Gadis cantik nan sederhana, Clarissa Anastasya terpaksa menerima tawaran untuk menikah dari seorang lelaki tua. Musibah yang menimpa sang kakak, membuat Clarissa harus memikul beban seorang diri. Terlebih, sulitnya mencari pekerjaan membuat ia kehilangan akal sehat. Clarissa menyetujui untuk menikah, tidak ada tempat untuk dituju, dan tidak ada pilihan untuk menolak. Bagaimana nasibnya? Pernikahan seperti apa yang menantinya?
view moreCamellia's POV
I stared at the empty Ironclaw packhouse, disappointment clawing at my chest. The full moon hung heavy in the sky. I'd hoped my mate Esmond would be here with me. Three days ago, I caught a whiff of unfamiliar verbena on his collar. I didn't know what it meant, but it left a knot in my stomach. Strong arms suddenly wrapped around my waist from behind. The scent of damp pine needles and smoky oak flooded my sensesāEsmond's scent. His heated body pressed against mine as his teeth grazed my earlobe, sending sparks down my spine. His lips brushed the nape of my neck. I shivered. "Where do you want me tonight, sweetheart? By the window or on the couch?" His voice rumbled against my skin, his breath hot. Before I could answer, he scooped me up and dropped me onto the leather sofa, his shadow looming over me. "Since you're being quiet, I'll pick the couch." His amber eyes glowed with that primal hunger all wolves carried during the full moon. Our mate bond pulsed stronger under the moon's pull, but it wasn't enough. My wolf, Lyra, whined in my mind, craving the deeper connection we still lacked. I arched into his kiss, breath ragged. "Will you finally mark me tonight?" "Soon," he growled, trailing kisses down my throat. "Like I promisedāafter you're carrying our heir. My father's itching to meet Ironclaw's future alpha." His fingers slid toward the zipper of my dress. "Waitāwe're in the packhouse," I protested, pushing weakly at his chest. His thumb traced the faint crescent scar on my neckāthe temporary mark he left during our bonding ceremony. "Meet me in our room. I'll wash off the patrol stench." He kissed me once more before disappearing down the hall. I nodded. Lyra stirred restlessly. Alone in our bedroom, I stared at my reflection. The pale scar on my neck shimmered like ghostly fang marksānever deep enough to solidify our bond.Lyra whimpered in my head, the hollow ache spreading through my ribs.
"He's holding back," she hissed. "Why won't he claim us?" Esmond's vow echoed in my mind. "Once you give me an heir, I'll make you mine completelyāno more half-hearted marks." "Maybe tonight, Lyra," I said. I folded Esmond's discarded leather jacket. A slip of paper fluttered to the floor. My blood froze. It was a business card. It read "Hazel Berry." I flipped it over. Scrawled on the back, "When the moon swells full, I can't control how badly my wolf wants you. The same way yours wants me." The faint tang of verbena hit my nose. The card almost slipped from my trembling fingers. Who's Hazel? She wasn't part of Ironclaw. My mind raced through possibilitiesābusiness partner? Distant cousin? Pack ally?ābut none made sense. I paced, clutching the card. Tonight was the full moon. Answers would come. I took a deep breath, trying to calm down. Then, I wrote down the number on that card. The door slammed open. Esmond stood framed in moonlight, water glistening on his sculpted torso. His eyes burned with restless energy. "Babe, emergency at the company. Gotta handle it." He pulled me into a quick hug, his touch colder than usual. It felt like a knife had stabbed my heart. Disappointment and sadness washed over me like a tidal wave. "Can't it wait? It's the full moonā" "Wish it could. Be back soon." His kiss grazed my forehead before he vanished. The moment his footsteps faded, the temporary mark ignited. Burning pain shot through my veins, scorching my throat and nearly suffocating me. Edmund was gone. The room was eerily quiet, except for the rustling of leaves outside the window. Suddenly, my chest started to ache. The pain was drilling into my bones, making it hard to breathe. Then the visions hitāa tangled bedsheet, Esmond's hands buried in golden hair, Hazel's breathy moans. "He's with her!" Lyra howled. "Our mate betrayed us!"Asap mengepul memenuhi isi rumah, Cla yang baru saja selesai mengganti pakaiannya tampak panik dan berlari turun ke bawah. Entah apalagi yang terjadi saat ini. Ulah apa yang telah dibuat sang suami. "Uhuk uhukk uhuukk!" David membuat kekacauan, dia menggoreng ikannya dengan asal lalu tak membaliknya. Alhasil ikan itu hangus namun dia tak berani untuk mematikan kompornya. "Hey, apa yang kau lakukan dengan dapurku?!" Cla melotot melihat penggorengannya sudah tak tertolong. "Kauu!!" Gadis itu melangkah akan mematikan kompornya, namun David menangkap tubuhnya. Asap yang mengepul membuat David tak tega membiarkannya masuk. "Cla, pergi. Di sini berbahaya!" Cla menatapnya tak percaya. "Lebih berbahaya lagi jika kita tidak mematikan kompornya, kau bisa membakar seisi rumah." David terkesiap. Pemuda itu segera ke kamar mandi dan membawa se ember air. Dia tahu, gadis itu nekat. Sepanjang dia mengenalnya. Cla adalah sosok tak terduga. Klik. Byuur!! "Hah!" Cla tersentak panik den
Makanan tersaji di atas meja, wajah David bergidik bahkan saat dia hanya melirik aneka makanan yang di siapkan istrinya itu."Kau tidak akan kenyang jika hanya melihatnya," ucap Cla cuek.David menatap ngeri, dia kehilangan selera makan dan memilih bersandar di kursi kayu sembari menyilangkan tangan ke dada."Apa tidak ada restoran di sekitar sini, aku bisa sakit perut jika makan semua itu."Cla berdecak, tentu saja semua itu hanya omong kosong baginya."Hey, kau dengar aku. Aku bicara padamu!"David melambaikan tangan di depan wajah istrinya, baru dua hari menikah tapi keduanya masih belum menemukan kecocokan."Eheemm," Cla menghilangkan rasa gugup.David menyipitkan mata melihat tingkahnya."Jangan manja tuan muda. Tidak ada pelayan di sini. Apa yang kau takutkan, aku bahkan memakannya. Kenapa kau begitu suka membesar-besarkan masalah."David terkesiap.Cla duduk di kursi meja makan, menyantap sarapannya dengan tenang tak peduli suaminya menatap jijik."Tidak, tidak! Aku tidak bisa
Matahari bersinar cerah, David baru saja bangun setelah mendengar suara berisik dari luar jendela. Lelaki itu membuka mata dan tidak menemukan istrinya di ruangan yang sama. āEh, udah kaya kan sekarang. Lunasin tuh hutang-hutang kakak kamu. Kita udah cukup bersabar ya, masa lunasin hutang besar ke rentenir bisa, ke kita-kita nggak bisa,ā ucap salah satu wanita paruh baya yang berdiri di halaman kecil milik Clarissa. āBener tu, Bu. Lihat aja pakaiannya, mahal banget, mobil itu juga. Kalau udah hidup seneng bayar hutang, woi.ā Clarissa bingung dan hanya pasrah mendengar cacian mereka. Dia tak memiliki uang, dan lagi hutang-hutang yang di maksud tetangga-tetangganya entah berapa jumlahnya. David menutup telinga, suara berisik mereka benar-benar sangat mengganggu. āKalau kamu nggak bayar, kami akan melapor sama Pak RT.ā David bangkit dan mengintip dari jendela, melihat istrinya berdiri tak berdaya dia lalu meraih dompetnya dan segera keluar. āMana diem aja lagi, punya kuping nggak s
Setelah pembicaraan di meja makan. Abraham lalu mengirim beberapa orang bersama Tiger untuk membersihkan rumah lama Clarissa. Dia sangat berharap hubungan antara David dan Cla akan berjalan harmonis. Abraham ingin cinta benar-benar tumbuh di antara mereka.David menunggu di ambang pintu, lelaki itu sedikit berubah setelah menjalani ijab kabul. Petuah dari penghulu di resapinya baik-baik. Cla datang ditemani Bibi Agnes, istrinya hanya mendongak sekilas lalu tertunduk lemah.“Kau sudah siap?”Cla mengangguk. Tatapannya memancarkan rasa takut.“Apa Bibi juga ikut dengan kami?” David menatap Bibi Agnes yang menarik koper milik istrinya.“Tidak, Tuan. Tuan besar memintaku membawa koper Nona Cla ke mobil.”David menyingkir dan memberi jalan.“Baiklah, silahkan.” Si bibi pun pergi dari sana.&
Pagi menyingsing, matahari bersinar cerah tapi tidak dengan ruangan yang di tempati Clarissa. Dia terduduk di atas ranjang tidak berani untuk melangkah menyingkap tirai. Selimut menyelimuti tubuhnya, dia berharap David akan bangun dan membantunya mengambil pakaian.Clarissa ingin sekali memanggil namanya, tapi dia sungkan untuk melakukannya.Resah dan gelisah, dia mulai tidak sabar karena waktu kini menunjukan Pukul 08:00 Pagi.“Tuan Abraham akan marah jika kami terlambat untuk sarapan. Aduh bagaimana ini?”Clarissa nekat berjinjit mendekati tirai lalu menyingkapnya, sinar matahari pun memenuhi ruangan, terang dan menyilaukan.David terusik dan menghalau sinar itu dengan tangannya.Sesaat Clarissa terdiam dan mengamati. Semalam begitu panas, hingga David melepaskan bajunya. Perlahan lelaki itu membuka mata dan menatap Clarissa yang berdiri di deka
Pesta pernikahan telah usai, hal yang menarik baru saja terjadi. Viona pergi meninggalkan ruangan saat ijab kabul selesai di lafalkan. Clarissa kini berada di kamar David. Bibi Agnes dan Abraham sendiri yang telah mengantarkannya. Gadis itu duduk ditepi ranjang dengan perasaan yang kacau.Kamar di hias dengan sedemikian rupa, kelopak bunga mawar berserakan dengan indah di atas seprei putih yang sengaja di pasang. Lilin-lilin berwarna-warni tampak cantik terpajang di setiap sisi. Lampu kamar telah di padamkan, semua telah di atur oleh Abraham.Suara pintu berderit, suaminya baru saja masuk dan melepas jas yang di pakainya.Tetiba hening, langkah David terhenti kala menyadari kehadiran Clarissa di kamarnya.“Kau, disini?”David tampak konyol menanyakan hal itu pada wanita yang baru saja dinikahinya.“Kakek yang memintaku masuk di kamar i
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments