Nayla dihina oleh keluarga sang suami karena belum memberi mereka keturunan. Katanya, sampai kapan mereka harus menunggu Nayla memberikan keturunan untuk Agus, suaminya? Jadi, Nayla memutuskan mencarikan wanita lain untuk suaminya agar bisa memiliki keturunan untuk keluarganya. Untungnya, Nayla bertemu Citra, wanita polos, yang cocok untuk melahirkan anak bagi Nayla dan Agus. Di sisi lain, Agus sebenarnya tidak mempermasalahkan keturunan. Pria itu sudah bahagia dengan Nayla, tapi ia sadar posisi sang istri yang begitu menderita. Lantas, bagaimana kehidupan pernikahan Nayla dan Agus? Apakah kehadiran keturunan benar-benar dapat membuat mereka bahagia?
Lihat lebih banyakSebuah koran teronggok di bangku halte busway. Tulisan tentang iklan kontrakan menarik minat seorang pemuda untuk mengambilnya. Setelah mengamati sekeliling, memastikan koran itu tak bertuan barulah pemuda itu mengambilnya, lalu duduk dan membacanya. Dialah Aldo. Pemuda yang sedang mencari kontrakan untuk ia tinggali sementara. Sebagai lulusan teknik komputer, Aldo kini sedang merintis sebagai konten kreator di berbagai media sosial. Mulai dari You*ub, T*ktok dan I*. Sudah mengantongi ratusan ribu Subscriber membuat Aldo ingin fokus dengan pekerjaan barunya sebagai Youtuber atau konten kreator. Maka dari itu, ia membutuhkan sebuah ruangan atau kamar khusus, agar bisa lebih fokus bekerja.
Setelah beberapa kali mencari di lembar iklan koran itu. Pandangan Aldo tertuju pada sebuah iklan yang tertulis angka dua ratus ribu rupiah per bulan. Harga yang sangat murah untuk kontrakan di ibu kota metropolitan. Letaknya juga sangat strategis di daerah pusat Jakarta. Aldo pun langsung menghubungi nomor yang tertera.
"Halo, benar dengan kontrakan Kenanga?"
"Iya, benar. Ada apa ya, Mas?"
"Kontrakannya, masih kosong gak, Mba?"
"Oh. Masih-masih. Mas mau nyewa?"
"Serius itu dua ratus per bulan?"
"Serius. Beneran, Mas. Dua ratus ribu rupiah per bulan,"
"Kok murah banget ya, Mba?"
"Ya, sudah dua juta aja kalau gitu,"
"Eh, enggak. Saya cuma mastiin aja."
"Ya sudah. Minat, gak?"
"Iya minat."
"Datang saja ke alamat itu, kalau sudah dekat, telepon saya. Nanti di jemput dekat gangnya."
Tanpa merasa curiga apapun, setelah telepon berakhir Aldo bergegas menuju alamat di iklan itu. Jalan kenanga no 45. Hanya sekitar lima belas menit saja dengan ojek online sudah sampai di alamat itu. Setelah sampai di depan gang, Aldo pun menghubungi nomor tadi.
"Mba, saya sudah di depan gang. Dekat tukang bakso.""Iya, saya ke sana sekarang."
Tak lama, seorang wanita paruh baya muncul dari dalam gang." Mas yang mau ngontrak, ya? Mari ikut saya!"
Aldo pun mengikuti ibu tersebut. Hanya melewati beberapa rumah saja, sudah sampai di kontrakan yang di maksud.Kontrakannya berada di lantai dua. Sedangkan rumah pemilik di bawahnya. Terdapat empat buah kontrakan.
"Ini yang dua ratus ribu." Ibu itu menunjukan kontrakan paling ujung dan membuka pintunya. "Silahkan, lihat-lihat dulu."
Kontrakan berukuran 6x4 meter. Sebuah ruangan tanpa sekat lalu dapur dan kamar mandi kecil di belakang. Semua bersih dan rapi. Aldo pun menyukainya.
"Oke, saya ambil, Bu. Ini. Satu juta. Saya bayar lima bulan sekaligus." Aldo sangat senang bisa mendapat kontrakan yang cukup luas, membuatnya bisa leluasa mengedit dan membuat rekaman tanpa harus takut mengganggu orang lain.Sudah ada kasur, selimut dan lemari disediakan oleh pemilik kontrakan. Aldo tak perlu repot banyak membawa barang. Cukup sebuah meja untuk meletakan laptopnya dan kursi untuk ia duduk agar nyaman memainkan jemari di keyword.
Setelah ibu kontrakan pergi, Aldo mulai berbenah. Suasana ruangan itu jadi dingin seketika. Ditambah tak ada jalan cahaya. Walau siang hari pun, lampu harus tetap di nyalakan. Tiba-tiba bau anyir darah menyeruak. Aldo sampai terbatuk-batuk dan mau muntah. Ia lalu membuka pintu dan keluar. Sengaja pintu dibiarkan terbuka agar udara bisa masuk mengganti bau yang entah dari mana.
Hari sudah mulai petang. Matahari telah terbenam meninggalkan rona kemerahan di langit ufuk barat. Seiring dengan lantunan azan berkumandang. Sunyi dan sepi saat malam menjelang di kawasan itu. Hanya ada lampu-lampu bisu dan angin yang berpindah tempat. Aldo yang berniat mencari makan, mengurungkan niatnya. Ia kembali ke dalam kontrakan untuk berbenah.
"Siaran live asyik nih," ujar Aldo. Ia lalu menghidupkan handphonenya dan melakukan siaran live.
"Hai gais ini kontrakan baru aku. Lelah banget seharian nyari, baru dapet. Yuk temenin aku beres-beres," ucap Aldo pada layar kamera.
Lalu sebuah chat memberi komentar.
"Do, kok rame banget. Ada pesta ya di belakang?""Do, itu yang nangis siapa?"
"Do, ada yang ngejerit"
Aldo yang membaca komentar di layarnya seketika merinding.
"Jangan bercanda ah. Gak lucu. Orang aku sendirian di sini. Hahaha" jawab Aldo. Ia pun meneruskan kegiatan beres-beresnya sambil berbicara pada kamera. Setelah selesai memasang sprei pada kasurnya, Aldo pun mengecek kembali komentar-komentar penontonnya.
"Do, serius ada yang nangis."
"Iya, aku juga denger."
"Dia sengaja kali bikin konten horor."
"Do, cewe yang disuruh nangis sama Lo, menghayati bgt. Persis bgt kun-kun"
Aldo panik. Semua penontonnya mengatakan kalau mereka mendengar suara tangisan. Aldo menghentikan siaran langsungnya dan mengecek kembali video yang ia buat tadi. Anehnya videonya susah kembali di putar. Loading. Aldo pun menelepon sahabatnya yang tadi ikut berkomentar.
"Ref, tadi beneran kamu denger suara perempuan nangis di video live ku?
"Iya, bener. Malah temen-temen lagi rame bahas kamu. Katanya ide kamu bikin konten horor sukses bikin mereka merinding."
"Aslinya, Ref? Jangan bercanda." ujar Aldo
"Ya elah masa gue bohong,"
Lalu video itu terputar dengan sendirinya. Ada suara Aldo yang sedang bicara dan benar, ada suara tangisan seorang wanita. Tangisannya sangat memilukan. Semakin lama-semakin keras. Aldo jadi paranoid. Jelas-jelas ia hanya sendirian saat gambar itu di ambil. Lalu bagaimana bisa ada suara yang ikut terekam?
Aldo mengecek kembali video yang ia buat untuk mengedit bagian mana saja yang perlu dibuang. Ternyata suara tangisan dan tertawa itu hampir ada di setiap rekaman.
Aldo takut sekaligus bingung tak mengerti dengan keadaan yang sedang ia alami. Ini pertama kalinya ia mengalami hal diluar nalar seperti ini. Semakin lama menontonnya, bulu kuduk Ald semakin berdiri. Ia putuskan untuk memejamkan mata saja namun sulit matanya terpejam. Dari mana suara-suara itu berasal ya?
"Mama! Mama! Baju spiderman Mahes ada di mana, ya? Mahes mau pake baju itu, Ma!" teriakkan yang begitu lantang itu pun terdengar mengisi seluruh sudut di rumah itu. Suara anak kecil itu tampak memenuhi dan mendominasi segala suara yang ada. "Ya ampun, Mahesa. Pelan-pelan sayang kalau ngomong. Enggak boleh berteriak begitu, kasihan Oma jadi kebisingan." Bocah laki-laki itu pun hanya menampilkan cengiran andalannya, seakan tidak merasakan rasa bersalah barang sedikit pun. "Aku kira Mama jauh tadi. Makanya aku teriak deh. Aku udah coba nyari sendiri tapi enggak ketemu-ketemu, Ma." Mahesa menarik lembut tangan sang Mama membawa wanita itu dan berhenti tepat di hadapan lemari khusus miliknya. "Mahesa? Semua ini?" Nayla terbelalak tak tau harus mengekspresikan dirinya bagaimana lagi. Hatinya terasa runtuh saat itu juga. Keadaan lemari bocah itu yang semula tersusun begitu rapi, kini justru telah berubah sepert
Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa, sudah 1 tahun semenjak dari kelahiran anak pertamanya, Mahesa. Berbagai macam kehidupan dijalani oleh Citra mulai menjadi seorang Ibu sampai merangkap sebagai istri dalam satu waktu. "Bagaimana perasaan kamu sekarang, Nak? Ibu berharap kamu akan terus baik-baik saja seperti saat Ibu ada di samping kamu." Citra meneteskan air matanya. Saat ini, ia tengah berdua dengan sang anak di ayunan yang ada di kolam renang. Tak ada satu pun wanita di muka bumi ini yang rela berpisah dengan anaknya. 9 bulan lamanya wanita itu mengandung hingga bertarung nyawa untuk melahirkan bayi itu. Setelah semua perjuangan yang ia lewati, sekarang Citra dengan terpaksa harus mengikhlaskan segalanya. Wanita itu harus belajar melupakan bayi yang sudah ia kandung dan lahirkan sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat serta disepakati bersama. "Kalau nanti Ibu sudah enggak di samping kamu. Kamu harus te
"Ibu benar-benar minta maaf dengan semua yang Ibu lakukan selama ini ya, Nak. Seharusnya Ibu tidak bertingkah seperti itu. Ibu sudah menjadi mertua paling buruk untuk kamu." Nayla menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menyentuh kedua tangan milik mertuanya itu cukup lama. Wanita itu lantas mencium begitu lama tangan milik wanita paruh baya itu. "Udah Ibu .. aku paham kok sama posisi Ibu. Semua orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki keturunan. Aku juga sama sekali tidak melupakan standar hidup itu." Nayla menyunggingkan senyuman tipis di wajahnya. Berharap air mata yang terus mengalir dari pelupuk mata wanita itu akan reda. Saat ini, usai Agus yang menemukan surat medis milik Nayla. Semua anggota keluarga tampak berkumpul di sofa yang ada di kamar Nayla dan Agus itu, termasuk juga Citra dengan bayi mungil di dalam gendongannya. "Ibu benar-benar minta maaf untuk semuanya ya, Nak." Nayla menganggukkan kepalanya tampak antara menantu dan mertua itu saling berpelukan cukup lam
Usai pintu persalinan itu telah dibuka lebar, Citra pun dibawa ke ruangan rawat inap kelas VIP bersama bayinya yang dimasukkan ke dalam troli. Dari kelahiran bayi itu, Nayla sama sekali belum ada menyentuh bayi mungil itu. Wanita itu hanya bisa menyaksikan semuanya dari jauh dengan senyuman pahit di wajahnya. Sang suami terlihat begitu bahagia dengan kelahiran anak yang berasal dari darah dagingnya itu. Nyut! Terasa, denyut sesak yang muncul di dalam hati Nayla. Bagaimana tidak, melihat sang suami merasa begitu bahagia dengan tatapan penuh terima kasih kepada Citra membuat Nayla tentu berpikiran yang tidak-tidak. Hampir 1 tahun sang suami menjalani kedekatan yang intens dengan wanita itu. Ada sedikit rasa ketakutan di dalam diri Nayla, takut jika suaminya itu akan berubah pikiran. Nayla sadar, ia memang istri pertama dan cinta pertama dari pria itu. Hanya saja, bukan tidak mungkin bagi pria itu akan memilih Citra yang jelas-jelas bisa memberikan segalanya untuk Agus. Terlebih,
Hari demi hari kian berlalu membuat kandungan wanita itu kian bertambah besar. Tak terasa, kini Citra sudah memasuki bulan di mana dirinya diperkirakan akan melahirkan. Dengan susah payah, Citra tampak berjalan merangkak hendak naik menuju ranjang tempat tidurnya. "Sayang! Kenapa enggak bilang aku dulu sih. Kamu ini kebiasaan banget apa-apa selalu milih lakuinnya sendirian." Tak lama setelah itu, Agus datang dengan raut wajah penuh memperhatikan sang istri. Ia tentunya merasa takut dengan keadaan Citra yang sekarang sudah sangat rawan. Sebisa mungkin Agus terus berada di sisi wanita itu, tidak pernah membiarkan untuk wanita itu melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan dirinya. Bahkan untuk ke kamar mandi pun, pria itu juga ikut ke dalam. Awalnya Citra menolak karena malu namun setelah mendapatkan wejangan dari Agus mengenai rasa khawatir pria itu membuat wanita itu mau tak mau mengiyakan saja. "Aku enggak apa-apa, Mas. Aku itu cuman hamil bukan sakit keras," canda Citra saat menemu
Nayla membuka tirai di kamarnya dengan helaan nafas panjang yang mengiringi gerakan tangannya itu. Sejenak, matanya tampak menatap ke arah ranjang yang sudah lama tidak pernah didiami oleh suaminya."Aku kangen kamu tidur di samping aku, Mas." Nayla tak munafik, hatinya terluka setelah beberapa bulan ini ia terus saja tidur di kamar sendirian. Hampa. Tak ada lagi suara candaan yang dilontarkan oleh sang suami sesaat sebelum waktu tidur Nayla. Tok! Tok! Suara ketukan pada pintu kamarnya pun seketika membuat lamunan Nayla buyar saat itu juga. Entah mengapa, senyuman kini mengembang begitu lebar di wajahnya. Ia yakin, pasti suaminya lah yang mengetuk pintu kamarnya itu. "Aku tau, dia pasti akan cemas dengan keadaan aku. Maafkan kejahilan istri kamu ini ya, Mas. Pengen diperhatiin sama kamu aja harus pake acara lama-lama in ke ruang makannya." Nayla terkekeh geli sendirian. Wajahnya tampak begitu sumringah tak sabar ingin melepas rasa rindunya pada sang suami. "Aku tau kamu pasti
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen