Istri sempurna ciptaan CEO kejam

Istri sempurna ciptaan CEO kejam

Oleh:  Chatrin  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
123Bab
453Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah memutuskan jalan hidupnya, Sania dipaksa oleh takdir untuk mengikuti permainan perjanjian. Menjadi istri Luke Conan yang dikatakan kejam dan jauh lebih tua darinya. Tidak ada kedamaian, tentu saja karena mereka saling membenci dan saling mengkhinati. Tidak ada kata-kata yang benar-benar tulus. Sampai suatu hari, Luke berkata pada Sania. "Kau boleh menangis, asalkan kau tetap berada disisiku selamanya." Dia menyuruhku hidup tapi juga mati. Dan lagi, bagaimana bisa Sania selalu berada di samping Luke. Dan tetap bersama dengannya, meski Luke selalu berbohong padanya? mampukah Sania memutus perjanjian atau malah terikat selamanya?

Lihat lebih banyak
Istri sempurna ciptaan CEO kejam Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Chatrin
Selamat membaca
2023-10-11 11:36:04
0
123 Bab
Kabar baik dan buruk
Selamat membaca."Aku hamil Mas."Seorang pria rupawan yang sedang meneguk segelas air putih itu pun segera memuntahkan kembali apa yang baru saja ia minum. Lalu menoleh ke arah istrinya. "Kau, Hamil? Yang benar saja, kakek akan melemparku ke jurang jika sampai ia tahu kalau calon menantu sempurnanya hamil di saat yang, tidak tepat!" bentak Luke Conan, pada dua kalimat terakhirnya. Pria dengan proporsi tubuh sempurna, cukup untuk membuat wanita manapun bertekuk lutut. Tapi sayang, tidak ada yang berani mendekatinya."Gugurkan kandungan itu!""Oke.""Oke?" kini Luke mengeram marah, ia menatap istrinya itu tak percaya. Sebelum tatapannya tertuju pada perut rata yang sengaja dielus-elus oleh Sania Allegra, dengan senyuman tak berarti apapun. "Dia anakku, berani sekali kau setuju begitu saja.""Bukanlah Mas sendiri yang bilang untuk digugurkan, sejak kapan jadi salahku?""Setidaknya bertahanlah, atau lari, menangis mungkin tidak akan membuatku kecewa."Sania diam. Sebelum 'pft … hahaha'
Baca selengkapnya
Istri nakal miliknya
Selamat membaca.Deg!Terkejut saat Sania menganggapnya hanya sebatas partner kerja. Dan lagi. "Apa kau tidak hamil?" entahlah, Luke merasa kecewa padahal ia yakin kalau malam itu ia meniduri Sania tanpa sadar. Dan tak sengaja melakukan kontak fisik, bahkan suara indah Sania masih dengan jelas diingatan-nya. "Sania, Jawab?""Em. Aku tidak hamil. Karena jelas-jelas itu akan berbahaya.""Untunglah." Luke menyembunyikan kekecewaannya dibalik kelegaannya, mungkin itu semacam karma dipikirnya. Karena mencoba menjadikan Sania selamanya menjadi miliknya, tapi ia egois. Sampai lupa kalau Sania harus memiliki kehidupannya sendiri. Dia masih muda, pintar dan menjeratnya selamanya dalam keluarga Luke yang sedikit gila. Luke tidak sanggup melakukan hal itu.Dia—Luke, masih memiliki sedikit alasan untuk memaksa Sania tetap berada disisinya."Akan ada pertemuan keluarga, mungkin aku tidak akan pulang malam ini dan akan menginap sampai esok. Kau, tidak masalah tinggal sendirian disini?""Kenapa kau
Baca selengkapnya
Keadilan yang salah
Selamat membaca.BRAK!PRANGGG! Suara mobil berdecit membulatkan pandangan Luke."Sania!"Refleks Luke menghentikan mobilnya, langkahnya dengan cepat berlari ke arah Sania yang mengalami kecelakaan tepat di depan minimarket.Orang-orang berkumpul, namun mereka malah membantu pria bermotor yang ditabrak Sania."KALIAN BUTA?" Sania terkejut saat melihat Luke. "Hei tenanglah, aku baik-baik saja." Luke mengernyitkan keningnya. Membantu Sania yang malah tersenyum padanya. Lalu seorang kasir tiba-tiba saja menghampiri. "Terima kasih, kamu baik-baik saja?" tanya sang kasir cemas. Sania lantas menganggukan kepalanya sebagai jawaban.Karena kejadian itu, Luke melarang keras Sania mengendarai motornya dan harus pulang bersama dengannya."Pria yang baik." puji Sania. Sembari melihat Luke yang mau repot-repot membeli beberapa plester untuk luka kecil di siku dan lututnya.Tapi saat pria itu keluar dari toko, wajah pria yang tidak lain adalah Luke itu terlihat marah."Ada apa?" Jangan-jangan i
Baca selengkapnya
Hukuman untuk orang lain
Selamat membaca.Deg!Deg!Deg!Deg!Jantung Sania berdebar dengan sangat hebatnya, saat sebuah mobil di depannya menabrak mereka berdua.Darah mengenang di jalanan."Sadarlah Sania? Apa yang kau pikirkan?"Panggilan itu menyadarkan Sania dari lamunannya, tentang kecelakaan yang belum terjadi. Bingung Sania melihat dan meraba-raba tubuhnya sendiri.Lalu kedua tangannya menyentuh wajahnya sendiri."Aku masih hidup.""Memangnya kenapa kalau sudah mati?"Ternyata hanya imajinasi Sania."Tidak, aku belum menikah sungguhan, belum punya anak, dan punya banyak harta. A—aku bahkan belum menulis surat wasiat dan bertemu dengan keluargaku." Regek Sania. Meracau tak jelas.Luke malah terkekeh dengan apa yang baru saja ia dengar, pasalnya mereka baik-baik saja. Dan berada tepat di belakang garis aman, menunggu kereta lewat—apa Sania sedang memikirkan hal yang buruk.Tapi seketika tawa Luke berhenti sebab. "Bisa-bisanya kau berpikiran buruk seperti itu! Bagaimana kalau hal itu benar-benar terjadi?
Baca selengkapnya
Kelicikan yang butuhkan musim dingin
Selamat membaca.Demi keselamatan Sania, Luke menghukum Salsabila. Dan membuat dua orang itu tak bisa saling bertemu dan Sania setuju, namun akibatnya. Sania marah padanya.Luke mendengus karena Sania terus-terusan berada di kamarnya."Kau pikir apa yang ku lakukan?" tanya Luke, Sania memandang singkat ke arah pria yang baru saja muncul dari balik pintu. "Membunuhnya?" tanya Luke lagi.Sania mengerutkan keningnya mengingat kejadian kemarin. "Kau pikir sendiri.""Aku tidak membunuhnya Sania, dia masih hidup dan itu pantas untuk ia dapatkan.""Memangnya Salsabila terlihat seperti pengawal hebat yang dilatih seperti anjing polisi?!" tutur Sania. Ia mengelengkan kepalanya kemudian,- "tidak, 'kan? Dia cuma seorang pelayan Luke!" serang Sania marah pada Luke.Luke tak menampik hal itu. Dia memang sudah kelewatan, tapi ia lakukan itu demi Sania—dia tahu kalau Sania pasti akan berulah diluar sana."Aku suami yang kejam ya." degus Luke. Sebelum berlalu dari kamar Sania—mengunci pintu dari luar
Baca selengkapnya
Suami tahun ini
Selamat membaca.Luke dan Sania sampai di sebuah pameran, dan Luke tak menyangka kalau ia akan datang ke tempat yang tak sesuai dengan ekspetasinya.Berlumpur, penuh dengan rumput yang tinggi-tinggi."Apa yang kau pikirkan Sania?"Luke berbalik ingin pulang. Tapi Sania yang sudah dengan susah payah keluar mengajak Luke, tentu saja tak akan membiarkan pria itu pergi."Ayolah Luke hari ini penutupan pameran, tidak akan ada lagi." Regek Sania dengan wajah yang dibuat memelas dan menyedihkan.Luke tidak tahan melihat Sania. Tapi pameran yang ada di pikiran Luke adalah pameran kelas atas dan bukannya pameran lapangan yang bisa dihadiri siapa saja."Kalau kau ingin bermain, aku bisa membawamu ke Duvan Sania. Tidak perlu disini.""Aku Kan bilang mau es krim.""Kau bisa membelinya tahun depan.""Tidak bisa.""Kenapa?""Sania mungkin tidak punya Suami saat itu, yang artinya Sania tidak punya pasangan. Jadi Sania tidak akan mendapatkan es krim itu tahun depan." jelas Sania dengan nada sedikit m
Baca selengkapnya
Habis untukmu
Selamat membaca.Puas berkeliling, akhirnya Sania mendapatkan keinginannya untuk makan eskrim langka yang mungkin tak akan ia makan lagi nanti."Mau coba?" tawar Sania, menyodorkan eskrim yang ia pegang dengan kedua tangannya seperti takut kalau es krim itu akan melompat ke dalam air. Dan berenang menjauh. Luke hanya memutar bola matanya tak tertarik. "Jadi tidak mau, yah sudah." Sania sama tak pedulinya dengan Luke, akhirnya ia mengigit eskrim berbentuk ikan itu dengan lahap. "Begitu caramu menikmati eskrim?" tanya Luke, heran kenapa Sania makan begitu cepat."Memangnya harus bagaimana? Memotretnya atau menjilatnya perlahan-lahan begitu. Mana berasa, lebih baik langsung dikunyah saja. Lebih nikmat." jelas Sania sembari menaikan satu alisnya pada Luke.Sedang Luke malah membalikan badannya saat mendengar penjelasan Sania."Kau kenapa?" tanya Sania heran. Sebelum menelan potongan terakhir. "Kalau biar aku cicipi—" ucapan Luke berhenti saat matanya tak menemukan es yang di beli oleh
Baca selengkapnya
Bukan manusia!
Selamat membaca.Satu malam penuh Luke mengawasi Sania, mengurus gadis itu dengan penuh sayang. Mengawasi Sania tanpa tertidur di kamar Sania yang terlihat begitu menyakitkan hatinya.Entah mengapa ia sangat marah. Tetapi ia tidak bisa melukai Sania—ia butuh pelampiasan. Dan jawabannya mungkin, adalah 'wanita'Mengeram dalam diam, Luke berniat beranjak dari kamar Sania. Akan tetapi saat Sania tiba-tiba saja bangun dari tidurnya, menghentikan niat Luke. "Kenapa bangun?"Luke semakin marah saat melihat ponsel ditangan Sania."Luke, ada pesan dari nomor yang tidak di kenal." terang Sania dengan nada lemah. Itu sebabnya Luke tidak ingin Sania tidur dengan ponsel menyala di samping Sania, karena bisa menganggu tidur Sania."Kau sedang sakit Sania."Luke menghampiri, memaksa Sania untuk kembali berbaring. Namun Sania malah memperlihatkan Chet yang tidak henti-hentinya datang dan mendominasi Notif di ponselnya."Frank?" nama kakek Luke.Sania menghela nafas kasar. "Sepertinya kau ketahuan,
Baca selengkapnya
Mengelabui sampah dan melawan rasa sakit
Selamat membaca."Panas." Isak Sania.Berada dalam satu selimut yang sama dengan Luke, dalam tubuh terbakar, lemas, dan sakit. Membuat Luke cemas dengan keadaan Sania.Sebelum asap yang sangat pekat muncul dari celah pintu, dan memenuhi kamar seakan akan sedang terjadi kebakaran.Uhuk!Sania sampai merasa sesak nafas, tapi mereka harus tetap bersembunyi seperti sedang melakukan sesuatu. Untuk meyakinkan niat buruk orang yang ada di balik CCTV itu.Saat asap sudah cukup tebal. Luke dengan cepat melempar selimut, berlari keluar sembari mengendong Sania. Setidaknya wajah Sania tak di kenali mereka, semua atas bantuan Bu Avanti yang peka.Di kamar Luke. "Aku butuh dokter." Pinta Sania sembari mencengkram bahu Luke."Tidak.""Luke, kau bukan dokter.""Sania benar tuan, dia butuh dokter sekarang." saran Avanti."Diamlah Avanti!""Maafkan saya."Saling tatap, saling meyakinkan satu sama lainnya. Luke mengelengkan kepalanya tak setuju, namun Sania malah mencengkram kerah baju Luke. Menatap p
Baca selengkapnya
Kebersamaan yang manis
Selamat membaca."Jadi, kalian sudah menikah?""Secara hukum. Iya." jawab Sania. Di meja makan, menikmati kudapannya setelah membaik setelah dirawat oleh Nael yang sedikit menyebalkan itu.Kemudian Nael menatap Luke. "Kenapa tidak mengundangku?""Tidak ada pesta." jawab Luke."Tetap saja aku harus diundang.""Diundang," ulang Luke. "Ingat terlahir kali aku membawamu ke pesta pertemuan keluarga? Nael kau seorang dokter saat itu, tapi kau bertingkah seperti seorang pria yang tak takut melepas nama baik dengan nyawa dihadapan kakekku!"Nael memutar bola matanya. "Itu karena mereka merendahkan mu.""Dan kau ingin membantuku dengan membunuh mereka?""Mereka bukan keluarga yang baik Luke.""Aku tahu."Sementara Sania hanya fokus pada kudapannya, mengabaikan dua orang aneh itu sebelum Nael menatap Sania. Berniat menyerang Sania."Sania ya, nama yang bagus. Tapi cara makanmu yang seperti itu akan membuatmu ditendang dari keluarga Conan!" Sania tak peduli. "Kau mendengarkan ku?" Sania mengele
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status