#Istri_Gaib
Bab 13 : Terbakar Cemburu
Setelah memarkirkan motornya, Haikal melangkah masuk ke dalam kantor damkar tempatnya bekerja. Sontak, semua mata teman-temannya pria berambut belah samping dengan ekspresi datar itu. Dengan cuek, ia melangkah menuju mejanya lalu duduk.
“Hmmm ... pengantin baru udah masuk kerja aja!” ujar Zeki sambil mesem-mesem.
“Bukannya dapat cuti seminggu?” timpal Arya.
“Gimana malam pertamanya, sukses?” Santo mendekat.
“Kirain kamu bulan madu ke Bali?” Niko juga mandekat ke arah Haikal.
“Apaan sih kalian ini? aku nikahnya udah lama Cuma baru dirayakannya aja sekarang, jadi bukan pengantin baru lagi. Jadi, gak perlu cuti bulan madu lagi.” Haikal melengos, sambil meraih teh di atas mejanya dan menyeruputnya sedikit untuk menghilangkan sedikit gugup karena pertanyaan beruntun dari teman-temannya itu.
“Tim 1 segera bersiap, Si Jago Merah sed
#Istri_GaibBab 14 : Dua Istri Bikin PusingSetelah selesai menikmati makan malam bersama, Haikal langsung melangkah keluar dari dapur lalu duduk di depan televisi. Hatinya jadi bimbang akan keadaan Maura sang istri pertama yang ada di dalam kamar sana."Bang, ayo tidur!" Nindi tiba-tiba sudah duduk di samping Haikal dan menarik lengannya.Dengan menebalkan wajah dan ekstra percaya diri, Nindi bersikap manja kepada suaminya itu dengan harapan hubungan mereka semakin mencair dan semakin akrab. Menurutnya, kalau sama-sama diam dan tak ada yang mau memulai duluan, maka cinta mereka akan lama juga datangnya."Eh!" Haikal gugup. Entah mengapa, suhu tubuhnya akan terasa panas dingin jika didekati sang istri kedua yang senyumnya bikin hati meleleh itu."Ayo, Bang! Jangan sampai ketiduran di depan televisi! Nindi gak bakalan bisa tidur lagi kalau cuma sendirian di kamar," rengek Nindi dengan suara yang dibuat semanja mungkin, demi bisa merebut hati
#Istri_GaibBab 15 : Mendadak Ganjen“Nindi, besok udah masuk kerja ‘kan kamu?”“Iya, Ma.”“Motormu gak diambil?”“Nggak usah deh, Ma! Nanti Nindi pulang perginya minta jemput antar ama Bang Haikal aja.”“Oh gitu. Ya udah, Mama cuma mau ingatin itu aja. Kamu baik-baik ya sama Haikal. Minggu depan ajak dia main-main ke sini, Mama kangen sama kamu.”“Iya, Ma.”Nindi mengakhiri percakapan telepon dengan mamanya. Ia memang sengaja tak mau mengambil motornya di tempat sang mama, sebab ia maunya diantar jemput aja ama suaminya biar cepat akrab dan bisa nemplok di belakangnya.“Ya ampun, aku kok mendadak ganjen gini, ya?” Nindi tersenyum geli. “Ganjenin suami sendiri, sah-sah aja kali yah. Daripada ikutan jadi beruang kutub kayak dia,” sambungnya sambil meraih kembali sebuah novel yang berjudul ‘Diyya, Muridku’ kary
#Istri_GaibBab 16 : Menggoda Suami“Bang, apa masih sibuk?” teriak Nindi dari depan pintu kamar disertai ketukan beberapa kali.Haikal menghela napas panjang, kemudian melangkah menuju pintu. Ia tak mau terlihat sebagai suami yang aneh, walau kini hatinya sedang didera kebimbangan akan keadaan Maura, si istri kesayangan.“Ada apa, Nin?” tanya Haikal seraya keluar dari kamar.“Jangan tidur di ruang kerja lagi, tidurnya di kamar. Ayo!” Nindi langsung menggandeng lengan sang suami menuju kamar.Haikal menurut saja, ia juga yakin Maura takkan kembali malam ini. Ia hanya bisa berdoa agar istri pertamanya itu baik-baik saja. Ia tak kuasa menolak saat Nindi menggandeng tangannya ke kamar.“Bang, besok Nindi udah masuk kerja, nanti antarin ya! Besok kena dinas pagi,” ujar Nindi saat mereka sudah bersiap berbaring di atas tempat tidur.“Iya, pukul berapa?” tanya Haikal sambil
#Istri_GaibBab 17 : Istri Formalitas“Bang, bisa gak?” tanya Nindi sambil menoleh wajah suaminya yang terlihat merona.Haikal menarik napas grogi dan segera memalingkan wajah, ia sedikit bergeser ke samping sambil berusaha menahan diri agar tak terpesona akan kemolekan tubuh istri keduanya itu yang sungguh menggoda iman itu.“Bang, gimana?” tanya Nindi sambil memundurkan tubuh ke belakang hingga punggunganya menyentuh dada sang suami.“Ah, iya ... sini Abang coba lagi!” jawab Haikal dengan menghembuskan napas tak berdaya, ia hampir kehilangan akal.Dengan menahan napas, Haikal meraih kalung di leher Nindi dan mencoba mengaitkannya. Ia masih berusaha menguasai diri, walau wangi tubuh sang istri begitu menggoda indra penciumannya. Apalagi tubuh Nindi tak kalah idealnya dengan Maura, sama-sama putih mulus. Hanya warna rambut dan bola mata saja yang membedakan keduanya.“Udah, Nin,” j
#Istri_GaibBab 18 : BimbangNindi turun dari motor Haikal kemudian meraih tangan pria berseragam biru itu lalu salim kepadanya. Ia sedikit malu dengan kejadian tadi malam, tapi mau bagaimana lagi, ia juga kepepet melakukan itu.“Nin, Abang mau berangkat dulu.” Haikal mencoba menarik tangannya dari sang istri yang salim sambil melamun.“Eh, maaf, Bang.” Nindi tersenyum malu.“Abang berangkat, ya!” Haikal bersiap menstarter motornya.“Eh, Bang .... “ Nindi mendekat sambil celingukan ke kanan dan kiri.“Apaan, Nin?” Haikal juga ikut celingukan.‘Cup’ Nindi mendaratkan ciuman di pipi suaminya. Haikal tertegun dan wajahnya langsung memerah.“Hati-hati, Bang! Assalammualaikum.” Nindi mengulum senyum.Haikal tersenyum tipis lalu menjawab, “Waalaikumsalam.”Haikal berlalu dan keluar dari parkiran rumah sakit tempat Nind
#Istri_GaibBab 19 : Bersiang Pertama“Aku harus gimana ini? Aduh ... jadi bingung, masa iya mau nonton tutorial di youtube dulu.” Nindi menghembuskan napas bingung, tangannya jadi dingin.Dengan menghela napas berat, Nindi melangkah keluar dari kamar dan menuju dapur.Nindi membuka kulkas dan melihat stokan bahan makanan. Ia akan memasak sambil mencari ide untuk mendapatkan suaminya siang ini. Ia tersenyum simpul saat membayangkan malam kemarin, ia jadi tak sabar untuk mendapatkan hal lebih.“Ya ampun, aku kok jadi mesum gini sih pikirannya? Gak nyangka aja, Nindi yang dulunya terkenal cool, tapi kini malah menjadi seorang istri penggoda. Huuuhh ... gara-gara Babang Haikal, aku jagi gila gini.” Nindi membatin sambil menahan senyum, sedang tangannya sambil memotong sayuran.Nindi mengerutkan dahi, otaknya masih terus mencari ide. Hingga tak sadar, kalau semua sayuran sudah ia cincang menjadi serpihan paling kecil.
#Istri_GaibBab 20 : Haikal CemburuNindi keluar dari kamar, lalu melangkah menuju dapur dan melihat makanan di atas meja belum tersentuh sedikit pun, berarti suaminya belum ada makan. Ia melangkah menuju kamar Haikal lalu mengetuknya tiga kali.“Bang, makan yuk!” ujar Nindi.Tak ada jawaban dari dalam kamar, mungkinkah suaminya tertidur lagi? Nindi membantin.“Bang!” panggil Nindi sekali lagi.Haikal sengaja pura-pura tak mendengar, ia belum mau bertemu Nindi, pikirannya benar-benar sedang kacau. Rasa takut kehilangan Maura membuatnya tak tenang saat ini.Karena tak ada jawaban, Nindi melangkah menuju kamarnya lalu mengambil satu novel koleksiannya. Sambil menunggu sang suami keluar dari bertapanya, ia akan membaca novel karya penulis ‘Evhae Naffae’ yang kali ini berjudul “Istriku Tua.” Perasaannya jadi campur aduk membaca cerita itu, antara jengkel, kesal, lucu juga sedih, jadi satu. K
#Istri_GaibBab 21 : Flashback Awal Pertemuan“Abang, langsung berangkat kerja, Nin,” ujar Haikal ketika mereka telah tiba di depan rumah.“Hati-hati, Bang,” jawab Nindi sembari mengulurkan tangannya hendak salim kepada suaminya itu.Nindi mencium punggung tangan suaminya, dan kemudian melambaikan tangan serta tak lupa melempar senyum termanis yang membuat hati Haikal kembali bergetar.Haikal segera menguasai perasaannya, ia tak boleh terlalu larut dalam pesona istri keduanya itu. Ia segera melajukan motor menuju kantor damkar tempatnya bekerja.Belum sempat ia tiba di kantor, bayangan Maura langsung terlintas di benaknya. Haikal menghentikan motornya di pinggir jalan, hati jadi tak tenang jika teringat kesalahannya kepada istri pertama yang sudah begitu berjasa menyelamatkan nyawanya beberapa tahun silam.Haikal langsung membelokkan motornya menuju ke daerah tepi air, ia harus bisa menemukan Maura dan berharap