Istri Kedua  Tuan Presdir

Istri Kedua Tuan Presdir

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Oleh:  Clavita SAOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
62Bab
428Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Camelina yang merupakan seorang asisten rumah tangga harus terjebak dalam pernikahan kontrak demi menebus kesalahan yang dituduhkan padanya. Namun, status barunya membuat jalan baru baginya dalam mengungkap rahasia masa lalu.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 Berawal Dari Tuduhan

“Tolong jangan laporkan saya ke polisi ...!” erang Camelina dengan isak tangis di wajahnya.

Namun, wanita dengan rambut agak bergelombang itu tidak memberi ampun. Ia terus menyeret Camelina keluar dari rumah seraya sesekali menampar wajah asisten rumah tangganya.

“Argh!” Ia memekik kesakitan dan refleks tangannya memegang pipi yang  baru saja menerima tamparan itu. Urai air netra yang tiada habisnya, tetapi demi hidupnya ia tidak menyerah sekalipun sesak dalam dada serta mata yang mulai perih karena banyaknya air netra yang mengaliri pipi tanpa henti. ”Saya berjanji akan melakukan apapun!” rengek Camelina.

Amarah yang mengeraskan hati, membuat wanita itu tidak peduli atas segala kepedihan yang dirasakan Camelina, sekalipun air netra terus bercucur membasahi lantai dengan pipi yang sudah memerah agak lebam akibat berkali-kali ditampar oleh Sarah.

Perkataan Camelina saat itu rupanya malah berdampak besar pada hidupnya dan kini Berliana merasa senang sebab dirinya bisa mengambil keuntungan atas kejadian tersebut. “Sudah kuduga dia akan mengatakannya,” batin Berliana menyeringai sambil tangannya tampak tengah mengetikkan sesuatu di layar ponsel miliknya.

Tanpa berpikir panjang, Berliana segera menghampiri Camelina untuk menuntut janjinya itu. “Apa kamu yakin akan melakukan apapun?” balas Berliana dengan satu pertanyaan yang sungguh membuat Camelina berhenti terisak untuk beberapa saat.

Camelina  memalingkan wajahnya ke arah Berliana. “Iya, Nyonya,” sahutnya dengan nada lirih.  Setelah melihat keyakinan dalam mata Camelina, Berliana seolah langsung yakin pula untuk menjalankan rencana berikutnya.

“Sudah, lepaskan tangannya, biar aku yang urus!” perintah Berliana memberi peringatan keras terhadap menantunya itu. Lalu, Berliana menarik tangan Camelina pergi dari dekat pintu menuju Aderson. Camelina menoleh sebentar ke arah Sarah, dan langsung pergi.

Di hadapan Aderson, Berliana berkata lagi. “Kalau  begitu, menikahlah dengan Anakku  sekarang!”

Sontak, semua orang yang berada di sana langsung terhenyak kaget dibuatnya. Entah itu Camelina,  Aderson bahkan Sarah yang masih berstatus sebagai istri Aderson itu sendiri.

Camelina menggelengkan kepala tidak percaya dengan apa yang dikatakan Berliana ketika  itu. “Tidak, Nyonya! Saya memang berjanji akan melakukan apapun, tapi tidak dengan pernikahan mendadak begini. Terlebih lagi sa–...!” sanggah Camelina masih berusaha menahan tangis sampai bibirnya gemetar.

“Oh,  jadi kamu menolak. Baik. Berarti kamu siap dengan  konsekuensinya,” potong Berliana.

Camelina  tersungkur di lantai  dengan tangan memohon. “Apakah tidak ada pilihan lain lagi selain menikah dengan Tuan Aderson,  Nyonya?” tawar Camelina.

“Tidak ada! Uang, jabatan, menantu sudah aku miliki! Kecuali cucu. Bertahun-tahun aku mendambakan seorang cucu, tapi menantuku tak kunjung mengandung dan kini aku sudah tidak bisa bersabar lagi. Tapi itu terserah padamu, jika ingin selamat, maka turutilah perintahku!” desaknya.

Camelina terdiam dengan mulut tergagap. Mulutnya sudah terbuka kecil, tetapi sang majikan dan kebingungan sekaligus ketakutan dalam dirinya seolah telah merenggut kesempatan bicaranya saat itu. Ia tidak bisa menyergah atau hanya sekadar berkata “Tidak.” Menolak seperti sebuah larangan bagi wanita lemah dan miskin seperti Camelina, layaknya robot yang diprogram untuk menuruti keinginan pemiilik, ia hanya diperbolehkan berkata “Ya” saja.

Hatinya bagai teriris pisau, ia merasa terluka ketika tak ada kesempatan untuk bicara. Hanya air mata kepedihan yang mampu menjelaskan semua yang dirasakannya kini.

Melihat suaminya sedari tadi diam, membuat Sarah langsung angkat bicara. Ia menghampiri Berliana sambil berucap. “Ma, kenapa membuat aku dimadu? Waktu itu Mama sudah berjanji untuk menjadikan aku sebagai menantu Mama satu-satunya, kenapa keputusannya sekarang malah begini!” tuntut Sarah dengan mata memerah – berkaca-kaca.

Berliana tersenyum tipis seraya menghampirinya sedikit, lalu memegang pipi Sarah berusaha memberikan pengertian kepada menantunya itu, bibirnya mulai menyalurkan apa yang isi kepala pikirkan sejak tadi. “Iya,  Mama tahu. Tapi kita juga butuh penerus keluarga ini. Tenang saja, Mama lakukan semua ini  untuk kebaikan kamu juga,” tuturnya. Kemudian Berliana mendekatkan mulutnya ke telinga Sarah, “Kita harus memanfaatkan keadaan  ini, Nak. Setelah dia melahirkan, Mama akan membuat Aderson menceraikan Camelina sehingga kamu bisa mengakui anak itu sebagai anak kamu sekaligus cucu Mama juga. Kamu akan memiliki anak  tanpa perlu bersusah payah untuk mengandung dan melahirkan. Bagaimanapun juga menantu  Mama tetap kamu, sedangkan Camelina hanya alat saja buat kita,” bisiknya dengan penuh tipu muslihat yang tampak jelas dari sorot matanya, tetapi sayangnya Sarah tidak menyadari itu.

Kalimat penenang itu ternyata berhasil membuat Sarah luluh dalam rayuan mertuanya. Air netra yang sudah terbendung di sudut mata pun surut lenyap seketika. Sarah kembali merasakan hal menyenangkan di hati kala memikirkan keuntungan yang ditawarkan Berliana padanya. Ia coba percaya dengan itu.

Tak  sampai di situ, Berliana  juga merayu Anaknya agar mau menikah dengan Camelina. “Mama harap kamu juga setuju. Ingatlah kalau keturunan keluarga ini tidak boleh berhenti pada dirimu saja. Mama sudah tua begini .... Kamu tidak mau `kan kalau  Mama jatuh sakit karena gak kesampaian memiliki cucu? Lagi pula, istri kamu juga sudah setuju untuk dimadu,” lirihnya dengan raut wajah memelas.

Usai berkata demikian, Aderson pun melihat ke arah Sarah seketika. “Baiklah. Saya ikuti mau Mama demi penerus keluarga!” sahut Aderson.

Jawaban Aderson cukup membuat Berliana merasa tenang karena berhasil menaklukkan tiga orang dalam rumah itu, sekaligus ia telah membuat Camelina begitu bersedih atas paksaan yang sangat merugikan dirinya.

Firhan yang merupakan ajudan pribadi Aderson, yang mana sejak tadi berdiri di sana dan menyaksikan kejadian itu pun langsung dipanggil oleh pria itu. “Firhan, kemarilah!”

Ajudan pribadinya langsung menghadap padanya saat itu juga. “Ya, Tuan. Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda kali ini?”

“Kamu panggil penghulu ke sini sekarang!”

“Eittt ... tidak usah. Biar Mama saja yang melakukannya!” tungkas Berliana.  Ia melangkah pergi dengan ponsel di  tangannya yang seakan-akan hendak menghubungi penghulu. Padahal, pada kenyataan setelah Camelina menjanjikan sesuatu, ia langsung menghubungi pesuruhnya untuk memanggil penghulu lebih dulu.

Selang dua menit setelah Berliana kembali, tiga menit setelahnya penghulu itu datang.

“Itu dia!”  tunjuk Berliana ke arah pintu.

Semuanya berkumpul pada satu tempat yang sama. Mereka duduk di lantai yang hanya beralaskan karpet tebal. Dengan hanya mengenakan rok plisket selutut dan kaos pendek, Camelina harus menikah dalam keadaan seperti itu. Pernikahan impiannya  seolah langsung hancur begitu saja. Harapannya musnah untuk apa yang ia inginkan selama ini.

“Sudah siap?” tanya penghulu. Aderson pun mengangguk. Keduanya saling berjabatan tangan  dan penghulu itu menuntun Aderson mengucap ijab kobul agar diikutinya.

Ketika akad pernikahan berlangsung pun air mata terus merembes keluar dari sepasang mata indahnya, namun tidak ada orang yang peduli.

“Kenapa aku malah menikah dengan pria ini? Kapan aku mendapat kebahagiaan? Mana kebahagiaan yang katanya datang selepas mengalami kesedihan yang panjang?” batin Camelina. Ada perasaan kecewa, sedih bahkan marah, semuanya menyatu padu membentuk dendam kecil dalam hatinya.

Usai akad, penghulu itu pergi dengan membawa amplop coklat tebal yang diberikan Berliana sebagai imbalan. Sedangkan Camelina, ia hanya bisa diam dengan segala rasa sakit menghantam dada yang begitu menyesakkan.

“Akad telah usai. Kamu sekarang telah sah menjadi istriku!’’

Setelah semuanya bubar dan hanya ia sendiri di tempat itu, Camelina yang sudah tak kuasa menahan rasa tersiksa dalam batinnya membuat dirinya kembali menguraikan air netra. Setiap tetesan kesedihan itu bahkan sampai membasahi bagian depannya.

Tak lama dari itu, Firhan datang menghampiri. Camelina menoleh, ia melihat sebuah berkas berwarna biru muda yang ada di tangan Ajudan pribadi Aderson, yang kemudian diletakkan di hadapan Camelina.

“Sekarang tanda tangani itu dan Tuan Aderson memintamu agar pergi ke kamarnya pukul delapan malam!” pinta Firhan.

Seketika tubuhnya terasa lemas, seolah tak ada lagi tenaga. Ia berjalan sedikit dan terduduk di lantai seraya melihat pantulan dirinya di lantai marmer yang bening mengkilat.

“Tolong tanda tangani ini dulu, Nona, jika anda ingin aman!” pinta ajudan pribadi Aderson dengan nada memaksa.

Camelina yang masih merasa sedih itu pun dengan tangan gemetar mengambil pulpen yang terdapat di atas berkas. Tanpa membacanya, ia langsung menandatangani kertas itu begitu saja. Pulpen itu segera ditaruhnya kembali, dan Firhan mengambil berkas itu. “Terima kasih untuk kerja samanya!” Kemudian Firhan pergi dari hadapan Camelina.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Clavita SA
Selamat datang dan selamat membaca....
2024-11-25 17:51:25
0
62 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status