Share

Pulang Sekolah

Jalanan di depan sekolah sangat ramai. Lova menunggu di halte bus sambil sesekali melirik jam tangannya. Sudah hampir 15 menit dia menunggu bus di sana.

Brem! Brem! Cit!

"Sialan!" umpat Lova saat ada sebuah motor yang berhenti di depannya dengan posisi ban motor yang mengenai genangan air. Rok abu-abu Lova terciprat dan menjadi kotor.

Laki-laki yang menaiki motor itu membuka helmnya. Lova menatap marah saat melihat bahwa laki-laki itu adalah Bagas. Tangan Bagas menyisir rambutnya dan menatap Lova dengan terkejut.

"Loh, kok rok lo bisa kotor?" tanya Bagas yang membuat Lova ingin melempar sepatu miliknya ke wajah sok polos Bagas.

"Menurut lo?" tanya Lova sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Bagas melihat ke sekelilingnya dan mengerutkan dahinya, " Emang siapa?" tanya Bagas yang membuat Lova ingin menonjok mukanya.

"ELO, BEGO!" teriak Lova mulai habis kesabaran.

"Gue?" tanya Bagas bingung.

Lova menatap Bagas malas lalu beranjak dari halte bus. Suasana hati Lova sudah kacau dan berencana untuk pulang ke rumah dengan jalan kaki.

Bagas melihat ke arah motornya dengan posisi ban motor menginjak genangan air. Mengetahui jika dirinya salah, Bagas mengejar Lova, "Gue minta maaf," ujar Bagas sambil menarik tangan Lova.

Lova menoleh dan menatap remeh Bagas, "Lo baru sadar?"

"Gue enggak tahu beneran, sorry," pinta Bagas yang diabaikan oleh Lova.

"Biar lo maafin gue. Pulang bareng gue yuk!"

"Ogah."

"Ayuk! Gue maksa!" ujar Bagas lalu menyeret Lova menuju motornya.

"Gak!" Penolakan Lova membuat Bagas tidak sabar.

"Kelamaan, sini naik!" ujar Bagas lalu menggendong Lova dan menaruh badan Lova di atas motor.

“Heh bego! Lo ngapa maksa sih!” kesal Lova sambal memukul Bagas.

“Salah sendiri sok nolak. Lagian badan lo kecil sih jadi gampang digendong.” Balas Bagas kemudian menyalakan motornya.

Lova melihat sekeliling yang menatapnya aneh. “Sekali ini aja lo anter gue!” tegas Lova.

Sepasang mata menatap Bagas dan Lova dengan kesal. Kedua tangannya mengepal dan dia tidak suka melihat kedekatan mereka.

Billa Queenara. Seorang gadis yang sangat mencintai Bagas. Dia menghentakan kakinya dan hatinya menjadi sangat sakit. Bagasnya harus jadi miliknya.

Beberapa kali Bagas menyalip motor di depannya. Lova hanya diam saja tanpa ada niatan membuat bahan percakapan. Bagas berdecak dan merasa seperti tukang ojek dengan suasana seperti ini. Eh, tukang ojek pun kadang mengajak penumpangnya mengobrol.

Akhirnya Bagas memutuskan untuk membuka obrolan, "Emm, Va, menurut lo cara mencintai yang baik itu kayak gimana?" tanya Bagas yang membuat Lova menaikan alisnya.

"Ikut bahagia ketika dia bahagia sekalipun enggak sama kita dan ikut sedih ketika dia sedih apapun alasannya." balas Lova ngasal. Lagian Lova mana paham perihal cinta.

"Hmm gitu ya? Kalau cara dapetin hati orang kayak gimana?" tanya Bagas lagi.

"Berjuang."

"Kalau orang itu enggak suka sama kita? Apa kita harus tetap berjuang?" tanya Bagas yang membuat Lova berpikir sejenak.

"Kalau dia pantas buat diperjuangin, lanjutkan aja kecuali janur kuning melengkung," balas Lova yang membuat mata Bagas berbinar penuh harap.

"Oke! Terima kasih atas sarannya, my friend!" ujar Bagas seperti mendapat secercah harap.

Lova hanya diam saja. Sejujurnya ini adalah pertama kalinya dia mengutarakan pendapatnya ke orang lain. Dalam beberapa saat Lova sempat berpikir jika Bagas sedikit berbeda dari orang lain. Apa dia berteman saja dengan Bagas?

Sesampai di persimpangan menuju komplek rumahnya. Lova menyuruh Bagas berhenti dan turun di sana. Bagas ingin bertanya mengapa tapi diurungkan karena mungkin Lova punya alasan sendiri.

"Terima kasih," ujar Lova lalu berjalan menjauh tanpa menunggu balasan dari Bagas.

🐾🐾🐾

Billa mengaduk-aduk kopi yang berada di atas meja. Saat ini dia berada di kafe dekat sekolah. Hati Billa sakit, dia benar-benar sangat tidak suka saat orang yang dia cinta dekat dengan orang lain.

"Arghh," geram Billa pelan yang sebisa mungkin tidak terdengar di sekitarnya.

Billa mengeluarkan ponsel miliknya dan mencari kontak adiknya, Lala. Dia segera meminta kontak milik Lova pada Lala.

Bagaimana Billa tahu jika orang yang bersama Bagas itu Lova? Jawabannya sederhana, Lala yang merupakan adiknya sering mengerutu dan cerita padanya tentang bagaimana menyebalkannya gadis bernama Lova itu.

Ting!

Pesan masuk di ponsel Billa membuatnya segera membuka notif W******p. Seringai muncul di bibir Billa saat dia mendapatkan kontak milik Lova.

Billa mengetik sebuah pesan dan mengirimkannya.

'JAUHIN BAGAS ATAU LO ENGGAK BAKAL TENANG!'

Ting!

'Misi gopud. Elo siapa ngatur-ngatur gue? Maaf, gue bukan robot yang bisa lo kendaliin.'

Billa membaca balasan pesan itu menjadi kesal di dalam hatinya namun penampilannya tetap seperti perempuan lemah lembut. Billa menahan emosinya di depan pengunjung kafe dan berjalan keluar dari kafe dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Kak Billa udah cantik trus murah senyum ya," puji seorang anak SMA Pelita Bangsa yang sedang makan di kafe itu.

"Iya, bener banget."

Duk!

Seorang laki-laki dengan seragam putih abu-abu menabrak Billa. Mata Billa menampilkan binar kesal sesaat sebelum kembali tersenyum, "Maaf, gue jalannya enggak hati-hati," ujar Billa dengan nada menyesal.

Laki-laki itu melihat ke arah Billa dengan datar, "Hmm," balas laki-laki itu lalu berjalan ke dalam kafe.

Billa yang melihat respon laki-laki itu ingin mengumpat tapi dia tahan. Dia membalikan badannya dan memeriksa ponselnya yang berbunyi.

"Awas lo Lova." gumam Billa pelan yang masih bisa didengar laki-laki itu.

Billa berjalan buru-buru ke luar kafe. Laki-laki yang tidak sengaja mendengar nama Lova di sebut itu menoleh dan mengamati gadis itu.

"Lova sampe kenapa-napa, lo bakal hancur!"

Ting!

'Bantu ayah ngurus perusahaan selama 1 minggu! Tidak ada bantahan!'

Laki-laki itu menatap malas pesan ponselnya lalu mengetik balasan.

'Iya, tuan.'

Ting!

'Saya ayah kamu bukan tuan kamu!'

Laki-laki itu mendengus dan mengejek isi pesan itu, "Heh?" Dia mengetik balasan kembali.

'Anda salah! Anda tuan saya dan saya budak anda!'

Aku rela jadi budak jika yang memperbudak aku itu kamu bukan orang yang sok berkuasa.

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status