Share

Ampun

“Abang enggak apa-apa ‘kan?” suara Santi, tiba-tiba saja terdengar semakin dekat, dia menepuk pundakku bukannya langsung membantuku bangun, dia malah berdiri tegap.

“Bantu saya berdiri!” Santi pun segera mengulurkan tangannya.

“Ya ampun mereka kok tega banget sama Abang. Pasti Mbak Nisa deh yang nyuruh. Sudah ceraiin aja istri kayak gitu.” Santi dengan sigap membantu memapahku .

“Diam kamu!”

“Kok Abang marah sih, dibelain juga.”

“Berisik!”

“Ih.” Dia malah melepas genggamannya di pundakku, hampir saja terjatuh. Gadis ini kasar sekali. Tidak bisakah lembut sedikit saja. Aku sudah babak belur begini dia masih saja mengedepankan emosi dan cemburu, kalau aku tak kesakitan sudah kutinggalkan dia sendiri di sini. Biar saja di makan penghuni rumah kosong di pinggir lapangan itu. Sayangnya untuk berjalan saja aku kepayahan. Perutku rasanya mual sekali. Akh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status