LOGINGilbert segera menurunkan celana tidurnya, begitu juga dengan kain segitiga yang dia kenakan membuat lobak import berukuran sangat panjang itu keluar dari tempat persembunyiannya!
Kedua mata Naura sampai terbelalak melihat pemandangan dihadapannya saat ini, Naura tidak menyangka akan sepanjang itu dan besar juga! Padahal dari film-film yang dia kerap kali tonton bersama dengan teman-temannya, lobak itu tidak ada yang sepanjang milik Gilbert. "Dad," lirih Naura. "Kau mau mundur?" Rasa penasarannya untuk bisa dimasuki oleh lobak super panjang itu mengalahkan rasa takut Naura jika sampai lobak import super panjang itu akan menjebol miliknya, dan bisa saja akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. "Sekarang Dady boleh liat punya Nola?" "Boleh dad," dengan nada manja. Seolah mendapatkan angin segar Naura mengizinkannya melihat miliknya, Gilbert pun mulai menurunkan celana tidur Naura, terlihat bagian inti Naura yang masih tertutupi kain segitiga, terlihat imut dan kecil bagi si lobak import yang panjangnya diatas rata-rata. Tapi, belum sempat kain penutup itu dibuka oleh Gilbert untuk melihat secara langsung bentuk dan ukuran dari bagian intinya, seseorang anggota group Limson datang menyambangi kamar Gilbert. Tok. Tok. Tok. "Dad itu siapa?" "Entahlah, Nola pakai dulu celana mu!" "Iya Dad," Disaat momen-momen tengah menegangkan seperti ini, justru seorang pengganggu membuat keduanya terpaksa harus menunda kesenengan itu terlebih dahulu. Gilbert segera menaikkan kembali celananya lalu membuka pintu kamarnya. "Maaf Tuan, saya datang menganggu," "Memang sangat menganggu, ada apa?" "Informan kita sudah berhasil melacak keberadaan Jazz, apa anda akan ikut," belum selesai anggota group Limson itu bicara, amarah Gilbert kembali menggebu-gebu ingin segera menghabisi nyawa Jazz dengan kedua tangannya sendiri. "Aku akan segera turun kebawah, aku tidak butuh banyak anggota untuk mendatangi Jazz jadi dua atau tiga orang saja ikut denganku sisanya berjaga disini!" "Baik Tuan, aku akan siapkan mobil!" Anggota group Limson pergi meninggalkan kamar, sementara Gilbert segera menemui Naura yang masih menunggunya diatas ranjang. "Nola, Dady harus pergi kau tidurlah disini!" "Berapa lama Dad?" "Belum tau, tempat persembunyian Jazz sudah diketahui dan Dady akan secara langsung yang akan mengirimnya ke neraka," "Dad tida bisakah Dady tetap tinggal disini? Biarkan saja Jazz menjadi urusan anggota group Limson," "Tidak bisa Nola, Jazz adalah orang yang selama ini Dady buru karena dia Emilia tewas!" Sebenarnya ada rasa kecewa dihati Naura, karena Gilbert lebih memilih pergi karena Jazz yang telah membuat nyawa istrinya dulu tiada, itu berarti jauh lebih penting mendiang istrinya dibandingkan dirinya. Naura langsung menundukkan wajahnya, dan terdiam setelah mendengar penjelasan Gilbert. "Dady belum selesai dengan mu La," Gilbert mengangkat dagu Naura membuat wajah Naura yang tadinya menunduk kini terangkat kembali. "Kau mau kan menunggu Dady? Kita tuntaskan apa yang sudah kita tunda?" "Apa Dady sangat berga i r ah dengan tubuhku?" goda Naura. "Hanya tubuhmu yang bisa membuat Dady begitu ber ga i rah seperti tadi! Kau memabukkan La," Gilbert kembali me lu mat bibir Naura dengan lahap sebelum akhirnya melepaskannya secara perlahan. "Berhati-hati lah Dad!" Naura melambaikan tangannya. Dan Gilbert hanya memberikan senyuman pada Naura sebelum akhirnya turun kebawah untuk segera menuju lokasi tempat persembunyian Jazz. Pikiran Gilbert sudah berhasil dinetralkan dengan adanya informasi tentang Jazz, Gilbert tidak lagi fokus pada tubuh Naura yang sangat menggiurkan, kini pikiran utamanya adalah memburu Jazz dan menghabisinya. Berbeda dengan Gilbert yang sudah berhasil menetralkan pikiran ranjangnya, Naura masih gelisah didalam kamar Gilbert sendirian. Apalagi bayang-bayang lobak import yang super panjang itu masih berputar-putar seperti komedi putar didalam pikiran Naura. "Panjang sekali, bisa-bisa tembus sampai kedalam sini!" Gumam Naura sambil menunjuk bagian dadanya membayangkan jika sampai lobak panjang itu masuk sepertinya akan sanggup menembus hingga dadanya. "Ah konyol sekali, kenapa otakku sampai berpikir sejauh itu?" Ckckckck... Naura malah geli sendiri membayangkan hal yang baru saja berputar dalam pikirannya.Saat ini Sabia sudah memasuki halaman rumah milik Mr Zie, hatinya sudah bersorak karena kemenangan dari taruhannya dengan teman-temannya yang lain sudah didepan mata.Sabia pun memotret rumah Mr Zie dari dalam mobilnya, lalu mengirimkan ke group bahwa dia sedikit lagi akan memenangkan taruhan.Ditekannya bel rumah Mr Zie itu oleh Sabia, sambil sesekali merapihkan rambutnya. Seorang pelayan pun datang membukakan pintu rumah."Malam nona, ada yang bisa saya bantu?""Tolong panggilkan Mr Zie, katakan mahasiswi ingin menyerahkan tugas padanya!""Baik, mohon tunggu!"Sebenarnya pelayan merasa aneh kenapa menyerahkan tugas malam-malam begini, dan kenapa tidak kirim by email saja? Tapi karena berpikir mungkin name Zie sendiri yang meminta mahasiswinya datang ke rumah akhirnya pelayan pun mengetuk pintu kamar Me Zie.Tok.Tok.Tok.Baru saja Mr Zie hendak tidur setelah dari sore tadi memeriksa tugas dari 0ara mahasiswa yang dikirim ke email-nya, pintunya diketuk malam-malam begini, dengan sed
Tubuh Naura melengking keatas sementara wajahnya mendongak keatas, dorongan itu sungguh membuat seluruh tubuh Naura mengalami getaran hebat yang luar biasa.Tak kuasa menahan gejolak kenikmatan yang hampir tiba, Naura memejamkan kedua matanya, menggigit bibir bagian bawahnya karena merasakan dorongan itu sedikit lagi benar-benar akan meledak dibawah sana."Aaaaaahh Dad mau,,,,"Perkataan Naura tidak sanggup dua lanjutkan, sementara Gilbert yang mengetahui bahwa gadis pujaan hatinya akan mencapai puncak nirwana justru semakin dalam memasukkan lidahnya kedalam bagian inti Naura, kemudian meny e sapnya dengan kuat.Kedua tangan Naura pun meremat rambut Gilbert dibawah sana sembari menekan lebih dalam lagi wajah Gilbert dibawah sana."Dad ahhhhhhhhh,"Nafas Naura terengah-engah dan akhirnya Naura berhasil mencapai puncaknya yang begitu indah dan menyenangkan dipagi hari ini. Tubuh Naura lemas dia tidak dapat berkata-kata lagi selain masih merasakan sisa-sisa pencapaiannya.Setelah berhasi
Dengan penuh keceriaan Naura langsung beringsut berpamitan secara terburu-buru pada kedua orangtuanya dan pada kedua adiknya, kemudian Naura pun berlarian kecil untuk menghampiri Gilbert.Rupanya Gilbert sudah menunggu diluar mobil dan tersenyum pada Naura, rasanya seperti satu tahun tidak bertemu padahal hanya satu malam tadi keduanya tidak bertemu.Naura begitu merindukan Gilbert sampai-sampai dia terus berlari dan mendarat sempurna dalam pelukan Gilbert."Wow, Nola,""Aku merindukanmu Dad,""Iya sayang Dady juga sangat merindukanmu, padahal hanya satu malam kita tidak bertemu!" Gilbert merekatkan pelukannya pada tubuh Naura.Saat sedang saling memeluk dengan erat, momy Lindsey berlarian mengejar Naura karena handphone Naura tertinggal dimeja makan."Nola!" keluar pintu rumah.Mendengar suara momy Lindsey yang sangat dekat Naura replex mendorong Gilbert hingga Gilbert pun terjungkal dan jatuh ke bawah."Ya Tuhan, Bert kau sedang apa dibawah sana?" tanya Momy Lindsey."Am hanya menge
Jika ada laki-laki yang begitu menginginkan tubuhnya dengan tidak sabaran seperti Dosen satu ini, entah kenapa Sabia merasa sangat tertantang dan merasakan hasrattnya berkali-kali lipat lebih tinggi lagi.Dilepaskannya kedua tangan Dosen tersebut yang melingkar ditubuhnya itu, lalu didorongnya tubuh Dosen itu hingga terjatuh di atas ranjang, seperti serigala wanita yang sedang lapar, Sabia langsung melompat keatas tubuh Dosen berusia 30 tahu itu."Kau sangat tidak sabaran mangsaku," Sabia me lu mat bibir Dosen tersebut.Kedua tangan Sabia menarik kemeja pakaian Dosen tersebut hingga kancing-kancing kemeja itu terlepas semua, kemudian setelah puas melu mat bibir Dosen yang sejak tadi hanya pasrah terlentang.Sabia menjulurkan lidahnya, terus menyusuri dada hingga turun ke perut dan area pusar Dosen tersebut, kedua tangan Sabia langsung menurunkan celana yang dikenakan oleh Dosen tersebut, kemudian merobek kain penutup lobaknya hingga lobak itupun kini sudah tak mengenakan apapun lagi.
Sore harinya jam perkuliahan Sabia selesai lebih cepat, dia berpikir untuk mengerjai Naura yang saat ini masih berada didalam kelasnya. Sabia pun menunggu didepan kelas Naura.Hingga Dosen dikelas Naura pun sudah mengakhiri kelas hari ini dan keluar dari dalam kelas, Naura dan teman-teman dikelasnya langsung buru-buru keluar dari dalam kelas karena sudah ingin menghirup udara segara setelah tadi didalam kelas dicekoki oleh mata kuliah yang cukup menguras otak dan energi."Hai little momy ku!" teriak Sabia sambil memeluk Naura sengaja dengan suara kencang."Ha little momy?" serempak teman-teman sekelas Naura."Ya, Naura adalah momy baru untukku karena sebentar lagi dia akan menikah dengan my dad, dan emtththhh!!!"Belum selesai Sabia berbicara didepan teman-teman Naura, mulut Sabia sudah dibekap lebih dulu oleh satu tangan Naura."Bia sedang mabuk jadi bicaranya ngawur, jangan dengarkan!" Naura langsung membawa Sabia menjauh dari teman-temannya.Barulah setelah berada ditempat sepi Nau
Kedua bola mata Sabia akhirnya harus melirik bergantian saat mendengar Naura berbicara dan saat Gilbert pun ikut bersuara, situasi saat ini antara Gilbert dengan Naura sudah seperti debat calon presiden.Keduanya sibuk saling memberikan penjelasan pada Sabia yang hanya dia mematung melihat laki-laki tua yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, berada diatas tubuh gadis muda yang tak lain adalah anak dari atasannya sekaligus sahabat putrinya sendiri.Apalagi posisi Gilbert benar-benar terngiang-ngiang dalam pikiran Sabia saat melihat bagaimana melon import sahabatnya, tengah di hi sap oleh ayahnya yang sudah tua itu.Mendengar Gilbert dan Naura sibuk klarifikasi, kesadaran Sabia pun berhasil dipulihkan."Stop!" teriak Sabia.Naura pun menghampiri Sabia lalu meraih kedua tangan Sabia, dengan tatapan memelas Naura akan meminta maaf secara tulus pada Sabia."Bi, aku minta maaf tidak apa-apa kau akan membenciku tapi tolong maafkan aku!"Sabia mengangkat telunjuk tangannya lalu menunju







