Home / Romansa / Hasrat Terlarang Kakak Ipar / [28] Apa Kamu Cemburu?

Share

[28] Apa Kamu Cemburu?

Author: Kim Meili
last update Last Updated: 2025-12-07 15:36:30

Tiara Maharani. Wanita yang saat ini berada di depan Simon masih tersenyum lebar. Padahal jelas-jelas pria itu masih menatapnya tajam dan tidak ada keramahan sama sekali. Tapi Tiara seperti tidak takut sama sekali. Dia tidak peduli dengan reaksi penuh penolakan itu.

“Simon, aku datang untuk bertemu denganmu,” kata Tiara, masih menunjukkan wajah sumringah.

“Tapi aku gak mau ketemu kamu,” sahut Simon dengan enteng. Dia benar-benar tidak memikirkan mengenai perasaan Tiara saat mendengar penolakan secara langsung itu.

Tiara tahu itu. Sejak dia pulang, Simon bahkan tidak pernah datang untuk menyapanya. Pria itu tidak mencemaskan kondisinya. Saat berada di luar negeri pun, pria itu sudah memblokir nomornya.

Namun, bukan Tiara namanya kalau gampang menyerah. Dia malah melangkahkan kaki, mendekat ke aah Simon berada. Dia menatap lekat dan mengelus rahang Simon dengan telunjuk.

“Simon, kenapa kamu seperti menjauhiku? Apa kamu masih marah mengenai kejadian di luar negeri waktu itu?” tanya Tiara
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Kakak Ipar   [68] Sedikit Tergoda

    Olivia menguap pelan dan membuka mata secara perlahan. Sebenarnya hari ini dia enggan kemana-mana. Tubuhnya terasa lelah. Ditambah dengan jam tidurnya yang berantakan. Semua itu karena ulah Sean yang entah berada di mana. Beruntung pihak resepsionis memberinya kunci cadangan, membuat Olivia bisa masuk dan beristirahat di dalam.“Dia masih belum kembali?” tanya Olivia dengan diri sendiri. Dia tidak melihat keberadaan Sean di kamarnya. Namun, kepedulian itu hanya berlaku sejenak. Pasalnya, sekarang Olivia terlihat seperti tidak peduli sama sekali. Wanita itu memilih menyingkap selimut dan menuju ke arah jendela. Olivia membuka lebar-lebar jendela kamar yang langsung tertuju dengan lautan lepas. “Benar-benar sejuk,” ucap Olivia. Olivia menarik nafas dalam-dalam dan membuang secara perlahan. Dia melakukan hal itu berulang kali. Rasanya begitu senang karena bisa menghirup udara segar di pagi hari ini. Udara yang tidak pernah dia rasakan ketika berada di rumah. Hingga dering ponsel terde

  • Hasrat Terlarang Kakak Ipar   [67] Kenapa Dia Mencaritahu?

    “Bagaimana perkembangan mereka? Mengapa mereka berpisah kamar?”Gina yang baru saja selesai menghubungi putranya itu pun langsung menatap ke arah suaminya berada. Dengan tenang, dia melangkahkan kaki, mendekat ke arah ranjang dan duduk di sebelah sang suami. Pria itu tidak melihatnya, tetapi Gina yakin Charles masih bisa mengamatinya. “Sean bilang dia dan Olivia tidak tinggal di kamar yang terpisah. Tadi juga Aku sudah menghubungi pihak resepsionis dan tidak ada pesanan lain atas nama mereka,” jawab Gina.Charles yang mendengar jawaban itu pun langsung menganggukan kepala, merasa cukup puas dengan hal itu. Setidaknya kalau Sean menurut, Charles tidak mungkin selalu bertengkar dengan putranya itu. Charles merasa kalau Sean terlalu sulit untuk diatur. “Kamu katakan supaya dia memanfaatkan kesempatan ini baik-baik. Aku mengirim mereka ke sana bukan hanya untuk berjalan-jalan saja, tapi aku mau melihat hasilnya,” ucap Charles dengan serius. Gina hanya menganggukkan kepala. Dia melakuka

  • Hasrat Terlarang Kakak Ipar   [66] Semakin Muak Dengannya

    Sean terdiam mendengar pesta Elsa kali ini. Dia tidak pernah memikirkan mengenai seorang anak. Lagi pula Elsa juga bukan istrinya. Kalau memiliki anak darinya, akan sulit menyelesaikan masalah dengan sang papa.“Sean, apa setelah semua yang aku berikan kamu tetap tidak mau mengakuiku? Kamu takut kalau aku akan menyusahkanmu? Itu sebabnya kamu menyuruhku untuk meminum pil pencegah kehamilan.”Sean yang melihat kesedihan di wajah Elsa langsung membuang nafas lirih. Sejak Elsa menolongnya beberapa tahun yang lalu, dia sudah bertekad ingin menjaga wanita itu. Sean bahkan pernah berjanji tidak akan menyakiti Elsa dan selalu melindunginya.“Sean, apa kamu takut kalau memiliki anak aku akan mengganggu kehidupanmu?” tanya Elsa lagi. “Bukan karena itu, tetapi aku rasa belum saatnya kita memiliki anak. Aku belum menikahimu secara resmi. Kalau kamu memiliki anak, itu hanya akan menjadi gunjingan orang-orang di sekitar kita. Aku juga tidak mau membuat nama baik keluarga Charles menjadi tercemar.

  • Hasrat Terlarang Kakak Ipar   [65] Melancarkan Aksi

    Elsa menatap pantulan dirinya di depan cermin. Bibirnya tersenyum manis, memperhatikan pakaian dinas yang baru saja dibelinya. Pakaian itu benar-benar menunjukkan lekuk tubuh Elsa dengan belahan dada yang begitu rendah. Elsa yang merasa penampilannya begitu sempurna langsung tersenyum lebar.“Aku yakin malam ini aku bisa membuatmu luluh,” gumam Elsa. Ketukan pintu terdengar. Elsa langsung melangkah ke arah pintu dan membukanya. Tepat di hadapannya sudah ada sang pelayan membawa beberapa menu makanan yang dipesan. Tanpa menunggu lama, Elsa menyuruhnya masuk. Tidak membutuhkan waktu lama, sang pelayan sudah selesai dan Elsa langsung menutup pintu. “Malam ini, aku akan memberikan seperti apa yang papamu, Sean,” ucap Elsa dengan perasaan bangga. Elsa menuju ke arah nakas di sebelah ranjang dan mengambil bungkusan kecil. Serbuk putih itu langsung dituangkan ke dalam jus yang sudah dipesan. Tidak berselang lama, Elsa mengambil ponsel dan menekan nomor seseorang. Dengan sebelah kaki disil

  • Hasrat Terlarang Kakak Ipar   [64] Ingin Merebutnya

    Simon menatap lautan lepas di depannya dengan sorot mata tajam. Sebelah tangannya dimasukkan ke saku celana. Sebelahnya lagi memegang rokok yang masih menyala. Sejak memasuki penginapan dia bahkan tidak beranjak dari tempat itu sama sekali. Sampai dering ponsel terdengar, membuat Simon mengalihkan pandangan. Dia mengambil benda tipis tersebut dan mengangkat panggilan. “Simon, aku dengar kamu sedang di Maldives.”Simon yang ditanya hanya bergumam pelan. Ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali, tetap terlihat datar dan tidak terbaca. Tatapannya tertuju lurus dengan debur ombak yang terus berdatangan. “Kalau begitu, kita bisa bertemu. Aku juga sedang berada di Maldives,” kata Cakra.“Kirim alamatnya dan aku akan ke sana,” sahut Simon. Dia langsung mematikan rokok dan menutup panggilan. Simon membalikkan tubuh dan melangkah lebar. Dia keluar dari penginapan dan segera menuju ke arah mobilnya berada. Sebelum pergi dia menatap arah penginapan di mana Olivia tinggal. Ada perasaan kesa

  • Hasrat Terlarang Kakak Ipar   [63] Jangan Menasehatiku!

    Langit mulai terlihat mendung. Tidak ada lagi cahaya matahari yang menyinari. Olivia menghentikan langkah ketika sudah berada dekat dengan penginapan. Dia menatap arah Simon yang sejak tadi memperhatikannya. “Aku harus kembali ke penginapan,” kata Olivia. Simon hanya menganggukkan kepala. Dia tidak melarang Olivia untuk kembali. Lagi pula ini juga sudah cukup malam. Sudah waktunya Olivia untuk istirahat. “Kalau begitu, seharusnya kamu lepaskan tanganku, Simon. Kalau kamu tidak melepasnya, jelas aku tidak bisa kembali ke penginapan,” kata Olivia kembali. Hal ini dia mengangkat jemari yang sejak tadi digenggam pria itu. Simon tertawa kecil. Dia sampai tidak sadar kalau masih menggenggam tangan Olivia. Dengan setengah hati dia mulai melepaskan dan membuang nafas kasar. “Besok kamu ada acara?” tanya Simon. Olivia yang ditanya terdiam sejenak. Raut wajahnya tampak berpikir, mengingat jadwalnya besok. Sehingga dia menggelengkan kepala dan menjawab, “Sepertinya tidak. Aku yakin Sean ju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status