Share

Keduanya sama

“Minumlah.” Pria itu memberi Siti kelapa muda yang baru saja dipetik kemarin, itu adalah milik Ratih yang mewajibkan harus ada kelapa muda di kandang untuk diminum setiap hari.

Siti segera mengambilnya lalu meminumnya.

“Kamu sakit? Apa aden Prapto menyakitimu?” dia kawatir karena Siti berjalan teramat pelan sejak ke luar dari warung goyang.

Siti menggeleng, “Kami hanya membicarakan beberapa hal penting di sana, lagi pula mana mungkin aden Prapto menyakitiku? Aku akan pelayan pribadi ndoro Ratih.”

“Kalau memang begitu, izin saja barang sehari, tidak biasa kamu muntah, kan? Aku kawatir.” kata pria itu.

Siti terkekeh, “Jangan kawatirkan aku, aku ini bukan anak kecil.”

“Kalau kamu bukan anak kecil, kamu tidak akan pernah bermimpi bisa bersanding dengan aden Prapto.”

Siti merasa kelapa muda di tangannya jadi hambar, “Kenapa kau mengatakan itu?! Apa kau punya urusan dengan semua mimpi-mimpiku, huh?!”

Pria itu tersenyum, “Kenapa kamu tersinggung? Kalau dipikir, di sini kamu yang jahat, banya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status