Ketika Adikku Inginkan Suamiku

Ketika Adikku Inginkan Suamiku

last updateHuling Na-update : 2025-02-14
By:  Helminawati PandiaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
68Mga Kabanata
2.4Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Mala dan Rara adalah dua orang kaka beradik. Rara selalu menginginkan setiap yang Mala punya. Sebagai seorang kakak, Mala selalu mengalah. Itu yang diajarkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil. Namun, haruskah dia mengalah lagi, bila sang adik menginginkan suaminya? Sebuah rahasia besar akhirnya terbongkar. Mala menghadapi suatu kenyataan yang sangat megagetkan. Dia dan Rara ternyata bukan saudara kandung. Rara adalah keturunan pelakor. Ternyata sang mama, adalah perempuan yang telah merebut papanya dari ibu kandung. Ibu kandung Mala tersingkir, dan mengalami gangguan jiwa. Putrinya ingin mengulang hal yang sama. Haruskah Mala mengalah seperti ibu kandungnya dulu, tidak! Ikuti kisahnya ya, ini sambungan dari novel Pelakor Itu Pembantuku. Mala dan Diky sebagai tokoh utama.

view more

Kabanata 1

Bab 1. Sahabat Bagai Kepompong

****

Awalnya aku  tak begitu peduli dengan istilah itu. Namun, setelah menjalin persahabatan dengan dua bidadari cantik teman di kampus, istilah itu bagai ritme syahdu yang selalu mengiringi.

Rani yang tegas,  kalau bicara apa adanya, keras dan  agak kasar. Sedangkan Melur si cantik yang lembek, naif, polos, tetapi  berhati malaikat. Sifat keduanya sangat bertolak belakang. Akulah yang selalu menjadi penengah mereka. Entah bagaimana mereka menilaiku, yang jelas aku selalu berada di antara keduanya.

Saat Rani terlalu keras, dan Melur yang terlalu lembek, aku hadir menawarkan jalan tengahnya. Aku tidak merasa dirikulah yang paling baik, tidak. Aku hanya ingin kami bertiga selalu saling melengkapi itu saja.

Banyak orang mengatakan, bila tiga orang bersahabat, pasti akan terjadi petaka. Karena kehadiran orang ketiga selalu negative dalam sebuah hubungan. Tetapi, tidak dalam hubungan persahabatn kami.

Aku memang selalu memposisikan diriku sebagai orang ketiga. Namun, bukan untuk menghancurkan hubungan keduanya. Melainkan berusaha menjadi penengah di antaranya.

Ternyata hal itu terjadi juga dalam hal asmara. Entah kenapa, aku hadir sebagai orang ke tiga juga.  Sekali lagi, aku berusaha tidak akan menghancurkan hubungan percintaan mereka.

Mas Reno, dia adalah salah seorang panitia yang mengospek kami saat menjadi calon mahasiswa baru. Dia menjadi pusat perhatian seluruh mahasiswi. Bahkan, aku berani mengatakan, hampir separuh  dari kami jatuh hati padanya. Termasuk aku. Wajah tampannya mirip  bintang filem India yang menjadi idola saa itu. Mata tajam bagaikan mata burung elang, hidung mancung, bibir bagus sempurna, dilengkapi dengan kumis tipis yag menghiasinya.  Aku tak bisa membayangkan, bagaimana rasanya bila kumis tipis itu menyentuh pipi.

Tak disangka, ternyata sang idola jatuh hati pada Melur. Gadis yang berhati malaikat itu, sangat beruntung.  Aku menyadari sepenuhnya, bahwa jika hati kita baik dan bersih, maka rejeki akan datang. Melur yang baik, dicintai banyak lelaki. Jadi rebutan para mahasiswa tampan. Tetapi, dia melabuhkan hatinya pada sang idola. Pasangan yang sangat sempurna.

Sampai akhirnya sang durjana datang merusak segalanya. Melur, sahabat malaikatku memilih menikah dan meninggalkan kekasih hatinya. Keputusannya tak bisa ditawar. Tak  ada yang bisa mencegahnya.  Dia pergi meninggalkan Mas Reno, orang yang sangat dicintainya.

Awalnya kami juga mengira, kalau Mas Reno benar mengkhianati cinta mereka. Saat sebuah fhoto ditunjukkan oleh Mas Gilang, lelaki yang tergila-gila pada Melur. Fhoto kemesraan Mas Reno dengan seorang perempuan yang tidak kami kenal.  Melur terhasut.  Rencana busuk Mas Gilang tercapai.

Mas Reno patahati, keputusan sepihak Melur membuatnya kehilangan arah. Dia terjebak dengan obat-obatan terlarang.  Tak  ada yang bisa menghiburnya, tidak ada yang bisa mengembalikan kepercayaannya.  Tidak juga aku.

Meski aku telah berusaha semampuku  menunjukkan perhatian kepadanya. Kucoba menggantikan posisi Melur di singgasananya. Kenyataanya, tak ada tempat buat wanita kain di sana.

“Maaf, Mala. Tolong jangan pernah menemuiku!” katanya suatu kali dulu. Aku menemuinya di tempat fitness. Aku tahu dia sering melakukan transaksi di tempat itu.

“Kenapa Mas? Aku hanya ingin menemanimu saat kau terpuruk seperti saat ini,” ucapku kala itu.

“Aku enggak suka melihatmu di dekatku, sangat tidak suka! Kau tahu kenapa? Karena aku melihat bayangan wajah Melur pada dirimu! Setiap aku melihatmu, seketika itu pula bayangannya  muncul di hadapanku. Aku benci pada Melur! Jadi, tentu kau bisa paham, sebegitu benci pula aku padamu. Jangan pernah menunjukkan dirimu lagi di hadapanku, paham!” 

Aku tersentak. Sakit. Patah sudah hati ini. Orang yang sangat aku cintai, ternyata begitu membenciku. Kemarahan dan kekecewaannya pada Melur, ditumpahkannya padaku. Jangankan untuk menerima cintaku, untuk melihat wajahku saja dia  tak sudi.

Sakit? Ya, sangat sakit. Kapok? Tentu saja.  Aku bahkan bersumpah, tak kan pernah lagi jatuh hati pada laki-laki manapun. Tidak akan kubuka pintu hati ini pada siapapun.  Kecuali Mas Reno. Ya, aku akan sabar menunggu, sampai kapanpun akan tetap kutunggu. Aku yakin, waktu akan menyembuhkan luka Mas Reno. Dia akan memberiku kesempatan. Akan kutunggu  kapanpun itu.

Tetapi, penantianku ternyata sia-sia. Saat mendengar kabar Melur bercerai, semua harapanku seketika sirna. Melurku, tengah menderita. Pengkhianatan Mas Gilang pasti sangat menyakitkan baginya. Aku tak bisa membiarkan penderitan itu terus menerus mendera hidupnya. Aku tahu, Mas Reno adalah cinta sejatinya.   Sebaliknya, Mas Reno juga sama, Melur adalah hidupnya. Tekatku sudah bulat, akan menyatukan mereka kembali, bagaimanapun caranya.

Kesempatan itu tiba, saat Melur minta aku menemaninya  fitness. Sengaja dia kubawa ke tempat yag biasa dikunjugi Mas Reno. Akan kubuktikan, akankah cinta mempertemukan mereka? Aku bertaruh pada diriku sendiri, bila ternyata Mas Reno  dan Melur bertemu di tempat itu, berarti mereka berjodoh. Tidak ada seorangpun yang bisa mencampuri urusan jodoh yang telah ditentukan Allah.

Tanpa kuatur, tanpa kurekayasa, ternyata Allah mempertemukan mereka. Melur melihat Reo melintas.  Melur bahkan bisa mengenali meski hanya melihat Reno sekilas, itupun dalam balutan sweeter bertopi yang menutup sebagian wajahnya. Cinta mempertemukan mereka.  Sejak itu aku semakin yakin, mereka adalah pilihan Allah. Aku semakin yakin dengan tekatku, bahwa aku akan menyatukan mereka, bagaimanapun caranya.

Tentang perasaanku pada Mas Reno? Biarlah kupendam saja. Cukup Rani seorang yang tahu. Melur jangan sampai tahu.  Aku tak mau menjadi penghalang baru dalam hubungan mereka. Jika sampai Melur tahu perasaanku pada mantan kekasihnya, aku khawatir dia akan merasa tidak enak hati.

Namun, sepandai-pandai aku menyimpan, terendus juga olehnya. Terpaksa aku bersandiwara. Seolah-olah aku telah punya kekasih agar Melur tidak curiga. Mas Diky, lelaki yang kupilih untuk memerankan  tokoh pria dalam sandiwaraku.

Mas Diky, mantan kakak kelas saat aku SMA dulu. Dia sudah mendekatiku saat  masih berseragam putih abu-abu. Aku tak bisa menerima cintanya. Bukan karena dia kurang tampan, tapi entah mengapa hati ini tak bisa mencintainya. Sedikitpun tak ada getaran di sana. Mas Diky tidak kuliah, dia langsung melamar sebagai polisi setamat SMA. Setelah  dua  tahun mengabdi, baru dia  melanjut kuliah. Saat ini, dia sudah berpangkat lumayan tinggi.

Mas Diky begitu sempurna untuk dicintai. Tidak ada lagi yang kurang pada dirinya. Namun, hatiku tetap tak bisa terpaut padanya. Meski dia tak jua lelah mengejarku, cinta ini tak hendak menyatu juga. Terlalu sulit menghapus  nana Mas Reno dari hatiku. Sangat sulit membunuh rasa ini. Sudah kucoba semampuku.

Kupaksa menyakiti diriku sendiri, dengan melihat kebersamaan Mas Reno dengan Melur. Kubakar   hatiku dangan api   cemburu setiap menyaksikan tatapan Mas Reno yang penuh cinta pada Melur. Aku memang terbakar, aku memang sakit. Bahkan sampai berdarah-darah. Tetapi, rasa ini, tak juga berubah. Aku tak bisa membenci Melur meski aku cemburu. Aku  tak  bisa membenci Mas Reno, meski hatiku terluka.  Aku tak bisa mendendam mereka berdua. 

*****

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
68 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status