Share

Kalian Menjebakku

Author: Tinta Hitam
last update Last Updated: 2023-10-07 20:09:01

"Azizah!" kaget Satria dan juga Fatma, karena melihat wanita itu sedang berdiri di ambang pintu.

Satu tangan Azizah menutup mulut dengan tatapan yang sudah mengalirkan air bening, sehingga membasahi tangan serta pipinya. Kepalanya menggeleng, kemudian dengan langkah yang berat dia pun mendekat ke arah Fatma.

"Jadi kalian adalah suami istri? Lalu ... aku?" tanyanya dengan suara bergetar sambil menunjuk dirinya sendiri.

Fatma bangkit dari tidurnya, dia mencoba menggapai tangan Azizah, tapi wanita itu menepisnya sambil menggelengkan kepala.

"Tolong dengarkan dulu penjelasan kami, Azizah. Kamu salah paham, aku dan juga Mas Satria bisa--"

"Cukup! Kenapa kalian lakuin ini padaku? Kenapa tidak bilang dari awal jika Mas Satria itu sudah menikah, dan kalian adalah suami istri? Kenapa kalian malah membohongiku?!" marah Azizah dengan dada bergemuruh sesak.

Sorot matanya begitu tajam, dadanya terasa sakit seperti tertimpa batu besar. Dunianya seakan runtuh seketika saat mengetahui kebenaran yang membuatnya teramat sangat syok.

Dia tidak menyangka jika wanita yang dianggap saudara Satria, ternyata adalah istri pertamanya, dan bisa Azizah simpulkan bahwa dia di sini adalah seorang madu, alias istri kedua.

"Kenapa kalian melakukan ini, kepadaku? Apa salahku? Kenapa kalian tidak jujur dari awal? Kenapa!" teriak Azizah.

Dia tidak bisa mentoleransi bahkan mentolelir perlakuan baik Fatma dan juga Satria kepadanya hanya karena menutupi sesuatu hal yang begitu besar.

Dia pikir kepedulian Satria kepada Fatma hanya karena kepeduliannya pada seorang saudara, sampai harus meninggalkannya di malam pertama, bahkan terkesan Satria tidak peduli kepadanya.

Air mata kian deras saat mengingat bagaimana pertama kali ia menikah dengan Satria dan bagaimana pria itu tidak memperdulikan dirinya, dan malah mengurus Fatma yang ternyata adalah madunya.

"Azizah, aku bisa jelaskan. Aku punya alasan tersendiri, kenapa Mas Satria--"

"Diam kamu!" tunjuk Azizah kepada wajah Fatma, "kamu adalah seorang istri,dan seharusnya kamu tahu perasaanku. Awalnya aku menganggap kepeduliannya Mas Satria kepadamu dan malah mencampakkanku, itu karena kamu saudaranya. Walaupun aku cemburu, walaupun aku dan juga Mas Satria baru bertemu dua hari yang lalu, tapi aku sudah berjanji pada diri ini, bahwa aku akan mencintainya dengan tulus dan menerimanya. Tapi apa? Ketulusanku bahkan dibalas dengan pedang yang begitu tajam."

Azizah menangis tersedu-sedu, sementara di bawah sana Abi dan Umi naik ke lantai atas karena mereka mendengar ada suara ribut-ribut ditambah barang yang jatuh.

"Azizah, biarkan aku dan Fatma menjelaskan semuanya." Kali ini Satria angkat bicara.

"Apa yang mau kalian jelaskan, hah?" Azizah tersenyum getir, menertawakan nasibnya yang begitu tidak beruntung. "Oh ... atau maksud kalian, jangan-jangan Mas Satria menikahiku karena seorang anak?" tebaknya.

Karena biasanya jika seorang laki-laki yang sudah beristri menikahi wanita lain, itu karena hanya ingin mendapatkan keturunan. "Kenapa kalian diam saja? Ayo jawab! Benar kan dugaanku?"

Satria menatap ke arah kedua netra milik Azizah yang tertutup cadar. Dia mencoba menggenggam tangan wanita itu, akan tetapi ditepis kasar oleh Azizah. "Jangan sentuh aku!" tekannya dengan nada yang masih terdengar bergetar.

"Ada apa ini?" tanya Umi dan Abi saat mereka datang dan melihat piring yang berantakan di depan kamar Fatma.

Keduanya menatap heran saat melihat Azizah sedang marah-marah dan menangis, bahkan menghardik Fatma dan Satria seketika perasaan Umi Khaira tidak enak. Dia takut jika Azizah sudah mengetahui tentang status Fatma sebagai istri dari Satria.

"Azizah, kenapa kamu menangis?" tanya Umi.

Azizah berbalik dan menatap wanita paruh baya itu. "Kenapa Umi dan Abi berbohong? Kenapa kalian semua menjebakku? Kenapa kalian tega?" Kali ini Azizah tidak berteriak, emosinya yang meledak-ledak seolah ia pendam di dalam dada, sehingga untuk berteriak saja rasanya dia tidak mempunyai tenaga. Tangannya masih terkepal memegang gamis yang membalut tubuhnya.

"Azizah, jadi kamu sudah tahu semuanya?" Umi Khaira mencoba untuk menggenggam tangan Azizah. "Umi bisa jelaskan Nak, dengarkan dulu penjelasan kami!"

"Apa yang ingin kalian jelaskan? Apa!" Tatap tajam Azizah kepada Umi Khaira. "Seumur hidup tidak pernah aku membayangkan akan menjadi istri kedua, bahkan tidak akan pernah mau berada di posisi ini. Tapi kalian semua menjebakku." Wanita itu menundukkan kepalanya sejenak, kemudian dia menatap ke arah Satria dan juga Fatma bergantian. "Karena aku dan juga Mas Satria belum melakukan apapun, dan karena pernikahan kami masih seumur jagung, aku mau dia menceraikanku!"

Semua terlonjak kaget saat mendengar permintaan Azizah yang begitu mendadak. Bahkan tidak pernah mereka duga sebelumnya.

"Azizah, apa yang kamu lakukan?" Fatma menatap lekat dengan tatapan tak percaya.

BERSAMBUNG.....

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ervina Chesika
fatma jg salah harusnya dia jujur biar tidak mengecekan orang lain
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Untuk Suamiku   END

    "Mas Satria!" kaget Fatma.Satria menatap teduh ke arah Fatma, bergantian pada bayi yang ada di dalam gendongan wanita itu. "Hai, aku tadi habis meeting tidak sengaja melihat kalian. Maaf jika aku mengganggu.""Tidak apa Nak. Sini duduklah bergabung bersama dengan kami!" ajak Abi sambil menepuk kursi kosong yang ada di sebelahnya."Oh ya, tidak apa Bi. Saya juga masih ada pekerjaan, dan bayi ini siapa?" tanyanya penasaran sambil melihat ke arah bayi mungil nan cantik yang berada di dalam gendongan mantan istrinya."Ini adalah anak kami," jawab Andre."Hah? Anak?" bingung Satria, karena setahunya Fatma tidak bisa hamil. Dia juga memperhatikan bahwa wajah wanita itu sekarang berbinar dengan sangat cantik, tidak seperti saat berada di sisinya pucat tanpa gairah.'Fatma benar-benar berubah. Auranya sekarang terpancar begitu sangat indah dan cantik, berbeda saat dia bersamaku dulu.' batin Satria."Iya, memang Fatma tidak bisa hamil," sindir Andre yang tahu isi di dalam pikiran Satria. "Tap

  • Istri Untuk Suamiku   Bab 148

    "Kalau aku sih setuju saja. Lalu kapan kita akan ke sana dan rekomendasi Panti Asuhan mana yang bagus menurut mama atau menurut Umi dan Abi?""Umi punya rekomendasi yang bagus," ucap Umi Khaira.Mereka setuju untuk 4 hari ke sana, melihat apakah ada seorang bayi yang akan diadopsi atau tidak. Dan setelah makan malam selesai Caca dan juga tante Lena pulang begitu pula dengan Umi dan Abi."Kamu baik-baik ya Nak. Kalau ada apa-apa dan butuh apa-apa, tinggal bilang sama Umi. Pasti Umi buatkan dan Umi bantu. Dan Andre. Tolong jaga Fatma ya! Besok Umi ke sini lagi.""Iya Umi. Umi dan Abi hati-hati di jalannya!""Assalamualaikum," ucap Abi dan Umi serempak."Waalaikumsalam."..Hari yang ditunggu pun telah tiba, di mana hari ini Fatma, Andre dan keluarga mereka pergi ke sebuah Panti Asuhan, tetapi tidak dengan Caca, karena dia menemani Vano di rumah."Ayo kita masuk!" ajak Umi, "Assalamualaikum!" ucapnya saat mereka sudah masuk ke dalam panti asuhan."Waalaikumsalam. Eh, mbak Khaira." Seora

  • Istri Untuk Suamiku   Pulang

    Hari ini Fatma dan juga Andre pulang kembali ke tanah air zetelah wanita itu dinyatakan sembuh. Tentu saja membuat kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata oleh Andre maupun kedua orang tua Fatma."Mas, aku bisa jalan sendiri," ucap Fatma dengan wajah yang malu saat Andre menggendongnya turun dari mobil setelah mereka sampai di rumah."Iya, aku tahu, tapi aku tidak mau jika istriku sampai kelelahan," jawabannya sambil tersenyum manis, kemudian dia masuk dan menidurkan Fatma di atas ranjang. "Istirahat dulu ya! Nanti setelah makanan siap aku akan memberitahumu."Fatma hanya bisa mengangguk sambil tersenyum bahagia, karena perlakuan Andre yang begitu membuatnya semakin jatuh cinta.Dia merasa seperti seorang ratu di dalam kehidupan Andre, di mana pria itu tak pernah sekalipun menyakitinya, bahkan selalu membuatnya tersenyum. Mungkin memang itu yang dinamakan cinta sejati."Sekarang aku percaya Mas, bahwa penyakit itu bisa sembuh bukan karena Allah saja, tetapi karena bat

  • Istri Untuk Suamiku   Mendadak Pergi

    "Bu, Caca pergi dulu ya," ucap Caca sambil mencium tangan ibunya saat jam menunjukkan pukul 07.30 pagi, sebab tadi Vano sudah mengirimkan pesan bahwa sopirnya sedang menunggu di parkiran rumah sakit."Maafkan Ibu ya, Nak, kamu harus menikah dengannya tanpa cinta. Maaf jika kami belum bisa menjadi orang tua yang baik untukmu." Bu Eka menangis."Ibu ini bicara apa sih. Tidak perlu menyesali apapun. Caca ikhlas kok. Lagi pula, cinta akan datang seiring berjalannya waktu. Doakan saja yang terbaik untuk rumah tangga Caca. Kalau begitu Caca pamit ya Bu, Pak Vano sudah menunggu."Setelah mencium tangan ibunya Caca pergi, akan tetapi sang ayah masih belum tersadar, sehingga wali nikah diwakilkan kepada wali hakim, sebab tidak memungkinkan untuk ayahnya Caca hadir.Saat mobil sudah sampai di kediaman tante Lena, Caca langsung disambut oleh wanita itu. "Jadi kamu yang bernama Caca?""Iya Tante. Maaf, Tante siapa ya?" Caca yang bilang memang belum mengetahui siapa Tante Lena."Perkenalkan. Saya

  • Istri Untuk Suamiku   Menjebak

    "Syarat? Syarat apa yang Bapak maksud?" bingung Caca sambil menatap ke arah Vano.Pria itu tersenyum miring kemudian dia melipat tangannya di depan dada dan menyandarkan tubuhnya di dinding."Syaratnya adalah ... kau harus menikah denganku!" Ucapan Vano sontak membuat kedua bola mata Caca membulat, tetapi pria itu masih terlihat begitu santai. "Ya terserah pada dirimu ... kalau kau memang sayang dengan ayahmu, maka aku bisa membantumu. Syaratnya adalah tadi, jika kau tak mau juga tak masalah."Pria itu menegakkan tubuhnya hendak pergi dari sana, namun tiba-tiba Caca menahan tangannya. "Saya mau, Pak."Dia tidak mempunyai pilihan lain, karena bagi Caca keselamatan sang ayah itu lebih utama. Apalagi saat ini sedang kritis dan butuh pertolongan."Kau yakin?" tatapan Vano menyipit mencoba untuk meyakinkan wanita tersebut. Tapi di dalam hatinya dia bersorak bahagia."Saya yakin, Pak!" Caca bahkan tidak perduli jika nanti Vano menyakitinya setelah mereka menikah, karena baginya saat ini kes

  • Istri Untuk Suamiku   Sadar

    "Bukan maksud abi untuk membelanya, Umi. Hanya saja takut dia tersinggung. Bagaimana kalau maksud dia memang tidak ingin merebut Andre? Memang real hanya sebatas teman." Abi Haidar berkata dengan pikiran yang positif.Akan tetapi, Umi Khaira adalah seorang wanita dan dia sangat tahu karakter seperti Mila itu bagaimana. Mendengar penjelasan dari suaminya, Umi Khaira malah terkekeh dan itu membuat Abi sangat bingung."Kenapa Umi malah tertawa? Memangnya ucapan abi ada yang salah?""Abi, Abi ..." Beliau menggelengkan kepalanya. "Abi ini adalah seorang pria, jadi mana paham jika berada di posisi wanita itu seperti apa. Dengar ya Bi! Tidak ada seorang lawan jenis yang memberikan perhatian dengan secara berlebihan kepada teman lelakinya, begitu pula sebaliknya, jika tidak ada sebuah perasaan. Teman hanya sekedarnya menyemangati itu sudah hal biasa, tetapi jika memberikan perhatian dengan mengirimkan makanan setiap hari, apakah itu hal yang wajar? Umi rasa tidak."Andre dan juga Abi hanya di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status