LOGINSeberapa besar dulu suamiku mencintaiku? Demi bisa menikahiku, dia melakukan lamaran sampai 99 kali. Pada lamaran ke-100 kalinya, aku akhirnya luluh oleh kegigihannya. Aku pun menjadi Nyonya Wirawan yang membuat semua orang di Kota Haidar iri. Pada hari pernikahan kami, aku memberinya 99 kupon rujukan. Kami berjanji, selama kupon-kupon itu belum habis digunakan, aku akan selalu berada di sisinya. Selama lima tahun pernikahan, setiap kali dia pergi menemani cinta pertamanya, satu kupon rujukan akan terpakai. Saat dia menggunakan kupon rujuk ke-97, suamiku tiba-tiba menyadari bahwa aku telah berubah. Aku tidak lagi menangis atau membuat keributan, juga tidak lagi memintanya untuk tinggal. Ketika dia kehilangan kendali karena sekretarisnya yang sok polos itu, aku diam-diam bertanya padanya, "Kalau kamu pergi menemaninya, bolehkah aku menggunakan satu kupon rujukan?" Pria itu tertegun sejenak, lalu untuk pertama kalinya, hatinya melunak. "Oke, toh baru terpakai 60-an kupon sekian. Kalau kamu mau pakai, pakailah." Aku hanya menggumam pelan, lalu membiarkannya pergi. Dia tidak tahu, bahwa itu adalah kupon rujukan ke-97 yang digunakannya. Dan kupon rujuk kami ... kini hanya tersisa dua lembar terakhir.
View MoreSaat lelah, aku sesekali pergi ke desa nelayan di Liguria untuk tinggal selama seminggu.Setahun berlalu, aku berhasil menjadi pengacara rekan di firma hukum, karierku terus menanjak dengan stabil. Segalanya berkembang ke arah yang baik, kecuali sesekali ketika melihat wajah Sakha yang murung di bawah gedung. Itu saja sudah cukup membuat suasana hatiku terasa sial.Selama satu tahun berpisah, dia menerima 99 surat perjanjian perceraian, tetapi tetap menolak menandatanganinya. Sepertinya dia ingin mengerahkan kembali kegigihan yang dulu dia gunakan untuk mengejarku dan berharap aku iba, lalu bersedia kembali bersamanya.Awalnya, hatiku memang sempat tersentuh sedikit.Namun setelah melihat kabar yang dikirim rekan kerja, aku memadamkan sendiri rasa iba yang seharusnya tidak pernah ada itu.Di dalam negeri, Sakha mendatangi orang tuaku dan mengungkapkan semuanya. Dia menangis sambil menyatakan penyesalannya. Hanya saja dia lupa satu hal, sifat anak sering kali mewarisi orang tuanya.Aku
"Dua tahun ini, aku terlalu memperhatikan Julia karena aku melihat bayangan dirimu sembilan tahun lalu pada dirinya, dan keliru mengira bahwa aku menyukainya. Tapi setelah kamu pergi, aku baru menyadari, apa yang kusebut suka itu hanyalah ilusi. Orang yang benar-benar kucintai sejak awal sampai sekarang tetap kamu."Aku menatapnya dengan sinis, berusaha keras menahan rasa mual yang bergolak di perutku.Pengakuan penuh perasaan yang dia anggap mendalam itu masih berlanjut, "Selama bertahun-tahun ini, semua yang kamu lakukan selalu kulihat. Mungkin karena kemampuanmu di pekerjaan membuatku tertekan dan tersentuh, aku merasa kamu berubah.""Rasional dan kuat, seperti mesin yang dingin dan tak berperasaan.""Jadi ketika Julia muncul, tanpa sadar aku ingin mendekat. Seolah-olah aku kembali melihat dirimu saat pertama kali kita bertemu darinya ....""Prycil, aku nggak ingin bercerai, apalagi kehilanganmu. Mengingat aku rela mengatasi fobiaku terhadap pesawat dan pergi ke luar negeri untukmu,
Bahkan untuk urusan bisnis lintas negara sekalipun, dia selalu memercayakannya kepadaku untuk membawakan kontrak yang sudah dia tandatangani lebih dulu dan menyelesaikannya."Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa kamu tiba-tiba mau ke luar negeri?" Orang di seberang telepon terus mendesak meminta alasan.Sakha terdiam sejenak, lalu mengembuskan napas panjang. "Prycil pergi ....""Hah?" Nada di seberang terdengar terkejut. Namun di luar dugaan, dia tidak melanjutkan pertanyaan itu."Aku mau tanya sesuatu. Selama tiga tahun ini, apakah kalian semua merasa aku sudah melewati batas dengan Julia? Apakah kalian merasa aku telah menyakiti Prycil?"Pertanyaannya membuat sahabat di seberang sana terdiam. Dan terkadang, diam adalah jawaban terbaik."Aku mengerti."Pria itu membuka mulut dengan wajah getir, "Ini salahku. Sejak Julia muncul, tanpa sadar aku tertarik padanya.""Aku merasa dia kadang mirip Prycil waktu muda dulu, cerah dan penuh semangat. Tapi aku seharusnya nggak mencampuradukkan mer
Meskipun dia terus-menerus menghibur dirinya sendiri di dalam hati, melihat meja kerjaku yang tetap kosong tetap membuatnya gelisah. Bahkan saat menangani pekerjaan, dia menjadi tidak fokus.Saat Sakha kembali melihat meja kerjaku yang kosong, rasa tidak nyaman di hatinya semakin berat. Akhirnya, dia tidak bisa lagi menahannya dan memanggil direktur HR."Pak Sakha, apakah ada pekerjaan yang ingin Anda sampaikan?""Prycil hari ini izin?" Pria itu menatap dokumen di depannya, bertanya seolah tanpa terlalu memikirkannya.Direktur HR tertegun sejenak, lalu menatapnya dengan wajah penuh kebingungan. "Bu Prycil sudah mengundurkan diri.""Apa?!"Tangan Sakha yang sedang menandatangani dokumen tiba-tiba berhenti, ujung pena merobek kertas putih yang halus. "Kapan ini terjadi? Siapa yang menyetujuinya? Kenapa aku nggak tahu?"Direktur HR bertanya dengan ragu, "Diajukan tadi malam dan Anda yang menyetujui pagi ini."Kalimat itu membuat Sakha seketika tersentak, lalu dia terdiam di tempat. Kemudi












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.