I Want You, Om Duda

I Want You, Om Duda

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Oleh:  AlphaGirlOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
226Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

ini cerita 21+, tolong bijak berkomentar, dan ini hanya fiksiiiii! semoga menikmatiii "Mama nyesel kalian berdua hidup!" "Mama nyesel!" jerit Tina, mama Leah dan Dara "Kenapa punya anak harus hidup, sih?" murkanya. Kedua kakak beradik itu hanya menunduk menangis mendengar jeritan mamanya. "Ma-Mama, maafin Leah, Ma. Maafin Leah." ujar gadis itu sambil menangis "Kenapa kamu harus hidup Leah?!" tanya sang mama sambil menjambak rambut Laeh. "Kenapa harus hidup!" jeritnya lagi sambil menghempaskan Laeh begitu aja. "Kamu juga, kamu hanya nyusahin Mama. Dasar penyakitan!" amuknya. Dara hanya mampu menangis dipelukan Kakaknya. Mereka berdua tidak bisa melawan ketika Mamanya marah. Merek berdua hanya mampu menerima semua perlakuan dari Mamanya. Kehidupan mereka tidak seperti anak lain. Mereka berdua harus mendapat siksaan dari Mamanya setiap pulang dari kerja. Laeh berharap, semoga Mamanya berubah. Tidak menyiksanya lagi sama Adeknya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Mama menyesal kalian berdua hidup!"

"Mama nyesel!" teriak Tina, ibu Lea dan Ara.

"Kenapa punya anak harus hidup, sih?" amarahnya semakin memuncak.

Lea dan Ara, kakak beradik itu, hanya bisa menunduk sambil menangis mendengar amukan ibu mereka.

"Ma-Mama, maafin Lea, Ma. Maafin Lea," isak Lea, air mata mengalir deras di pipinya.

"Kenapa kamu harus hidup, Lea?!" tanya sang ibu dengan penuh kebencian, menarik rambut Lea dengan kasar.

"Kenapa harus hidup!" jeritnya lagi sambil mendorong Lea hingga jatuh ke lantai.

"Kamu juga!" lanjutnya kepada Ara, "Kamu cuma bikin Mama susah. Dasar penyakitan!" teriak Tina penuh emosi.

Ara hanya bisa menangis di pelukan kakaknya. Mereka berdua tidak pernah melawan ketika ibu mereka marah. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menerima semua siksaan itu.

Kehidupan mereka tidak seperti anak-anak lain. Setiap kali Tina pulang dari kerja, Lea dan Ara harus menghadapi amukan dan kekerasannya.

Lea hanya bisa berharap suatu saat ibunya akan berubah. Tidak lagi menyiksa dia dan adiknya.

---

Lea berjalan menuju atap sekolah dengan langkah berat. Pikirannya kacau, wajahnya berantakan. Ia mengeluarkan cutter yang sudah lama ia simpan, lalu menggoreskannya ke kulit tangannya. Darah mulai mengalir deras. Gadis itu tertawa pahit melihat darah yang mengalir tanpa henti.

"GUE CAPEK!"

"GUE MAU NYERAH!"

"KENAPA GUE HIDUP? KENAPA NGGAK MATI AJA?!"

Jeritannya memecah keheningan, sampai seseorang terganggu oleh suara keras itu.

"Berisik! Bisa diem nggak, sih?!" suara seorang cowok terdengar.

Namun, Lea tidak peduli. Ia tetap menjerit dan melukai tangannya, seolah ingin menghilangkan semua rasa sakit yang ada di hatinya.

"Lo kalau mau mati, jangan kayak gini. Mending lo terjun sekalian dari sini," ujar cowok tersebut dingin.

"Apa sih! Ganggu aja lo!" balas Lea tanpa menoleh.

Cowok itu menunduk, lalu mendekati Lea. Matanya tertuju pada aliran darah di tangan Lea. Pandangannya lalu tertuju pada name tag di seragam Lea.

"Aleah Thafana De Vries," gumamnya. "Hah, anak kesayangan guru di sekolah," ejeknya dengan tawa sinis.

Lea yang merasa diejek langsung berdiri, menatap cowok itu dengan tatapan marah.

"Sebastian Dé Gerard, cowok yang sering bikin onar dan keluar masuk ruang BK," balas Lea dengan senyum sinis di wajahnya.

Bastian hanya tertawa kecil mendengar balasan Lea. Ia mendekat, hingga wajahnya sangat dekat dengan Lea, membuat gadis itu mundur.

"Setelah ini, lo nggak bakal tenang, Lea," bisik Bastian di telinga Lea, membuatnya merinding.

"Gue nggak takut sama lo!" balas Lea dengan nada tajam.

"Lihat aja nanti," ujar Bastian dengan nada meremehkan. "Lo bakal tunduk sama gue."

"Oh, ya? Kita lihat siapa yang tunduk sama siapa," balas Lea sebelum mendorong Bastian menjauh dari hadapannya.

Dengan amarah, Lea berjalan pergi meninggalkan Bastian yang hanya bisa tersenyum sinis.

"Brengsek!" Lea mengumpat pelan.

"Lihat aja nanti, Lea. Gue nggak bakal lepasin lo!" ujar Bastian dengan tatapan tajam.

---

Sesi di Sekolah:

"Pelajaran selesai sampai di sini. Kalian boleh pulang!" ujar Bu Asih, wali kelas 11 IPS 1.

Para murid segera berhamburan keluar kelas, menuju tempat parkir. Lea berjalan perlahan menuju halte di samping sekolah, menunggu taksi online yang sudah ia pesan.

Pesan dari Mamanya masuk di ponsel:

[Jangan kelayapan! Langsung pulang! Ada yang pengin Mama bicarain sama kamu.]

Lea merasa harus cepat-cepat pulang, tetapi taksi online yang ia pesan terus-menerus dibatalkan.

"Dahlah, gue jalan kaki aja," gumamnya.

Ia mulai berjalan dengan lesu. Setelah kejadian di rooftop tadi, suasana hatinya semakin buruk. Pertemuan dengan Bastian membuat hari itu terasa lebih berat.

Di perjalanan pulang, Lea melihat Bastian dari kejauhan. Ia segera mempercepat langkahnya, berharap tidak bertemu dengannya. Namun, sayangnya, Bastian melihatnya dan segera menghampiri.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Lea dengan nada ketus.

"Siapa yang ngikutin lo? Gue cuma kebetulan liat gembel kayak lo," balas Bastian dengan senyum sinis.

Lea mengabaikan ejekan Bastian dan melanjutkan langkahnya. Namun, Bastian tiba-tiba mencekal tangannya dan melihat luka di tangan Lea.

"Udah diobatin ternyata," batinnya.

"Mau gue anterin pulang nggak?" tawar Bastian dengan nada genit.

Lea, yang merasa jijik, segera menarik tangannya dari genggaman Bastian.

"Ogah! Mending gue jalan kaki daripada di bonceng cowok kayak lo!" balas Lea.

Bastian hanya terkekeh. "Tenang aja, gue juga nggak bakal anterin lo. Tadi cuma ngetes aja, masih waras atau udah gila," ejek Bastian sambil melajukan motornya, meninggalkan Lea.

"Dasar cowok kampret!" umpat Lea kesal.

---

Di rumah Bastian:

Bastian baru aja sampai di rumah. Pandangannya langsung jatuh ke sebuah mobil di halaman. Mobil itu nggak asing banget buat dia. Tanpa pikir panjang, dia masuk ke dalam.

"Tumben amat lo nongol di sini? Istri lo lagi nggak masak, ya, di rumah?" goda Bastian sambil nyengir ke arah kakaknya, Alvaro, yang lagi asyik makan.

"Berisik, lu," balas Alvaro sambil terus ngunyah tanpa nengok.

Bastian duduk di sampingnya, matanya mengamati sang kakak dengan pandangan prihatin. Dia tahu banget masalah rumah tangga Alvaro, terutama soal belum punya anak setelah tiga tahun nikah.

"Mending lo nginep sini aja. Daripada balik nggak ada yang ngurus, punya istri tapi kayak nggak punya istri," goda Bastian lagi, santai tapi nusuk.

"Sok tahu lu," Alvaro ngejawab pendek, mulai bete.

Bastian malah ketawa kecil, puas bisa nyenggol kakaknya.

"Sekolah lo gimana? Masih betah jadi langganan guru BK?" Alvaro nanya, niatnya mau alihin topik.

"Ya gitu-gitu aja, nothing special... tapi..." Bastian senyum-senyum sendiri, kepikiran kejadian di rooftop tadi siang.

"Tapi apaan? Jangan digantung gitu, dong!" Alvaro langsung penasaran.

"Tapi hari ini spesial banget."

"Spesial kenapa?"

"Keknya gue mulai tertarik sama seseorang. Baru tertarik, ya, belum suka. Garisss bawahi, belum sukaaa!" Bastian menjelaskan sambil lebay, takut kakaknya salah tangkap.

"Yee, santai aja kali. Kalau pun suka, nggak dosa juga. Tapi coba deh, lo kurangin tuh kebiasaan keluar masuk BK. Apa nggak malu lo sama cewek yang lo demen?"

Bastian cuma cengengesan. "Kaca mana kaca! Mau ngaca dulu nih."

"Ini nih contoh SDM kurang gizi," Alvaro nimpalin sambil geleng-geleng. "Dikasih nasihat, malah ngegas."

"Halah, lo sok-sokan kasih nasihat. Dulu waktu SMA lebih parah dari gue. Sampai di-skors segala!"

"Nakal-nakal gini, gue tetep ranking satu, beda sama lo," jawab Alvaro dengan nada sombong.

Bastian, yang gemas, langsung nyosor buat ngacak-ngacak pipi Alvaro.

"Woy, tangan lo bau amis!" teriak Alvaro kesal, sambil narik kepalanya menjauh.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
6 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status