Squel Si Miskin Jadi Keren ... Seorang master chef jenius dari abad ke-18 kehilangan nyawa karena kecelakaan konyol ketika meracik masakan. Akan tetapi, bukannya mati, dia malah terbangun di tubuh seorang tuan muda keluarga kaya. Menurut ingatan dari sang pemilik tubuh, tuan muda ini dikenal bodoh dan tidak berguna, juga memiliki seorang istri yang mengincar harta warisan ayahnya. Demikian, sang istri menjebaknya dan bersekongkol dengan sebagian kerabatnya. Sampai akhirnya, mereka pun berhasil membunuh si pemilik secara diam-diam. Kini, Sumitro di dalam tubuh sang tuan muda, bertekad akan membalas semua yang telah orang-orang itu lakukan terhadap sang pemilik tubuh dan mengamankan harta warisan ayah si tuan muda! #Action #Romance
View MoreSesak ... pengap ... dan berdebu. Pandangan remang-remang, pusing, serta rasa sakit yang begitu mendalam di punggungnya.
"Ugh! Di mana aku?" gumam seorang pria disertai dengan rintihan.Kepalanya terasa berdenyut-denyut dan rasa sakit di punggung, semakin lama semakin nyeri. Ingatannya campur aduk. Beberapa waktu yang lalu, dirinya masih berada di sebuah restoran, sedang meracik bahan untuk membuat siomay ikan tongkol. Namun, tanpa sengaja, jari telunjuknya tertusuk tulang ikan tongkol. Seketika itu, kepalanya menjadi pusing dan pingsan.Pria berumur 25 tahun itu terbangun dalam keadaan tubuh tengkurap di suatu tempat yang sama sekali tidak dikenalinya. Tempat yang gelap, pengap, dan berdebu. Dia berusaha bangun merangkak. Dan ...Braak!Sesuatu terbuka saat ia berusaha untuk bangkit berdiri. Rupanya, dia tertutup di dalam sebuah box kayu tua memanjang dan berbentuk seperti peti mati. Box kayu tua itu berada di samping sebuah bangunan tua yang tampak tak berpenghuni.Kepalanya masih terasa berputar-putar. Ingatan lain pun tiba-tiba muncul. Namanya Junaedi Sutejo. Anak dari seorang chef bernama Bambang Sutejo, seharusnya menjadi pewaris sepuluh restoran ternama, tapi setelah kematian ayahnya, malah berakhir menyedihkan karena kebodohannya tidak memiliki skil memasak apapun. Seorang pria bodoh yang selalu direndahkan dan dianggap tidak berguna oleh orang-orang di sekitarnya.Pria itu menatap tubuhnya sendiri dari ujung kaki hingga ke badan. Dirinya memakai kemeja putih dengan bagian atas terbuka dan celana jins sepanjang mata kaki."Ini bukan tubuhku! Aku, Sumitro Joyo Kusumo adalah seorang master chef jenius di abad ke-18, mengapa aku bisa berada di tubuh pria malang ini?" gumamnya.Beberapa waktu lalu, Junaedi sedang berkencan dengan istri tercintanya. Ia duduk di tepi sawah sembari memandang keindahan malam. Namun, tiba-tiba seseorang menikamnya dari belakang. Sebuah pisau, menancap di punggungnya. Tak lama kemudian, karena sang pemilik tubuh tidak kuat menahan rasa sakit, akhirnya ia pun mati. Entah bagaimana nasib istrinya hingga saat ini.Karena sudah berada di tubuh pria malang bernama Junaedi ini, maka Sumitro bertekad akan memperbaiki kehidupannya."Mulai sekarang, aku adalah Junaedi Sutejo, sang pewaris sepuluh restoran ternama! Aku, akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku! Dan tidak akan membiarkan mereka menindasku lagi! Akan ku gemparkan dunia ini dengan kemampuanku!"Junaedi segera beranjak dari tempat itu untuk mencari istrinya. Pria tersebut melangkahi box kayu tua dan berjalan tertatih sembari menahan rasa sakit di punggungnya.Baru saja berjalan beberapa langkah, tanpa diduga, dia berpapasan dengan tiga orang pria. Salah satu di antara mereka adalah Marsodi, sepupunya."Ka-kau!" tunjuk salah seorang dari mereka. "Ha-han-hantuuuuuu!" Dia berbalik lari terbirit-birit.Namun, Marsodi yang berada di sebelahnya, menahan dengan menarik sebagian bajunya. "Mana ada hantu, Goblok! Lihat kakinya masih napak di tanah!"Pria yang hendak lari pun menoleh. Dia mendapati kaki Junaedi benar-benar masih menginjak tanah. "Kalau bukan hantu, berarti kau ... mati suri?""Mati suri? Ha ha ha!" Marsodi dengan cepat mengayunkan kakinya menghantam sisi kepala kiri Junaedi.Buagh!Junaedi terhempas jatuh terlentang. Marsodi berjalan mendekatinya dan menarik baju lelaki itu hingga tubuhnya terangkat."Hidup lagi pun masih bernasib buruk bertemu dengan kami! Kau pasti belum pernah sekalipun menyentuh tubuh indah istrimu, kan?" Marsodi memainkan lidahnya sembari menyunggingkan senyum."Istriku? Apa yang telah kau lakukan pada istriku!" gertak Junaedi dengan amarah yang menggebu-gebu.Plak!Marsodi menghempaskan tangannya, hingga punggung tangan mengeluarkan bunyi yang nyaring. "Kau pikir, kau pantas untuk Ambar? Lihatlah, betapa menyedihkannya dirimu! Sampah sepertimu, kalaupun mati, tidak akan ada yang bersedih atas kematianmu! Ha ha ha!" tawa Marsodi disertai lesatan tangan yang mengepal, menghantam keras wajah Junaedi.Buagh!Junaedi terhempas mundur meringis kesakitan. Marsodi mengibas-kibaskan tangannya seraya berkata kepada dua pengikutnya."Sisanya, ku serakan pria sekarat ini pada kalian! Lebih cepat, lebih baik! Bawa mayatnya ke hadapanku!" Kemudian, lelaki bengis itu membalikkan badan dan berpaling meninggalkan mereka bertiga.Kalau saja tubuh ini tidak dalam keadaan terluka. Aku pasti sudah menghabisimu! Batin Junaedi menatap tajam Marsodi yang sudah semakin jauh dari pandangannya.Dengan bersusah payah, Junaedi kembali menggerakkan tubuhnya untuk bangkit."Supaya kami cepat mendapat bayaran, aku akan segera mengirimmu ke neraka untuk yang kedua kalinya!" Salah satu pria itu mengeluarkan sebuah pisau bekas darah. Ternyata, mereka lah yang telah membunuh sang pemilik tubuh.Pria itu mengayunkan pisaunya ke arah Junaedi. Dan Junaedi berusaha menghindar. Namun, kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan malah membuatnya jatuh tetsungkur."Aargh, sial! Kenapa aku tidak menyempatkan untuk belajar bela diri di masa lalu!" sesal Junaedi bergumam. Setidaknya, jika ia belajar bela diri di masa lalu, dia tidak akan merasa kesulitan seperti ini."Ha ha ha!" Dua pria itu menertawai Junaedi yang jatuh tersungkur dengan sendirinya.Salah satu pria itu menginjak bekas luka punggung Junaedi dengan kaki."Aaaaargh!"Junaedi mengerang keras. Rasa sakit yang luar biasa terus menggema di tubuhnya sampai ke ubun-ubun. Dia berusaha bangkit sembari tangannya menggenggam tanah dalam kepalan.Satu pria menahan kakinya dan satu pria lagi mengayunkan kembali pisaunya untuk membunuh Junaedi."Aku tidak akan membiarkan pisau itu menyentuh tubuhku lagi!" gumam Junaedi mengeratkan gigi gerahamnya.Jika Junaedi terkena satu tusukan pisau lagi, maka tamatlah riwayatnya. Ketika si pria mengayunkan benda tajam itu, Junaedi sekuat tenaga menendang pria yang menahan kakinya. Tumit Junaedi berhasil menohok leher pria itu hingga terjatuh. Dia pun berguling untuk menghindari lesatan pisau dan ...Whuuush!Pyaaaar!Junaedi melemparkan tanah dalam genggamannya ke wajah si pria yang memegang pisau. Akan tetapi, lengan pria itu sukses menghalangi wajahnya dari pasir-pasir yang menghujaninya."Heh, kau pikir bisa menaklukanku dengan trik kecil seperti itu?" seringai si pria sembari menodong kembali senjatanya.Junaedi merangkak mundur menjauh dari pria itu. "Aku tidak bisa melawannya, tapi aku masih sanggup berlari sembari menahan rasa sakit ini hingga mencapai batasku," gumamnya. Dia meraba-raba sesuatu apa saja yang bisa dijadikan senjata. Hingga tangannya menemukan segenggam batu.Tanpa basa-basi, tangan itu bergerak secara spontan menghempaskan batu tersebut ke arah si pria.Buagh!Sang batu menghantam keras hidung pria itu, hingga mengeluarkan cairan merah dari lubangnya.Kesempatan!Ketika pria itu lengah, Junaedi dengan sigap berdiri dan berlari tanpa peduli lagi dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dia terus fokus berlari ke depan, dan tidak sedikitpun menoleh.Hosh! Hosh! Hosh!Napasnya mulai menipis. Tanpa terasa, langkah kakinya sudah sampai di depan gerbang rumahnya yang tidak tertutup. Dia berjalan sempoyongan menuju pintu masuk dengan napas terengah-engah. Tangannya dengan lemas mengetuk pintu tanpa tenaga. Rasa sakit yang tadi ia abaikan, kini muncul kembali dengan nyeri yang berkali-kali lipat. Tak tahan lagi. Tubuhnya pun ambruk. Bersamaan dengan itu, seseorang membuka pintu dan manangkap tubuhnya yang terjatuh."Ikut dengan kami, atau kami akan membunuh wanita ini!" ucap salah satu dari mereka yang membius Jamelah.Junaedi menggertak. "Sedikit saja kalian berani melukainya, aku akan membunuh kalian!""Hahaha!" Dua pria berpakaian serba hitam itu tertawa. "Pahami situasimu!" ujar salah satu dari mereka sembari mendorong kasar Junaedi. Mereka menuntunnya ke sebuah mobil Jeep hijau tua dengan tangan terikat. Mobil itu melaju cepat menuju ke sebuah tempat asing yang jarang sekali dijarah oleh orang-orang. Yaitu hutan kapuk. Tempat yang terkenal sangat angker, sehingga tidak ada seorang pun yang berani memasukinya di malam hari.Ternyata di dalam hutan tersebut terdapat rumah tua yang cukup megah. Pria berpakaian hitam itu menyeret Junaedi dari mobil memasuki rumah tua tersebut."Rumah ini ..." sekilas, Junaedi mengingat, bahwa rumah itu adalah tempat di mana ia pertama kali terbangun dari kematian, di sebuah peti kayu yang gelap dan pengap.Nyut ...Tiba-tiba timbul rasa nyeri di dada mengingat
Babak keempat pun usai dan lima peserta tereliminasi. Sisa lima peserta, yaitu Junaedi, Marsodi, Ade Wijaya, dan dua peserta lainnya. Setelah penyelidiakn, dua orang peserta yang lainnya itu terbukti melakukan kecurangan sehingga harus diiskualifikasi.Kecurangan mereka salah satunya adalah menuangkan tepung kanji pada adonan Marina saat babak kedua berlalngsung. Dan pada babak ketiga, menyembunyikan bahan utama kompetisi yaitu jengkol, dan hanya menyisakan jengkol-jengkol yang berlubang dan terdapat banyak ulat.Kini, pertandingan dengan sisa tiga peserta akan menjadi pertandingan terakhir di babak kelima sekaligus menentukan juara di antara mereka. Hal ini dikarenakan untuk menyingkat waktu. Sang direktur telah memahami situasi sekitar, dia menduga bahwa pertandingan kali ini akan terjadi kekacauan besar.Setelah sarapan, Junaedi dan Jamelah berniat pergi ke taman asrama untuk menikmati suasana udara yang sejuk. Namun, secara kebetulan, mereka menjumpai Marsodi dan istrinya yang tam
Salah satu pekerja di asrama yang bertanggung jawab dalam urusan alat-alat perdapuran, termasuk kompor dan gas. Baru saja membeli beberapa gas elpiji 3 kg untuk stok darurat di kantin.Namun tanpa disadari, ternyata gas-gas tersebut bocor. Bau asap gas menggempul menusuk hidung. Beberapa orang, segera mengecek gas gas tersebut dan membawanya ke tempat terbuka.Di tengah gemuruh kesibukan itu, Junaedi tanpa sengajaelihat ekspresi Ade Wijaya menampakkan senyum seringai seolah-olah, dia mengetahui sesuatu. Tiba-tiba ...Booom!Seseorang sengaja menggunakan percikan api untuk memicu ledakan gas, sehingga terjadilah ledakan demi ledakan. Tiga gas bocor yang masih tersisa dalam aula, meledak seketika membuat lima orang pekerja tewas, tiga orang luka parah, dan tujuh orang luka ringan.Tukijo selaku pemilik asrama telah mendapat informasi dari orang yang selalu mengawasi di balik layar CCTV, Teguh. Bahwasanya pelaku yang menimbulkan percikan api ikut tewas terkena ledakan tabung gas."Jelas-j
"Jamelah!" Mata Junaedi membulat menatap gadis itu. Seketika suasana menjadi hening.Kemudian, Junaedi tersenyum simpul. "Saya dengan senang hati menikah dengan puteri Anda, Pak Tukijo! Anda bisa langsung merundingkan tanggal pernikahan kami, mumpung di sini ada tante saya sebagai wali.""Ehem. Apa kamu sudah benar-benar yakin? Saya pikir, kamu sempat ragu beberapa hari lalu," kata Tukijo."Tentu saja, saya sangat yakin.""Sekarang, dia bukan lagi gadis normal. Melainkan gadis cacat yang akan terus berada di atas kursi roda. Dan juga, dia sangat manja. Itu mungkin akan membebanimu!" ujar istri Tukijo ikut bersuara."Tidak masalah. Saya memiliki keahlian. Saya akan menyembuhkan kakinya. Dan dalam waktu tiga hari, saya menjamin putri Anda akan berjalan normal kembali," jawab Junaedi santai, tapi meyakinkan."Pffft!" Gadis yang berada di kursi roda itu tertawa.Tukijo berdiri dan menepuk pundak lelaki di hadapannya. "Haha. Kita akan mengadakan pesta usai kompetisi babak ketiga! Jadi, mul
Pada malam hari ketika Junaedi tertidur pulas, dia bermimpi bertemu dengan roh si pemilik tubuh. Seolah-olah, roh itu tahu segala hal yang terjadi pada dirinya."Kau pasti tahu apa yang sedang kualami, kan?" ujar Junaedi padanya."Tentu saja! Itu sebabnya aku datang menemuimu.""Huh! Jadi, apa pendapatmu?""Menjauh dari keluarga direktur!""Apa! Itu ide yang bodoh!" Junaedi sedikit melangkah lebih dekat dengan roh pemilik tubuh. Ia menepuk-nepuk dadanya seraya berkata, "kau tau? Mereka adalah aset penting yang saat ini tersedia membantu dengan sukarela untuk bisa memecahkan masalah tentang ayahmu! Kau menyuruhku untuk menjauh? Itu ide yang sangat-sangat bodoh!""Keluarga direktur memiliki banyak sekali musuh. Aku mempertimbangkan itu. Aku khawatir, itu malah akan menjadikanmu mendapat banyak masalah jika kau bergabung dengan mereka.""Ckck. Itu bukan masalah besar, selama mereka bisa melatihku. Aku lihat, mereka adalah orang-orang yang sangat bisa diandalkan!" kata Junaedi.Sang pemili
Waktu 50 menit pun berlalu. Penyajian dilakukan dengan cepat dan semua peserta benar-benar siap dengan hasil masakannya. Satu per satu, mereka dipanggil oleh juri, hingga datanglah giliran Ade Wijaya.Lelaki itu maju ke depan dengan percaya diri akan kemampuannya. Dia menyediakan sepiring urap teri kerupuk udang dengan bumbu urap tampak merah menggiurkan.Beberapa saat kemudian, kini gilirang Junaedi. Dia datang dengan membawa sepiring urap, tiga buah tempe bacem dan sepotong ikan asin. Selain tampilannya yang sangat menarik dan menggugah selera, tentu saja salah satu keunggulan dari masakan Junaedi yaitu tanpa bumbu penyedap instan apapun."Liar biasa! Ini adalah perpaduan rasa yang sempurna," ujar sang juri."Aku sudah mencoba beberapa masakannya. Daya pikat asli dari bumbu-bumbu yang ia racik adalah yang terbaik," kata Tukijo yang juga merupakan sebagai juri.Setelah usai mencicip masakan mereka, para juri kembali mengumpulkan mereka untuk berbaris di aula. Jumlah peserta yang tadi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments