Share

Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku
Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku
Author: Qoi_hami

Pernikahan Palsu

Author: Qoi_hami
last update Last Updated: 2022-11-17 15:48:30

Gadis itu masih menatap nanar ke arah telivisi di depannya. Acara salah satu stasiun telivisi swasta sedang menyiarkan secara live pernikahan Azlan Bagaskara dan pengantin perempuannya bernama Deswita Maharani. Bahkan nama sang gadis itu masih tertera di layar telivisi dengan jelas. Membuat sang pemilik nama merasa bingung juga marah. Bagaimana dia bisa menikah, sementara tubuhnya ada di sebuah ruangan asing yang bahkan dia tidak tahu ada di belahan bumi mana. Dia baru tahu saat dia terbangun tadi.

Rani, gadis cantik dan polos itu langsung terperanjat saat bangun dari tidurnya beberapa menit yang lalu. Pandangannya menatap setiap sudut ruangan yang asing, ranjang yang asing juga bau parfum asing yang tercium di hidungnya. Seperti aroma seorang pria. Namun Rani tidak terlalu fokus memikirkan itu karena tiba-tiba dia mendengar samar-samar suara televisi.

Ketika dia menoleh, didapatinya sebuah siaran telivisi yang menayangkan secara live pernikahan kekasihnya, Azlan Bagaskara. Ya, seharusnya ini adalah hari bahagia untuknya dan Azlan. Mereka sudah bersama selama lima tahun dan hari ini adalah hari pernikahan mereka. Namun siapa sangka, Rani terdampar di tempat ini. Terkunci di dalam kamar asing dengan segala kebingungan yang mulai berdatangan menghantam jiwanya.

Aku berada di mana? Batin Rani bertanya-tanya.

Air matanya menetes ketika kekasihnya mengucap janji suci, menikahi namanya tetapi bukan dirinya. Hanya nama, sementara tubuh yang berada di pesta pernikahan itu adalah orang lain. Rani tentu saja merasa kecewa juga sakit hati. Ternyata cintanya berbalas pengkhianatan sebesar ini. Bagaimana dia bisa menghadapi dunia, jika dia akan menjadi asing dengan identitas dirinya sendiri? Rani tentu saja sangat merasa dirugikan atas kejadian ini.

Suara pintu yang terbuka membuat Rani segera mengalihkan pandangannya. Entah kenapa gadis itu seakan sudah rela dengan gagalnya impian menikah dengan Azlan. Dia lebih penasaran kenapa tubuhnya berada di sini. Padahal jelas-jelas tadi malam dia tidur di apartemen miliknya.

"Bagaimana dengan pertunjukannya? Apa kamu menangis ?"

Suara bariton itu langsung mempertanyakan tentang tayangan yang baru saja ditontonnya. Rani mendengus kesal ketika mendapati Ron Ibrahim. Sahabat dekat Azlan juga dirinya masuk ke ruangan itu. Kali ini gadis itu menatap tajam pada Ron. Pikirannya penuh dengan prasangka buruk tentang pria itu.

"Apa yang kamu lakukan Ron ? Ini adalah hari pernikahanku. Kenapa kamu tega menyekap aku di tempat ini ?" Suara Rani terdengar bergetar. Rasa sakit yang sedari tadi dia abaikan kini perlahan menyesaki hatinya. Mengirim sinyal pada netra untuk meloloskan butiran bening itu kembali meluncur bebas di kedua belah pipi cantiknya.

"Aku pikir kamu akan meraung-raung dan mengumpat kasar. Nyatanya kamu masih bisa bertanya dengan tenang kepadaku," ejek Ron. Pria itu masuk dengan tenang, matanya tak lepas memindai Rani.

"Aku hanya disuruh untuk menjagamu."

Rani terdiam. Otaknya berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Selama ini hubungannya dengan Azlan baik-baik saja. Bahkan orang tua Azlan sangat antusias menyambut pernikahan mereka. Lalu kenapa kini Azlan menikah dengan orang lain? Sungguh dia tidak habis pikir dengan kejadian hari ini. Apakah kedua orang tua Azlan mendapat tekanan dari orang lain? Ataukah memang dia diculik oleh Ron, sehingga Azlan mencari pengantin pengganti. Namun, kenapa identitasnya sebagai pengantin perempuan tetap digunakan oleh si pengantin perempuan itu? Banyak pertanyaan berkecamuk di kepalanya.

"Ini, bacalah surat kontrak ini. Maka kamu akan mengerti."

Lagi-lagi Rani terkejut. Dia butuh penjelasan, bukan surat kontrak. Dia masih bekerja dan punya penghasilan yang lumayan cukup untuk hidupnya. Rani segera menyusut air matanya meskipun tetap saja butiran kristal itu berduyun-duyun datang dan membasahi pipi.

"Aku tidak sedang mengajukan proyek kerjasama dengan siapapun dan perusahaan manapun. Jangan bercanda Ron, aku butuh jawaban tentang pernikahanku ini." Kata Rani ketus. Meskipun marah dan kecewa, nyatanya wanita itu masih terlihat tegar.

"Itu dari keluarga Bagaskara," jawab Ron sembari mendudukkan tubuhnya di sofa.

Rani melangkah maju, menyambar map yang dipegang oleh Ron secepat kilat. Perempuan yang merasa kesal itu memilih duduk di samping Ron dan membaca poin demi poin yang tertera di kertas dalam map tersebut.

"Apa-apaan ini ? Brengsek!" Umpat Rani. Dirinya sungguh tidak menyangka akan terjebak dalam situasi rumit juga merugikannya itu. Ternyata Rani hanyalah pengantin bayangan. Bukan dia yang sebenarnya menikah.

"Jadi lima tahun kebersamaan kami adalah manipulasi?" tanya Rani getir. Perlahan ingatannya kembali mengulang saat pertama kali perkenalannya dengan Azlan. Ternyata dia baru menyadari berapa banyak alasan yang dipakai Azlan untuk tidak menemuinya bahkan ketika di akhir Minggu. Rani mengira itu disebabkan oleh kesibukan Azlan di perusahaan milik keluarganya.

"Benar, dan kamu dalam kendali Bagaskara sekarang." Jelas Ron, pria itu tidak ingin semakin lama ikut membohongi gadis baik di sampingnya.

"Ceritakan padaku!"

"Aku tidak berhak, sebaiknya kamu mencari tahu nanti setelah bertemu dengan Azlan. Bukankah orang-orang mengenalmu sebagai istri Azlan? Jadi sangat wajar jika di muka umum kalian bersama bukan?"

Rani mengepalkan tangannya. Semua masih membingungkan bagi otaknya yang pas-pasan. Bagaimana Azlan begitu pandai memainkan dua peran yang berbeda. Menjalin hubungan dengannya, merencanakan pernikahan dengannya, bahkan semua seolah-olah tentang dirinya, tetapi tubuh gadis lain yang bersama pria itu. Apa arti dari lima tahun yang terjalin. Rani mengakui, dirinya bukan dari keluarga kaya, bahkan saat pertama kali dirinya dikenalkan dengan keluarga Bagaskara dia tidak yakin akan direstui. Namun, sikap Adi Bagaskara dan istrinya, Selin Bagaskara sangat ramah. Hingga tepat lima tahun setelahnya yaitu hari ini, mereka merencanakan dengan matang sebuah pesta pernikahan.

"Kenapa kamu tidak memberitahuku sejak awal, Ron? Mungkin aku bisa menerima dan menghindar atau memilih mundur."

"Aku tidak berhak."

"Sebagai seorang teman bagiku, seharusnya kamu memberitahuku yang sebenarnya. Pantas saja wanita itu tidak membuka kain penutup mukanya. Dia bukan Deswita Maharani, dia adalah istri bayangan. Dia tidak akan dikenal oleh publik. Sebenarnya dialah yang palsu bukan aku."

''Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyembunyikan apapun darimu,''sahut Ron lirih. Ron akui dirinya tidak punya cukup keberanian untuk mengatakan semua kebenarannya pada Rani, sahabat sekaligus kekasih sahabatnya itu.

Rani menghela nafas, rasa sesak kembali datang menjalari hatinya yang tiba-tiba membeku. Sudah tidak ada lagi senyum ceria dan kehangatan yang terlihat dari wajah polos perempuan dua puluh tiga tahun itu.

Rani menutup wajahnya, kali ini gelombang rasa sakit itu datang lebih besar dan menghantamnya. Gadis manis itu tergugu, menepuk-nepuk dadanya sendiri. Dirinya merasa begitu bodoh hingga dicurangi sekian tahun.

Ron membiarkan Rani menangis sepuasnya. Dia juga sama, tidak bisa berbuat apa-apa. Dia harus melakukan apapun yang diperintah Bagaskara, meskipun hati kecilnya menolak.

"Siapa perempuan itu, Ron ?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   Bab.18

    Siang hari yang ditunggu oleh Rani akhirnya datang juga. Wanita itu telah bersiap dengan memakai setelan blazer yang sangat cocok dengan bentuk tubuhnya. Tentu saja kesan cantik juga smart terpancar begitu jelas. Deswita Maharani, nama yang sangat cocok sekali dengan bentuk tubuh dan penampilan wanita itu.Cantiknya badas. Rani sudah bersiap di ruang tamu. Sesuai dengan pesan yang ditinggalkan oleh Nyonya Besar bahwa Azlan akan menjemputnya sebentar lagi.Iseng-iseng Rani mengirim pesan pada Ron. Menanyakan pada pria itu apakah ikut pertemuan bisnis atau tidak. Ron menjawab iya. Hari ini ada agenda pertemuan dengan klien bisnis Bagaskara, dan para CEO membawa para istrinya untuk saling berkenalan. Rani menyunggingkan senyum penuh kemenangan."Harusnya kamu sadar diri."Rani kaget mendengar suara itu, dirinya langsung menoleh dan mendapati Angela yang sedang berjalan ke arahnya."Aku pikir kamu akan punya selera yang bagus, sayangnya itu hanya ada dalam pikiranku.""Apa maksudmu? aku h

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   Bab.17

    Nafas Angela tampak memburu menandakan bahwa wanita itu sedang emosi. Rani berjalan mendekatinya dengan tenang dan senyum tipis tersemat begitu jelas di bibirnya."Jangan senang dulu, kamu bukanlah tandinganku. Level kita berbeda.""Oya ... di mana perbedaannya?""Aku adalah majikanmu di sini." Angela berkata dengan tegas. Rani tidak serta merta ketakutan, justru wanita itu terbahak pelan."Lalu apa tujuanmu mengikuti ku sampai di sini? Bukankah seorang majikan dengan level tinggi tidak akan mau menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Tempat kaum rendahan seperti kami?"Angela membuang muka setelah mendengar pertanyaan dari Rani. Dia sedang memikirkan alasan yang tepat untuk mematahkan anggapan wanita saingannya itu."Oh, biar ku tebak. Kamu sangat penasaran dengan tempat baruku dan ingin mengejekku. Cih ... itu terlalu murahan. Orang kaya membulli orang miskin. Bukankah terdengar sangat konyol?""Jika memang tebakanmu itu benar, kamu bisa apa? Paling-paling bisanya menangis tanpa su

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   16.

    Pagi ini adalah kepindahan Rani ke kediaman Bagaskara. Entah apa yang telah direncanakan oleh keluarga terpandang itu, tetapi Rani yakin keluarga super kaya itu mempunyai niat yang tidak baik kepadanya. Terlebih Angela. Jadi Rani tidak akan mengandalkan Angela, Rani akan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri."Apa semuanya sudah siap?""Ya, jika ada yang ketinggalan aku bisa mengambilnya sendiri," jawab Rani."Oke, kita berangkat sekarang saja. Aku sudah sangat kelaparan. Kamu tega membuatku seperti ini," ucap Azlan kesal.Mendengar keluhan Alan, Rani malah tertawa dengan keras."Sejak menikah dengan Angela, ku pikir otakmu sedikit bergeser ke belakang, Azlan.""Apa maksudmu aku menjadi bodoh?""Ya, itu kamu tahu. Bukankah dulu juga kamu terkadang ke sini meskipun setengah tahun sekali. Kamu juga terbiasa memesan makanan secara online. Entah dimana kamu meninggalkan kepintaran itu, Azlan."Azlan memilih tidak menjawab, pria itu membantu Rani menggeret koper yang lumayan berat. Berdeb

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   15.

    "Apa yang kamu lakukan, Rani? Kamu benar-benar membuatku kesal.""Aku hanya meminjam suamimu sebentar, ya ... cukup satu malam saja.""Apa yang akan kamu lakukan, jalang? Dia suamiku !""Jangan menyebutkan nama panggilanmu sendiri, Angel. Itu sama sekali tidak keren.""Aku meminjamnya untuk tetap berada di sampingku. Besok pagi aku pindah ke kediaman Bagaskara. Sangat tidak bagus jika aku pindahan tanpa dibantu oleh suamiku," lanjut Rani dengan nada setenang mungkin. Dia juga tidak salah menyebutkan bahwa Azlan adalah suaminya, toh mereka memang menikah, meskipun yang hadir di pernikahan saat itu adalah Angela.Di seberang sana, Angela mengepalkan tangannya. Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa."Ingat Angel, nama baik keluarga Bagaskara ada di tanganmu dan suamimu. Jika kamu tidak macam-macam, aku juga tidak akan berbuat macam-macam.""Aku pegang ucapanmu."KlikPanggilan pun dimatikan oleh Rani. Dia tidak mau mendengar ocehan tak bermanfaat dari Angela kembali. Pun dia tidak berencana

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   14.

    Perjalanan kedua orang itu terasa hening. Azlan tidak mau memulai pembicaraan pun dengan Rani yang memilih terdiam. Sejujurnya Rani merasa jijik berada di dekat Azlan. Apalagi membayangkan pria itu sudah bertahun-tahun berhubungan dengan Angela. Rasa-rasanya perut Rani seperti diaduk-aduk dan mual. Rani masih ingat betapa Angela sering bercerita tentang ganasnya sang kekasih saat mencumbunya. Hah, andai Rani tidak kuat, mungkin dia sudah ikut icip-icip seperti yang Angela sarankan. Atau malah menjadi gila karena membayangkan kekasihnya mencumbu orang lain."Apa kau sudah makan?" "Sudah, Ron memasakkan untukku."Ada rasa aneh yang menyusup ke dalam hati pria itu. Rasa tidak suka jika wanita di sampingnya di perhatikan oleh orang lain. Padahal biasanya Rani akan terlebih dulu mengajaknya makan. Meskipun dia tetap akan berpura-pura sibuk saat makan bersama wanita itu.Rani menoleh saat tidak ada tanggapan dari pria di sampingnya. Dia merasa aneh karena tidak biasanya si pria memberikan

  • Identitasku Dipakai di Pernikahan Mantanku   13.

    Ron dan Rani menoleh. Betapa terkejutnya mereka melihat tubuh menjulang tinggi di depan pintu. Keduanya asyik mengobrol hingga melupakan pintu yang tadi belum tertutup sempurna. Apalagi mereka juga akan segera pergi."Rani, kemari Sayang!""Pulanglah, istrimu mencarimu!" Rani jengah karena dunianya begitu sempit. Azlan selalu saja muncul di hadapannya."Istriku bernama Deswita Maharani," sahut Azlan dengan suara yang dalam dan penuh penekanan.Rani menghela nafas panjang. Bosan rasanya meladeni Azlan yang mempermainkan perasaannya."Sudahi dramamu, Azlan! Jangan membuatku terlihat bodoh dengan kelakuanmu itu!""Aku tidak bermaksud seperti itu, aku terpaksa melakukannya."Rani tersenyum getir dan menyerahkan tasnya pada Ron. Kemudian dirinya maju mendekati Azlan yang sudah setengah gila itu. "Kamu pulanglah, besok pagi aku mulai bekerja di kediaman Bagaskara. Kita punya banyak waktu untuk bertemu.""Benarkah?""Aku bukan pembual sepertimu, bukan?""Apa kamu sudah menerima pernikahan k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status