rumah Sakit. Suasana begitu hening dan sepi, aku sedikit berlari menuju loker. Kerja shift malam membuat was-was, takut jika nanti aku yang indigo melihat hal-hal aneh atau menakutkan. Di Pavilliun melati aku sudah mulai mendapati kejanggalan, seorang gadis kecil dari tadi mengikuti. Penasaran ingin menoleh tapi belum sempat berbalik, sebuah tangan kekar dengan sigap menarik tanganku."Bantu aku!" ucapnya dengan suara parau.
Baca selengkapnya
Gadis Kecil Menangis
Aku masih penasaran dengan gadis manis yang terus menguntitku kemarin malam. Jam tujuh pagi waktu kerja usai, aku hampiri ruangan tempat gadis kecil itu dirawat. Tak berani masuk, hanya mengintip di celah kecil yang berada di pintu ruangan."Suster mau periksa? masuk saja!" tegur seorang ibu."Enggak, Bu. Saya cuma mau lihat ade yang sakit itu, saya seperti pernah melihat ... tapi lupa di mana." Aku berpura-pura karena penasaran."Iya, mungkin suster pernah merawatnya. Saina sudah dua bulan koma. Dokter juga sudah pasrah, tapi maminya maksa ingin Saina tetap di rawat. Maminya berharap anak manisnya bisa cepet bangun tapi ...." Ibu tersebut tak sanggup berkata lagi malah sesegukan menangis."Maaf, Bu. Saya malah buat Ibu sedih," ucapku."Apalagi Maminya, saya saja bude-nya sudah gak tega melihat kondisi Saina.""Mudah-mudahan Saina cepet sembuh, Bu. Maaf sudah nenganggu, saya permisi, Assalamualaikum," pamitku."Waalaikumsalam."
Baca selengkapnya
Pulang Bareng
Aku bingung bagaimana cara menyampaikan pesan Saina untuk Maminya. Harus benar-benar tepat penyampaiannya, kalau aku salah sedikit saja aku bisa di sangka orang gak war*s. Apa mungkin orang tua Saina percaya aku bisa berkomunikasi dengan anaknya? zaman sekarang kadang orang sudah tidak percaya hal-hal begini."De, ngapain kamu mundar-mandir sudah seperti setrikaan, Abang pusing tau lihatnya." keluh abangku."Abang usil banget sih suka-suka Geeza.""Cerita donk ke Abang, kenapa? Nanti Abang bantu.""Serius Bang?" Abang mengangguk. Akupun menceritak apa yang sedari tadi membuatku bingung dan galau beuud."Ya menurut Abang sih ceritakan saja semuanya sampaikan sedetail mungkin, itu 'kan amanat dari Saina. Perihal nanti mereka percaya apa enggak kamu gak usah pikirkan, Dek.""Gitu ya Bang, makasih ya Abang sayang," ucapku.Aku segera berlari ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap, hari ini shift kerja jam tiga sore sampai jam sebelas malam
Baca selengkapnya
Dia Memang Hantu
Aku langsung menyalakan lampu dan berlari keluar membuka pintu."Baang! Abang buka pintunya.""Apaan sih, Dek, malam-malam gini berisik?""Bang, Geeza nginep di kamar Abang, ya.""Ngapain sih udah gede juga, sempit ah, di bawah saja sama ibu.""Masa bertiga sama ayah? Aku tidur di sofa aja Bang gak di kasur, ya Bang? aku takut banget, Bang!" rengekku."Ya sudah, boleh tapi jagan ngorok!""Enggak Bang, Geeza janji."Aku mengambil posisi ternyaman di sofa yang berada di kamar Abang Gaza. Masih mengatur nafas yang  ngos-ngosan akibat kejadian tadi, aku jadi berfikir kalau dr. Doddy memang hantu. Ya, aku suka cowok tampan tapi kalau tiba-tiba wajahnya muncul di hadapanku malam-malam, 'kan gak lucu gaeess."Tuh kan ah, lu ganggu dek, berisik komat-kamit mulu bukannya tidur.""Diem Bang, aku lagi baca doa biar bisa tidur!"*****Gara-gara semalam gak bisa tidur kepalaku pusing sekali, sehabis Shalat S
Baca selengkapnya
Nonton Bareng
Dari cerita yang Dokter Doddy katakan, dia berada di sebuah ViIla di daerah Ciwidey. Ageeza tak mungkin berangkat kesana sendiri, rencananya ia akan mengajak Bang Gaza.Kebetulan Geeza bekerja belum genap satu bulan dan belum mendapat libur untuk sekarang ini. Sudah di pastikan jadwal menemui dr.Doddy baru akan dilakukan bulan depan saat ia libur dan Abangnya libur."Heyyy! Ngapain melamun?" tanya Susan."Hey San, akhirnya kita satu shift lagi. Mau gak? bakso nih pedes," tawar Geeza."Enggak ah, aku mau soto saja. Pulang kerja nonton yuk! jenuh kerja terus.""Hayukk, aku juga jenuh sudah butuh refreshing nih."Geeza bertemu Maminya Saina di kantin, dia sangat bahagia menerima hadiah ulang tahun dari bidadari kecilnya itu. Sebuah apron bertuliskan ♡ Mami, yang disulam oleh tangan mungil Saina sendiri.Syukurlah, meskipun sedikit kebahagiaan tapi bisa mengobati sedikit rindu sang Mami. Sudah seminggu lebih Geeza tidak bertemu bidadari k
Baca selengkapnya
Kepergian Saina
Jam tiga pagi aku dikagetkan dengan ketukan pintu kamar berulang-ulang, ngantuk sekali, tapi apa daya aku harus tetap bangun."Geeza! Ageeza bangun, Sayang, ada tamu!" panggil Ibu."Tamu! Jam segini, siapa?" Aku bermonolog sambil mengucek-ngucek mataku yang sangat lengket. "Tamu siapa, Bu? inikan masih malam banget.""Katanya Om-nya Saina!" Aku kaget dan langsung menoleh ke tempat tidur. Saina sudah tak ada di Sana, aku langsung berlari ke bawah."Maaf Om, Tante ... saya mengganggu malam-malam. Ini sangat gak sopan, tapi ini urgen.""Urgen bagaimana maksudnya?" tanya Geeza panik."Saina kritis, Arumi akan membawanya ke Singapura, kamu bisa ikut saya ke Rumah Sakit, sekarang?""Bagaimana saya yakin kalau kamu Om-nya Saina?""Arumi dari satu jam lalu sudah coba menelpon tapi handphone kamu gak aktif, jadi saya disuruh ke sini. Saya dapat alamat kamu dari Mbak Meli di Pavilliun Anggrek," ucap Omnya Saina."Hmmm ... iya hand
Baca selengkapnya
Mas Faiz
Pikiranku terus melayang memikirkan keluhan dr. Doddy yang ingin segera kutengok. Apa tujuannya menggiringku ke Villa persembunyiannya? Ada rahasia apa? aku semakin penasaran.Setiap hari katanya, Dokter Tampan itu mengekorku mulai dari aku terbangun sampai tertidur. Mungkin saja, aku tak tahu pasti karena dia hanya menampakan dirinya padaku saat malam hari.Hari ini aku bekerja shift pagi, jam tiga sore tugasku selesai. Aku segera membereskan semua berkas-berkas di ruangan, baru saja keluar Paviliun terlihat Mas Faiz duduk di kursi tunggu.Mas Faiz berdiri dan tersenyum saat menyadari aku keluar dari Paviliun."Suster!" sapanya canggung."Ada apa Mas? Ada kabar tentang Saina?" tanyaku.Kami berjalan beriringan menuju loker."Enggak, belum ada kabar. Aku mampir, kebetulan habis dari Dokter gigi.""Bentar ya Mas, aku ambil tas dulu di loker."Mas Faiz menunggu di depan loker, lalu kami kembali berjalan menuju lobi.
Baca selengkapnya
Syukuran
Azan Ashar aku sudah sampai di rumah, kembali dari kerja shift pagi. Kemarin aku sudah izin pada Ibu dan Ayah untuk menghadiri pengajian di rumah Saina."Harum sekali, Ibu buat apa?" tanyaku."Ibu buat brownis, pastel sama lemper. Nanti di bawa ya, lumayan buat cemilan setelah pengajian.""Makasih Bu, Ibu memang ter-the best." Aku memeluk Ibu yang tengah menata pastel kedalam Tupper w***. "Sampaikan maaf Ibu gak bisa hadir, Ibu harus jaga sepupu mu, tante kan masih jaga mertuanya di Runah Sakit.""Iya, Bu. Nanti Geeza sampaikan."Selesai membuat kue untuk dibawa ke pengajian, Ibu memasak untuk makan malam kami.Ibu sudah pergi ke rumah tante di antar Ayah, sekarang tinggal aku dan Abang yang stay di rumah.Dreeet ... dreettt ...Sebuah pesan masuk di aplikasi berwarna hijau milikku."[Assalamualaikum, Ageeza siap-siap ya, aku jemput. Sekarang on the way.]"Ternyata pesan dari Mas Faiz.
Baca selengkapnya
Kecelakaan
Heran ... dari sekian banyak lelaki kenapa malah makhluk halus ini yang membuatku 'klepek-klepek'. Arwah aneh yang bucin dan kepo, level akut. Andai saja aku dan Dokter Doddy sama-sama manusia biasa pasti kami jadi pasangan yang sangat serasi, seorang Dokter Tampan dan perawat Cantik. Namun kenyataannya semua hanya khayalan yang tak mungkin jadi kenyataan.Sejak awal bertemu Dokter Doddy yakin jika aku bisa membangunkan tidur panjangnya, masa iya? Aku sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Iya ... aku memang indigo, tapi aku bukan paranormal atau pesulap, mana bisa membangunkan orang koma? Semua itu bukan kapasitasku. Hanya keajaiban yang bisa membangunkan orang koma.Koma adalah situasi darurat medis yang dialami seseorang ketika dalam keadaan tidak sadar. Ketidaksadaran yang disebabkan menurunnya aktivitas dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi. Meskipun dalam keadaan tidak sadar sebagian pasien yang mengalami koma masih bisa bernapas secara spontan.
Baca selengkapnya
Princess
"Maaf salah orang, Suster Ageeza masih di dalam, belum offer shift," Pak Reza yang sudah tidak berpakaian Dinas, menarikku keluar dari kerumunan."Pak Polisi? Ada apa, kok wartawan-wartawan itu mencariku?" tanyaku polos."Mereka mau cari berita tentang bayi yang semalam kita temukan di semak. Biar Komandan nanti yang jekaskan pada mereka. Ngadepin wartawan cape loh, Sus," jelasnya." O ... untung Pak Polisi cepat menarikku dari kerumunan, terima kasih, Pak!" ucapku."Sama-sama, cepet pulang. Kalau ada salah satu dari wartawan ke rumah, jangan kasih komentar apapun. Jawab saja tidak tahu!" titahnya."Baik, Pak." Aku berlalu menuju parkiran, sialnya mesin motorku mati. Aku kembali ke lobi menghampiri  security untuk meminta bantuan."Kenapa balik lagi Suster!!" tegur Pak Polisi."Motorku mati, mau minta bantuan security buat nge-cek.""Lama!! Keburu wartawan-wartawan itu pada
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status