Share

Suster Atau Mama

Author: Syamwiek
last update Last Updated: 2025-07-05 08:13:19

Setelah mengantar barang belanjaan ke rumah singgah dan memastikan semuanya tersusun rapi, Alvaro mengajakku ke apartemennya.

Aku yang masih terbebani hutang dua belas juta langsung menurut saja, penasaran dengan pekerjaan freelance yang ditawarkannya.

"Jadi, kerja apa yang kamu maksud tadi?" tanyaku sambil memasang sabuk pengaman.

"Nanti aku jelaskan di apartemen," jawabnya sambil menghidupkan mesin mobil. "Sekarang kita pulang dulu."

Sepanjang perjalanan, pikiranku terus berputar. Mudah-mudahan pekerjaannya tidak terlalu berat dan gajinya cukup untuk melunasi hutang. Kalau bisa sih, aku ingin cepat-cepat lunas biar tidak terbebani terus.

Sesampainya di apartemen, aku langsung disambut suara tangisan dari dalam. Alvaro segera membuka pintu dan kami melihat Rey sedang duduk di sofa sambil menangis, memeluk boneka dinosaurusnya erat-erat.

"Papa! Mama!" teriak Rey sambil berlari menghampiri kami.

Aku langsung berjongkok dan memeluk Rey yang masih tersedu-sedu. "Hei, sayang. Kenapa mena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kania Putri
udah aq duga pekerjaan yg di berikan adalah pengasuh buat rey ini, ya ampu rey kekurangan kaishsayang begitu tau ada nay menjadi mamanya jadi girang
goodnovel comment avatar
Mispri Yani
widiiiih Al kamu ngga salah nyebut nih manggil Nay dengan Ma eaaaaaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Ingat Ada Batasan!

    Ketukan pelan di pintu membuyarkan kantukku. Saat kulirik jam, baru menunjukkan pukul enam pagi. Sinar matahari perlahan menembus celah gorden, menyapa kamar yang masih remang."Mbak Nay, Pak Zain sudah datang," teriak Naren dari luar kamar.Aku langsung terbangun sepenuhnya. Bapak sudah datang? Secepat ini?Kulirik ke samping tempat tidur. Rey masih tertidur pulas, posisinya miring menghadapku dengan rambut yang sedikit berantakan. Wajahnya yang polos saat tidur membuatku tersenyum sejenak sebelum akhirnya bergegas bangun.Setelah mandi dan bersiap, aku keluar kamar menuju ruang makan. Di sana, Bapak sudah duduk di kursi sambil ngobrol dengan Ayah. "Selamat pagi, Bapak," sapaku sambil menunduk sedikit.Bapak tersenyum hangat. "Pagi, Nak Nay. Maaf Bapak mengganggu waktu istirahatmu."Ayah menepuk sandaran sofa. "Duduk, Nay. Bapak mau sarapan dulu di sini sebelum ajak kalian balik ke hotel."Aku mengangguk, lalu duduk di kursi sebelah Ayah. "Rey masih tidur, Pak.""Gapapa, biarkan dia

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Mie Tek-Tek Jogja

    Setelah seluruh rangkaian acara selesai, para tamu satu per satu mulai berpamitan. Aku akhirnya bisa menarik napas panjang dan duduk sejenak di kursi teras, menikmati ketenangan yang perlahan kembali menyelimuti rumah.Rey sudah tertidur pulas di pelukan Ibu, dan akan menginap di rumahku. Sementara keluarga Juhar—termasuk Alvaro—bersiap kembali ke hotel.Kupikir semuanya akan selesai sampai di sini. Sampai langkah kaki Alvaro terdengar mendekat.“Nay,” panggilnya, membuatku menoleh.Dia sudah tidak mengenakan kemeja batik, tinggal kaos dalaman warna putih. Rambutnya sedikit berantakan tapi tetap mempesona.Aku berdiri. “Mau pulang ke hotel sekarang?”Alvaro menggeleng. “Nggak. Aku lapar. Mau cari mie tek-tek.”Aku mengerutkan dahi. “Mie tek-tek?”Dia mengangguk. “Yang bunyinya ‘tek tek tek’ itu. Dulu pas kecil pernah makan dan sekarang aku pengen makan lagi.”Aku tertawa pelan. “Mas yakin masih lapar? Soalnya tadi aku lihat sempat nambah waktu makan, loh.”Alvaro menyeringai kecil, la

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   She Said Yes!

    MC mempersilahkan pihak keluarga laki-laki untuk menyampaikan maksud kedatangan. Suasana menjadi hening— bahkan suara detik jam dinding pun terasa lebih keras. Semua mata tertuju ke arah depan ruangan, di mana Alvaro berdiri berdampingan dengan kedua orang tuanya.Bapak melangkah maju. Suaranya tenang, berwibawa, tapi penuh kehangatan saat mulai bicara,“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Kami, keluarga besar Juhar dan saya sendiri, Zain Juhar, datang malam ini dengan niat yang baik dan tulus.Kami membawa seorang putra— Alvaro Arsenio Juhar— yang dengan segala hormat memohon izin serta restu dari keluarga Bapak Prasetyo Bawazier dan Amara Bawazier, untuk meminang, Nayla Azzahra Bawazier, sebagai calon istri sekaligus pendamping hidup anak kami— InsyaAllah, untuk selamanya.”Suara isak kecil terdengar dari beberapa tamu perempuan. Ibu menggenggam tanganku, menoleh padaku dengan mata yang mulai berkaca-kaca.MC mengangguk pelan dan mempersilakan Alvaro untuk maju ke depan.Lan

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Lamaran 2

    Mobil yang aku tumpangi berhenti tepat di depan rumah orang tuaku. Rumah yang biasanya ramai anak-anak kecil yang sedang les kini dihias dengan lampu-lampu gantung dan kain dekorasi warna krem emas. Ada karpet panjang terbentang dari halaman menuju teras.Begitu aku keluar dari mobil, udara Jogja yang hangat langsung menyambut. Suasana rumah juga terasa berbeda. "Nayla!"Suara Ibu terdengar dari ambang pintu. Dia berjalan cepat ke arahku, mengenakan kebaya hijau pastel— terlihat sangat anggun. Di belakangnya, Ayah berdiri dengan wajah tegas namun teduh, mengenakan batik lengan panjang dengan motif parang klasik."Ibu—" suaraku tercekat. Aku langsung memeluknya. “Kamu cantik banget, Nak,” Ibu berbisik sambil membelai pipiku. “MasyaAllah— Ibu sampai merinding lihat kamu.”Ayah ikut mendekat. Tatapannya dalam, seolah ingin memastikan aku benar-benar putri sulungnya. Setelah beberapa detik hening, dia mengangguk pelan dan tersenyum kecil.“Selamat datang kembali di rumah, Nay,” ucap Bap

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Lamaran

    “Al, Bapak ngapain ya? Duh, Rey masih nangis gak ya? Kalau dia demam gara-gara kelamaan nangis gimana?” Alvaro bukannya menjawab justru membawaku ke dalam pelukannya. Mengatakan jika Bapak tidak akan melukai Rey. Meskipun selama ini tak pernah mau dekat dengan anak itu. Ya— aku paham. Mana mungkin Bapak tega menyakiti anak semanis dan sepunurut Rey? Tapi, aku tetap saja khawatir. Karena Rey tadi menangis histeris. “Lebih baik kamu mandi dan berganti pakaian yang telah disiapkan sama Bunda. Biar aku yang melihat keadaan Rey.” “Tapi, Al—” “Nurut ya,” potong Alvaro. “Hari ini adalah hari penting buat kamu. Jangan sampai rusak hanya karena suasana hatimu tidak tenang.” Aku menganggukkan kepala, meski masih terasa berat di hati. "Iya. Tapi Al, tolong segera ke kamar Bapak untuk menjemput Rey ya? Aku benar-benar khawatir dengan keadaannya." "Tentu saja," Alvaro mengusap pipiku dengan lembut. "Aku pasti akan bawa Rey keluar dari sana." Aku memeluk Alvaro sebentar, mencoba me

  • Kontrak Cinta Sang Tuan Muda   Rombongan Calon Besan

    Ya Allah, aku masih tidak percaya ini semua benar-benar terjadi. Duduk di dalam minibus super mewah, dikelilingi oleh keluarga besar Alvaro yang ternyata sangat hangat dan menyenangkan. Tadi pagi aku pikir hanya kami bertiga yang akan pulang ke Jogja, ternyata— ini seperti mimpi yang jadi kenyataan.Oma Narumi dan Opa Barra di barisan depan itu, ya Allah, mereka begitu manis. Sesekali Oma menoleh ke belakang dan tersenyum padaku. Tatapannya seperti sudah menganggapku sebagai cucu sendiri. Dan cara Opa memegang tangan Oma sambil sesekali menunjuk-nunjuk pemandangan di luar jendela— mereka masih romantis sekali di usia senja."Nayla, mau ngemil? Tante bawa cookies dari rumah," kata Tante Zivanya sambil mengeluarkan beberapa kotak dari tas besarnya. “Terima kasih, Tan. Tapi saya masih kenyang,” jawabku.“Oke, kalau pengen ngemil bilang saja ya. Tante taruh sini cookies-nya,” balasnya sambil menunjuk ke arah meja kecil disebelahnya.Aku mengangguk sebagai jawaban. Kemudian membenarkan tu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status