Pernikahan Dadakan dengan Majikan Arogan

Pernikahan Dadakan dengan Majikan Arogan

By:  SashiArumi  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
71Chapters
785views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Ana mendapat tawaran menarik dari Arjuna, anak majikannya yang arogan. Katanya, utangnya akan dilunasi, tapi Ana harus menikah dengan pria itu. Hanya saja, baru sehari menjadi istri, Ana malah menemukan rahasia besar suaminya. Lantas, bagaimana kisah Ana selanjutnya?

View More
Pernikahan Dadakan dengan Majikan Arogan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
71 Chapters
Bab 1
"Menikahlah denganku!" Arjuna menatap tajam wanita di depannya yang tampak terkejut. Namun, sedetik setelahnya wanita itu menampakkan raut tenang seperti biasanya."Apa maksud Anda, Tuan?" tanya wanita berkulit putih itu.Arjuna berdecak kesal. "Menikahlah denganku!" ulangnya ketus.Kening Ana berkerut, tadi dia mengira akan disuruh membuat kopi seperti biasanya. Bukan malah dilamar dengan cara yang aneh. Ah, lebih tepatnya dipaksa.Karena nada suara Arjuna sama sekali tidak ada kesan lembut seperti orang yang tengah melamar. Melainkan seperti seorang majikan yang penuh perintah. Lantas, bagaimana caranya dia bisa percaya jika laki-laki di depannya ini berkata serius?"Maaf, Tuan. Sepertinya Anda sedang kurang sehat, hingga berbicara aneh seperti itu, mungkin Anda butuh beristirahat. Saya permisi dulu." Ana berlalu begitu saja tanpa menunggu tanggapan sang majikan.Arjuna melongo. Apa yang dikatakan pembantunya barusan? Dengan amarah tertahan, Arjuna mendesis tajam, "kamu bilang aku g
Read more
Bab 2
Ana menghela napas saat kejadian beberapa hari yang lalu kembali berputar di otaknya. Keningnya mengernyit saat mengarahkan pandangan ke samping karena tidak menemukan laki-laki yang tadi pagi resmi menjadi suaminya.Hanya pernikahan sederhana yang mereka jalani. Akad nikah dilakukan di masjid dekat penjara. Entah bagaimana Arjuna berhasil membuat ayah Ana menjadi wali pernikahan mereka.Akad nikah itu hanya dihadiri oleh kakek Arjuna, seorang pengacara yang bertugas sebagai saksi dan juga petugas KUA, serta orang-orang yang mengawal ayah Ana.Ana sendiri tidak mempermasalahkan hal itu. Toh, yang penting mereka sudah sah. Meski sehari sebelumnya, Arjuna menawarkan sebuah perjanjian yang langsung ditolak Ana. Sebuah pernikahan kontrak.Kenapa? Jelas karena Ana tidak mau mempermainkan sebuah ikatan suci. Seperti apapun sikapnya, dia tetaplah seorang hamba yang takut dosa. Untuk saat ini biarlah nantinya pernikahan ini mengalir dengan sendirinya.Ana berdecak kesal saat tiba-tiba rasa ha
Read more
Bab 3
Entah pukul berapa mata Ana terpejam, yang jelas saat terbangun waktu sudah menunjukkan jam empat pagi. Dengan kepala yang masih terasa penuh akibat banyaknya hal yang terpikirkan sejak semalam, wanita cantik itu meregangkan tubuh. Akan tetapi, begitu menoleh ke belakang, bibir Ana otomatis mencibir laki-laki yang ternyata sudah pindah posisi jadi menghadapnya, "dasar bocah! Siapa kemarin yang sok-sokan tak mau memandangku?"Ana memandang wajah laki-laki yang berusia lima tahun di bawahnya. Wajahnya terlihat polos saat tidur, tidak ada kesan menyebalkan sama sekali. Berbeda ketika bangun, suaminya ini selalu memperlihatkan wajah arogan seakan-akan bisa menguasai segala hal yang pria itu mau."Baiklah, mulai nanti permainan akan dimulai," bisik Ana sebelum beranjak dari tempat tidur.Ya, semalam dia sudah memikirkan apa saja yang akan dilakukannya. Pertama dia akan membuat hubungan suami dan kekasih gelapnya itu merenggang. Kenapa? Tentu saja karena dia tidak mau mengalah! Dia adalah
Read more
Bab 4
Dari sudut matanya Ana bisa melihat ekspresi kaget yang tergambar jelas di wajah wanita-wanita di ruangan ini. Namun, siapa peduli?Tujuannya satu, memberi pelajaran pada perempuan yang baru saja bersikap songong dengan seenak jidat menyuruhnya ini itu. Memangnya mereka siapa?Masa bodoh jika pada akhirnya ibu dan anak tersebut semakin membencinya. Toh, dia masih punya kakek yang selalu berada di pihaknya. Dan itu lebih dari cukup karena kakek adalah sosok yang paling berkuasa di rumah ini."Mas Arjuna mau minum?" tanya Ana dengan nada manja. Sebenarnya dalam hati Ana merasa geli dengan tindakannya, tapi dia harus tetap bermain peran, 'kan?Ana menahan senyum merasakan tubuh Arjuna membeku, saat dia melingkarkan kedua tangan di lengan pria itu. Wanita berkulit putih itu tidak menyangka laki-laki yang biasanya sangat sombong, bisa juga terlihat polos seperti ini. Dipegang lengan saja sudah kaku seperti kanebo!Sungguh lucu!"Apa maksudmu?" desis Arjuna di telinga sang istri sembari mel
Read more
Bab 5
"Apaan sih? Ngga ada, ya!" bantah Ana setelah beberapa detik terdiam memikirkan kemungkin jatuh cinta pada Arjuna."Ndak boleh ngomong gitu!" Eka memukul pundak sahabatnya. "Cinta itu yang ngasih Gusti Allah, yang juga bisa membolak-balikkan hati manusia. Mungkin sekarang kamu dan Mas Arjuna belum ada rasa. Tapi siapa tau, setelahnya Gusti Allah membalikkan hati kalian. Terus akhirnya jatuh cinta," ujar ibu satu anak itu memberi petuah dengan logat jawa yang kental."Tuh, dengerin!" Mirna ikut memukul bahu Ana, wanita itu merasa senang karena pendapatnya mendapat dukungan Eka. Sebagai penyuka drama dia sampai histeris karena sang sahabat menikah dengan majikannya. Bukan karena iri, tapi merasa itu adalah hal romantis. Dan berharap kisah Ana seperti kebanyakan drama, benci berubah menjadi cinta.Menghela napas, Ana kembali menatap sahabatnya malas. "Terserah kalian lah!" Bukan saat yang tepat untuk berdebat masalah cinta. Lagipula dia takut ada yang mendengar. Setiap tembok di rumah in
Read more
Bab 6
"Papa ngga serius 'kan?"Ana menatap Rita, jelas sekali tergambar raut tak terima di wajah wanita paruh baya itu. Lalu pandangannya beralih pada Barata yang tetap terlihat tenang. Meski ketiga orang di sini dengan jelas memperlihatkan rasa tidak suka pada keputusan laki-laki tua itu.Jangan tanyakan perasaannya sebab sejujurnya dia pun bingung dengan keputusan mendadak ini. Baru saja beberapa hari menjadi bagian keluarga Wijaya, tapi hidupnya sudah jungkir balik seperti ini. Meski dalam sudut hatinya dia merasa senang.Bekerja di kantor merupakan keinginannya. Tak hanya itu dia berharap bisa memberi kehidupan yang layak untuk ayahnya jika nanti keluar dari penjara."Tentu saja aku serius," jawab Barata tegas. Satu per satu dia tatap wajah di sekelilingnya. Tak ada raut berarti, tapi ketenangan itu tentu berhasil menciptakan keresahan di hati orang-orang."Tapi dia bukan wanita berpendidikan!" geram Rita. Wanita itu bahkan sudah melayangkan tatapan tajam pada Ana. Bagaimana bisa sosok
Read more
Bab 7
Suasana pusat perbelanjaan tampak lumayan ramai. Mengingat ini adalah akhir pekan. Keempat orang yang semuanya tidak menunjukkan raut bersemangat itu, berjalan bersama-sama.Masih jelas di ingatan Ana, bagaimana mata Rena yang memakai kontak lensa warna abu-abu itu memelotot, saat melihatnya dengan berani menggandeng lengan Arjuna. Sementara Arjuna sepertinya hanya bisa pasrah, mengingat Yuda—asisten pribadi Barata—ikut bersama mereka. Kalau dia macam-macam, sudah pasti Yuda akan melapor pada sang kakek. Dan mengingat Ana saat ini kesayangan Barata, bisa habis dia dimarahi.Langkah Ana terhenti begitu Rena akan mengajaknya masuk ke salah satu gerai pakaian. Wanita cantik itu menampilkan raut enggan yang begitu kentara."Kenapa?" tanya Arjuna yang ikut berhenti. Dia kesal karena Ana terus-terusan membuat ulah."Aku gak mau ke situ, aku mau ke sana." Ana menunjuk gerai yang terkenal mahal. Dia sering mendengar Mirna menceritakan artis yang memakai brand tersebut. Salah satu bajunya yan
Read more
Bab 8
"Astaga, ini bener kalian? Tadinya aku takut salah orang." Ana masih memperhatikan ketiga orang itu. Terlihat jelas Arjuna dan Rena beberapa kali melirik ke arahnya, seperti orang yang salah tingkah. Hal itu semakin membuat Ana yakin, ada sesuatu yang mencurigakan. Dia masih tetap mempertahankan. Menunggu drama apa lagi yang akan terjadi. Meski rasanya ingin tertawa melihat kepanikan pasangan itu. Heran, kadang dia merasa Rena itu terlalu mudah dibaca. Lantas kenapa harus susah-sudah menyembunyikan hubungan? Toh, kalau diperhatikan dengan jelas interaksi keduanya terlalu kentara. Apalagi Arjuna, sepertinya kesulitan berpura-pura tak menyukai siapapun. Karena baginya Cara sang suami menatap Rena itu berbeda. Jelas ada cinta di sana. "Oh, iya. Apa kabar Yuna?" Rena lebih dulu menjabat tangan wanita yang dia panggil Yuna. Namun, setelahnya dia lagi-lagi melirik Ana. Ingin tau ekspresi perempuan itu, sebagai antisipasi tindakan selanjutnya. Bukannya apa, Ana selalu tidak tertebak.
Read more
Bab 9
Mata Yuna membeliak. Tangannya masih menggenggam tangan Ana dengan erat, mungkin efek dia terlalu kaget dengan info yang didapatkannya. Hingga akhirnya Ana memilih menarik tangannya, membuat Yuna juga buru-buru melakukan hal yang sama.Yuna berdeham. "Maaf, ya, aku baru tau. Arjuna, sih, gak ngundang-ngundang," ujarnya dengan tertawa canggung."Memang kami tidak mengundang banyak orang, hanya keluarga saja."Ana membalas senyum kecil Yuna yang terlihat begitu canggung. Ya, dia bisa mengerti dengan sikap wanita itu. Siapa juga yang tidak canggung, jika salah mengartikan hubungan seseorang."Lho? Kenapa?" Yuna menatap Arjuna. "Teman kita banyak, lo.""Karena aku ingin sesuatu yang sederhana saja," jawab Arjuna. Matanya melirik kesal pada wanita bergamis toska yang tampak berdiri santai di sebelahnya. Apa maksud wanita itu membocorkan hubungan mereka? Sepertinya sang istri sengaja menguji kesabarannya."Arjuna? Sederhana?" cibir Yuna, bibir wanita itu mencebik seolah mengejek pernyataan
Read more
Bab 10
"Memangnya ada yang tak jelas?" Ana mengedikkan bahu."Jadi kamu mencurigai kami ada hubungan begitu?" desis Rena tajam.Ana tersenyum tipis. "Aku gak bilang begitu, bukankah teman kalian yang bilang seperti itu?" "Sudah hentikan! Makan!" perintah Arjuna.Kedua wanita itu langsung terdiam. Ya, Ana menyadari dibalik sikap suaminya yang terkadang masih kekanak-kanakan, ada sisi menyeramkan ketika laki-laki itu sudah marah.Karena dulu dia sempat beberapa kali mendapati Arjuna marah pada para pekerja, dan itu begitu menyeramkan. Mungkin efek mempunyai kuasa hingga laki-laki tak punya rasa takut menyuarakan pendapat.Selama makan siang kali ini, sama sekali tidak ada percakapan di antara mereka. Sepertinya semua enggan memancing amarah Arjuna, yang masih suka meledak-ledak.Waktu menunjukkan pukul dua siang, saat keempat orang itu keluar dari pusat perbelanjaan. Ketika sampai di parkiran, Ana segera beranjak ke pintu belakang mobil. Namun, gerakannya yang akan meraih gagang pintu terhent
Read more
DMCA.com Protection Status