Beranda / Romansa / Hot Night With Boss / 181. Cabang Giant Mart (2)

Share

181. Cabang Giant Mart (2)

Penulis: Dea Anggie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 16:58:57

Yuki, Cristopher, Thomas dan Amelia masih sibuk berkeliling bersama.

"Ke mana lagi, nih? Saking luasnya sampai nggak ada habisnya keliling dari tadi," keluh Yuki.

"Iya. Ini lebih luas dari tempat yang biasanya kamu datengin nggak sih? Kan sama-sama Giant Mart," sahut Amelia.

"Betul. Kayaknya dua kali lipat lebih luas deh," jawab Yuki.

"Eh, Yuki ... ke sana yuk. Lihat cake sama es krim. Kayaknya enak-enak tuh," ajak Amelia.

"Ok, yuk," sahut Yuki.

Thomas dan Cristopher hanya saling menatap.

"Meski nggak berada di Giant Grup, bapak selalu ngikutin kegiatannya ya. Buktinya tahu kalau Giang Mart buka cabang baru," kata Thomas.

"Enggak juga sih. Cuma kebetulan aja ada iklannya di jalan. Yuki lihat dan ngajak belanja di sini. Jadi, aku ngikut aja," jawab Cristopher.

"Oh, begitu. Ya, ya, ya," sahut Thomas.

"Kenapa tanggapanmu begitu? Kayak nggak percaya ucapanku aja. Kamu sendiri tahu dari mama Giant Mart buka cabang baru?" tanya Cristopher.

"Sama kayak bapak. Saya juga mengikuti
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hot Night With Boss   196. Datang Melihatmu

    Cristopher pulang dengan membawa dua kantung belanjaan yang terisi penuh. Dia membeli semua kebutuhan untuk memasak mulai dari sayur, buah dan lain sebagainya. Sampai cemilan dan cake kesukaan Yuki. Lelaki tampan itu tampak begitu sibuk. Menata isi lemari pendingin. Senyum tipis menghiasi wajahnya saat dia baru saja selesai menata isi dalam lemari pendingin."Nah, kalau gini 'kan enak dilihat mata. Mungkin dia nggak sempat belanja. Baisany juga kami belanja bedua. Apa dia sengaja nggak belanja karena mau belanja bersama? Yah, apapun alasannya kita lakukan itu nanti saja. Yang penting sekarang kulkasnya terisi penuh," batin Cristopher.Dia segera mengenakan apron dan langsung sibuk memasak untuk kesayangannya yang masih tidur.Sampai saat semua masakannya selesai. Dia segera membersihkan dapur, dan mencuci semua peralatan memasak yang kotor. Dia melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 04.45 pagi waktu setempat."Sudah jam segini saja. Aku juga harus olah raga supaya bisa

  • Hot Night With Boss   195. Masalah Giant Hotel

    Cristopher duduk di sofa, dihadapan Papanya. Keduanya diam beberapa saat sampai akhirnya Cristopher memulai pembicaraan."Aku mau papa menyetujui sesuatu," kata Cristopher."Apa itu?" tanya Stevano."Aku akan mengisi kursi CEO Giant Hotel dengan seleksi dan akan mencari Direktur keuangan penggangi," jawab Cristopher."Lakukan saja sesukamu," jawab Stevano."Papa tidak bertanya apa alasanku melakukannya? Atau bertanya kenapa bukan aku saja yang menempati posisi CEO?" tanya Cristopher.Stevano menatap Cristopher, "kenapa harus bertanya jika jawabannya saja sudah aku ketahui?" tanyanya balik."Memangnya apa jawabanku? Papa bukan sok tahu saja 'kan?" tanya Cristopher."Tentu saja jawabanmu, aku masih belum siap, Pa. Papa saja yang urus dan akan kubantu sebisaku. Aku ingin mengembangkan sayapku sendiri tanpa bayangan sayap papa," bukan begitu, Cristopher Owen?" jawab Stevano."Memanglah pak tua ini adalah papaku. Beliau sampai hafal apa yang ingin aku katakan," batin Cristopher."Kenapa pa

  • Hot Night With Boss   194. Sibuk

    Beberapa hari berikutnya ...Setelah kejadian di kamar Royal Suite, Giant Hotel. Cristopher menjadi semakin curiga pada Direktur Giant Hotel dan memeriksa semuanya, termasuk bagian administrasi. Dan benar saja, ditemukan banyak sekali kejanggalan. Saat ditanya jawab Direktur hanya berputad-putar penuh ketidakpastian. Namun, Direktur tak dapat mengelak lagi saat ditemukannya bukti-bukti yang belum sempat dia hilangkan.Tentu saja kejadian itu menggemparka seluruh petinggi Giant Hotel. Pada akhirnya Direktur dipecat dari jabatannya dan digiring ke kantor polisi guna mempertanggung jawabkan perbuatannya yang merugikan Giant Hotel. Setelahnya Cristopher menggelar rapat dan mengajukan pemilihan Direktur pengganti sekitar bulan berikutnya. Sembari menunggu keputusan pengadilan. Untuk sementara, Cristopher akan memperkerjakan orang dari Giant Grup." ... sekian rapat hari ini. Saya harap semua yang hadir memperhatikan dan menjadikan contoh agar tidak melakukan hal sama. Saya permisi," kata C

  • Hot Night With Boss   193. Giant Hotel (2)

    Krah kemeja Cristopher di tarik oleh anak Direktur. Merasa sudah di luar batas, Ceistopher pun membalas dengan menarik tangan anak Direktur dari kerahnya dan mencengkramnya kuat-kuat.Sudah cukup main-mainnya. Jangan buat aku melakukan lebih dari ini," kata Cristopher menatap tajam anak Direktur."Ah, le-lepas. Lepaskan!" kata anak Direktur. Merintih kesakitan tangannya dicengkram Cristopher.Cristopher menghempaskan tangan anak Direktur dan memberi peringatan terakhir kepada semua orang yang ada dalam kamar.Semua orang selain dia, dia, dia dan dia, silakan pergi dari sini. Selagi aku masih bisa bicara baik-baik dan bersikap murah hati," perintah Cristopher. Menyuruh pergi semua orang selain anak direktur, lelaki tua dan dua anak lelaki tua yang mengaku dirinya adalah manager."Kenapa kami harus keluar dan pergi? Bukankah seharusnya kamu? Kamu lah yang merusak acara kami.""Benar. Kamu yang harus pergi.""Ya, kamu yang harus pergi. Pergi sana. Dasar pengganggu!" "Apapun yang terjadi

  • Hot Night With Boss   192. Giant Hotel (1)

    Cristopher pergi ke Giant Hotel setelah dari kantor. Giant Hotel merupakan Hotel terbesar dan termewah yang cabangnya sudah tersebar di beberapa kota besar. Nama Giant Hotel bahkan sudah mendunia.Begitu menginjakkan kaki masuk ke dalam hotel, Cristopher memperhatikan sekeliling. Suasa di Hotel hari itu tampak ramai. Kakinya melangkah perlahan menuju lift. Dia ikut mengantri bersama beberapa orang yang lain.Lift membawanya ke puncak gedung di mana kamarnya berada, yakni Royal Suite. Begitu sampai di depan pintu kamarnya, Cristopher terdiam sejenak sebelum membuka pintu dengan kode sandi. Pintu Royal Suite dibuat khusus untuk pemilik. Namun, pihak hotel memiliki akses masuk dengan kartu kunci, diperuntukkan bagi petugas kebersihan yang harus membersikan kamar setiap harinya.Begitu masuk, Cristopher merasa ada yang aneh. Dia mencium aroma makanan dan mendengar suara berisik."Bagaimana bisa di kamarmu ada aroma masakan? Tidak mungkin pihak hotel menyiapkan untukku, karena aku datang

  • Hot Night With Boss   191. Menyebalkan

    Dion terus mendesak Yuki agar mau bicara. Namun, Yuki tetap diam menutup mulutnya rapat-rapat. Yuki merasa kalau Dion sudah keterlaluan untuk seorang yang tak memiliki hubungan apa-apa dengannya."Lihat ini. Beginilah kamu sejak dulu. Selalu diam bagaikan orang bisu. Aku heran dengammu, Yuki. Kebiasaanmu sangat buruk," kata Dion.Yuki masih mengabaikan Dion. Dia berusaha mengalihkan pikirannya ke hal lain.Tiba-tiba kedua bahu Yuki dicengkram Dion, sampai berkas dokumen yang dipegang Yuki pun terjatuh."Sampai kapan kamu pura-pura nggak mendengarku, hah? Aku muak kamu abaikan terus," ucap Dion marah. Menatap Yuki dengan tajam.Yuki mengerutkan dahihya, mengalihkan pandangannya ke Dion."Apa yang kamu lakukan, Dion? Lepaskan aku," kata Yuki. Yang berusaha melepaskan cengkraman Dion dari bahunya."Jawab dulu pertanyaannku. Baru aku lepaskan," sahut Dion semakin kuat mencengkram."Sshh ... lepasin, Dion. Sakit!" sentak Yuki marah.Karena Dion tidak menghiraukan Yuki, Yuki terpaksa melaku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status