Istri Delapan Puluh Kilo

Istri Delapan Puluh Kilo

By:  Ummu Nadin  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating
18Chapters
762views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Bagi Satrio, menikahi seorang gadis yang tidak good looking adalah sebuah musibah. Betapa tidak, dirinya yang seorang CEO dan memiliki wajah tampan rupawan harus menikahi Lilian yang bukan saja tidak cantik, tapi juga sama sekali tidak menarik. Semua harus terjadi hanya karena ikatan janji yang pernah diucapkan oleh ayahnya dan ayah Lilian di masa muda. Akankah Satrio dan Lilian bisa meneruskan rumah tangga mereka? Atau semua hanya akan berakhir begitu saja? Ikuti dan simak novel ini, Istri Delapan Puluh Kilo

View More
Istri Delapan Puluh Kilo Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
default avatar
Iskandar Ideologis
Ditunggu lanjutannya thor
2023-04-13 21:06:39
2
18 Chapters
Biang Masalah
"Mas, mau pergi kemana? Kok rapi begitu?" Lilian menatap heran kepada sosok pria yang menikahinya tadi pagi itu tanpa berkedip."Aku ada janji dengan klien untuk makan malam. Nggak usah nungguin aku pulang! Mungkin aku nggak pulang malam ini!" jawabnya angkuh tanpa menoleh sedikitpun kepada wanita yang telah dinikahinya tersebut.Lilian mengernyit heran."T-tapi, Mas. Kita kan baru menikah, malam ini kita----""Asal kamu tahu, aku menikahi kamu hanya karena desakan dari papi dan mami."Suara lantang Satrio bukan saja berhasil mengagetkan Lilian yang sedang menyeduh dua cangkir kopi hitam, tetapi juga berhasil meruntuhkan harga dirinya.Lilian mencubit tangannya sendiri. Dia sedang berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang dialaminya ini bukan mimpi ... buruk."Kamu pikir, aku menikahi kamu karena tulus mencintai kamu?"Sekali lagi, suara pria yang baru saja menikahi Lilian tadi pagi itu menggelegar memenuhi seluruh penjuru rumah.Lilian harus menerima. Ternyata apa yang dialaminya ini
Read more
IDPK - Part 2. Kesepakatan
"Apa ini?" Satrio mengernyitkan dahi ketika Lilian mengulurkan lembaran kertas bermaterai kepadanya."Mas Satrio kan ndak buta huruf to? Apa perlu aku ajarin membaca kayak anak TK?" sahut Lilian cuek sembari menghempaskan bokongnya di kursi makan tepat di depan Satrio.Satrio memutar bola mata malas mendengar ucapan Lilian."Itu surat perjanjian kontrak, Mas. Aku sudah tanda tangan. Jadi, Mas Satrio juga harap menandatangani surat itu."Tanpa menggubris ucapan Lilian, Satrio mulai menekuri huruf demi huruf yang tertulis di sana. Ketika sampai di kalimat....'Dengan ini, pihak pertama atas nama Hendro Satrio Haryo Sasongko menyatakan bahwa bersedia memberikan semua kewajiban materiil dan fasilitasnya kepada pihak kedua Lilian Sudirgo. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan apa saja yang harus diberikan akan disebutkan di halaman berikutnya.'Sepasang netra Satrio membelalak. Gadis gendut yang telah dinikahinya ini ternyata tidak selugu apa yang dipikirkannya. Dia membuat surat kontrak ya
Read more
IDPK - Part 3. Seksi Konsumsi
Hari minggu pagi, suara musik dangdut koplo terdengar memekakkan telinga di tempat tinggal Hendro Satrio Haryo Sasongko.Lilian begitu asyik menikmati irama lagu sambil menggerak-gerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, ke depan ke belakang dengan begitu lincah. Seakan daging dan lemak yang ada di tubuhnya ikut menari-nari seiring dengan irama musik dangdut koplo Kartonyono Medhot Janji yang dinyanyikan oleh Mas Deny Cak Nan.Tak peduli jika Satrio akan mengomel karena suara berisik yang sengaja diputar begitu keras. Lilian sengaja ingin membuat Satrio tidak nyaman dengan keberadaannya."Aku akan berbuat semauku, Mas. Begitu, kan?" Bibir gadis gendut itu menyeringai.Dia akan membuktikan perkataan Satrio, bahwa pria itu benar-benar membiarkan Lilian berbuat semaunya. Termasuk membuat rumah ini berisik seperti pagi ini.Sepertinya Satrio memenuhi janjinya.Jam antik yang ada di sudut ruang keluarga telah berdentang delapan kali. Itu artinya Lilian sudah dua jam menyalakan irama musik da
Read more
IDPK - Part 4. Jemuran Belum Kering
Seorang gadis dengan postur tubuh 155cm dan berat badan delapan puluh kilo menuruni tangga. Kali ini ada yang berbeda dengan penampakan Lilian. Satu stel seragam pencak silat warna hitam dengan ukuran triple XL membalut tubuhnya yang gemoy.Ikat kepala warna putih melingkar di kepalanya yang terbalut kerudung senada dengan sabuk putih yang melingkar pinggangnya yang sama sekali tidak langsing.Langkahnya terhenti di ruang tengah. Di sana, sosok Satrio sedang duduk bersandar di sofa dengan malas sembari menonton salah satu channel televisi.Malam ini pria sombong itu tidak keluar. Setelah seharian penuh bercengkrama dengan mami dan papinya juga istrinya yang super super gemoy itu, Satrio tidak ingin pergi kemanapun."Mas!" panggilnya lantang.Satrio melirik dengan ekor mata penampakan yang ada di hadapannya itu. Bibirnya menganga demi melihat sosok pendekar gemoy tersebut."Jadi ndak? Aku udah siap, Mas!" ucapnya.Lilian bersedekap di depan suaminya dengan memasang wajah dingin dan dat
Read more
IDPK - Part 5. Pelakor Tidak Ada Akhlak
Mobil sedan mewah milik Hendro Satrio Haryo Sasongko meluncur memasuki halaman luas di rumah mewahnya. Wajah pria tampan itu terus menyunggingkan senyuman, karena sore ini ada yang tidak biasa.Ya, sore ini Satrio mengajak Sherly pulang. Dia sengaja melakukan hal ini untuk membalas semua rasa kesal pada Lilian semalam.Istri gendutnya itu semakin tidak tahu diri. Selain meminta kompensasi yang besar, Lilian bahkan tanpa sungkan menyindirnya melakukan selingkuh. Tentu saja Satrio tidak terima.Selama ini dia setia dengan Sherly. Bahkan bisa dibilang, Sherly adalah satu-satunya wanita yang dicintainya. Adapun jika Satrio sampai menikah dengan Lilian, itu adalah sebuah musibah yang sama sekali tak diinginkannya."Masuk, Dek Sherly! Anggap aja rumah sendiri," ajak Satrio pada seorang gadis cantik berpakaian seksi yang diajaknya pulang sore ini.Keduanya melangkah memasuki rumah sambil bergenggaman tangan, mesra. Satrio tidak melepaskan pandangan pada wajah cantik Sherly sedikit pun. Mema
Read more
IDPK - Part 6. Berburu Tikus
Suara Satrio yang menggelagar kembali memecah keheningan. Dari nada suaranya yang terdengar penuh kebencian, Lilian sudah bisa membayangkan wajah Satrio yang sombong itu semakin terlihat menyeramkan. "Kok kayak rahwana ae to, Mas. Suaranya serem." Lilian mendengus mendengar suara suaminya. Padahal dia bicara dengan pelakor dengan suara yang begitu lembut. Giliran bicara dengan istrinya kasar.Lilian bersiap untuk keluar kamar. Sembari menunggu mertuanya datang, dia harus menghadapi mereka sendiri terlebih dahulu. Selebihnya, biar mertuanya yang menyelesaikan."Untuk menjadi istrimu memang harus bermental baja, Mas. Harusnya kemarin aku minta bayaran lima puluh juta sebulan, biar setimpal," sesal Lilian. Apa boleh buat, surat kontrak sudah ditandatangani dengan nominal tiga puluh juta. "Ya, udah lah. Aku cukup bakoh kalau hanya untuk menghadapi kamu dan pelakor tidak ada akhlak itu, Mas." Lilian mengepalkan tangannya, menyemangati dirinya sendiri.Akan berhadapan dengan sosok pelak
Read more
IDPK - Part 7. Tidak Dapat Tikus 1
"Cari terus sampai dapat, Mbak! Kasihan menantu saya ini phobia dengan tikus." Haryo Sasongko terus memberi instruksi. "Baik, Pak." Terlanjur basah, pilihan terbaik bagi Sherly adalah sekalian masuk ke dalam air biar basah kuyup. Dia tidak punya pilihan untuk berbalik arah. Di depannya, sang Papi dari kekasihnya menganggapnya sebagai jasa pengusir tikus. Apa boleh buat, Sherly harus terima. Terlalu beresiko jika hari ini dia mendapat penilaian buruk dari calon mertuanya itu, maka di masa depan dia tidak diterima sebagai menantu. Mengingat hal tersebut, Sherly harus menelan bulat-bulat rasa kesal di hatinya. Dalam hati, dia hanya berharap dua orang tua Satrio itu segera pergi dari rumah ini. Namun, ternyata setelah satu setengah jam berlalu. Papi dan Mami masih duduk dengan begitu santai di ruang makan. Dari sana, mereka berbincang dengan begitu hangat. Sesekali, menoleh ke arah Sherly dan memberi instruksi. "Belum ketemu tikusnya, Mbak? Katanya profesional, tapi kok kayak ngga
Read more
IDPK - Part 8. Tidak Dapat Tikus 2
"Maaf, Pak. Saya tidak menemukan tikus satu pun di sini," lapor Sherly sambil terengah-engah. Dia sudah tidak tahan lagi dengan situasi menyedihkan yang sedang dialaminya.Haryo menoleh. Wajah pria tua itu terlihat tidak suka ketika menatap Sherly. Dia tidak suka mendengar laporan Sherly yang tidak berhasil menemukan tikus satu pun. Jelas-jelas, menantunya ketakutan gara-gara tikus. Masak tenaga ahli pengusir tikus tidak berhasil mengusirnya.Sungguh keterlaluan."Anda sama sekali tidak profesional, Mbak. Kenapa agensi bisa kirimkan orang nggak punya pengalaman seperti Anda, Mbak." Haryo mendegus.Jujur, dia tidak suka mendapatkan pekerja profesional tapi tidak berpengalaman seperti gadis yang datang ke rumah mereka saat ini.Tak urung, Haryo mengomelinya habis-habisan dan menyalahkan dirinya atas ketidakprofesionalan Sherly. Sebagai tenaga ahli pemburu tikus ternyata tidak memberi hasil yang diinginkan."Nama kamu siapa, Mbak?" tanya Haryo mencecar dengan pertanyaan."Sherly, Pak."
Read more
IDPK - Part 9. Marah
Begitu Haryo dan Fatimah pulang, Satrio sudah tidak bisa menahan diri. Dia menarik tangan Lilian kasar setelah mengunci pintu.Sepasang netra elang Satrio menatap Lilian penuh permusuhan. Dia tidak terima melihat kekasihnya yang sangat dicintainya terlihat menyedihkan di depan orang tuanya."Hati kamu benar-benar busuk, Bloh!" raungnya tak terkendali."Apa maksud kamu, Mas?" Lilian bertanya acuh tak acuh, seakan tidak merasa tindakannya tadi adalah sebuah kesalahan fatal di mata Satrio."Kamu sengaja mempermalukan Sherly, hah?" semburnya. Kali ini dia tidak bisa menolerir apa yang dilakukan Lilian.Dia menatap Lilian dengan tatapan membunuh. Andai saja dia bisa membunuh hanya dengan pandangan matanya itu, mungkin Lilian sudah mati berkali-kali. Satrio sudah sejak tadi sore menahan kemarahan. Kali ini dia pasti akan melampiaskan kemarahan itu tanpa menahannya sedikit pun."Aku nggak paham dengan maksud kamu, Mas?" Lilian masih sok polos.Dia mengibaskan tangannya yang dicengkeram erat
Read more
IDPK - Part 10. Perang Dingin
Sepasang suami istri duduk berhadap-hadapan di meja makan tanpa suara. Satrio fokus melahap nasi goreng spesial buatan Lilian. Selepas WAR semalam, keduanya saat ini sedang melakukan gencatan senjata. Perang dingin yang akan berlangsung entah berapa lama. Satrio masih sangat kesal dengan istri gendutnya itu. Sherly tidak mau memaafkan Satrio semalam. Padahal suami Lilian itu sudah berusaha menjelaskan, akan tetapi Sherly masih emosional. Hidupnya akan suram jika Sherly ngambeg, makanya dia mendiamkan Lilian. Rasa kesalnya ini harus dilampiaskan, bukan?Beberapa kali, Lilian melirik Satrio yang cuek bebek menghabiskan nasi goreng. Jujur, gadis gendut itu ingin tertawa terbahak-bahak melihat betapa lahapnya Satrio menikmati sarapan pagi ini. Seakan dia lupa bahwa itu adalah nasi goreng buatan Lilian, orang yang saat ini sedang perang dingin dengannya."Nasi gorengnya enak, Mas?" tanya Lilian.Pada dasarnya, Lilian yang mempunyai karakter terbuka dan sangat humble selalu merasa tidak t
Read more
DMCA.com Protection Status