Share

Bab 4

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2025-10-31 06:35:04

Perlahan Katya turun dari atas jembatan. 

Niatnya pupus sudah. Dia tak sanggup menjalani hidup ini tapi untuk mati dia juga tak berani.

Keadilan memang sulit dia dapatkan. 

Pada intinya memang dia yang bodoh mau saja melakukan hal itu. 

Katya tak pernah punya keinginan untuk membalas dendam. 

Akan tetapi hatinya begitu sakit saat tahu dia harus menanggung semua akibat kesalahannya seorang diri, sedangkan sutradara dalam drama ini melenggang bebas dan mendapatkan apa yang dia inginkan. 

Prof. Ben tak berhak mendapatkan proyek itu dan mungkin saja semua proyek yang dia dapatkan dengan cara licik. 

Dia memang lemah dan tak berdaya tapi semutpun bisa mengalahkan gajah jika dia mau. 

Dengan semangat itu, Katya kembali menjalankan motornya kali ini dia akan pulang kembali ke rumahnya. 

Malam belum terlalu tua, jika perkiraannya benar jam delapan malam dia sudah akan sampai ke tempat yang dia tuju. 

Semoga saja kakaknya sudah pulang kembali ke rumahnya, jadi dia tak perlu bertemu dengan kakaknya itu. 

Katya membuka pintu rumah dengan hati-hati, dia memang sengaja memarkir motornya di tepi jalan, supaya memudahkannya untuk pergi lagi. 

Sepi. 

Dia menghela napas lega, akhirnya sang kakak pulang juga. Bukan dia tak mau kenal dengan saudaranya lagi tapi dalam kondisi pikiran ruwet seperti ini dia tak butuh penghakiman dari siapapun terutama kakaknya. 

Dengan langkah ringan dia membuka pintu kamarnya. 

"Apa yang mbak lakukan di kamarku?!!!"

Mata Katya membelalak saat sang kakak mendekap ranselnya... Ransel yang berisi uang yang diberikan Prof. Ben. 

"Ternyata kamu memang benar-benar pelacur ya Katya. Bapak dan ibu pasti menangis di alam kuburnya." 

Katya ingin sekali menampar mulut kakaknya yang lancang itu, tapi saat dia ingat uang yang ada dalam dekapan kakaknya, dia berpikir lain. 

"Berikan ransel itu padaku, mbak. Uang itu awalnya aku pinjam untuk pengobatan ibu." 

"Pinjam... Hah murah hati sekali orang yang meminjamnya apa jaminannya adalah tubuhmu?" 

Katya menggeleng tak tahu lagi bagaiaman harus menjelaskan pada kakak kandungnya ini, setahunya memang sejak dulu mbak Karin memang egois dan mau menang sendiri, tapi dia tidak tahu kalau kakaknya ini juga suka ikut campur urusannya. 

"Uang ini untuk ibu bukan, jadi akan aku ambil untuk sedekah ibu." 

"Apa maksudmu?"

"Uang ini untuk acara mendoakan ibu, uangku sudah habis untuk acara kemarin jadi ini sebagai gantinya." 

Tahulah Katya sekarang apa maksud kakaknya ini. 

"Dengan uang hasil menjual diri, bagaimana kalau semua orang tahu dan menganggap mbak mucikariku." 

Saat sang kakak bersiap mendebatnya saat itulah Katya bergerak cepat merampas ransel dari tangan kakaknya dan mengunci  pintu kamarnya dari luar. 

"Katya!!! Dasar pelacur sialan!!! Keluarkan aku dari sini!!!" 

Katya bahkan tak menoleh lagi, dia langsung berjalan cepat keluar rumah dengan ransel berisi uang itu. 

Dia sama sekali tak menyangka kakaknya akan bertindak selancang itu. 

Beberapa orang terlihat melongok mendengar keributan itu tapi Katya tak peduli, dia sudah kenyang dengan hinaan dan makian dan menganggapnya sangsi sosial untuk apa yang dia lakukan, tapi tidak dengan uang ini. 

***

"Untuk apa kamu datang kemari?! Mau menggoda suamiku?!" 

Astaga... 

Katya tidak bermaksud merasa sok cantik dan sok baik sebenarnya,  dia memang telah melakukan kesalahan tapi dia tak sudi jika harus menanggung kesalahan orang lain. 

Apalagi orang serakah dan licik macam Prof. Ben.

Dan menggodanya, yang benar saja memangnya pelacur juga tidak pilih-pilih usia prof. Ben bahkan sama dengan ayahnya. 

"Maaf saya ingin bertemu dengan Prof. Ben ada hal yang harus saya katakan padanya. 

"Enak saja kamu bilang mau ketemu suamiku. Kamu mau menjebak suamiku juga seperti Prof. Erland?" 

Katya memajamkan matanya, dia mengerti apa yang dirasakan oleh istri dari Prof Ben apalagi setelah videonya viral. 

Dia sekarang bukan mahasiswi miskin tapi cemerlang lagi, dia hanya wanita murahan yang tega menjebak dosennya. 

"Saya hanya ingin mengembalikan uang yang suami anda berikan pada saya." 

Katya membuka tas punggung yang memang dia simpan dalam jok motornya. Uang itu bahkan terasa lebih berat dengan bayang dosa yang telah dia perbuat. 

Sang nyonya menatap Katya dengan mata terbelalak, dan wajah yang pucat pasi, dia sampai takut  kalau wanita itu akan terkena serangan jantung. 

"Ja-jadi kamu juga ada main dengan suamiku... Dasar pelacur!!!Murahan!!! Pergi! Sebelum aku lapor polisi!!!" 

“Saya akan sangat berharap anda melapor ke polisi, supaya semua tahu keterlibatan suami anda.” 

Wajah wanita itu merah padam mendengar tantangan Katya. 

"Kamu mengancamku... Aku istri sah di sini dan kamu hanya-"

"Apa menurut anda saya mau menjadi simpanan suami anda??" Katya tak bermaksud menghina tapi itu memang kenyataannya. 

"Atau anda yang ingin saya menjadi simpanan suami anda, lalu kenapa anda tidak memanggilnya supaya kita tahu dia mau atau tidak." 

Katya hanya berdiri tenang melihat wanita itu berteriak seperti orang gila memanggil suaminya.

Tak lama kemudian Prof. Ben yang menggunakan pakaian tidurnya keluar dengan panik dan matanya membelalak saat melihat Katya berdiri di ruang tamu rumahnya. 

"Apa yang kamu lakukan di sini?!" Beberapa kali dia menatap istrinya yang menatapnya seperti elang sedang menandai mangsanya. 

"Mengembalikan uang yang anda berikan pada saya, seharusnya memang uang itu menjadi milik saya karena sesuai perintah anda saya berhasil menjebak Prof. Erland dan membuatnya harus kehilangan proyek itu, tapi saya rasa anda lebih butuh uang ini untuk pengobatan jiwa anda yang sakit." 

Katya menatap istri dari Prof. Ben dengan tajam. "Mungkin anda tidak percaya ini tapi suami andalah yang sebenarnya telah menjebak saya dan Prof. Erland, tapi tenang saja saya tidak bermaksud melaporkan suami anda, karena apa... Karena saya tidak ingin dia meringkuk di dalam penjara untuk menghabiskan masa tuanya."

"Jangan bicara sembarangan Katya!! Kamu bisa aku tuntut dengan pencemaran nama baik." 

"Silahkan... Anda lupa perbuatan anda yang memanipulasi saya dengan memberikan obat itu bisa masuk tindak pidana." 

Wajah laki-laki itu memerah apalagi saat sang istri menatapnya dengan pandangan tak percaya. 

"Kamu tidak punya bukti dan saksi untuk melakukannya." 

Katya membeku. Benar apa yang dikatakan lelaki keparat di depannya.

"Saya memang tidak punya saksi dan bukti tapi saya sangat yakin hukum karma pasti ada. Silahkan ambil lagi uang anda pas seratus juta, dan semoga uang itu bisa membantu anda di masa sulit nanti." 

Tanpa menunggu reaksi dua orang yang terlihat masih shock dengan apa yang dia lakukan, Katya melangkah pergi dari sana. 

Dia tahu telah menabuh genderang perang dengan dosennya yang licik itu. Tapi dia juga tak boodoh, dia menyentuh ponsel yang sejak tadi menyala itu dan mengamankan rekaman yang berhasil dia ambil. 

Bukan bukti valid memang karena tak ada pengakuan laki-laki itu tapi dia rasa ini sudah cukup untuk membuat laki-laki itu gentar dan kehilangan proyek itu. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kesalahan Semalam dengan Dosen Tampanku   Bab 5

    Katya menyadari satu hal. Selama dia menjadi asisten Prof. Erland dia bahkan tak tahu rumahnya. Laki-laki itu terlalu misterius jika menyangkut urusan pribadinya. Prof Erland lebih suka bertemu dengan dengannya di kampus atau cafe. Jalan satu-satunya adalah menghubungi ponselnya dan meminta bertemu. "Apa beliau sudah tidur?" Gumam Katya saat panggilannya tak juga diangkat, jam di layar ponselnya masih menunjukkan pukul sepuluh malam, dan biasanya jam segini Prof. Erland masih berbalas pesan dengannya. Atau beliau tak sudi lagi berhubungan apapun dengannya. Pemikiran itu sangat mengerikan untuk Katya. Bukan salah prof. Erland memang kalau memutuskan seperti itu. Ini memang salahnya. Dan dia akan membawanya sampai kapanpun juga. Wanita itu mendongak menatap langit, dia tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Hidupnya sudah hancur tak bersisa. Untuk mengakhiri hidup seperti yang dia lakukan tadi pun dia sama sekali tak punya keberanian lagi. "Pak bisakah kita bertemu sebentar

  • Kesalahan Semalam dengan Dosen Tampanku   Bab 4

    Perlahan Katya turun dari atas jembatan. Niatnya pupus sudah. Dia tak sanggup menjalani hidup ini tapi untuk mati dia juga tak berani.Keadilan memang sulit dia dapatkan. Pada intinya memang dia yang bodoh mau saja melakukan hal itu. Katya tak pernah punya keinginan untuk membalas dendam. Akan tetapi hatinya begitu sakit saat tahu dia harus menanggung semua akibat kesalahannya seorang diri, sedangkan sutradara dalam drama ini melenggang bebas dan mendapatkan apa yang dia inginkan. Prof. Ben tak berhak mendapatkan proyek itu dan mungkin saja semua proyek yang dia dapatkan dengan cara licik. Dia memang lemah dan tak berdaya tapi semutpun bisa mengalahkan gajah jika dia mau. Dengan semangat itu, Katya kembali menjalankan motornya kali ini dia akan pulang kembali ke rumahnya. Malam belum terlalu tua, jika perkiraannya benar jam delapan malam dia sudah akan sampai ke tempat yang dia tuju. Semoga saja kakaknya sudah pulang kembali ke rumahnya, jadi dia tak perlu ber

  • Kesalahan Semalam dengan Dosen Tampanku   Bab 3

    "Dari mana saja kamu?! Jangan bawa sifat jalangmu ke rumah ini!!" Katya menghabiskan waktunya dengan berkutat di dapur untuk mempersiapkan semua hidangan dalam do'a bersama. Sang kakak dan para tetangga memperlakukannya seperti virus menular yang mematikan, tak ada dari mereka yang mau dekat-dekat dengannya. Katya sebenarnya tidak keberatan, menyiapkan semua hidangan itu memang kewajibannya sebagai anak. Dia tak mengeluh sedikitpun hanya saja dia ingin sekali mengunjungi makam ibunya... Menuntaskan rasa rindu pada sosok baik hati yang menjadi satu-satunya sandarannya setelah sang ayah berpulang bertahun-tahun yang lalu. Dan tentu saja itu tak bisa dilakukan saat siang hari dengan sang kakak yang masih ada di rumah mengamatinya seperti sipir penjara. "Mbak belum pulang?" "Pulang? Kamu lupa ini rumah ibuku." Katya memejamkan matanya, tubuhnya terlalu lelah untuk berdebat. Rumah ini memang sudah menjadi hak miliknya, bagian dari warisan yang diberikan orang tuanya, tapi

  • Kesalahan Semalam dengan Dosen Tampanku   Bab 2

    Katya berlari seperti orang gila. Dia bahkan tak peduli berapa orang yang dia tabrak sepanjang lorong ini. Informasi yang dia dapat berhasil membuat tubuh dan jiwanya yang lelah bisa berlari sekuat tenaga untuk mencapai tempat itu, bahkan kalau bisa dia ingin langsung saya menghilang dan muncul di sana, sayang dia hanya manusia biasa bukan jin atau orang sakti yang bisa melakukannya. “Mbak bagaiamana–“ Plakkk!!!Tamparan itu sangat keras. Tubuhnya terhuyung hingga jatuh menabrak tong sampah. Bunyi kontangan menarik lebih banyak orang untuk memperhatikan. Namun tak ada yang tergerak membantunya bangun. Tak ada yang ingin menjelaskan. “Mbak, apa–“Plakkk!!!Lagi-lagi ucapannya tak selesai, sebuah tamparan kembali menyapanya, kali ini dia bisa merasakan cairan asin mulai merembes dari celah bibirnya. Jangan ditanya bagaimana sakitnya, tapi rasa malu lebih mendominasi saat ini, apalagi beberapa orang menyeletuk. “Itukan perempuan yang menggoda dosennya.” “Benar! Aku masih ingat wa

  • Kesalahan Semalam dengan Dosen Tampanku   Bab 1

    “Pak… Tolong pelankan… Ini pertama kalinya bagiku.”“Pelankan? Bukankah kamu yang membawa kita sampai ke sini?!”Suara desahan itu bercampur dengan derit ranjang dan nafas berat seorang pria dewasa. Katya membeku, tangannya berusaha mencari sandaran di tembok.Suara itu—suara dirinya sendiri—bergema dari layar ponsel di tangannya.Tubuhnya merinding. Tangannya menutup mulut, air mata menetes tanpa suara.“I—ini tak mungkin…” Ponsel di tangannya terlepas, jatuh ke lantai. “Ke—kenapa video itu bisa tersebar?!”Ting! Ting! Ting!Notifikasi bertubi-tubi masuk, memecah sunyi kamarnya.“Katya, video itu… jangan bilang…”“Gila! Kenapa kamu bisa ada di video dengan Pak Erland?!”“Dasar najis! Selama ini nilai kamu bagus karena kamu tidur dengan dosen, ya?!”Dunia yang dulu ia perjuangkan kini menelannya hidup-hidup.Seolah bisa mendengar satu per satu impian yang telah susah payah dia bangun kini berderak ambruk. Tubuhnya luruh di lantai. Ini pasti mimpi. Bagaimana–mungkin?! Sekali lagi dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status