WARNING 21+ "Kalau kamu tidak bisa mencarikan wanita untuk tidur denganku ... kenapa tidak kamu saja yang menggantikan mereka?" tanya Noel dengan senyum miringnya. Ashley hanya mengepalkan tangan dengan kuat dan berusaha bersabar menghadapi boss brengseknya. Bukan sekali ini saja Noel mengajaknya tidur, tapi berkali-kali. "Maaf, Pak ... saya akan mencarikan perempuan lain untuk anda," jawab Ashley tanpa memutus pandangannya dari wajah Noel. "Aku kaya, tampan dan dealmaker terbaik. Kenapa kamu selalu menolak lelaki sehebat aku, Ash?" tanya Noel dengan dagu terangkat dan senyum superioritasnya. Ashley memberikan senyum sopan lalu menjawab dengan tegas, "Maaf, Pak ... saya tidak seperti mereka." *** Seperti mendapatkan musibah setiap kali Ashley harus pergi ke kantor dan bekerja menjadi sekretaris pribadi Noel. Lelaki itu memiliki hobi terpendam yaitu suka menghabiskan waktu luang untuk bercinta dengan perempuan-perempuan yang dia inginkan. Setiap boss-nya menginginkan hal itu, maka tugas Ashley adalah mencarikan perempuan yang diinginkan Noel kemudian memesan kamar tipe suite memakai atas nama dirinya. Hal seperti itu terus terjadi hingga lima tahun lamanya.
Lihat lebih banyak“Kamu butuh seseorang untuk mengajarimu hal itu.”
“Saya rasa tidak perlu. Hal seperti itu tidak perlu banyak teori, kan?”
“Perlu. Untuk pemula seperti kamu harus tahu bagaimana cara untuk memulai semuanya. Bukan sekedar ciuman dan membuka pakaian saja.”
Ashley mengernyitkan dahi. Secara sekilas apa yang dijelaskan Noel tentang beberapa aturan sebelum bercinta memang terdengar sangat sederhana.
“Dimana saya butuh seseorang yang bisa mengajari saya bagaimana caranya having sex? Justin? Saya tidak ingin terlihat sangat pecundang saat bersamanya nanti,” kata Ashley bergidik sendiri.
“Kamu tahu bedanya having sex dan making love, Ash?” tanya Noel dengan kening berkerut.
Ashley menggeleng dengan wajah polosnya. Noel mengulum senyum dan tentu saja sekretarisnya yang terlalu lugu tentang dunia dalam kamar itu tak tahu perbedaannya.
“Saya pikir sama saja,” imbuh Ashley.
“Having sex, kamu melakukan aktifitas sex tanpa ada foreplay. Sementara itu making love, kamu harus menjalin intimacy terlebih dahulu,” jelas Noel.
Ashley mengangguk paham. Terus terang saja dia baru kali ini tahu perbedaan antara dua hal yang dia pikir sama saja artinya yaitu bercinta di atas ranjang.
“Lalu … orang seperti apa yang cocok untuk membantu saya?” tanya Ashley lagi.
“Siapa aja, terserah. Asalkan cowok itu bisa melatih kamu bagaimana berciuman, bercumbu dan lain-lain. Setelah latihanmu sempurna, kamu bisa langsung meninggalkannya,” jawab Noel dengan tenang.
Ashley menelan ludahnya. Ia segera menggelengkan kepala dan membuang jauh-jauh pikiran yang ingin memanfaatkan salah satu lelaki tak bersalah. Memanipulasi perasaan seseorang tentu saja hal yang sangat tidak terhormat untuk gadis perawan sepertinya.
“Thanks, but no thanks,” ucap Ashley putus asa. “Sepertinya benar-benar tidak usah. Saya bisa googling atau bertanya pada yang berpengalaman seperti anda dan Anna,” lanjutnya pasrah.
Noel sudah bisa menebak kalau Ashley tetap akan menolak sumbangan idenya. Gadis yang selama ini hanya berciuman dari mulut ke mulut tanpa permainan lidah yang intens itu pasti lebih senang di cap sebagai gadis pornophobia.
Noel menarik napas panjang terlebih dahulu kemudian berkata dengan sungguh-sungguh, “Ugh, baiklah … kalau begitu biar aku saja yang menjadi teman latihanmu.”
Mata dan mulut Ashley langsung membulat tak percaya. “PAK NOEL?!”
“Iya. Kenapa memangnya? Kamu takut kalau pada akhirnya tidak bisa lepas dariku?” tanya Noel dengan senyum miringnya.
***
Bab Lima Belas: Impressed“Kamu dan Noel akan bertunangan?” tanya Ziva tanpa basa basi.Ashley sedikit bingung dengan konteks pertanyaan tersebut, ia melirik sepintas pada Noel yang mengedipkan kedua matanya sekali tanda dirinya harus mengangguk.“Iya, Bu. Rencananya kita akan bertunangan,” jawab Ashley.Ziva tersenyum tipis mendengar jawaban itu. “Kalian saling mencintai?”“Hah?” Tanpa sadar Ashley langsung menjawab seperti itu. Detik berikutnya ia mengatup bibirnya dengan rapat dan mulai kebingungan. Kenapa pertanyaan ini seolah diajukan dengan keseriusan. Bukankah Noel sudah mengatakan kalau ibunya sudah tahu rencana mereka yang akan berpura-pura. Kalau sudah seperti ini Ashley harus menjawab apa.“Kenapa jawabanmu seperti itu? Apa nanti kamu akan memberikan reaksi begini saat ditanya keluarga besar nanti?" singgung Ziva yang akhirnya mulai memperjelas maksud tujuannya bertanya.
Bab Empat Belas: DignitariesPagi ini Ashley sudah siap bekerja dengan side job tambahan yaitu berlatih menjadi pasangan yang manis untuk Noel. Selama ini dia melayani bosnya dengan batasan antara sekretaris dan pimpinan, sekarang ia harus mengubah itu lebih intens lagi. Entah dia siap atau tidak, setidaknya tak mungkin ada jalan untuk putar balik dan mengatakan tidak pada Noel.“Huh! Semangat, Ash!” ucapnya pada diri sendiri sambil menatap pantulan dirinya di cermin toilet khusus perempuan.Ia harus memastikan kembali penampilannya yang sudah rapi sebelum duduk di kursi kebanggaannya di Big Bang.“Semangat untuk apa?” tanya seseorang yang keluar dari salah satu bilik toilet.Ashley melihat Anna yang mulai mendekati wastafel lewat cermin besar. Setiap pagi Anna akan lebih mudah ditemukan dalam toilet karena gadis itu paling malas ketika jam kerja sudah dimulai, dia harus ke belakang hanya untuk buang air ke
Bab Tiga Belas: You Belong With Me Ashley menginjakkan kaki di teras rumahnya saat waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Semua rasa stress karena ulah Noel mendadak menguap begitu saja setelah dia mendapat kabar dari Justin tentang rencana hubungan mereka selanjutnya. “Ergh … capeknya!” Ashley memukul-mukul pundaknya dengan pelan. Ia kemudian membuka pintu dengan kunci yang sudah diambilnya dari dalam tas. Pintu terbuka dan membuatnya sedikit heran karena lampu ruang tamu sudah menyala. Dia coba mengingat apakah sudah mematikan lampu atau belum. Namun, dia yakin sekali kalau semua lampu sudah dia matikan. “Kenapa baru pulang?” Tiba-tiba terdengar suara dengan nada berat. Ashley terlonjak kaget, dia bahkan melompat ke belakang dan memegang dadanya, seolah jantungnya hampir saja copot. Seseorang muncul dari dalam dan menuju ruang tamu. Kedua tangannya di pinggang dengan wajah congkak. Ia bersiap untuk menginterogasi Ashley. Siapa lagi k
Bab Dua Belas: Point In Fact Noel pulang ke rumah dengan badan dan pikiran yang sangat melelahkan. Begitu letih rasanya hari ini setelah ia bertemu dengan Erika kemudian disambung dengan telponnya yang diabaikan oleh Ashley. Tentu saja dia merasakan tidak karuan. “Ergh! Kemana gadis itu?!” geram Noel sangat marah. Ia melepaskan jasnya lalu melemparkan ke sembarang arah lalu membuka kulkas mini bar untuk mengambil sebotol beer. Tanpa bicara, ia segera membuka tutup beer dan meminumnya hingga tiga kali teguk. “Ahh.” Noel menyeka bibirnya yang basah. Kemudian berjalan menuju ruang kerjanya terlebih dulu sebelum ke kamar. “Awas saja kalau ketemu. Akan kuberikan dia hukuman karena berani mengabaikan telponku!” gerutunya lagi. Noel mendorong pintu ruang kerja yang tertutup rapat. Namun, alangkah terkejutnya dia saat melihat seseorang berdiri di sana sembari membaca sebuah buku dengan posisi duduk tenang. “Mom?!” kag
Bab Sebelas: Married? “Calon tunangan katanya? Yang benar saja!” rutuk Ashley sambil mencengkeram kuat setir mobilnya. Setelah keluar dari ruangan Noel, ia tak peduli dan langsung meraih tas untuk pulang segera. Ia tak ingin tahu apa yang dibicarakan oleh dua orang di dalam ruangan CEO tersebut. Baginya, sudah cukup mendapat kejutan yang menjengkelkan seperti itu, tak perlu dia harus mendengarkan lebih jauh apalagi meminta penjelasan pada Noel. Yang dia pikirkan sekarang hanyalah ingin melampiaskan kekesalannya akibat ulah Noel. Ashley membelokkan arah mobilnya menuju rumah Justin. Dia butuh seseorang untuk menenangkannya. Saat dirinya berusaha untuk fokus, HP di atas kursi sampingnya berdering dan muncul nama Noel disana. Tanpa ragu Ashley langsung menggeser tanda merah. Ia tak ingin mendengar suara Noel sekarang. Mobil akhirnya tiba di depan sebuah rumah sederhana yang mana isinya ada tiga penghuni lelaki di kamar yang berbeda-beda. Justin tidak tin
Bab Sepuluh: Are You Kidding? Wait a second … Ashley mencerna apa maksud dari kalimat bossnya yang selama ini telah membuatnya begitu emosi. Ia mengerjapkan mata dengan mulut terbuka lalu menoleh pelan pada Noel yang tak menatapnya, melainkan menatap Erika yang begitu shock. Yang dilihat Ashley adalah wajah tampan itu tersenyum tanpa beban dan dosa saat mengatakan kalimat konyol yang bahkan sebelumnya tidak pernah mereka bahas sama sekali. Bagaimana bisa tiba-tiba saja ada pergantian status dalam hitungan detik saja dan itu belum dikonfirmasi sama sekali olehnya. Apa dia sedang bercanda? “Calon tunangan?” ulang Erika akhirnya memecah jeda sesaat. “Ya … Ashley, calon tunanganku.” Sekali lagi Noel menegaskan. Tangannya bukan hanya menggenggam tangan Ashley yang mulai dingin, melainkan merangkul pundak sekretarisnya yang mulai gemetar karena terkejut. “Bukankah dia sekretarismu?” cibir Erika yang tak mungkin bisa dibodo
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen