Home / Fantasi / Legenda Tongkat Semesta / Bab 1 Prolog (Pertarungan Dua Sakti)

Share

Legenda Tongkat Semesta
Legenda Tongkat Semesta
Author: Pujangga

Bab 1 Prolog (Pertarungan Dua Sakti)

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-10-19 20:40:47

Dunia saat ini berada di-era kekuasaan hierarki 11 perguruan ilmu beladiri yang melindungi para manusia dari invasi kaisar ibis kegelapan.

Perguruan Tapak Putih, Tapak Racun, Singa Kumbang, Langit Malam, Puncak Jaya, Es Abadi, Hutan Bambu, Lembah Suci, Awan Tenggara, Awan Barat, dan Awan Selatan.

11 sesepuh dari perguruan tersebut dijuluki sebagai Dewan tertinggi yang telah mencapai puncak kekuatan.

Di Pimpin oleh Brahma Arya, 11 perguruan ini membentuk pasukan tempur dari para murid terpilih sebagai pertahanan menyambut perang besar yang akan datang.

**

Awal cerita kita akan diperlihatkan pada seorang anak kecil bernama Lintang yang hidup di wilayah kekuasaan perguruan Awan selatan.

Lintang adalah seorang anak yang terlahir cacat tanpa memiliki inti energi di dalam tubuhnya, dimana setiap manusia yang tidak memiliki inti energi pada era ini dianggap sebagai sampah.

Orang tuanya merupakan petani miskin yang hidup dari menjual bahan obat hasil perburuan mereka di dalam hutan.

Terlahir sebagai manusia cacat, Lintang tidak memiliki banyak teman, kesehariannya dihabiskan dengan membantu sang ayah mencari tanaman obat.

Sudah dua bulan Lintang mencari tanaman obat seorang diri karena kedua orang tuanya mengalami sakit yang sukar disembuhkan, mereka hidup di sebuah desa terpencil bernama Desa Selayu.

Sebuah desa yang terkenal sebagai tempat peracik obat terbaik di wilayah perguruan Awan Selatan.

Hampir setiap penduduk di sana merupakan tabib peracik obat, sebagian lain merupakan petani biasa yang berkerja mengolah ladang dan berburu tanaman obat seperti kedua orang tua Lintang.

Hari ini Lintang pergi ke dalam hutan dengan ditemani sahabat satu-satunya bernama Sugi, keduanya sama-sama penduduk miskin yang hidup bergantung pada hasil penjualan tanaman obat.

Sugi adalah anak berbakat dengan inti energi sempurna, sudah beberapa kali cabang perguruan Awan Selatan menawarinya untuk masuk menjadi murid, namun Sugi selalu menolak karena tengah merawat ibunya yang sudah tua.

Bersama Sugi, Lintang kali ini berniat mencari jamur Katumbar yang tumbuh di sisi tebing hutan Manula di sebelah barat desa.

Jamur itu memiliki harga cukup mahal karena keberadaanya yang sangat langka dan hanya tumbuh di tempat yang sulit dijangkau manusia.

Keduanya bahu membahu mencapai tebing dengan saling mengikatkan diri pada batang pohon menggunakan sulur dari akar rambat.

Cukup lama mereka bergelayutan pada tebing demi mengambil 4 jamur yang tumbuh hanya sekali dalam setahun di hutan itu.

Setelah berhasil mendapatkannya dengan pertaruhan nyawa, Lintang dan Sugi segera naik kepermukaan agar dapat kembali pulang.

Saat itu hari telah senja membuat mereka harus berlarian keluar dari hutan Manula karena malam disana sangat berbahaya dimana terdapat banyak binatang buas.

Tetapi baru beberapa saat keduanya berlari, mereka dikejutkan oleh sebuah ledakan besar yang terdengar dari arah desa.

Lintang dan Sugi segera menuju tempat tinggi untuk memastikan apa yang terjadi, namun langkah mereka harus kembali terhenti ketika langit tiba-tiba berubah gelap mencekam.

Gema guntur menggelegar memekakan telinga, petir menyambar dimana-mana membuat beberapa pohon seketika tumbang terkena sambarannya.

Lintang dan sugi yang ketakutan memutuskan berlarian menghindari sambaran petir, tetapi sebuah cahaya terang melemparkan tubuh mereka sejauh puluhan depa hingga menghantam bebatuan.

Sugi langsung pingsan seketika, sementara Lintang terbaring tidak berdaya, sekujur tubuhnya terasa sakit dipenuhi luka lebam.

Dengan susah payah Lintang berusaha bangkit dan menarik tubuh sugi mendekati sebuah pohon untuk bersembunyi, dan dari sana dia dapat melihat ada dua orang yang sedang bertarung di atas langit.

Seorang pria botak berjanggut tebal dengan memakai jubah berwarna kuning, melawan seorang berpakaian merah yang terlihat mengenakan topeng berbentuk harimau menutupi wajahnya.

“Petapa tua, cepat berikan batu jingga itu kepadaku, jika tidak, riwayatmu akan berakhir di sini.” ucap manusia bertopeng yang terlihat sangat kesal.

“Hahaha, 200 tahun aku menjaganya, tidak akan kubiarkan batu ini jatuh pada manusia laknat seperti dirimu, ambil saja jika kau mampu.” jawab pria botak nampak tenang.

“Bangsat, jangan salahkan aku jika kau tewas ditanganku hari ini.” Manusia bertopeng kembali menyerang.

Pertarungan tingkat tinggipun kembali terjadi, setiap serangan mereka memiliki daya hancur yang sangat besar.

Terlihat cahaya terang dari pertemuan serangan mereka, angin bertiup sangat kencang layaknya badai, ledakan demi ledakan terjadi di ketinggian.

Manusia bertopeng bertarung menggunakan pedang panjang berwarna hitam, sementara pria botak yang dipanggil petapa bertarung tanpa senjata.

Saat pedang panjang akan berhasil membabat kepala pria botak, pria itu menangkis serangan tersebut dengan lengannya, membuat ledakan besarpun kembali terjadi diangkasa.

Seluruh tubuh pria botak terlihat dilindungi oleh cahaya keemasan, membuat dirinya mampu menahan senjata tajam hanya dengan tangan kosong.

Manusia bertopeng terlempar sejauh 50 depa, sementara pria botak hanya terpundur sejauh 5 depa, kekuatannya sangat tinggi membuat manusia bertopeng terlihat kewalahan.

Namun beberapa tarikan nafas berikutnya, pria botak terlihat memuntahkan darah hitam, dirinya beberapa kali menotok tiga jalan nadi pada leher, sendi bahu dan ulu hati.

“Hahaha, tubuhmu telah terkena racunku dari lembah neraka, sebentar lagi kau akan mati petapa.” Manusia bertopeng tertawa senang karena musuhnya kini mulai melemah.

“Licik kau manusia laknat, baiklah, jika aku mati, maka kita akan mati bersama.”

Pria botak merubah kuda-kudanya menjadi berdiri tegak dengan merapatkan kedua telapak tangan membentuk posisi tapa, cahaya keemasan yang menyelimuti tubuhnya segera menyembar, membesar dan semakin besar.

Energi alam berwarna hijau ditarik oleh cahaya emas itu membentuk wujud naga raksasa yang terlihat sangat besar dan mengerikan.

Manusia bertopeng sangat terkejut mendapati musuhnya mengeluarkan jurus tertinggi untuk mengakhiri pertarungan.

“Kurang ajar, petapa tua itu benar-benar berniat mati membawaku.” tubuhnya bergetar berusaha menahan tekanan berat yang dipancarkan oleh sosok naga raksasa.

Manusia bertopeng dengan cepat mengangkat pedangnya tinggi, dia menarik semua petir yang ada dilangit masuk pada pedangnya.

“Dengan jiwa dan darah, pedang petir kebinasaan, Murkalah!” Manusia bertopeng berteriak lantang.

Pedang petir di tangannya berubah menjadi cahaya terang yang membentuk sosok burung gagak sangat besar bermata merah.

Manusia bertopeng berdiri dalam tubuh burung besar menatap tajam kearah naga raksasa yang  meraung keras menyelimuti pria botak.

Pria botak selanjutnya meninjukan kedua tapaknya kearah depan, membuat naga raksasa melesat menyerang  manusia bertopeng.

Melihat serangan musuh melaju dengan kecepatan tinggi, manusia bertopeng segera membuka kuda-kuda lebar untuk bertahan.

Dua serangan maha dahsyatpun bertemu, Naga raksasa dan burung besar saling mendorong menciptakan cahaya terang memenuhi angkasa.

Sang naga yang ukurannya lebih besar berhasil melilit tubuh burung tersebut dan menghancurkannya menjadi serpihan, ledakan besar maha dahsyat pun terjadi tak terelakan, mengguncang langit dan bumi secara serentak sebagaimana alam sedang mengalami keruntuhan.

Tubuh manusia bertopeng hancur menjadi debu, sementara pria botak terlempar kedaratan jatuh tepat di depan Lintang yang saat itu tengah mematung tidak percaya dengan apa yang baru saja dia saksikan.

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 260 Pertolongan tak terduga

    Rahasia asal usul Limo memang masih menjadi misteri, tiada yang tahu entah dari alam mana dia berasal.Jangankan orang lain, Lintang sendiri-pun yang memungut dan merawatnya sedari kecil tidak tahu menahu entah dari mana Limo berasal.Dia menemukan beruang itu tengah terluka parah di kedalaman hutan terlarang di wilayah perguruan Awal Selatan tempo dulu.“Apa mungki …!” gumam Lintang.“Aku juga berpikir demikian kakang,” ungkap Anantari.Keduanya saling berpandangan sebelum berakhir menatap Limo secara bersamaan.“Hahaha, sudah kubilang serangan kita pasti berhasil, benar kan Limo!” seru Asgar senang menepuk punggung Limo dengan ujung ekornya.“Kwi, kwi, kwiii,” ungkap Limo menanggapi Asgar.“Hahaha, aku tahu, aku tahu,” kembali Asgar tertawa.Mereka terlalu awal merayakan kemenangan yang sejatinya belum mereka dapatkan, di saat Asgar dan Limo sedang tertawa, kemudian Lintang dan Anantari sedang berbalik memandangi Limo, gurita raksasa yang marah dengan cepat melancarkan 7 serangan en

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 259 Gurita Raksasa

    Seiring kemunculan 8 tentakel raksasa, gelombang air naik semakin besar membuat perahu yang di tumpangi Lintang terseret sejauh ratusan depa.Selanjutnya dari dalam air terdengar suara gauman sangat keras yang memekakkan telinga, hingga Lintang dan Anantari segera menutup telinganya menggunakan energi tenaga dalam.“Gumm, gummm!” suaranya begitu nyaring dan mengerikan.“Celaka, sepertinya dia hewan penjaga lain yang menghuni lautan,” ungkap Anantari.Sebelumnya memang Anantari telah menceritakan bahwa ada dua hewan penjaga dunia yang menghuni lautan, satu di antaranya ada kura-kura raksasa yang pernah mereka jumpai, dan satu lagi kemungkinan ini, hewan pemilik tentakel raksasa.“Sial, mengapa kita harus bertemu hewan seperti ini lagi,” umpat Asgar.“Kwii, Kwii, Kwii!” ungkap Limo.“Aku bukan penakut, berengssek! hanya saja ini akan sangat merepotkan.” bela Asgar, dia tidak mau kehilangan kewibawaan-nya di depan Limo.“Tidak kusangka ternyata dia berada disini, pantas saja tidak ada ya

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 258 Penjaga Laut Dalam

    Semburat Jingga mulai menyeruak di cakrawala pertanda pagi akan segera datang.Lintang bersama Anantari tengah berdiri berdampingan di geladak sebuah perahu layar di tengah lautan.Keduanya berangkat meninggalkan pulau Manarah sesaat setelah rembulan naik di atas kepala.“Kwii, kwii, kwii,” seekor beruang kecil berlari dari dalam kabin menghampiri mereka.“Hahaha, kesinilah Limo,” seru Lintang.“Dia jadi sangat lucu, kakang,” puji Anantari pada Limo.“Hahaha, kau benar, jika melihat wujudnya sekarang, aku selalu teringat saat pertama kali bertemu dengannnya di hutan terlarang perguruan Awan Selatan,” Lintang tertawa.“Kwii, Kwii, Kwii,” ujar Limo seraya naik keatas pundak Lintang.“Hahaha, aku tahu,” tanggap Lintang.Anantari hanya mengerutkan kening tidak mengerti entah apa maksud dari kata-kata yang Limo lontarkan.“Berapa lama kira-kira kita sampai di Kuil Teratai Putih, Kakang?” tanya Anantari.“Entahlah, sepertinya sekitar beberapa bulan,” jawab Lintang.Lintang memilih perjalana

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 257 Awal Baru Nagari Manarah

    Tidak ada yang tidak membelalakan mata saat melihat sosok kesatria Naga Gerbang Nirwana, termasuk Bawana.“Dia benar-benar layak menjadi seniorku, tidak kusangka kekuatan senior bisa jauh berkembang seperti itu hanya dalam waktu beberapa saat,” gumam Bawana terkagum.Saat pertempuran melawan pasukan iblis di wilayah gunung Merapi, Bawana memang tidak menyaksikan pertarungan Lintang karena dirinya tidak sadarkan diri setelah mendapatkan luka parah dari energi Anantari.Ki Cokro mematung tidak dapat berkata-kata, dia memandang Lintang layaknya seorang dewa, hatinya begitu bangga memiliki murid yang akan menjadi legenda.Dia percaya Lintang masih akan terus berkembang, andai Ki Ageng jagat masih hidup, orang tua itu juga pasti akan menangis haru mendapati Lintang telah mencapai apa yang menjadi harapannya.Beda Ki Cokro beda lagi dengan semua pendekar golongan hitam dan para pasukan kerajaan Manarah, nafas mereka tertahan menyaksikan Lintang.Keringat becucuran dan wajah tampak memucat,

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 256 Kekuatan Lintang

    Lintang dan dua panglima iblis bersaudara bertarung jauh di atas langit, dia melakukan itu karena tidak mau merusak kerajaan Manarah.Jika dia bertarung di daratan, maka tidak hanya kerajaan Manarah, semua orang yang ada di sana juga akan terancam bahaya.Maha Prabu Antareja menyaksikan pertarungan itu dengan perasaan harap-harap cemas, jika kedua panglima iblis yang menjadi pengawalnya kalah, maka habis sudah riwayat dirinya, dia sudah menyiapkan sebuah pisau kecil agar dirinya bisa langsung bunuh diri andai kedua panglimanya kalah.“Hahaha, kau memang sakti anak manusia, namun kesaktianmu tidak cukup untuk melawan kami,” Karpala tertawa, dia sesumbar menyombongkan kekuatan besarnya di hadapan Lintang.Sementara Gupala masih menimbang-nimbang sejauh mana kekuatan Lintang, dari tadi pemuda yang menjadi lawannya hanya bertahan saja dan tidak berbalik memberikan serangan. Membuat Gupala sedikit merasa risih, entah apa maksud dari kedatangannya kesini.Melawan dua panglima iblis yang sud

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 255 Akhir Pertarungan Bawana

    Bawana bertarung sengit dengan Ki Suta, meski kanuragan kakek tua itu tidak seberapa, namun jurus ilusinya sangat merepotkan.Dua kali Bawana tenggelam dalam ilusinya, saat ini dia sedang berada di dunia antah berantah yang di dalamnya terdapat banyak mahluk aneh berukuran besar.Memiliki kepala botak, dengan tubuh penuh bulu seperti kera, para mahluk itu tidak ada habisnya menyerang Bawana, dan yang paling sialnya, mereka tidak bisa di bunuh.Sekali mati, maka akan hidup lagi, lagi, dan lagi, membuat Bawana kewalahan dan hampir kehabisan energi.Jika Bawana tewas di dunia ilusi, maka akan tewas pula jiwanya, Bawana akan tamat selamanya, dia terus mencoba bertahan untuk menghemat energi.Di alam nyata, Ki Suta tertawa terbahak bahak mendapati musuhnya kembali terperangkap, bisa saja dia langsung membunuh Bawana dengan memenggal tubuh pisiknya, namun tidak dia lakukan karena ingin menyaksikan penderitaan lawan terlebih dahulu.“Dasar bodoh, tidak ada pendekar yang mampu menandingi ilus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status