KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA

KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Oleh:  Triyani Soeyatno Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
102Bab
72.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Teganya Mas Iqbal mengatakan pada teman-teman seprofesinya bahwa aku bau amis. Dia bahkan tega membandingkan aku dengan perempuan bernama Rosa yang menurutnya selalu terlihat cantik dan juga wangi. Berbanding terbalik denganku yang hampir setiap hari hanya berteman dengan tepung, telur, dan juga ikan. Mas Iqbal lupa, bahwa dari hasil aku mengadon bahan-bahan itulah dulu dia bisa kuliah hingga mendapat gelar sarjana dan kini karirnya sebagai PNS naik jenjang. Dia lupa, bahwa karir yang membuatnya merasa tak pantas lagi bersanding denganku adalah hasil tetesan keringat istri yang telah dihinanya ini. Kita lihat saja, Mas, apa yang bisa aku lakukan setelah kau menghina dan merendahkan harga diriku!

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1

Bab 1

Mataku membulat sempurna menatap ponsel yang ada di tanganku. Saat ini aku tengah melihat sebuah video yang dikirim oleh nomor tak dikenal. Dalam video itu tampak suamiku––Mas Iqbal dan teman-teman seprofesinya yang masih mengenakan seragam PNS sedang berada di sebuah kafe.

"Pak Iqbal mukanya kusut banget, kayak baju yang belum disetrika. Setiap kali mau pulang, pasti deh mukanya kelihatan bete. Emang kenapa sih, Pak?" tanya salah satu teman Mas Iqbal.

"Sebenarnya saya malas pulang, Pak. Nggak betah saya di rumah, soalnya yang di rumah itu makin lama makin kelihatan kucel, mana bau amis lagi."

Deg!

Aku sangat terkejut mendengar jawaban Mas Iqbal. Apa maksudnya dia bicara seperti itu?

"Emangnya sebau apa sih istrinya, sampai Pak Iqbal ilfil begitu," sahut teman Mas Iqbal yang lain.

"Pokoknya bau banget, Pak. Kalian pasti nggak akan sanggup deh, dekat-dekat sama istri saya. Setiap hari dia 'kan pegang ikan dan telur terus. Baunya itu bikin mual, saya aja sampai mau muntah kalau dekat lama-lama sama dia," ungkap Mas Iqbal dengan ekspresi jijik.

Ya Allah, jadi seperti ini kelakuan Mas Iqbal di belakangku. Tega sekali dia menggunjing dan menjelek-jelekkan aku di depan teman-temannya.

Refleks kucium baju dan badanku sendiri. Apa benar, aku bau amis seperti yang dikatakan oleh suamiku barusan?

Tidak! Mana ada tubuh dan pakaianku bau amis. Walaupun hampir setiap hari aku berkecimpung dengan bahan pembuatan empek-empek, tapi bukan berarti badan dan bajuku jadi bau amis. Tentu saja karena aku selalu berusaha menjaga kebersihan.

"Istrinya suruh mandi kembang, Pak, biar wangi," celetuk teman Mas Iqbal sambil terkekeh. Sungguh, ingin rasanya kusumpal mulutnya yang busuk itu.

"Emangnya Pak Iqbal nggak mampu beliin minyak wangi buat istrinya?" sahut yang lain seolah sengaja menyiram bensin diatas api yang sedang berkobar.

"Keteknya bau juga nggak, Pak?" kelakar yang lain diiringi gelak tawa.

"Jangankan ketek. Nafasnya aja bau banget!" seru Mas Iqbal yang membuatku semakin meradang.

Tanganku terkepal, dadaku naik turun karena aku begitu emosi mendengar kalimat demi kalimat penuh hinaan yang sangat menyakiti hatiku.

Kurang ajar mereka semua, laki-laki bermulut sampah. Padahal mereka adalah seorang guru yang harusnya bersikap baik dan menjadi teladan. Apalagi Mas Iqbal, suami macam apa dia? Bisa-bisanya aku mendengar kalimat penuh hinaan dari mulut suamiku sendiri. Seseorang yang selama ini paling dekat dan paling aku sayang karena hanya dia yang aku miliki setelah kedua orang tuaku meninggal.

Apa sebenarnya maksud dan tujuan Mas Iqbal berkata seperti itu? Dia menghinaku, meledekku, dan merendahkan harga diriku dengan menjadikan aku bahan olok-olok di depan teman-temannya. Bukankah seharusnya seorang suami tidak melakukan hal seperti itu? Apa pantas seorang suami menggunjing istrinya sendiri di depan orang lain?

"Tapi kok Pak Iqbal masih ngasih izin Bu Melati buat jualan empek-empek? Kan sekarang Pak Iqbal udah jadi PNS, emang nggak malu istrinya masih jualan jajanan kayak gitu?"

"Sebenarnya saya malu, Pak. Tapi mau bagaimana lagi kalau dia maunya begitu. Saya udah larang tapi dia masih kekeuh mau jualan, katanya lumayan buat tambah-tambah. Ngeselin banget 'kan punya istri kayak gitu."

Oh, jadi selama ini Mas Iqbal malu aku jualan empek-empek? Oke, kalau begitu mulai besok aku nggak akan jualan lagi. Kita lihat saja, apa kamu bisa menanggung semua biaya kebutuhan sehari-hari kita.

Ya, selama ini aku bekerja banting tulang dengan berjualan empek-empek bukan tanpa sebab. Itu karena aku harus menanggung biaya hidup kami sehari-hari. Sedangkan gaji Mas Iqbal selalu diberikannya pada ibu dan adik perempuannya yang saat ini masih kuliah.

Lalu aku harus bagaimana? Apa harus diam saja tanpa melakukan apapun demi dapur bisa selalu ngebul? Bukannya berterima kasih karena aku sudah berusaha meringankan bebannya, dia malah menghina dan merendahkan harga diriku.

Mungkin sekarang karena sudah merasa hebat, Mas Iqbal merasa malu dengan pekerjaanku sebagai penjual jajanan khas Palembang. Tapi apa dia lupa, siapa yang bekerja keras banting tulang demi membiayai kuliahnya agar karirnya bisa naik jenjang?

Dasar suami tak tahu diri. Apa ini yang dinamakan kacang lupa kulitnya?

Sungguh aku tak habis pikir dengan kelakuan Mas Iqbal. Tapi jangan harap aku akan diam saja diperlukan seperti ini. Akan aku perlihatkan sisi lain dari seorang Melati.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Eko Pratiwiningsih
lanjutkan......
2024-07-21 06:58:04
1
default avatar
Alo Arman
mau ke rmh gua aja lu ya gua
2024-06-27 11:51:08
1
default avatar
Benny
Seru dan layak untuk dibaca.
2024-06-22 17:58:40
3
102 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status