Share

Bab 2

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-22 11:34:55

“Tahan, ini hanya sakit di awal,” Ucap Arya, berusaha menenangkan istrinya yang kesakitan. Melihat bagaimana Maudy meringis, hatinya berkecamuk.

Arya hanya melakukan penembakan sekali, berjuang mengekang hasrat yang mulai membakar dadanya. Tubuh Maudy yang memikat sungguh sulit untuk dilepaskan dari dekapannya, namun dia juga tidak tega memaksa wanita itu terus melayaninya.

“Kamu tidur aja, istirahat dulu. Udah mau maghrib, aku harus pulang, takut Jasmine mencariku nantinya,” Arya bangkit dari ranjang dengan perasaan bahagia, wajahnya tersenyum sumringah meski sebenarnya ia masih merasa belum sepenuhnya puas. Namun, apa yang baru saja terjadi sukses membuat ombak kebahagiaan di hatinya tampak begitu jelas.

Arya berjalan menuju kamar mandi, mencoba menenangkan detak jantung yang berdebar kencang.

Maudy sendiri hanya meremas selimut yang menutupi tubuhnya yang polos, hatinya begitu hancur. Dulu dia membayangkan akan menyerahkan tubuhnya dengan ikhlas pada suaminya, pria yang dia cintai. Arya memang suaminya, namun tidak ada cinta yang dia rasakan untuk pria itu.

Tak berselang lama setelah pintu kamar mandi terbuka, Arya muncul dengan pakaian yang rapi, dengan langkah mantap pria itu mendekati Maudy, “Ini kartu ATM untukmu!” Ucapnya tanpa ekspresi, “Ingatlah, hubungan kita hanya ada di apartemen ini. Jangan pernah sekalipun membocorkan rahasia kita kepada siapapun. Aku harus pulang sekarang, jaga dirimu dengan baik.”

Maudy hanya terdiam, tak mampu menanggapi ucapan suaminya yang dingin dan tanpa belas kasihan.

Arya pun dengan cueknya meninggalkan ruangan tanpa sepatah kata pun, meninggalkan Maudy sendirian dengan hati yang hancur. Tanpa bertanya apakah miliknya masih terasa sakit atau tidak.

Setelah kepergian Arya, Maudy merasakan kepedihan yang begitu dalam. Air mata mulai mengalir dengan suara tangisan tersedu-sedu, membasahi pipinya yang pucat. Hatinya terasa remuk oleh perlakuan suaminya yang begitu kejam. Bagaimana mungkin dia mendapatkan suami seperti itu? Dosa apa yang sudah dia lakukan hingga mendapatkan cobaan sebesar ini.

“Lalu, apa bedanya aku dengan seorang pelacur, Mas?” Gumamnya lirih dalam keheningan, suaranya terdengar rapuh, penuh dengan kesedihan.

Maudy meremas jari-jarinya, tak bisa menyembunyikan getaran di bibirnya. “Kamu mungkin gak mau menyakiti istrimu, tapi perlakuanmu telah melukai hatiku. Kamu benar-benar suami yang dzolim, Mas,”Ucapnya perlahan, dengan sorot mata hampa.

Maudy merasakan kepedihan yang begitu dalam hingga ia tak kuasa menahannya. Dengan amarah yang memuncak, ia memukul dadanya sendiri berusaha untuk meredakan rasa sakit yang dirasakannya. Wanita itu tak pernah membayangkan jika hidupnya akan berakhir dalam penderitaan seperti ini. Hatinya hancur, dan dia merasa sendirian dalam kegelapan yang menyelimuti.

°°°°

Sedangkan saat ini di dalam mobil, Arya terus menyunggingkan senyum puas, bayangan dirinya bersama Maudy terus menari-nari di otaknya.

Sebagai pria yang sudah menahan hasrat terlalu lama, pria itu merasa hari ini begitu mengesankan. Bahkan rasanya dia ingin menginap di apartemen saja, namun rasa cintanya pada Jasmine terlalu besar, hingga tak bisa menggoyahkan keinginannya untuk pulang.

“Aku akui Maudy jauh lebih segala-galanya dari Jasmine. Maudy lebih cantik, lebih seksi dan menggairahkan. Namun dia tidak akan bisa mendapatkan cintaku, karena wanita yang aku cintai hanyalah Jasmine!” Gumam Arya.

Setelah tiba di depan rumah, Arya mencoba menormalkan ekspresi wajahnya. Dia tidak ingin menimbulkan kecurigaan yang akan membuat perasaan Jasmine terluka. Setelah merasa siap, pria itu masuk ke dalam.

“Sayang...”

Jasmine yang sedang tiduran tersenyum manis, sebenarnya dia ingin bangun dan memeluk suaminya. Namun dari tadi siang tubuhnya begitu lemas dan tidak sanggup untuk bangun.

“Mas.”

“Kenapa? Lemes lagi?” Arya menyibak selimut bagian telapak kaki Jasmine, lalu mengusapkan tangannya di sana, berusaha memberikan aliran hangat dari tubuhnya.

“lya, Mas. Dari tadi siang badanku lemes.” Jawab Jasmine.

Arya menatap lekat wajah istrinya itu, “Udah minum obat?”

“Udah, Mas. Tadi di bantuin bibi,” Ucap Jasmine lemah, “Apa kamu telah menemukan wanita yang ingin kamu nikahi, Mas?” Sambung Jasmine.

Bukan karena Jasmine tidak mencintai, namun wanita itu juga tidak tega melihat suaminya kesulitan sendirian. Dalam mengurus rumah tangga, mungkin masih bisa dibantu oleh bibi. Namun, untuk hal-hal lain, seperti urusan ranjang, Jasmine jujur takut suaminya melakukan perbuatan terlarang dan berdosa diluar sana.

Jasmine menyadari bahwa dirinya tidak mampu memberikan hal itu, oleh karena itu, setelah dua tahun belakangan ini, Jasmine berusaha memperkuat dirinya sendiri untuk menerima kenyataan jika Arya memutuskan untuk menikah lagi.

Jasmine sadar jika dirinya tak ingin bertindak egois dan berharap yang terbaik untuk Arya, meskipun itu artinya ia harus berbagi suami dengan wanita lain.

“Kamu ngomong apa sih, sayang? Mas udah sering bilang jangan pernah bahas hal ini!” Ujar Arya, tak suka dengan ucapan istrinya barusan.

“Aku ikhlas kok, Mas. Jangan buat aku semakin merasa bersalah, please menikah Iah. Tapi tolong jangan ceraikan aku,” Jawab Jasmine, memohon.

Ia juga sadar kalau hidupnya tidak lama lagi, Jasmine hanya ingin menghabiskan waktu dengan Arya. Dan terus menjadi istrinya sampai maut memisahkan.

“Kamu Gak usah pikirin aku, sayang. Selagi kamu ada di sampingku semua akan baik-baik aja!” Tegas Arya.

Setelah merasakan telapak kaki istrinya hangat, Arya kembali menutupinya dengan selimut, lalu duduk di samping Jasmine dan membawa wanita itu dalam pelukannya. “Tetaplah sehat, dan jangan pernah menyerah. Mas akan selalu ada untuk kamu, Sayang...”

Jasmine adalah cinta pertama Arya, dan sampai kapanpun hanya Jasmine satu-satunya wanita yang akan dicintai sampai akhir hayat Arya. Meskipun hanya merasakan manis pernikahan selama tiga bulan saja.

Bahkan orang tua Arya sendiri juga tidak setuju dengan pernikahannya, apalagi setelah mengetahui Jasmine sakit dan tidak bisa memberikan Arya seorang anak.

Orang tua Arya sempat mendesak pria itu untuk menceraikan istrinya, namun rasa cinta yang begitu kuat membuat Arya bertahan. Bahkan baru mau menikah lagi setelah tiga tahun menahan gejolak hasratnya.

“Kamu mandi dulu sana, Mas. Belum sholat Maghrib, kan?” Tanya Jasmine.

Arya mengangguk, pria itu akhirnya turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi, walaupun tadi sudah mandi di apartemen. Namun dia akan melakukan hal itu lagi, agar Jasmine tak curiga.

Di dalam kamar mandi, Arya tiba-tiba mengingat sang istri simpanan, “Argh sial!! Kenapa aku malah mengingat Maudy,” Batin Arya, memikirkan istri keduanya saja mampu membuat gejolak hasratnya terbakar lagi, dengan terpaksa Arya mencoba memuaskan dirinya sendiri.

°°°°°

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 3

    Di apartemen...Maudy memutuskan untuk bangun dan menuju kamar mandi. Walaupun masih terasa nyeri, namun wanita itu harus menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.Di bawah guyuran air shower yang menyegarkan, Maudy merasakan tubuhnya bergetar perlahan melepaskan ketegangan. Maudy memejamkan mata, mencoba menenangkan diri dari situasi yang sedang di hadapinya. Meski begitu, Maudy sadar bahwa dirinya harus terus berjalan dan menghadapi kenyataan, karena hidup tidak mungkin diam di tempat saja.Setelah selesai, Maudy mengambil sejadah dan menggelarnya dengan hati-hati di atas lantai. Maudy menunaikan sholat, berusaha khusyuk meski pikirannya terus saja melayang memikirkan hari esok yang masih menjadi misteri.“Ya Allah, mengapa takdirku harus begini? Aku tak sanggup menerima kenyataan ini,” Maudy berdoa dengan air mata yang kembali membasahi pipinya, “Walaupun rasa Cinta itu belum ada untuk Mas Arya, tapi hatiku terasa remuk menghadapi keadaan ini, Ya Allah... Bagaimana juga pera

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 4

    Tak berselang lama, wanita itu tiba di rumah sakit, Maudy segera menuju area pendaftaran untuk mendaftarkan dirinya. Dengan langkah mantap, ia mengisi formulir dan menyerahkan berkas yang diperlukan. Setelah selesai, Maudy duduk di ruang tunggu. Saat sedang duduk di ruang tunggu, pandangannya tertuju pada seorang wanita yang duduk di kursi roda. Wajah wanita itu begitu pucat, seolah kehilangan segenap warna. Maudy merasa simpati melihat keadaan wanita itu, apalagi tidak terlihat ada orang disekelilingnya.Maudy memutuskan untuk mendekati wanita itu, karena melihat ingin minum dari botol tapi kesusahan.“Biar aku bantu bukain, Kak.” Ucap Maudy, mengambil botol minum dari tangan wanita tersebut.Wanita itu menatap Maudy dengan sorot mata lelah, namun senyuman kecil terukir di bibirnya, “Terima kasih, maaf merepotkan,” jawab wanita itu pelan.Setelah berhasil membuka botol minum tersebut, Maudy meletakkan sedotan agar wanita itu mudah untuk meminumnya.“Kakak sendirian?” Tanyanya ingin

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 5

    Pukul 17.00 wib, setelah minum obat dan istirahat yang cukup, Maudy merasa tubuhnya mulai membaik, bahkan sekarang ia sudah sibuk memasak untuk dirinya sendiri. “Untungnya isi kulkas penuh, jadi aku gak perlu belanja.” Sebenarnya menjadi istri Arya cukup menguntungkan, ia tidak perlu kerja keras untuk mencari uang, namun rasa bersalah pada Kakak madunya terus menghantui pikirannya. Saat Maudy sedang sibuk membuat ayam goreng mentega, juga tumis kangkung, Maudy terlonjak kaget saat merasakan ada yang menggelung rambutnya yang tergerai bebas. “Astaghfirullah hal adzim, Mas... Kamu ngagetin aku tau,” Bagaimana tidak kaget, ia tinggal di apartemen ini sendiri, jadi saat merasakan ada yang memainkan rambutnya, Maudy langsung kaget. “Kalau lagi masak itu rambutnya di ikat, biar gak ganggu,” Maudy melepas dasinya, lalu mengikatkan dasi itu pada rambut panjang Maudy, “Kamu ngapain masak sih, emang kamu udah mendingan??” Tanya Arya, khawatir. Maudy mengangguk pelan, tak berani men

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 6

    Tiba-tiba, ponsel Arya yang terletak di nakas berbunyi. Nada deringnya yang khas, sebuah lagu romantis yang sering ia dengarkan bersama Jasmine, membuat Maudy tersentak, kembali ke kenyataan. Arya mengernyit, melihat layar ponselnya. “Istriku menelepon,” gumamnya, nada suaranya berubah, sedikit gugup. Maudy menunduk, hatinya mulai berdesir. Ia tahu, itu istri pertama suaminya, adalah sosok yang sangat penting dalam hidup Arya. Jasmine adalah wanita yang telah menemani Arya selama bertahun-tahun, wanita yang telah memberikannya cinta, kasih sayang, pada pria di sampingnya. “Saya angkat telepon dulu, kamu diam jangan bersuara!” Tegas Arya, namun ada sedikit kekhawatiran yang tersirat di dalamnya. Maudy mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. Entah apakah dia sudah mulai merasa cemburu atau bagaimana. Ia tahu, prioritas Arya adalah Jasmine, dan pria itu tidak ingin istri pertamanya tahu jika sedang bersama Maudy. Maudy juga tidak protes karena tidak ingin menjadi penyebab keretakan

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-02
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 7

    “Karena aku gak mau kalau sampai Mas jajan di luar sana! Bagaimana pun juga, aku gak mau nyiksa hasrat Mas. Aku gak bisa melayani Mas dan juga gak bisa memberikan anak. Jadi, aku mohon menikahlah lagi, Mas!” Pinta Jasmine. Arya terdiam, hatinya merasa bersalah. Ia merasa sangat bersyukur memiliki istri seperti Jasmine, yang begitu tulus mencintainya dan selalu mengutamakan kebahagiaannya. Arya merasa terharu dengan pengorbanan Jasmine, yang rela melepaskan kebahagiaan wanita itu demi kebahagiaan Arya. “Jasmine...” Arya tidak bisa berkata apa-apa. Merasa sulit untuk menjelaskan bahwa saat ini ia sudah menikah lagi. Namun Arya takut jika istrinya itu sebenarnya tidak siap bahkan nanti malah membuat sakit wanita itu semakin parah. “Aku mohon, Mas... Mas nikah lagi ya! Aku akan bahagia melihat Mas bahagia, asal Mas menikah dengan wanita yang juga mau menerimaku sebagai kakak madunya!” Jelas Jasmine. “Mas akan memikirkan semuanya dulu, sayang.” Jasmine mengangguk, air matanya terus m

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 8

    “Mas...” Panggil Maudy. Arya tersenyum, sebuah senyum yang penuh makna. Pria itu kemudian ikut masuk ke dalam bathtub. Air hangat membasahi tubuh keduanya, menciptakan suasana yang menggoda. Maudy yang awalnya gugup, mulai merasakan sensasi yang berbeda. Arya dengan tangannya yang hangat, menelusuri lekuk tubuh wanita itu. Maudy yang awalnya menolak, mulai merasakan ketertarikan yang sama. “Mas, stop! Jangan ke bawah!” Maudy mencegah tangan Arya yang hampir menyentuh area miliknya. “Kenapa?” Suara Arya terdengar semakin berat, gairahnya sudah memuncak. “A-Aku lagi datang bulan,” Jawab Maudy sedikit tersengal. Arya dengan tubuh yang bergetar karena hasrat, menatap Maudy dalam-dalam. Uap air hangat mengepul, membasahi kulit istri mudanya itu, semakin menonjolkan lekuk tubuh Maudy yang indah. Arya merasakan tubuhnya panas, napasnya tersengal-sengal. la merasakan sebuah gelombang keinginan yang tak tertahankan, menyerbu dirinya. “Maudy, saya_” Arya terdiam, kata-kata yang ingin i

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-04
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 9

    ~SUPERMARKET~Maudy mengambil sebuah troli dan mulai berkeliling, mencari bahan makanan yang dibutuhkan.Maudy mengambil beras yang cukup untuk dirinya selama satu bulan. Setelah itu, ia mengambil beberapa kotak telur ayam. Kemudian beralih ke bagian sayur dan buah, memilih beberapa jenis sayuran hijau dan buah lainnya.Tidak lupa Maudy mengambil beberapa jenis cemilan, juga beberapa minuman.Setelah merasa sudah lengkap, Maudy mendorong troli menuju kasir. Wanita itu menata barang-barang belanjaannya dengan rapi, menunggu giliran untuk membayar.Saat Maudy tengah mengantri, tatapannya terhenti pada seorang wanita yang duduk di kursi roda, dengan wajah pucat pasi. Maudy mengenal wanita itu, Jasmine seseorang yang ia temui di rumah sakit waktu itu.Sementara itu_Jasmine begitu terlihat lemah, tangan wanita itu gemetar, dan keringat dingin menetes di kening. Di samping Jasmine, terdapat seorang asisten rumah tangga dengan wajah panik. “Kan saya sudah bilang, Nyonya. Nyonya jangan ikut,

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 10

    Pukul 19.00 wib,Maudy tengah membuat bubur di dapur untuk Jasmine. Sesekali gadis itu mencicipi rasanya, memastikan bubur yang dibuatnya tidak terlalu hambar atau terlalu asin.“Semoga Kak Jasmine suka,” gumamnya sambil tersenyum.Setelah bubur matang, Maudy menuangkannya ke dalam mangkuk. Berjalan keluar menghampiri Jasmine yang tengah beristirahat di kamar.“Kak, buburnya udah jadi. Ini Mudy bikinin khusus buat kakak,” Ucap Maudy tersenyum.Jasmine membuka matanya perlahan, menatap gadis itu, “Makasih, Maudy. Kamu baik banget.”Maudy dengan cekatan membantu Jasmine duduk bersandar, lalu menyuapi Jasmine dengan hati-hati. Jasmine menikmati bubur yang dibuat Maudy dengan Iahap. Membuat gadis itu merasa senang.“Enak gak, kak?” Tanya Maudy menatap wanita di depannya itu, berharap Jasmine suka bubur buatannya.“Hu'um, enak banget.” Jawab Jasmine manggut-manggut sambil mengunyah.Maudy seketika tersenyum senang melihat Jasmine makan bubur itu dengan lahap.Jasmine menghabiskan bubur bu

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 11

    “Mas Arya?” Ulang Maudy, membuat Jasmine menoleh. “Nama suami kakak, Arya??” “lya, kenapa?” “Namanya mirip dengan suami aku, kak.” Jawab Maudy apa adanya. “Wah, serius? Kebetulan banget ya.” Jawab Jasmine, tak curiga sama sekali. “Iya, Kak... Maudy yakin kakak pasti sembuh, dan kakak bisa menjalani rumah tangga seperti awal menikah dengan suami kakak.” Maudy merasa iba melihat Jasmine yang terlihat merasa bersalah pada suami wanita itu, padahal ini semua juga bukan kemauan Jasmine. “Itu semua gak mungkin, Maudy. Karena sakit yang kakak alami udah stadium akhir. Bisa dibilang kakak hanya tinggal menunggu waktu.” Ungkap Jasmine dengan mata berkaca-kaca, bayangan dirinya pergi sebelum melihat suaminya menikah lagi rasanya begitu berat. “Kakak jangan ngomong gitu, kita baru kenal bahkan baru beberapa hari bersama. Maudy ingin terus mengenal kak Jasmine dan menghabiskan waktu bersama.” Maudy memeluk Jasmine, rasanya tidak mau berpisah dengan wanita itu. Walaupun yang namanya kematian

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 10

    Pukul 19.00 wib,Maudy tengah membuat bubur di dapur untuk Jasmine. Sesekali gadis itu mencicipi rasanya, memastikan bubur yang dibuatnya tidak terlalu hambar atau terlalu asin.“Semoga Kak Jasmine suka,” gumamnya sambil tersenyum.Setelah bubur matang, Maudy menuangkannya ke dalam mangkuk. Berjalan keluar menghampiri Jasmine yang tengah beristirahat di kamar.“Kak, buburnya udah jadi. Ini Mudy bikinin khusus buat kakak,” Ucap Maudy tersenyum.Jasmine membuka matanya perlahan, menatap gadis itu, “Makasih, Maudy. Kamu baik banget.”Maudy dengan cekatan membantu Jasmine duduk bersandar, lalu menyuapi Jasmine dengan hati-hati. Jasmine menikmati bubur yang dibuat Maudy dengan Iahap. Membuat gadis itu merasa senang.“Enak gak, kak?” Tanya Maudy menatap wanita di depannya itu, berharap Jasmine suka bubur buatannya.“Hu'um, enak banget.” Jawab Jasmine manggut-manggut sambil mengunyah.Maudy seketika tersenyum senang melihat Jasmine makan bubur itu dengan lahap.Jasmine menghabiskan bubur bu

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 9

    ~SUPERMARKET~Maudy mengambil sebuah troli dan mulai berkeliling, mencari bahan makanan yang dibutuhkan.Maudy mengambil beras yang cukup untuk dirinya selama satu bulan. Setelah itu, ia mengambil beberapa kotak telur ayam. Kemudian beralih ke bagian sayur dan buah, memilih beberapa jenis sayuran hijau dan buah lainnya.Tidak lupa Maudy mengambil beberapa jenis cemilan, juga beberapa minuman.Setelah merasa sudah lengkap, Maudy mendorong troli menuju kasir. Wanita itu menata barang-barang belanjaannya dengan rapi, menunggu giliran untuk membayar.Saat Maudy tengah mengantri, tatapannya terhenti pada seorang wanita yang duduk di kursi roda, dengan wajah pucat pasi. Maudy mengenal wanita itu, Jasmine seseorang yang ia temui di rumah sakit waktu itu.Sementara itu_Jasmine begitu terlihat lemah, tangan wanita itu gemetar, dan keringat dingin menetes di kening. Di samping Jasmine, terdapat seorang asisten rumah tangga dengan wajah panik. “Kan saya sudah bilang, Nyonya. Nyonya jangan ikut,

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 8

    “Mas...” Panggil Maudy. Arya tersenyum, sebuah senyum yang penuh makna. Pria itu kemudian ikut masuk ke dalam bathtub. Air hangat membasahi tubuh keduanya, menciptakan suasana yang menggoda. Maudy yang awalnya gugup, mulai merasakan sensasi yang berbeda. Arya dengan tangannya yang hangat, menelusuri lekuk tubuh wanita itu. Maudy yang awalnya menolak, mulai merasakan ketertarikan yang sama. “Mas, stop! Jangan ke bawah!” Maudy mencegah tangan Arya yang hampir menyentuh area miliknya. “Kenapa?” Suara Arya terdengar semakin berat, gairahnya sudah memuncak. “A-Aku lagi datang bulan,” Jawab Maudy sedikit tersengal. Arya dengan tubuh yang bergetar karena hasrat, menatap Maudy dalam-dalam. Uap air hangat mengepul, membasahi kulit istri mudanya itu, semakin menonjolkan lekuk tubuh Maudy yang indah. Arya merasakan tubuhnya panas, napasnya tersengal-sengal. la merasakan sebuah gelombang keinginan yang tak tertahankan, menyerbu dirinya. “Maudy, saya_” Arya terdiam, kata-kata yang ingin i

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 7

    “Karena aku gak mau kalau sampai Mas jajan di luar sana! Bagaimana pun juga, aku gak mau nyiksa hasrat Mas. Aku gak bisa melayani Mas dan juga gak bisa memberikan anak. Jadi, aku mohon menikahlah lagi, Mas!” Pinta Jasmine. Arya terdiam, hatinya merasa bersalah. Ia merasa sangat bersyukur memiliki istri seperti Jasmine, yang begitu tulus mencintainya dan selalu mengutamakan kebahagiaannya. Arya merasa terharu dengan pengorbanan Jasmine, yang rela melepaskan kebahagiaan wanita itu demi kebahagiaan Arya. “Jasmine...” Arya tidak bisa berkata apa-apa. Merasa sulit untuk menjelaskan bahwa saat ini ia sudah menikah lagi. Namun Arya takut jika istrinya itu sebenarnya tidak siap bahkan nanti malah membuat sakit wanita itu semakin parah. “Aku mohon, Mas... Mas nikah lagi ya! Aku akan bahagia melihat Mas bahagia, asal Mas menikah dengan wanita yang juga mau menerimaku sebagai kakak madunya!” Jelas Jasmine. “Mas akan memikirkan semuanya dulu, sayang.” Jasmine mengangguk, air matanya terus m

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 6

    Tiba-tiba, ponsel Arya yang terletak di nakas berbunyi. Nada deringnya yang khas, sebuah lagu romantis yang sering ia dengarkan bersama Jasmine, membuat Maudy tersentak, kembali ke kenyataan. Arya mengernyit, melihat layar ponselnya. “Istriku menelepon,” gumamnya, nada suaranya berubah, sedikit gugup. Maudy menunduk, hatinya mulai berdesir. Ia tahu, itu istri pertama suaminya, adalah sosok yang sangat penting dalam hidup Arya. Jasmine adalah wanita yang telah menemani Arya selama bertahun-tahun, wanita yang telah memberikannya cinta, kasih sayang, pada pria di sampingnya. “Saya angkat telepon dulu, kamu diam jangan bersuara!” Tegas Arya, namun ada sedikit kekhawatiran yang tersirat di dalamnya. Maudy mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. Entah apakah dia sudah mulai merasa cemburu atau bagaimana. Ia tahu, prioritas Arya adalah Jasmine, dan pria itu tidak ingin istri pertamanya tahu jika sedang bersama Maudy. Maudy juga tidak protes karena tidak ingin menjadi penyebab keretakan

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 5

    Pukul 17.00 wib, setelah minum obat dan istirahat yang cukup, Maudy merasa tubuhnya mulai membaik, bahkan sekarang ia sudah sibuk memasak untuk dirinya sendiri. “Untungnya isi kulkas penuh, jadi aku gak perlu belanja.” Sebenarnya menjadi istri Arya cukup menguntungkan, ia tidak perlu kerja keras untuk mencari uang, namun rasa bersalah pada Kakak madunya terus menghantui pikirannya. Saat Maudy sedang sibuk membuat ayam goreng mentega, juga tumis kangkung, Maudy terlonjak kaget saat merasakan ada yang menggelung rambutnya yang tergerai bebas. “Astaghfirullah hal adzim, Mas... Kamu ngagetin aku tau,” Bagaimana tidak kaget, ia tinggal di apartemen ini sendiri, jadi saat merasakan ada yang memainkan rambutnya, Maudy langsung kaget. “Kalau lagi masak itu rambutnya di ikat, biar gak ganggu,” Maudy melepas dasinya, lalu mengikatkan dasi itu pada rambut panjang Maudy, “Kamu ngapain masak sih, emang kamu udah mendingan??” Tanya Arya, khawatir. Maudy mengangguk pelan, tak berani men

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 4

    Tak berselang lama, wanita itu tiba di rumah sakit, Maudy segera menuju area pendaftaran untuk mendaftarkan dirinya. Dengan langkah mantap, ia mengisi formulir dan menyerahkan berkas yang diperlukan. Setelah selesai, Maudy duduk di ruang tunggu. Saat sedang duduk di ruang tunggu, pandangannya tertuju pada seorang wanita yang duduk di kursi roda. Wajah wanita itu begitu pucat, seolah kehilangan segenap warna. Maudy merasa simpati melihat keadaan wanita itu, apalagi tidak terlihat ada orang disekelilingnya.Maudy memutuskan untuk mendekati wanita itu, karena melihat ingin minum dari botol tapi kesusahan.“Biar aku bantu bukain, Kak.” Ucap Maudy, mengambil botol minum dari tangan wanita tersebut.Wanita itu menatap Maudy dengan sorot mata lelah, namun senyuman kecil terukir di bibirnya, “Terima kasih, maaf merepotkan,” jawab wanita itu pelan.Setelah berhasil membuka botol minum tersebut, Maudy meletakkan sedotan agar wanita itu mudah untuk meminumnya.“Kakak sendirian?” Tanyanya ingin

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 3

    Di apartemen...Maudy memutuskan untuk bangun dan menuju kamar mandi. Walaupun masih terasa nyeri, namun wanita itu harus menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.Di bawah guyuran air shower yang menyegarkan, Maudy merasakan tubuhnya bergetar perlahan melepaskan ketegangan. Maudy memejamkan mata, mencoba menenangkan diri dari situasi yang sedang di hadapinya. Meski begitu, Maudy sadar bahwa dirinya harus terus berjalan dan menghadapi kenyataan, karena hidup tidak mungkin diam di tempat saja.Setelah selesai, Maudy mengambil sejadah dan menggelarnya dengan hati-hati di atas lantai. Maudy menunaikan sholat, berusaha khusyuk meski pikirannya terus saja melayang memikirkan hari esok yang masih menjadi misteri.“Ya Allah, mengapa takdirku harus begini? Aku tak sanggup menerima kenyataan ini,” Maudy berdoa dengan air mata yang kembali membasahi pipinya, “Walaupun rasa Cinta itu belum ada untuk Mas Arya, tapi hatiku terasa remuk menghadapi keadaan ini, Ya Allah... Bagaimana juga pera

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status