Share

Kalian Menjebakku

"Azizah!" kaget Satria dan juga Fatma, karena melihat wanita itu sedang berdiri di ambang pintu.

Satu tangan Azizah menutup mulut dengan tatapan yang sudah mengalirkan air bening, sehingga membasahi tangan serta pipinya. Kepalanya menggeleng, kemudian dengan langkah yang berat dia pun mendekat ke arah Fatma.

"Jadi kalian adalah suami istri? Lalu ... aku?" tanyanya dengan suara bergetar sambil menunjuk dirinya sendiri.

Fatma bangkit dari tidurnya, dia mencoba menggapai tangan Azizah, tapi wanita itu menepisnya sambil menggelengkan kepala.

"Tolong dengarkan dulu penjelasan kami, Azizah. Kamu salah paham, aku dan juga Mas Satria bisa--"

"Cukup! Kenapa kalian lakuin ini padaku? Kenapa tidak bilang dari awal jika Mas Satria itu sudah menikah, dan kalian adalah suami istri? Kenapa kalian malah membohongiku?!" marah Azizah dengan dada bergemuruh sesak.

Sorot matanya begitu tajam, dadanya terasa sakit seperti tertimpa batu besar. Dunianya seakan runtuh seketika saat mengetahui kebenaran yang membuatnya teramat sangat syok.

Dia tidak menyangka jika wanita yang dianggap saudara Satria, ternyata adalah istri pertamanya, dan bisa Azizah simpulkan bahwa dia di sini adalah seorang madu, alias istri kedua.

"Kenapa kalian melakukan ini, kepadaku? Apa salahku? Kenapa kalian tidak jujur dari awal? Kenapa!" teriak Azizah.

Dia tidak bisa mentoleransi bahkan mentolelir perlakuan baik Fatma dan juga Satria kepadanya hanya karena menutupi sesuatu hal yang begitu besar.

Dia pikir kepedulian Satria kepada Fatma hanya karena kepeduliannya pada seorang saudara, sampai harus meninggalkannya di malam pertama, bahkan terkesan Satria tidak peduli kepadanya.

Air mata kian deras saat mengingat bagaimana pertama kali ia menikah dengan Satria dan bagaimana pria itu tidak memperdulikan dirinya, dan malah mengurus Fatma yang ternyata adalah madunya.

"Azizah, aku bisa jelaskan. Aku punya alasan tersendiri, kenapa Mas Satria--"

"Diam kamu!" tunjuk Azizah kepada wajah Fatma, "kamu adalah seorang istri,dan seharusnya kamu tahu perasaanku. Awalnya aku menganggap kepeduliannya Mas Satria kepadamu dan malah mencampakkanku, itu karena kamu saudaranya. Walaupun aku cemburu, walaupun aku dan juga Mas Satria baru bertemu dua hari yang lalu, tapi aku sudah berjanji pada diri ini, bahwa aku akan mencintainya dengan tulus dan menerimanya. Tapi apa? Ketulusanku bahkan dibalas dengan pedang yang begitu tajam."

Azizah menangis tersedu-sedu, sementara di bawah sana Abi dan Umi naik ke lantai atas karena mereka mendengar ada suara ribut-ribut ditambah barang yang jatuh.

"Azizah, biarkan aku dan Fatma menjelaskan semuanya." Kali ini Satria angkat bicara.

"Apa yang mau kalian jelaskan, hah?" Azizah tersenyum getir, menertawakan nasibnya yang begitu tidak beruntung. "Oh ... atau maksud kalian, jangan-jangan Mas Satria menikahiku karena seorang anak?" tebaknya.

Karena biasanya jika seorang laki-laki yang sudah beristri menikahi wanita lain, itu karena hanya ingin mendapatkan keturunan. "Kenapa kalian diam saja? Ayo jawab! Benar kan dugaanku?"

Satria menatap ke arah kedua netra milik Azizah yang tertutup cadar. Dia mencoba menggenggam tangan wanita itu, akan tetapi ditepis kasar oleh Azizah. "Jangan sentuh aku!" tekannya dengan nada yang masih terdengar bergetar.

"Ada apa ini?" tanya Umi dan Abi saat mereka datang dan melihat piring yang berantakan di depan kamar Fatma.

Keduanya menatap heran saat melihat Azizah sedang marah-marah dan menangis, bahkan menghardik Fatma dan Satria seketika perasaan Umi Khaira tidak enak. Dia takut jika Azizah sudah mengetahui tentang status Fatma sebagai istri dari Satria.

"Azizah, kenapa kamu menangis?" tanya Umi.

Azizah berbalik dan menatap wanita paruh baya itu. "Kenapa Umi dan Abi berbohong? Kenapa kalian semua menjebakku? Kenapa kalian tega?" Kali ini Azizah tidak berteriak, emosinya yang meledak-ledak seolah ia pendam di dalam dada, sehingga untuk berteriak saja rasanya dia tidak mempunyai tenaga. Tangannya masih terkepal memegang gamis yang membalut tubuhnya.

"Azizah, jadi kamu sudah tahu semuanya?" Umi Khaira mencoba untuk menggenggam tangan Azizah. "Umi bisa jelaskan Nak, dengarkan dulu penjelasan kami!"

"Apa yang ingin kalian jelaskan? Apa!" Tatap tajam Azizah kepada Umi Khaira. "Seumur hidup tidak pernah aku membayangkan akan menjadi istri kedua, bahkan tidak akan pernah mau berada di posisi ini. Tapi kalian semua menjebakku." Wanita itu menundukkan kepalanya sejenak, kemudian dia menatap ke arah Satria dan juga Fatma bergantian. "Karena aku dan juga Mas Satria belum melakukan apapun, dan karena pernikahan kami masih seumur jagung, aku mau dia menceraikanku!"

Semua terlonjak kaget saat mendengar permintaan Azizah yang begitu mendadak. Bahkan tidak pernah mereka duga sebelumnya.

"Azizah, apa yang kamu lakukan?" Fatma menatap lekat dengan tatapan tak percaya.

BERSAMBUNG.....

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ervina Chesika
fatma jg salah harusnya dia jujur biar tidak mengecekan orang lain
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status