Share

Bab 4. Rahasia

Penulis: Kalendra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-14 16:12:33

Malcolm marah besar usai kedatangan The Midas ke ruang rapat yang tengah dipimpin olehnya. Ia memarahi semua orang yang kini berada di ruangan itu.

“Apa gedung ini tidak memiliki pengamanan sama sekali!? Sampai orang asing bisa bebas masuk kemari!” Malcolm membentak marah pada semua orang dengan mata melotot.

“Jika ada lagi yang berani masuk seenak di ruang rapat seperti tadi, kalian semua akan kupecat!” Malcolm menunjuk masih dengan kemarahannya. Pandangannya beralih pada Eleanor yang makin ketakutan.

“Masuk ke ruanganku! Aku harus bicara denganmu!” Malcolm memerintahkan Eleanor sekaligus masih membentaknya.

“Rapat selesai!” Malcolm keluar dari ruangan tersebut dan diikuti oleh adiknya Summer yang bersikap angkuh seperti biasa. Eleanor ingin jatuh di kakinya melihat keadaan yang sulit baginya tersebut. Bagaimana tidak? Gara-gara Angela, ia gagal menarik perhatian sang bos tampan tapi galak yaitu Malcolm Winston.

“Awas saja Angela. Aku pasti akan menghukummu!” Eleanor bergumam penuh kekesalan.

Sementara itu setelah penuh perjuangan, Angela berhasil mengirimkan file yang diminta oleh Malcolm ke beberapa email menggunakan laptop milik Jasmine. Angela menarik napas lega dan tersenyum di balik kacamata besarnya.

“Sudah berhasil?” tanya Jasmine dengan cangkir kopi untuk bosnya Michael Anderson yang sedang melakukan rapat dengan CEO mereka. Angela mengangkat wajahnya lalu tersenyum pada Jasmine.

“Sudah, terima kasih. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan tanpamu!” balas Angela sambil menungkupkan tangan dan memasang raut wajah yang lucu. Jasmine hanya terkekeh pelan melihat tingkah sahabatnya yang menggemaskan.

“Itulah gunanya teman. Oh, aku letakkan kopinya dulu!” Angela mengangguk paham. Saat Jasmine hendak berbalik pergi, terdengar suara bosnya Michael Anderson yang memanggil Angela.

“Oh Angela, untung kamu di sini!” Michael berjalan cepat menghampiri Angela yang masih berada di meja kerja Jasmine. Jasmine bahkan menghentikan langkahnya saat atasan langsungnya itu memanggil Angela.

“Iya, Pak. Apa kamu mencariku?” Angela balik bertanya dengan raut polos seperti biasanya.

“CEO Winston mencarimu. Sebaiknya kamu ke ruangannya sekarang!” Michael berujar seraya masih menarik napas untuk menenangkan tubuhnya yang kelelahan karena separuh berlari.

“Bukannya rapatnya masih berlangsung, mengapa aku harus menemui CEO Winston di ruangannya?” tanya Angela dengan polosnya. Jasmine masih melongo tapi Michael Anderson malah berkacak pinggang pada Angela. Entah karena terlalu pintar, Angela kadang agak sedikit lambat mencerna keadaan. Ia selalu berpikiran positif dan menganggap jika tidak ada orang jahat di dunia ini.

“Jika Tuan Winston menyuruhmu untuk datang ke ruangannya, itu artinya rapatnya sudah selesai!” Michael melotot serta menggeram kesal pada Angela yang masih melongo dengan mulut sedikit terbuka.

“Apa kamu mengerti yang aku katakan, Angela?” Angela berpikir sejenak sambil memutar bola matanya.

“Uh ....”

“Apa lagi yang kamu tunggu! Ayo temui dia!” Michael menghardik lagi malah balik memarahi Angela. Angela mengangguk cepat lalu berdiri dan langsung berlari pergi.

“Ah, Angela ... flashdisk-mu!” panggil Jasmine dengan cepat menarik benda kecil itu dari laptopnya dan menyerahkannya pada Angela yang berbalik lagi ke mejanya.

“Terima kasih!” Angela langsung berlari keluar ruangan. Michael menarik napas panjang melihat tingkah Angela yang kadang menyebalkan.

“Oh Tuhan, anak itu!” Michael menggerutu pelan lalu menghadap Jasmine yang kemudian mendekat padanya.

“Paman, untuk apa si galak Winston memanggil Angela ke ruangannya?” selidik Jasmine mendekat pada Michael yang merupakan atasan sekaligus suami bibinya, Caroline. Michael mendengus lalu menggelengkan kepalanya.

“Kenapa kamu tidak urus pekerjaanmu saja? Mana kopiku?” Jasmine langsung cemberut dan menjauhkan cangkir kopi yang ia pegang dari Michael.

“Beritahu dulu apa yang terjadi!” Jasmine masih ngotot sambil membesarkan bola matanya. Michael makin mendengus kesal dan meminta Jasmine untuk masuk ke ruangannya agar mereka bisa bicara.

“Apa ini rahasia?” Jasmine lantas berbisik dengan raut wajah bersemangat siap menampung gosip.

“Ah, nanti saja di dalam!”

Angela yang polos dan tidak tahu menahu soal kedatangan The Midas, lantas buru-buru menemui Malcolm Winston yang memanggilnya. Ia melapor pada Isabella Hobaz yang menjadi sekretaris utama CEO tersebut.

“Bella, apa benar aku dipanggil oleh Tuan Winston?” tanya Angela pada Isabella yang tersenyum saat melihatnya.

“Iya, ayo ikut aku ke dalam,” ujar Isabella dengan ramah. Tidak seperti bosnya yang galak, executive secretary CEO yaitu Isabella adalah pribadi yang berbeda dan suka menolong. Angela juga berteman dengannya. Terlebih kakaknya yang seorang polisi juga sangat baik pada Angela.

“Pak, ini Nona Angela Terrel.” Isabella membawa Angela pada bosnya. Malcolm yang tengah menerima telepon lantas mengangguk pada Isabella.

“Ada yang kamu butuhkan lagi, Pak?” Isabella bertanya lagi sebelum ia keluar.

“Tidak ada, kamu bisa lanjutkan pekerjaanmu.” Isabella pun mengangguk dan berbalik keluar meninggalkan Angela. Di ruangan itu juga ada Summer Winston yang sedang duduk di sofa dengan santainya membolak-balik majalah. Ia turut memicingkan mata pada Angela yang berdiri di depan meja kerja Winton yang mewah dengan kedua tangan terkait di depan.

“Apa kamu yang membuat seluruh proposal keuangan dan analisis untuk tender pembangunan hotel Red Diamond?” tanya Malcolm dengan suara lantang pada Angela. Angela langsung menunduk takut lalu menggeleng. Summer langsung melempar majalah yang ia pegang ke kursi di sebelahnya.

“Dasar pembohong!” Summer sontak tercetus sinis. Angela sempat menoleh sesaat lalu menunduk  lagi.

“Apa kamu tahu jika aturan di perusahaan ini bahwa setiap karyawan harus melakukan pekerjaan sesuai deskripsinya?” Malcolm terus memandang Angela yang menunduk. Barulah Angela mengerti mengapa ia dipanggil. Ternyata Malcolm mengetahui jika dirinya yang mempersiapkan semua proposal pengajuannya.

“M-Maafkan aku, Pak. J-Jika ada yang salah, a-aku bisa memperbaikinya!” ujar Angela terbata-bata sambil menunduk ketakutan. Malcolm jadi makin kesal. Angela seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Ia selalu bersedia dilimpahi banyaknya pekerjaan dari orang lain yang berada di atasnya tanpa mau melawan.

“Apa kamu tahu kesalahanmu?” Malcolm kembali mulai emosi.

“Sudahlah, pecat saja dia! tunggu apa lagi?” Summer malah menyela. Angela jadi makin ketakutan. Bagaimana jika dia kehilangan pekerjaan?

“Diamlah, Summer! Aku tidak bicara padamu.” Malcolm menegur adiknya yang langsung bersungut membuang muka.

“T-Tolong j-jangan pecat a-aku ....” Angela hampir menangis. Ia bahkan tidak tahu apa kesalahannya. Bukankah tender itu sudah dimenangkan oleh Winston?

“Angela, aku hanya minta kamu menjawab pertanyaanku. Mengapa kamu yang melakukan analisis itu? Apa kamu tidak punya pekerjaan lain?” Malcolm makin memarahi Angela. Angela mengangguk dengan air mata yang menetes ke lantai karena ia menunduk.

“Kalau begitu lakukan pekerjaanmu saja. Jangan ikut campur urusan orang lain, mengerti?” Angela mengangguk lagi. Malcolm menarik napas panjang lalu mendekat pada Angela dan tetap menatapnya dingin.

“Meskipun kamu adalah anak dari simpanan Ayahku, bukan berarti aku tidak bisa memecatmu. Jadi jangan pernah lakukan kesalahan seperti ini lagi, mengerti?” Angela pun mengangguk lagi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 64. Terasing

    Summer menarik Angela masuk ke kamar ibunya. Sedangkan Angela tampak pucat dan ketakutan saat dipaksa separuh diseret ke kamar Eva Winston, istri sah Alexander Winston. Summer melepaskan tangan Angela lalu berbalik padanya.“Apa kamu tahu apa yang sudah dilakukan oleh Ibumu pada Ibuku?” ucapnya dengan nada kesal dan mengintimidasi. Ia menatap tajam pada Angela yang menghakiminya untuk hal yang tidak seharusnya. Angela hanya diam. Matanya beralih pada Eva yang terbaring menatap ke atas. Lalu kembali pada Summer tanpa membalas hardikannya.“Gara-gara Ibumu, Ibuku mengalami kecelakaan!” tuding Summer dengan mata mendelik benci pada Angela.“Ibuku tidak melakukan itu, Nona Summer,” sanggah Angela meski dengan nada rendah dan sedih.“Apa katamu?” Summer lalu berbalik menunjuk pada ibunya di depan Angela.“Aku kehilangan Ibuku karena Ayahku sibuk pacaran dengan Ibumu. Seharusnya Ayahku setia menunggu Ibuku tapi ternyata dia malah pacaran dengan orang yang sudah merawat Ibuku setelah kecelak

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 63. Aku Bukan Batu

    Alexander belum bisa beristirahat karena anak-anaknya belum ada yang pulang. Terlebih Alexander belum mendapatkan kabar terakhir soal penahanan Gabriel Leon.“Tuan ....” Alexander berbalik pada kepala pelayan yang datang menghampirinya.“Apa Angela sudah kembali?”“Belum, Tuan. Tuan Muda Malcolm dan Nona Summer juga belum pulang.”“Mereka tidak menelepon?”“Belum, Tuan.”Alexander langsung mencebik dengan kesal mengambil ponselnya dan menghubungi sahabatnya, Dirk Hoffman yang masih menjadi bos Angela saat ini.“Maaf jika aku mengganggumu, teman ... aku ... aku ingin bertanya soal Angela. Apa dia sudah pulang?” ujar Alexander langsung bertanya dengan nada cemas.“Oh, Angela. Tentu saja dia sudah pulang. Aku tidak pernah memberikan tugas lembur padanya.”Kening Alexander makin mengernyit mendengar jawaban tersebut. “Tapi Angela belum sampai di rumah sampai saat ini. Dia juga tidak memberikan kabar.”“Hm, aku tidak tahu soal itu, Alex. Apa kamu sudah menghubungi ponselnya?” Alexander mem

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 62. Kebebasan Yang Mahal

    Dua dokter dan Nina Terrel memberikan kesaksian serta dokumen soal pengobatan dan perawatan Gabriel Leon di rumah sakit. Polisi akhirnya menerima jaminan yang diberikan oleh pengacara sehingga Gabriel bisa dibebaskan. Betapa senangnya Gabriel saat melihat Nina adalah salah satu orang yang membebaskannya. Begitu ia melihat Nina, ia langsung memeluknya.“Oh, Nyonya Terrel. Aku sangat senang kamu datang. Kamu adalah malaikat pelindungku,” ujar Gabriel tersenyum lebar memeluk Nina.Nina pun tersenyum dan menepuk punggung Gabriel dengan usapan lembut. “Apa kamu baik-baik saja?” tanya Nina sambil menjarakkan sedikit pelukannya.Gabriel melepaskan napas panjang lalu mengerucutkan bibirnya seperti merajuk. “Sudah dua malam aku tidak bisa tidur. Aku ditempatkan dalam ruangan sempit dengan tahanan lain tanpa ada tempat untuk berbaring. Lenganku makin sakit pagi ini.”Gabriel mengadu pada Nina dengan sikap yang nyaman dan dekat. Nina pun langsung mengangguk dan mengerti.“Ayo, kamu harus diperik

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 61. Sekutu Baru

    “Sampaikan pada Angela, aku ingin bertemu dengannya,” ujar Gabriel memberikan perintah pada Knight. Knight membesarkan matanya.“Untuk apa?” Knight separuh berbisik pada Gabriel.Keduanya sedang berada di ruang pertemuan tahanan. Gabriel sudah lebih dari 24 jam berada di kantor Polisi dan belum ada satu pun kesaksian yang bisa membuatnya keluar dari sana.“Angela harus melihat perbuatan Winston padaku.”“Lalu kamu kira dia akan membelamu?” cibir Knight masih tertegun tak percaya. Gabriel langsung mencebik sedikit membuang wajahnya ke samping.“Dia sudah memaafkanku, Knight. Aku tahu jika dia gadis yang polos dan memiliki hati yang tidak akan kau mengerti.” Knight balas mencebik dengan dengus sinis.“Memangnya kamu tahu, Tuan?”“Aku tahu. Karena aku sudah bicara dengannya. Dengarkan aku. Jika Angela datang dan dia melihat aku tidak bersalah, maka dia akan memberikan kesaksian bahwa aku berada di rumah sakit selama ini. Dia bisa membebaskanku.”Knight masih menatap Gabriel begitu serius

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 60. Hitungan Waktu

    Knight Hugo membawa banyak pengacara terkenal untuk membebaskan Gabriel Leon dari kantor polisi. Tidak hanya pengacara yang mengajukan jaminan pada Hakim untuk kebebasan, Knight bahkan bicara langsung pada Walikota.“Tuan Leon adalah pengusaha terhormat yang sedang dipermalukan oleh lawan bisnisnya dengan kasus seperti ini. Dia adalah orang baik dan kalian tidak punya hak menahannya dengan kasus obat-obatan terlarang. Itu bukan miliknya,” pungkas salah satu pengacara yang terus mendebat detektif Enrique Hobaz.Enrique mendengkus kesal dan kembali menunjukkan kesaksian dari Patricia dan Kimberly yang merupakan teman Summer Winston.“Mereka dengan jelas mengatakan jika anak buah The Midas yang memberikan barang itu untuk disembunyikan di dalam mobil milik Summer Winston. Menurutmu bukti apa lagi yang kuperlukan?” Enrique kembali menyanggah.“Kalian tidak punya bukti apa pun!” pengacara itu masih tetap menunjuk kesal pada Enrique.“Dia adalah penjahat dan kalian malah membelanya!” kali in

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 59. Langkah Ceroboh

    Malcolm mengira jika adiknya Summer pulang semalam. Saat ia masuk ke kamar Summer dan ia tidak ada, Malcolm kini mulai panik.“Mana Summer?” tanya Malcolm pada salah satu pelayan.“Nona Summer belum pulang dari semalam, Tuan.”“Apa?”Malcolm mendengus kesal lalu menyuruh pelayan itu pergi. Ia turun sambil membawa ponselnya. Malcolm segera menelepon Summer tapi ponselnya mati.“Ke mana dia?” Malcolm menggerutu pelan. Ia turun ke bawah dan melihat Angela baru saja keluar kamar hendak berangkat bekerja. Malcolm segera menghampiri Angela saat ia masih sibuk melihat isi tasnya.“Kamu mau ke mana?”Angela terkesiap kaget dan menaikkan pandangan pada Malcolm. Ia tersenyum canggung. “Aku mau pergi ke kantor, Tuan.”“Kantor apa? Pengacara Dirk Hoffman?” Angela masih tertegun lalu ia mengangguk.“Kalau begitu kamu bisa mengundurkan diri dari

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status