Mag-log in“Koq lama banget sih datangnya?” ucap perempuan cantik itu dan kedua tangannya langsung bergelayut di leher Rudi.
“Maafin bu Boss, tadi saya kesiangan bangunnya!” balas Rudi sambil mencium bibir sang perempuan yang ia panggil bu Bos itu.
“Cuppp..cuppp!”
“Hemmm...jangan-jangan kamu abis genjot istrimu yah, huhhh!” ucap sang perempuan dengan setengah mendengus seolah cemburu.
“Enggak koq bu Bos, saya beneran kecapean dan ketiduran semalam karena pulang ke rumah saya dinihari dari rumah sodara!” ucap Rudi menutupi apa yang terjadi sebenarnya di rumah. Padahal Rudi tadi di rumahnya sejak subuh dini hari dan pagi hari tadi sempat dua kali menikmati tubuh sang istri.
“Yuk ahh...takut aku keburu mimpin rapat nanti di kantor!” ucap sang perempuan tadi dengan suara manja
“Yukkk...!” balas Rudi sambil mencium kembali bibir perempuan cantik itu. Sang bu Bos pun menanggapi dengan ciuman yang lebih panas.
“Ceuppp...ceupp...ahhhh! Aku sudah gak tahan sejak tadi Rud!” ucap si bu Bos dengan suara mendesah
“Buka bajunya bu Bos, biar saya lahap tubuh ibu, heheh!” Rudi dengan tatapan nakal pun ikut membantu untuk membuka satu per satu kancing jas kerja yang masih melekat di tubuh bu Bos itu.
“Kamu juga donk Rud, jangan curang, hihih!” ucap bu Bos
Rudi pun dengan secepat kilat membuka semua pakaiannya dan ia lempar ke lantai kamar penginapan itu. Kini Rudi sudah telanjang bulat dan bu Bos langsung terbelalak dengan senyum nakalnya melihat senjata Rudi sudah menegang maksimal saat itu.
Saat bu Bos juga sudah telanjang juga mereka pun langsung berpelukan saling berciuman dalam posisi berdiri di pinggir ranjang kamar penginapan itu.
“Ceppp...cuppp...ahhh...ahhh!” keduanya seolah melampiaskan nafsu yang tertahan sekian lama.
Rudi pun membopong tubuh telanjang bu bos itu ke atas ranjang dan diletakannya di kasur yang berukuran agak lebar itu.
“Ayo Rud, tindih aku!” pinta bu Bos dengan nada mesra. Rudi pun dengan nafsu membara segera menindih dan memeluk serta mendekap tubuh bu Bos itu. Mereka pun kembali saling melumat bibir mereka dan memainkan laidah mereka di kamar itu. Suara kecupan dan desahan mulai mearnai kamar penginapan itu.
Karena si bu Bos sudah tak tahan maka ia pun membimbing senjata tegang milik Rudi untuk mengarah laing intinya. Bu Bos mengengkangkan kedua kakinya. Rudi yang juga sudah terbakar birahi tingkat tinggi langsung bergerk dan menekan dengan kencang agar senjatanya menerobos masuk le liang kenikmatan milik bu Bos.
“Heughhh...sleppp...blesss...ahhh...Rudiii...ahhhh!” bu Bos mengerang dan melenguh tertahan saat senjata tegang milik Rudi telah menembus liang intinya. Kedua tangan bu Bos memeluk erat tubuh Rudi yang sedang ada di atasnya.
“Tahan ya bu! Heughhh.....sleppp...ahhh..wohhh...ahhh!” Rudi pun mulai menggenjot bertubi-tubi tubuh montok milik perempuan yang ia panggil dengan sebutan bu Bos itu.
Sementara bu Bos itu merem melek dan terus mendesah dan melenguh merasakan nikmat tubuhnya digenjot dengan ganas oleh Rudi.
“Ruddd...esshhh...ibu sudah gak kuat ruddd...ahhh!” ucap sang bu bos dengan suara bergetar dan Rudi pun merasakan hal yang sama.
“Yukkk...barenggg buuu...ahhhh...ahhh!” ujar Rudi sambil mempercepat genjotannya.
Tak lama kemudian tubuh keduanya terus seperti kesetrum listrik dan saling bergerat hebat sambil berpelukan erat.
“Crottt...serrr...crottt...ahhh...enakkkk...ahhhh!”
Pantat Rudi dengan sisa-sisa tenaganya masih sempat untuk bergerak maju mundur untuk menusuk lubang bu bos yang sudah basah itu.
Akhirnya tubuh keduanya terkulai lemas sambil rebahan bersisian di ranjang kamar penginapan itu.
“Makasih ya Rud, itu tadi enak banget!” ucap bu Bos sambil mengusap wajah Rudi.
“Sama-sama bu, saya juga dapet enak tadi, heheh!” balas Rudi tersenyum puas.
“Besok-besok kalo ibu minta lagi, jangan telat datangnya ya!” pinta bu Bos sambil tertawa kecil.
“Siap bu Bos!” timpal Rudi. Mereka pun langsung buru-buru mandi untuk bersiap menuju kantor karena katanya si bu Bos akan memimpin rapat sebentar pada jam 11.30.
Setelah mereka berdua selesai mandi dan berpakaian rapih lagi, Rudi pamit duluan menuju kantor. Sementara bu Bos akan menyusul beberapa menit kemudian.
Saat Rudi keluar dari kamar penginapan itu dan sedang di parkiran motor, ada sepasang mata yang menatapnya dari jauh.
“Loh, itu mas Rudi ngapain di penginapan ini? ucap Robi yang sedang memarkirkan motornya agak jauh dari posisi parkir motor Rudi. Robi terus menatap ke arah Rudi yang sekarang sudah memacu motornya keluar dari area penginapan itu.
Dalam hati Robi pun akhirnya tak lagi menggubris tentang keberadaan Rudi di area parkir penginapan tadi. Yang ada di pikiran Robi saat ini adalah bagaimana ia bisa berduaan dengan Rina nanti siang di kamar penginapan itu.
Sementara itu di bu Bos, yang juga kekasih gelap Rudi, memimpin rapat di depan seluruh karyawan kantor. Bu Bos, atau yang biasa dipanggil oleh karyawan sebagai Ibu Kartika, adalah sosok wanita yang cerdas dan cantik. Dia adalah seorang pemimpin yang tegas dan sukses di dunia bisnis.
Saat Rudi memasuki ruang rapat, dia merasa gugup dan tegang. Ini adalah kesekian kalinya dia akan menghadiri rapat di mana Ibu Kartika memimpin. Hubungan mereka sudah berlangsung selama beberapa bulan, tetapi mereka selalu berusaha menjaga profesionalitas di tempat kerja.
Saat Ibu Kartika berbicara di depan karyawan, Rudi tidak bisa menghindari untuk melihatnya. Tatapannya tertuju pada wanita yang mencuri hatinya. Ibu Kartika adalah seorang pemimpin yang memukau, dan saat dia berbicara, dia menginspirasi seluruh ruangan.
Namun, Rudi juga melihat bagaimana Ibu Kartika sesekali meliriknya selama rapat. Tatapan itu penuh makna, mengisyaratkan pada Rudi bahwa meskipun mereka berada di tempat kerja, ada perasaan yang mendalam di antara mereka.
Rapat berjalan dengan lancar, dengan Ibu Kartika memimpin dengan sangat profesional. Namun, ada momen-momen kecil ketika pandangan mereka saling bertemu, memancarkan keintiman yang hanya mereka berdua yang tahu.
Setelah rapat selesai, Rudi memberanikan diri untuk mendekati Ibu Kartika. Mereka berbicara singkat tentang topik-topik profesional, tetapi mereka juga tidak bisa menahan diri untuk tidak berbicara tentang hal-hal pribadi.
“Rud, ke ruangan ibu yuk!” ajak bu Kartika sambil mengedipkan satu matanya.
Rudi pun mengikuti bu Kartika yang berjalan menuju ke ruangan kerja si bu Bos. Setelah sampe di dalam ruangan kerja itu bu Kartika pun mengunci dari dalam dan tak lama kemudian ia pun langsung bergelayut kedua tangannya ke leher Rudi. Mereka pun seketika berciuman dengan penuh nafsu seperti di kamar penginapan tadi ketika mereka bercinta.
“Bu, saya takut ketahuan karyawan lain bu!” ucap Rudi dengan agak ragu untuk melanjutkan cumbuannya.
“Ibu tiba-tiba pengen lagi Rud!” ucap bu Kartika dengan wajah cantiknya menatap mesra ke wajah Rudi.
Suatu hari giliran Tania yang mulai nekat menggoda Beni untuk mau bercinta dengannya. Saat itu rumah sedang sepi karena pak sastro dan bu sandra sedang pergi keluar kota dibantu bu parti menginap selama 2 malam di luar kota di rumah kerabat pak sastro. saat itu Tania yang sudah cukup lama menunggu momen itu mencoba menggoda Beni dengan siasat jitunya.Tania duduk di sofa dengan pose yang menggoda, mengenakan lingerie merah marun yang melengkapi lekuk tubuhnya yang indah. Dia sengaja memilih baju tersebut, mengetahui bahwa malam itu rumah akan sepi, tanpa kehadiran orang tua atau pun pembantu. Tania merasa waktunya telah tiba untuk melakukan langkah yang telah lama dia rencanakan.Saat Beni keluar dari kamar mandi, dia terkejut melihat Tania duduk di sofa dengan pakaian yang sangat seksi. Tatapan mereka bertemu di tengah ruangan yang sunyi, dan Tania bisa melihat kejutan yang melintas di mata Beni."Tania, apa yang kau la
Bu Parti menjelaskan bahwa dia perlu memindahkan lemari di kamarnya karena menduga adanya tikus yang masuk ke dalamnya. Meskipun sedikit ragu, Beni setuju untuk membantunya. Dia mengikuti Bu Parti ke kamarnya yang tidak jauh dari kamarnya sendiri.Setibanya di kamarnya Bu Parti, Beni membantu menggeser lemari sebagaimana permintaan Bu Parti. Mereka mencari-cari tanda-tanda keberadaan tikus, tetapi tidak ada yang ditemukan. Beni merasa lega, tapi di dalam hatinya ada sesuatu yang lain yang mengganggu pikirannya.Saat itulah, Bu Parti mulai melancarkan rayuannya. Dengan senyum yang menggoda, dia mendekati Beni dengan langkah yang gemulai. "Beni, kamu tahu, sebenarnya saya merasa kesepian di sini," bisiknya dengan suara yang lembut.Beni merasa jantungnya berdebar kencang. Dia merasa terpikat oleh keanggunan dan pesona Bu Parti yang begitu memikat. Dalam kamar yang diterangi oleh cahaya remang-re
Melihat Sandra telanjang bulat di hadapannya, Beni merasa seperti terhipnotis. Nafsunya meluap-luap dan tak bisa lagi dikendalikan. Dengan gemetaran, dia mulai melepaskan semua pakaiannya, merasa seperti terlibat dalam suatu drama yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.Melihat Beni telah ikut bugil, Sandra dengan cepat menarik tubuh Beni ke atas kasur mewahnya dan Sandra menindih serta melumat bibir Beni. Beni sempat tergagap namun dengan sekejap dengan naluri kelelakiannya yang juga punya birahi tinggi, Beni pun mulai merespon ciuman bibir Sandra dan tangan Beni mulai berani dengan memeluk serta mengusap bagian tubuh telanjang Sandra.Sandra pun makin bergairah dengan cara Beni merespon cumbuannya itu dan tak lama kemudian Beni berbalik menindih tubuh Sandra dan terjadilah persetubuhan itu atas perintah Sandra, bahkan Sandra sambil melenguh dan mendesah berkata agar Beni terus menggenjot tubuhnya hingga akhirnya mereka bercinta hingga sat
Beni merasa kecil di tengah hingar-bingar kota Jakarta. Kota yang begitu besar dan padat dengan berbagai macam aktivitas. Baginya, ini adalah tantangan baru yang harus dihadapi setelah bertahun-tahun tinggal di kampung halamannya di Jawa Tengah. Dengan hanya lulusan SMK, langkahnya ke ibu kota untuk mencari pekerjaan sebagai sopir pribadi terasa sebagai langkah besar yang diambilnya.Hari itu, atas informasi dari seorang teman semasa SMK-nya, Beni datang ke rumah mewah milik Keluarga Sastro. Temannya memberitahunya bahwa keluarga tersebut sedang membutuhkan sopir pribadi dengan gaji yang menggiurkan. Selain itu, Beni juga akan disediakan kamar di rumah tersebut. Itu terdengar seperti kesempatan bagus bagi Beni untuk memulai hidup baru di Jakarta.Ketika tiba di rumah tersebut, Beni disambut oleh seorang pria tua yang terlihat anggun dengan jasnya. "Selamat datang, saya Pak Sastro," sapa pria itu ramah.Beni tersenyum, "T
Arya akhirnya nekat memenuhi keinginan sang janda cantik, Desi untuk bertemu di kamar hotel tempat desi menginap, Arya bertekad setelah memenuhi hasrat seksual desi hingga puas, maka arya akan berterus terang untuk mengakhiri hubungan gelapnya dengan desi, meski resikonya desi akan kecewa berat setelahnya.Tapi Arya telah bertekad untuk mengakhiri hubungan gelapnya dengan Desi karena ia lebih memilih untuk menikahi Siti di desa meski Windy sang istri juga tak mengetahuinya. Desi pun dengan gairah yang tinggi bercinta dengan Arya karena ia juga merasa kalo itu pertemuan terakhirnya dengan Arya sehingga baik Arya dan Desi benar--benar melampiaskan nafus birahinya habis-habisan di ranjang kamar hotel saat itu.Arya pun memasuki kamar hotel dengan hati yang berdebar-debar. Dia tahu bahwa pertemuan ini akan menjadi titik balik dalam hubungannya dengan Desi. Namun, dia juga bertekad untuk mengakhiri hubungan gelap mereka setelah malam ini.
Mereka terhanyut dalam ciuman yang penuh gairah, keinginan mereka memuncak tanpa kendali. Tangan mereka mulai menjelajahi tubuh satu sama lain, mencari sentuhan yang membuat mereka gemetar.Di tempat yang sunyi itu, di rumah bilik dekat tepi sungai yang tenang, mereka tak bisa lagi menahan hasrat mereka. Pakaian mereka pun terlempar begitu saja, dan dalam pelukan yang tak terpisahkan, mereka menyatu menjadi satu.Gerakan tubuh mereka dipenuhi dengan kegairahan yang tak terbendung, gemuruh desiran air sungai menjadi latar belakang dari percintaan yang liar. Siti merasakan keterpesonaannya pada kekar dan tampannya Arya, sementara Arya tak bisa mengabaikan kecantikan dan pesona alami Siti.“Kau begitu indah,” bisik Arya di telinga Siti, suaranya penuh dengan kekaguman.“Dan kau begitu kuat,” balas Siti dengan napas tersengal-sengal, tubuhnya merasakan kenikmatan yang tak terhingg







