Share

MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU
MEMBALAS SUAMI DAN MADUKU
Penulis: YATI CAHAYA HATI

1. NODA LIPSTIK DI BAJU SUAMIKU

1 NODA LIPSTIK DI BAJU SUAMIKU

Malam terasa begitu dingin. Angin yang bertiup menerpa pepohonan dan melambaikan dedaunan nan elok. Hari ini suamiku berjanji untuk pulang. Setelah dua minggu lebih berada di salah satu cabang restoran karena ada sedikit masalah. Sebenarnya jadwal kepulangannya seharusnya seminggu yang lalu. Namun karena terkendala sesuatu hal mengharuskan tinggal untuk beberapa lama lagi.

Aku mengelus perutku yang mulai membesar. Kehamilan yang kelima ini terasa lebih berat, Berbeda dengan kehamilan sebelumnya. Kali ini badan lebih mudah letih. Apalagi Arya, suamiku jarang berada di rumah. Sejak enam bulan yang lalu dia harus keliling restoran kami yang sudah mempunyai 7 cabang di berbagai kota. Hal itu tentu membuat suamiku semakin sibuk. Walau sebenarnya ada yang bertugas mengelola yaitu orang kepercayaan suamiku. Namun suamiku akhir-akhir ini lebih suka untuk mengontrol secara langsung. Aku tidak masalah, yang penting semuanya baik-baik saja.

Dari seminggu yang lalu, perasaanku selalu tak enak. Ada rasa yang tidak nyaman muncul dari dalam dada

Takut terjadi apa-apa dengan suamiku. Saat kuhubungi manager resto yang ada disana, dia menjawab selama satu minggu suamiku tak berada di sana. Aku ngotot dengan argumenku bahwa suamiku ada disana selama seminggu yang lalu karena sedang mengatasi masalah. Namun jawaban pria itu meyakinkanku tak ada masalah yang berarti. Aku semakin panik, dan mulai berfikir tak jelas.

Ting tong. Bel berbunyi dan membuyarkan lamunanku. Kuayunkan langkah menuju pintu utama. Suamiku muncul dari balik pintu. Senyumnya terlihat manis sekali. Tak terlihat lelah di matanya. Seolah baru saja mengalami sesuatu hal yang menggembirakan.

Aku mencium punggung tangan suamiku dan mengambil travelbag dari tangannya.

“Kau baik-baik saja, Sayang? Bagaimana dengan si dede?” tanya Mas Arya sambil mengelus perutku..

“Aku baik-baik saja, Mas. Aku sangat mengkhawatirkanmu.”

“Aku baik-baik saja. Anak-anak mana?”

“Sudah tidur.“

“Oh, ya sudah.“

“Mau aku siapin makan?”

“Enggak usah, aku sudah makan tadi. Aku cape mau tidur.”

“Ayo!” menggandeng lengan suamiku. Aku mencium wangi parfum yang tidak biasa. Hal ini bukan menjadi kebiasaannya. Biasanya saat pulang dari bepergian, tak ada bau parfum yang masih melekat. Namun kali ini, aku merasakan ada perbedaan. Tubuh suamiku begitu wangi dan terlihat sangat tampan. Wajahnya yang terbiasa dipenuhi jambang dan kumis tipis, kini bersih dan menambah ketampanannya. Walau sudah berusia empat puluh tahun, suamiku masih terlihat muda.

“Oh, ya, mas. Kita punya tetangga baru lo. Orangnya masih muda dan sangat cantik<” Ucapku sambil menaiki anak tangga satu persatu.

“Oh, ya! Rumah yang sebelah mana? Apa kau sudah bertemu dengannya? Dan dia cerita apa saja padamu?” suamiku menghentikan langkahnya. Dia menatap wajahku dengan seksama, lalu mengajukan pertanyaan yang beruntun.

“Iih nafsu amat sih nanya’nya.”Aku mencubit lengan suamiku sambil tersenyum.

“Mmm, enggak sih, biasa aja,” jawab suamiku sambil berlalu.

“Sebelah rumah kita persis. Yang dulu aku bilang ingin membelinya supaya bisa dijadikan satu dengan rumah kita. Anak kita kan banyak. Tapi kamu bilang katanya belum ada uang. Ya, sayang banget sudah kebeli orang.”

“Sudahlah! gak usah bahas hal itu lagi. Aku baru pulang, cape!” Mas arya berlalu. Dia terlihat sangat marah. Entahlah padahal aku juga tidak berkata yang menyinggung perasaannya.  Mungkin saja dia sedang sensitif.

Kami sampai di dalam kamar. Aku langsung menyiapkan piyama untuk suamiku. Sementara suamiku ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

***

POV ARYA WIGUNA

Aku mematung di depan cermin. Berkali-kali mengusap wajah kasar. Apa yang harus aku katakan pada Miranti, kalau rumah itu memang sudah aku beli, tapi bukan untuknya. Dan bagaimana kalau dia sampai tahu jika tetangga baru itu adalah istriku yang berarti madunya. Kenapa juga aku menerima persyaratan yang tidak masuk akal dari Stefani. Saat dia meminta mahar rumah yang ada di sebelah Miranti, aku menyetujuinya tanpa berfikir panjang.

Bodohnya aku saat dia memintanya aku terbuai dengan tubuh moleknya yang dengan sukarela diserahkan kepadaku. Aku tak peduli dia gadis atau bukan. Bagiku dia sangat menggairahkan. Stefani tahu aku menggilainya. Bukan hanya tubuhnya yang sexy, kemahirannya di atas ranjang benar-benar membuatku tak bisa lepas darinya. Satu hal yang tak pernah aku dapatkan lagi dari Miranti.  Aku akui aku tergila-gila padanya.

Sangat berbeda dengan Miranti. Diusianya yang sama denganku, sudah tidak menggairahkan. Tubuhnya yang bergelambir sana sini sangat berbeda dengan tubuh Stefani yang masih padat dan kencang. Apalagi dia sudah melahirkan berkali-kali membuatku malas menyentuhnya. Jangankan menyentuhnya, melihat dia membuka pakaian saja aku tak bernafsu.

Sekarang, apa yang harus aku katakan pada Miranti. Cepat atau lambat dia pasti akan mengetahuinya. Apalagi mulut Stefani itu tak bisa dipercaya. Dia bisa saja berbicara sendiri kepada Miranti tentang pernikahan kami.

“Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan?” Aku meremas rambutku. Rasanya pusing tak terkira.

“Aku tak bisa meninggalkan Stefani karena dia gairah hidupku. Aku juga tak mungkin meninggalkan Miranti karena dia assetku. Kalau Miranti sampai mengetahui pernikahan keduaku di saat yang tak tepat, bisa-bisa dia menendangku dari hidupnya.”

Kupejamkan mata sejenak, mengenang kembali betapa indahnya bulan maduku bersama Stefani. Pulau dewata, disanalah aku dan Stefani mengikat janji. Dulu menjadi impianku dan Miranti untuk bisa mengikat janji suci disana. Namun dulu karena terkendala masalah biaya, hingga kami memutuskan untuk acara sederhana saja di rumah Miranti. Hucu, rasanya menyebalkan.

Tapi kini, aku sudah memenuhi keinginanmu Miranti. Tapi bukan denganmu, melainkan dengan madumu. Stefani aku menggilaimu. Kau begitu pandai menyenangkanku. Rasanya seminggu tak cukup untuk berbulan madu. Wajahmu, tubuhmu oh Stefaniku kau benar-benar membuatku gila. Membuatku lupa kalau aku bukan hanya milikmu. Tapi ada seorang wanita hamil yang menanti kepulanganku. Shiitt, mengingat wanita hamil itu, membuatku muak.

****

POV ASMARA MIRANTI

Kupegang pinggangku yang terasa pegal. Seharian tadi aku begitu lelah. Mengurus rumah dan ke empat anak tanpa ART sangat melelahkan. Aku sudah pernah meminta untuk dicarikan ART kepada Mas Arya. Namun suamiku menolaknya secara halus. Dia bilang kalau kami harus berhemat, karena omset restoran kami sedang turun. Bahkan uang bulananku dipotong lima puluh persen.

Restoran AYAM GORENG KAMPUNG MIRANTI adalah warisan dari orangtuaku. Dulu memang hanya mempunyai dua cabang. Berada ditangan dingin Mas Arya bisa menambah lima cabang lagi. Suamiku sangat pandai dalam berbisnis.

“Mir, jangan lupa siapin baju untuk besok ya! Aku mau ke bandung selama seminggu!” seru suamiku dari dalam kamar mandi.

“Pergi lagi? Bukannya kamu baru pulang?”

“Iya, masih banyak urusan di sana! Pokoknya kamu siapin aja!”

“Iya!”

Mata terasa sangat mengantuk Ingin rasanya memejamkan mata saat ini juga.

 Aku lalu membongkar pakaian kotor untuk diganti dengan yang baru. Tunggu, aku melihat  ada noda seperti lipstik. Aku tak percaya dan meneteliti ulang dan hasilnya sama. Noda lipstik ada disetiap bajunya.

Aku meneliti seluruh isi koper. Saat membuka bagian resleting bagian dalam, aku menemukan alat kontrasepsi pria di dalamnya.

Deg, dadaku bergemuruh. Untuk apa dia membawanya saat bepergian. Benarkah suamiku berselingkuh. Alat itu sudah menunjukkan kalau suamiku punya wanita lain. Tidak mungkin seorang pria membawanya tanpa bersama seorang wanita. Belum lagi bekas lipstik yang ada di bajunya.

“Ohh,” Aku mendadak limbung dan hampir terjatuh. Kupegang perut yang agak mulas. Aku tak percaya dengan semua ini. Mas Aryaku   adalah lelaki setia. Tidak mungkin dia menghianatiku. Tega sekali kau Mas. Kedua mata mulai mengembun. Tanpa terasa airmata jatuh menetes. Aku lemah, aku tak berdaya. Kenapa aku harus mengalami hal ini. Oh Tuhan, tolonglah hambaMu.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
gak masuk akal deh... pengusaha punya bbrp outlet tapi gak punya art, pdhal anak 4. lebay bgt outhor bikin alasan.
goodnovel comment avatar
Rani Hermansyah
yok mampir di buku recehku Istri yang tak dirindukan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status