Share

Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud
Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud
Author: Ziani

Bab 1

Author: Ziani
Aku menutupi sisi wajahku yang ditampar dan terasa nyeri. Sekujur tubuhku gemetar tak terkendali.

Sebagai tunanganku, pria di hadapanku ini malah menatapku dengan penuh kebencian. Dia bahkan menyeka tangan yang menamparku dengan tisu.

"Melinda, kamu tahu Vera lagi nggak sehat, tapi kamu masih saja ungkit-ungkit soal pernikahan kita di hadapannya. Apa sebenarnya maksudmu? Benar, aku memang bilang aku akan menikahimu. Itu alasan kenapa kamu begitu nggak sabar? Kamu takut nggak ada orang lain yang menginginkanmu selain aku? Memangnya kamu nggak bisa menunggu sebentar lagi?"

Wajahnya dipenuhi kekesalan yang tak terlukiskan, sedangkan matanya memancarkan ketidaksudian yang sangat jelas.

Aku tiba-tiba teringat kata-kata penuh perasaan Alexander ketika melamarku tiga tahun yang lalu.

"Melly, aku benar-benar ingin segera menikahimu supaya kita bisa bersama selamanya!"

Tak lama kemudian, aku berinisiatif untuk mengungkit tentang pernikahan dengannya. Alexander berjanji akan memberiku pernikahan yang megah dan mewah. Namun, aku sudah menunggu tiga tahun dan itu masih belum terjadi.

Pertama kali, dia menolak dengan alasan terlalu dini. Dia mengatakan bahwa kami masih muda dan tidak perlu menikah secepat itu. Aku mengira dia menderita kecemasan pranikah dan terus menenangkannya, juga membujuknya untuk tidak khawatir.

Tak lama kemudian, dia menolak untuk yang kedua kalinya dengan alasan ada urusan di perusahaan. Dia harus melakukan perjalanan bisnis dengan tanggal kepulangan yang belum dapat dipastikan.

Sampai sekarang, Alexander sudah menunda delapan kali.

Setiap kali, aku akan memilih lokasi pernikahan, mencari pemimpin upacara pernikahan, dan menyiapkan hadiah pernikahan dengan penuh antusias. Namun, Alexander selalu menemukan alasan untuk mengundurnya sekali demi sekali.

Sampai hari ini, aku akhirnya tidak tahan lagi.

Kami berdua sudah tidak muda lagi dan karier kami juga stabil. Jadi, aku memberanikan diri untuk bertanya kapan pernikahannya akan dilangsungkan. Tak disangka, jawaban yang kudapatkan malah adalah sebuah tamparan.

Keheningan di antara kami berlanjut sangat lama.

Aku menggigit bibir dengan kuat. Telingaku berdengung akibat tamparan itu, sedangkan sisi wajahku langsung bengkak dan terasa mati rasa saking sakitnya.

Alexander menghela napas dan berbalik untuk pergi.

Aku pun secara refleks meraih tangannya dan berbisik, "Kamu mau ke mana?"

Dia menepis tanganku, seolah-olah tersengat listrik dan melangkah mundur.

Aku sontak membeku di tempat. Tanganku berhenti dengan canggung di udara dan aku menatapnya dengan tidak percaya.

"Maaf, Melly. Tadi, aku yang gegabah. Aku akan belikan salep untukmu sekarang juga."

Alexander segera mencari alasan. Suaranya terdengar rendah dan dipenuhi rasa bersalah. Kali ini, aku menggigit bibir dan tidak berkata apa-apa.

Kami telah bersama selama tiga tahun. Untuk sesaat, aku merasa seperti tidak mengenalnya lagi. Tadi, dia baru menamparku tanpa ragu. Sekarang, dia malah langsung meminta maaf dan mengakui kesalahannya?

Alexander pergi dan tidak kembali untuk waktu yang lama. Aku merasa khawatir dan memutuskan untuk mencarinya.

Namun, tepat di bawah tiang lampu di depan hotel, aku melihat dua orang berpelukan. Pria itu menunduk dan berbisik di telinga si wanita, "Jangan khawatir, Vera. Aku nggak akan menikahinya selama kamu nggak setuju. Gimanapun, kamu sudah berbuat begitu banyak untukku. Apa pun yang kamu mau, aku akan menyetujuinya!"

Aku berusaha keras menahan rasa sakit hati dan kesedihanku, juga menutup mulut untuk meredam tangisanku. Aku sangat ingin langsung menghampiri mereka dan meminta klarifikasi, tetapi kakiku terpaku di tempat dan tidak bisa bergerak selangkah pun.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud   Bab 8

    Keesokan paginya, aku pergi bekerja di rumah sakit.Baru saja aku tiba dan berganti pakaian, kepala perawat menatapku dengan aneh. Dia mengatakan bahwa ada seorang pasien yang secara khusus memintaku untuk membalut lukanya.Awalnya, aku tidak terlalu memikirkannya. Setelah tiba di UGD, aku baru menyadari bahwa orang itu adalah Alexander. Tangannya yang terjepit pintu tidak diobati semalaman sehingga menjadi sangat bengkak.Begitu melihatku, dia langsung terlihat gembira. Namun, karena takut aku akan pergi, dia pun menahan kegembiraannya dan berkata dengan nada kesal, "Melly, apa menurutmu luka di tanganku ini parah? Aku cuma bisa datang dan memintamu untuk membalutnya."Aku tidak menjawab, juga tidak pergi. Aku memperlakukannya seperti pasien biasa, lalu mengoleskan obat dan membalut luka Alexander. Pada akhirnya, aku dengan dingin berpesan kepadanya untuk ingat mengganti perban dalam waktu dekat.Setelah menangani lukanya, aku kembali ke pos perawat.Seusai pagi yang menyibukkan, Alex

  • Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud   Bab 7

    Selama dua hari berikutnya, Alexander mencari ke seluruh kota, tetapi tidak menemukan jejakku. Jadi, dia pergi ke rumah sakit untuk menungguku. Ketika tahu aku sedang cuti, dia hanya bisa memikirkan cara lain.Aku menghabiskan dua hari terakhir dengan beristirahat di rumah dan memesan makanan untuk diantar ke rumah. Setiap hari, aku menerima banyak panggilan telepon dan pesan teks aneh. Baru membaca sekilas isi beberapa pesan, aku langsung tahu itu adalah pesan dari Alexander. Sepertinya, dia sudah pulang dan melihat surat perjanjian pembatalan pernikahan yang kutinggalkan.Aku tidak membalas satu pun pesan itu dan langsung menonaktifkan ponselku. Tanpa perlu diragukan, tindakan ini merupakan respons yang paling pasti.Menjelang malam, terdengar ketukan tergesa-gesa di pintu apartemen sewaanku. Aku membuka pintu dan melihat Alexander yang terlihat menyedihkan. Rambutnya berantakan dan jaketnya basah karena hujan.Melihatku, dia bersandar di kusen pintu dan menghela napas lega. Dengan

  • Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud   Bab 6

    Sementara itu, di sisi lain, Alexander sedang mencari Melinda dengan panik. Dia telah mencari di rumah, rumah sakit, bahkan taman favorit Melinda, tetapi tetap tidak menemukannya.Alexander hanya menemukan lemari kosong dan dokumen perjanjian pembatalan pernikahan di atas meja. Dia membaca perjanjian itu kata demi kata. Tanpa terasa, matanya mulai memerah.Setelah membaca seluruh isi perjanjian itu, dia tiba-tiba merobeknya sampai hancur berkeping-keping."Mustahil! Melinda, aku nggak akan batalkan pernikahanku denganmu!"Teriakannya yang histeris mengganggu para tetangga. Ketika pengelola properti datang untuk menengahi situasi, mereka tiba-tiba bertanya kepada Alexander apakah dia berencana untuk pindah rumah dalam waktu dekat.Alexander tertegun sejenak, lalu menggeleng.Pengelola properti pun berbicara dengan bingung, "Beberapa hari yang lalu, aku lihat Bu Melinda memanggil truk dan memuat banyak barang, makanya aku pikir kalian mau pindah!"Pada detik berikutnya, Alexander menceng

  • Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud   Bab 5

    Berhubung harus mempertahankan sikap profesional seorang perawat, aku menahan amarah dan berbicara kepadanya dengan dingin, "Pak, pasien tiba-tiba mengalami gagal jantung dan disfungsi hati sehingga butuh dioperasi secepat mungkin. Harap segera datang ke rumah sakit. Aku sudah sampaikan pesannya. Terserah kamu percaya atau nggak. Aku cuma berharap kamu nggak menyesal!"Alexander yang berada di ujung telepon langsung murka dan berteriak histeris, "Melinda, aku peringati kamu. Kalau terjadi sesuatu pada kakekku, aku nggak akan pernah memaafkanmu!""Aku nggak butuh kamu memaafkanku!"Setelah itu, aku langsung memutuskan sambungan telepon tanpa peduli pada omelan histeris Alexander. Aku kembali ke kamar rawat inap dan berusaha keras untuk menyadarkan pria tua itu bersama dokter. Untung saja penyelamatan ini dilakukan tepat waktu. Tidak lama kemudian, pasien tua itu segera sadar kembali. Saat membuka matanya, dia meraih tanganku dan tersenyum berseri-seri."Kamu ... ternyata kamu. Terima k

  • Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud   Bab 4

    Baru saja aku sampai di rumah, ponselku berdering. Itu adalah telepon dari Alexander."Melly, kamu sudah sampai di rumah?"Dia berbicara dengan lembut seperti biasa, seolah-olah semua pertengkaran dan tuduhan hari ini tidak pernah terjadi. Namun, nadanya yang seperti ini justru membuatku merasa dia hanya sedang berusaha untuk menyembunyikan kemunafikannya.Aku hendak langsung memutuskan sambungan telepon, tetapi masalah antara Alexander dan aku harus diselesaikan. Jelas-jelas, dia yang bersalah dalam hubungan ini. Orang yang seharusnya merasa malu dan menghindar bukanlah aku."Ada apa?""Aku lagi di hotel sekarang. Aku sudah kirimkan lokasinya padamu. Kurasa, dekorasinya cukup bagus. Coba kamu lihat kamu suka sama dekorasinya atau nggak."Aku menutup telepon dengan hati dipenuhi kebingungan.Hotel? Apa karena pernikahan kami? Namun, ini sama sekali berbeda dengan sikap Alexander selama ini. Dulu, dia bahkan tidak akan ikut campur meskipun aku memaksanya. Kali ini, malah dia yang berini

  • Janji Pernikahan yang Tak Pernah Terwujud   Bab 3

    Keesokan paginya, Alexander keluar rumah pagi-pagi sekali. Jika dugaanku benar, dia seharusnya pergi menjemput Veranita untuk menjenguk kakeknya di rumah sakit.Setelah mencuci muka, aku memakai masker, lalu keluar untuk pergi menyewa rumah. Rumah yang kami tinggali saat ini adalah milik Alexander dan aku berniat untuk pindah.Dalam perjalanan pergi melihat rumah, aku tidak sengaja membuka akun media sosial Veranita. Ada foto dirinya, Alexander, dan seorang pria tua. Dia menambah sebaris kalimat. [ Foto keluarga. ]Kolom komentar di postingan itu dibanjiri ucapan selamat.Meskipun sudah mengetahui hal ini semalam, dadaku masih terasa sesak hingga membuatku kesulitan bernapas. Aku menatap foto itu sambil termenung sampai sopir taksi mengingatkanku bahwa aku sudah tiba di tempat tujuan.Sebelum menutup aplikasi, aku menyukai postingan itu dan meninggalkan komentar ucapan selamat.Ketika melihat rumah, segala sesuatu berjalan lancar. Lokasinya sempurna. Letaknya tepat di sebelah rumah sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status