Share

Bab 11 Memperebutkan Harta

Penulis: Juni
Ketika Naomi keluar dari kantor polisi, dia melihat mobil Yuki dan Clay yang diparkir bersebelahan.

Yuki dan Clay berdiri agak jauh, ekspresi mereka terlihat masam. Begitu melihat Naomi, Clay langsung berlari menghampirinya. Clay merasa bersalah karena telah mencurigai Naomi.

Namun Naomi mengacuhkan Clay dan berjalan ke arah mobil Yuki.

Clay menarik pergelangan tangan Naomi. "Aku datang menjemputmu pulang ke rumah."

"Pulang ke rumah?" Naomi tersenyum menyindir. Dia menepis tangan Clay sambil menjawabnya dengan tenang, "Itu bukan rumahku lagi."

Perasaan Naomi untuk Clay sudah mati, tidak ada seorang pun yang bisa memahaminya.

Pada kehidupan sebelumnya, Clay tidak membantu Naomi saat dibawa ke kantor polisi. Saat itu Naomi panik dan ditahan selama 3 hari. Alhasil, Naomi bisa bebas karena bantuan Yuki.

"Naomi!" Suara Clay terdengar panik.

Naomi berhenti dan menoleh ke arah Clay. Pria itu memiliki wajah yang tampan, hidung mancung, postur tubuh yang tinggi, setiap inci tubuhnya sangat memesona. Tidak heran para wanita di luar sana masih berusaha mendekati meski Clay sudah menikah.

Sepuluh tahun yang lalu, Naomi juga terpesona akan ketampanan Clay. Namun, sekarang rasanya Naomi ingin merobek wajah Clay.

"Lepaskan tanganmu!" Naomi menjawab dengan nada yang dingin.

Jantung Clay berdebar kencang, dia tahu bahwa Naomi marah.

Tanpa banyak bicara, Naomi mengempaskan tangan Clay, lalu berjalan ke arah mobil Yuki. Semua berlangsung secara cepat, Clay bahkan belum sempat mencernanya.

Clay menatap sosok Naomi yang beranjak pergi. Dulu Naomi bagaikan seekor burung kecil yang membutuhkan perlindungan, tetapi dirinya yang sekarang terasa bagaikan sebuah gunung yang sulit dijangkau.

Naomi membuat Clay merasa asing.

....

Di dalam mobil.

Raut wajah Naomi tampak tertekan. Dalam satu malam, berat badan Naomi turun drastis. Wajahnya terlihat lebih tirus dan lesu.

Yuki memberikan sebotol air untuk Naomi. "Minumlah."

"Terima kasih." Naomi mengambil air yang diberikan.

Melihat Naomi yang kesulitan membuka tutup botol, Yuki kembali mengulurkan tangannya. "Sini, biar aku buka."

"Aku bisa sendiri." Naomi tidak percaya, masa dia lemah sampai tidak bisa membuka penutup botol air?

Apakah di mata orang-orang Naomi adalah wanita yang lemah?

Tangan Naomi sangat kecil. Ketika membuka penutup botol, tenaga Naomi seolah tidak cukup untuk melakukannya.

Mungkin beginilah Clay memandang Naomi selama 10 tahun ini. Sejak saling mengenal, Clay selalu membantu dan memanjakan Naomi.

Yuki tidak memaksa Naomi yang keras kepala. Akhirnya Naomi berhasil membuka penutup dan meneguk setengah botol air.

"Yuki," panggil Naomi sambil menatap lurus ke depan.

"Hmm?"

"Kenapa dia tega?" Tatapan Naomi terlihat kosong.

Kehidupan sebelumnya mengajarkan Naomi untuk menjadi orang yang tenang.

Yuki menarik napas panjang. "Kalau sedih, kamu boleh berteriak sekerasnya. Nggak bakal ada yang melarangmu."

Setelah mengetahui perselingkuhan suaminya, apa yang harus dilakukan Naomi kalau bukan marah-marah?

Naomi menatap ke luar jendela. Dia tidak ingin menunjukkan kesedihan di depan sahabatnya.

"Yuki, tolong antar aku pulang," kata Naomi.

"Kamu masih mau pulang?" Yuki terkejut, dia mengira kalau Naomi sudah tidak mau kembali ke rumah itu.

Naomi sadar apa yang sedang dihadapinya. Dia benci tinggal satu atap bersama Clay, tetapi sekarang Naomi tidak boleh pergi ke mana pun.

Setidaknya keamanan Naomi terjamin selama tinggal di rumah Clay, tidak akan ada yang berani menyakitinya. Namun kalau Naomi tinggal di luar, tak hanya musuhnya, media pun pasti memburu Naomi.

Naomi tidak ingin menyeret Yuki ke dalam masalah rumah tangannya.

"Kenapa nggak pulang? Rumah itu adalah hakku juga," jawab Naomi.

Naomi tidak kelihatan seperti orang yang akan mempermasalahkan harta. Meskipun yatim piatu, Naomi bukanlah wanita materialistis.

Ketika Clay menikahi Naomi, masyarakat yang tidak mengenal Naomi mengatakan kalau dia hanya mengincar harta Keluarga Harison. Namun sahabat-sahabat Naomi tahu bahwa dia tidak akan menjual harga dirinya demi uang.

Tidak peduli seberapa banyak uang dimiliki Clay, jika Naomi tidak mencintainya, mereka tidak akan pernah bersama.

"Aku ingin memintamu untuk mengurus kasus perceraianku. Aku ingin mendapatkan semua yang menjadi hakku," kata Naomi dengan tegas.

"Oh, oke." Yuki mengangguk.

Tadinya Yuki khawatir kalau Naomi akan merelakan semua haknya selama membina rumah tangga bersama Clay. Namun ternyata Naomi tidak bodoh, dia tahu kapan harus menuntut haknya.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 185 Tidak Bisa Melewati Malam Ini

    Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 184 Pukulan Telak

    Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 183 Dokter yang Disuap

    Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 182 Bersikeras Menolaknya

    "Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 181 Membuatnya Bangkrut

    Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C

  • Kebangkitan sang Istri Tertindas   Bab 180 Bradlie

    Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status