"Bangun, Nona…." Suara berat seorang pria membangunkan Suci dari tidurnya.
Wanita itu mengerjap, membuka mata perlahan. Dalam pikirannya suara pria yang barusan dia dengar tadi adalah Rey. Suci spontan memanggil nama suaminya penuh kerinduan.
"Rey…," ucap Suci pelan.
Pria yang tengah duduk di dekat Suci berdecak, memukul bantal pengalas kepala Suci di atas ranjang hingga membuat wanita itu terbangun sepenuhnya.
"Aku bukan Vampire sombong itu!" pekik sang pria tidak terima.
Suci terkejut, membola melihat sosok pria berjambang dengan manik mata coklat tuanya tengah menatap dia dengan tajam.
"Ka-kau," ucap Suci terbata.
"Kenapa? Kau berharap aku Vampire tidak tahu diri itu, hm?" sahutnya tersenyum sinis.
"Sayangnya kau tidak akan melihatnya lagi untuk seterusnya!" sambung pria itu beranjak dari tepi ranjang
"Kamu mau kemana, Rey?" Clara datang mendekati anaknya setelah sempat berdebat dengan Olympus.Wanita yang masih tampak pucat dengan wajah yang terlihat lelah itu langsung datang ke kamar Rey begitu sadar dari pingsannya.Clara tahu akan ada pertengkaran antara anak dan suaminya jika dia tidak segera datang menengahi keduanya."Apa yang kamu lakukan disini, Sayang?" Olympus beranjak segera mendekati istrinya."Tubuhmu masih lemah, kamu tidak boleh bangun dulu dari ranjang…," sambung mantan Raja Vampire itu khawatir."Aku tidak apa-apa Olympus. Tenang saja, aku kesini hanya ingin memastikan keadaan anakku." Clara melepaskan tangan Olympus darinya, berjalan mendekati Rey yang terdiam."Kamu mau kemana dengan keadaanmu yang seperti ini Rey?" tanya wanita berambut panjang itu, lembut."Tolong jangan ikut-ikutan melarangku, Mom. Aku han
Setelah menyelesaikan tugasnya mengobati Rey, Michael kembali ke rumahnya untuk mengecek keadaan Olivia.Tidak sadarkan diri selama berhari-hari lamanya membuat Michael tidak tenang. Segala hal sudah dilakukannya untuk membuat Olivia sadar, namun sepertinya luka batin dan luka di tubuh Olivia yang dia tinggalkan tidak semudah itu bisa Michael sembuhkan.Entah karena Olivia yang memang tidak mau sadar karena kecewa dan sakit hati atas perbuatannya, atau karena dia yang masih belum hebat dalam menyembuhkan seorang manusia, pikir Michael."Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah menunjukkan perubahan?" tanya pria bertubuh kekar itu begitu tiba di ruang perawatannya.Vampire wanita yang selalu setia menemani Olivia jika Michael tidak ada, bangkit dari sisi ranjang dan menggeleng.Michael seketika menghembuskan nafas panjang dengan rasa putus asa yang mendalam. Jika Olivia tidak ber
"Apa, kau melakukan apa pada Olivia?" Suara Rey terdengar meninggi setelah mendengar penjelasan tabib kepercayaannya tentang kondisi teman istrinya saat ini.Kedua pria itu sedang duduk di ruang pribadi dalam rumah Michael, setelah Elish masuk mengobati Olivia yang keadaannya semakin lemah.Michael sengaja mengajak Rey kesana untuk membahas perihal kenapa Elish ada dengan dia di rumahnya."Maafkan aku Tuan, aku sungguh tidak sengaja melakukannya. Waktu itu aku sedang tertutupi amarah dan tidak berpikir panjang. Aku—""Kau bilang tidak sengaja?" potong Rey tidak senang. "Kau pikir kau bisa membohongiku dengan ucapan tidak masuk akalmu itu Michael?!" cibir Rey muak mendengar alasan tabibnya.Michael langsung terdiam merasa usahanya untuk membela diri sia-sia saja. Dia sendiri tahu kesalahannya ini sangatlah fatal dan tidak akan bisa dimaafkan."Seba
"Pa-pak Rey, tolong bawa aku pergi dari sini. Aku tidak mau berada dekat dengan bawahanmu lagi, Pak. Tolong aku, Pak Rey…." Olivia menangis sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada.Wanita itu tidak mau menatap Michael yang masih berdiri di sampingnya. Michael sudah melepaskan pegangannya semenjak Elish menenangkan Olivia."Maaf Olivia, tapi urusanmu dengan Michael bukan menjadi tanggung jawabku. Aku disini hanya ingin menanyakan padamu tentang apa yang sebenarnya terjadi di malam saat istriku diculik," sahut Rey dingin.Pria itu tidak mempedulikan wajah memohon Olivia yang sejak tadi tidak berhenti memintanya membawa dia keluar dari rumah Michael.Olivia langsung terdiam dengan pandangan mata kecewa mendengar jawaban Rey. Dalam hati dia bergumam jangan-jangan kedua atasannya ini adalah sekutu yang sama atau lebih tepatnya seorang monster berwujud manusia.El
"Di mana pemimpinmu Thomas?" Fourd datang tergesa-gesa ke kerajaan Kaum Hitam.Pria dengan jubah panjangnya berwarna hitam melayang cepat menemui Thomas, Kaum kepercayaan King yang cukup kaget melihat kedatangan Fourd di kerajaan mereka."Apa yang membawamu kesini, Tuan?" tanya Thomas berdiri di depan pintu kamar pemimpinnya."Aku ingin bertemu dengan King, ada hal yang sangat penting yang harus aku sampaikan langsung padanya," sahut Fourd tidak sabar."Apa dia ada di dalam?" sambung pria berkepala plontos itu berjalan melewati Thomas."Maaf, Tuan. Kau bisa menunggu disini jika kau mau," tahan Thomas berdiri menghalangi langkah kaki Fourd."Aku tidak bisa menunggu lagi Thomas. Pemimpinmu harus segera tahu apa yang akan aku beritahukan padanya."Thomas mengangguk, masih tidak beranjak dari depan pria penuh tato itu. "Baiklah, aku aka
"Olivia…." Pria bertubuh kekar dengan wajah yang sendu mendekati wanita yang masih belum mau bicara dengannya.Olivia diam mematung duduk di dekat jendela kamar setelah dia dipindahkan kembali kesana. Kondisi wanita itu sudah jauh lebih baik dari kemarin."Kau masih tidak ingin bicara denganku?" Michael berlutut di bawah kaki Olivia menatapnya penuh kerinduan."Tolong maafkan aku Olivia … jangan menghukumku seperti ini. Aku hanya ingin mendengar suaramu sebelum aku pergi." Olivia masih diam, tidak mau menatap Michael."Aku akan pergi Olivia, aku tidak tahu apa aku bisa kembali dengan selamat atau tidak. Aku akan pergi bersama tuan Rey menjemput temanmu Suci. Doakan aku agar aku bisa berhasil membawa temanmu pulang dengan selamat dan tidak kurang satu apapun…." Mendengar nama Suci disebut, Olivia seakan tersadar dan mengalihkan pandangannya perlahan ke arah Michael.
"Tuan.""Ada apa?""Klan Vampire bersama Rajanya sedang menuju kemari…."King bangkit dari ranjangnya, kaget mendengar berita kedatangan musuh bebuyutan Kaum mereka."Apa? Kenapa secepat ini? Bukannya Fourd mengatakan mereka akan mulai menyerang saat subuh?" tanya King tidak percaya."Aku juga tidak tahu Tuan. Tapi mata-mata kita melihat para Klan mulai bergerak kemari bersama Raja mereka. Mungkin lima menit lagi mereka tiba di perbatasan kerajaan.""Sial!" King menyibak selimut dan bergegas turun dari ranjang, mengambil jubah dan persenjataannya yang tersusun rapi di dekat meja."Kau sudah meminta Kaum kita bersiap Thomas?" tanya King lagi."Sudah, Tuan. Aku sudah menambah pasukan Kaum kita ke perbatasan kerajaan dan juga di beberapa titik dekat sini," jawab Kaum kepercayaan King itu.
Tidak butuh waktu lama bagi Klan Vampire menumbangkan pertahanan pertama Kaum Hitam. Vampire-vampire hebat yang ikut dalam misi penyerangan kali ini bisa membuat Rey sedikit bisa bernafas lega.Dia tidak perlu repot-repot mengeluarkan tenaga ekstra menghadapi Kaum-kaum rendahan yang diturunkan King untuk mencegahnya masuk.Rey kembali memerintahkan Klan-nya bergerak, maju mendekati pertahanan kedua Kaum Hitam."Mereka sudah berhasil menembus pertahanan pertama kita, Tuan." Thomas melaporkan informasi yang diberikan salah satu Kaum hebat mereka di sana.King tahu tidak akan mudah menumbangkan Rey dan para cecunguk-cecunguknya jika dia hanya bermodalkan monster di level bawah. Walau bagaimanapun kehebatan Klan Vampire tidak bisa disepelekan."Berapa banyak yang tewas dalam serangan serbuk perak kita?" tanya King membuka suara."Cukup banyak, Tuan. Tapi tidak me