Share

HADIAH DARI UMI

Ketukan pintu membuatku segera beranjak dari kamar, tak sabar lagi ingin bertemu dengan Nara. Berjalan sedikit berlai menuruni anak tangga.

Ternyata Mbok Darmi lebih dulu membukakan pintu, sementara aku berdiri di belakangnya.

"Assalamualaikum,’’

Ah, ternyata umi yang datang bersama Amara.

"Waalaikumsalam’,’ aku bersama Mbok Darmi bersama menjawab salam umi dan Amara, segera meraih tangan umi lalu menciumnya.

"Kenapa tegang Bulan? Nungguin orang?’’

tanya umi seperti mengerti yang sedang aku lakukan.

Aku tersenyum dan menggandeng tanganya untuk masuk.

"Tadi Bulan pikir teman Bulan, eh… tahunya umi datang gak nelpon dulu. Maaf ya, Bulan teh belum bisa main Umi, Bang Amar masih sibuk di kampus belum lagi kegiatan bersama majelisnya.’’

"Gak apa-apa, tadi kata Amar kamu demam jadi Umi ajak Mara buat jenguk sekalian periksa kamu.’’

"Iya Mbak, Umi udah khawatir banget, udah gak sabar tuh buat ke sini.’’

"Bulan cuma pusing sedikit, gak apa-apa kok Umi.’’

Kami bercengkrama hingga sore, aku mas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status