LOGINArindinita adalah gadis cantik berusia 20 tahun yang sedang menjalani kuliah di Universitas ternama di kotanya. Terpaksa harus menikahi sang mafia yang kejam tanpa ampun. Entah apa yang telah diperbuat oleh ayahnya dulu sampai-sampai dia harus berurusan dengan pria itu. Arin harus terbiasa hidup sengsara dibawah tahanan pria itu. Hidupnya bagaikan di neraka yang tidak akan habis ujungnya. Bagaimana kisah cinta antara Arin dan Levis selanjutnya?
View More“Tolong nikahi Zara dan lindungi cucuku itu. Jangan lupa, sembunyikanlah identitas aslimu.”
Kevin Orion Adamson menghembuskan napas kasar.Presiden Direktur paling berpengaruh di West Country itu masih ingat betul kalimat terakhir pria tua yang menyelamatkan nyawanya di Kota Victoire dua tahun silam.Hanya saja, Kevin tak sempat bertanya lebih lanjut karena kakek dari istrinya itu menghembuskan napas terakhirnya setelahnya.Oleh sebab itu, Kevin pun menikahi Zara dan menahan diri dari segala hinaan mertua dan adik iparnya, hingga bawahannya berhasil menyelidiki kebenaran dari keluarga sang istri beberapa waktu lalu.Ternyata, pria yang selama ini Kevin panggil ayah mertua–bukanlah keturunan asli Keluarga Johanes. Dia hanyalah anak angkat saja yang bertingkah hebat dan arogan.Pria itu tak bisa mengurus perusahaan dengan baik, hingga mulai bangkrut.“Tenang saja, aku akan melindungi Zara dan membalas perbuatan keji mereka yang semena-mena menggunakan nama keluarga Johanes,” ucapnya di depan batu nisan yang tertutup salju itu lalu melangkah menjauhi makam kakek Zara.Bersamaan dengan itu, sebuah mobil MPM keluaran terbaru berwarna putih sudah menunggu di depan makam dan seorang pria berjas hitam menunduk pada Kevin.“Kita langsung pulang ke rumah Johanes,” titah Kevin langsung pada Dimas–tangan kanannya itu.“Baik Tuan.”Kevin pun mengangguk.Sepanjang perjalanan, pria itu sibuk dengan tabletnya–menyelesaikan pekerjaan yang mungkin akan sulit dia sentuh bila sudah tiba di kediaman Johanes.Untungnya, Zara selama ini menerima alasan Kevin yang kadang-kadang harus ke West Country dengan alasan dirinya harus mencari pekerjaan di tempat lain.Kalau tidak, penyamaran pria itu bisa terbongkar sebelum misinya selesai.Tak terasa, bangunan familier tertangkap netra Kevin.Pria itu pun gegas berganti pakaian yang tak layak digunakan oleh seorang Presiden direktur terpandang.Melihat itu, Dimas mengerutkan kening. “Tuan, apa Anda masih akan menyembunyikan identitas Anda?” bingungnya.“Kita harus mendapatkan bukti-bukti kejahatan Galen selengkap mungkin sebelum aku membongkar identitasku,” ucap Kevin teringat pada sang mertua licik yang tak akan tinggal diam jika tahu siapa dirinya.Dan juga … paman Kevin yang selama ini ingin menguasai harta kekayaan keluarga Adamson. Pria paruh baya itu selalu ingin menjodohkannya dengan perempuan-perempuan yang bisa diaturnya–dengan harapan Kevin dapat ikut tunduk pada sang paman.Dimas yang memahami itu pun mengangguk. “Baik, Tuan.”Menyadari keduanya sudah semakin dekat, Kevin pun memberikan isyarat agar mobil berhenti di ujung jalan agar keluarga Johanes melihatnya keluar dari mobil mewah.“Turunkan aku di sini,” perintahnya.Kini, seluruh pakaian mahal dan sepatu seharga motornya Kevin sudah diganti dengan sepatu butut yang warnanya mulai pudar.Diam-diam, Dimas salut pada sang atasan karena berhasil mengelabui keluarga Johanes selama dua tahun ke belakang.“Nanti aku akan menghubungi lagi,” ucap Kevin sebelum turun dari mobil setelah melihat situasi aman.“Siap Tuan,” jawabnya lalu memperhatikan Kevin yang perlahan menjauh dari sana.Pria itu terus berjalan menyusuri jalanan–mengabaikan bajunya sedikit basah karena salju yang turun semakin banyak, sampai akhirnya dia tiba di kediaman keluarga Johanes.Dapat dia dengar, riuh rendah di sana.Galen Johanes–ayah angkat sang istri–sedang bercengkrama hangat dengan keluarganya sambil membahas karir Zara yang akhir-akhir ini semakin bersinar.“Selamat siang,” sapa Kevin saat memasuki ruang tengah.Dia memang berharap tak disambut.Namun, melihat senyum mereka mendadak sirna, tetap saja membuat Kevin kesal.Terlebih, kala mendengar ucapan sinis sang ibu mertua, “Dua bulan pergi dengan alasan bekerja, ternyata menantu tak berguna ini masih belum mampu membelikan oleh-oleh untuk keluarga Johanes?”“Maaf, Kevin belum bisa membelikan oleh-oleh untuk keluarga ini. Hasil yang Kevin dapatkan sudah habis untuk bayar kontrakan dan makan sehari-hari,” jawab pria itu berbohong.Galen dan istrinya menatap sinis.Di sisi lain, Zara mendadak berdiri menghampiri suaminya. “Sebaiknya kau ganti pakaian dulu dan istirahat. Nanti sore, tolong anterin aku ke makam kakek,” pintanya.Kevin membalas dengan anggukan.Setiap kali dia berada di keluarga Johanes, Kevin memang selalu siap menjadi sopir pribadi untuk sang istri tercinta.Dan, dia menerima itu dengan senang hati karena bisa menghabiskan waktu dengan Zara.Meski di awal pernikahan, Kevin memang sama sekali tak memiliki rasa padanya.Tapi, sikap lemah lembut Zara berhasil membuat Kevin jatuh cinta begitu dalam pada wanita itu.Dia bahkan melakukan segala macam cara untuk membuat Zara menjadi artis terkenal di Victoire.Dan sekarang, semua orang sudah mengetahui nama Zara Johanes sebagai artis dengan bayaran termahal.Meski demikian, dia tetap mengakui Kevin sebagai suaminya!Kevin pun menahan senyum.Sayangnya, istri Galen tampak tak tinggal diam.“Istirahat?” ucap ibu mertua Kevin tiba-tiba, “enak saja! Kau harus buatkan kami masakan yang enak untuk makan malam nanti.”Note Author : Hai kak novel ini akan terbit setiap jam 18.00 WIB ya. Terima kasih"Semalam kau darimana?" tanya Arin dengan raut wajah polos yang masih sungkan terhadap suaminya itu. "Apa urusanmu?" tekan Levis Mouse, suami yang baru satu hari saja bersama setelah pernikahan mereka. Arin mengangkat kepalanya, awalnya dia tak berani menatap, namun dirinya tidak lemah. Dia membusungkan dadanya dan mendekat seolah tak merasakan takut. "Aku adalah istrimu, tentu saja aku berlagak seperti istri di matamu. Meski aku tahu status ku di hidupmu tak pernah ada artinya. Namun, gelar yang kudapat saat menjadi istrimu tentu aku tak akan sia-siakan," ucap Arin tersenyum menantang. "Dan kamu pikir dengan dirimu yang bergemilang harta, aku akan diam, begitu maksudmu?" lanjut gadis itu sangat lantang. Levis Mouse sangat marah. Dia kembali mendekati gadis itu dan mencengangkan erat tangannya. Sedangkan Arin hanya membola, menatap lekat wajah suaminya itu. Perasaannya bertambah kalut. "Apa maksud dari ucapanmu itu gadis jalang? Aku bukan saja seorang suami untukmu, tet
Keesokan harinya, Arin bangun saat mendengar bunyi jam beker. Tangannya meraihnya di atas nakas dan segera mematikannya. Dia melihat sudah pukul tujuh. Matanya yang masih mengantuk mau tidak mau harus membuka matanya, "ssshhh, aww," dia mendesis kesakitan saat bagian kepalanya masih terasa sakit, dia melihat tempat itu sangat berbeda dari kamarnya. Dimanakah dia? Arin mengelilingi setiap sudut kamar, ingin melihat kamar siapakah yang sangat indah itu yang tersusun rapi. Jauh dari kata berantakan yang sering dia lakukan di kamarnya sendiri.Dia berjalan menelusuri bingkai yang ada pada nakas di sebelah kiri ranjang. Dari jaraknya yang beberapa meter sedang mengerutkan kening seakan-akan dia pernah melihatnya. Karena rasa penasaran yang tinggi dia pun mendekatinya. Dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui siapa orang di balik foto tersebut."Dia? Apa ini adalah kamarnya?" batin Arin saat tercengang melihatnya.Bagaimana mungkin dia bisa berada di tempat pria itu, sedangkan dia baru sa
"Evander!" bentak seorang wanita setengah baya pada seorang putranya yang masih tertidur pulas di ranjang.Anaknya itu langsung terbangun saat mendengar suara ibunya yang keras. Matanya yang masih dalam keadaan mengantuk berusaha membuka mata lebar-lebar untuk menatap ibunya."Ada apa, Mom? Malam-malam begini membangunkan, Evan," rengek anak manjanya itu."Kau tidak boleh terus-terusan begini, Evan! Kau tidak lihat sekarang apa yang sudah direncanakan Levis, anak gundik itu?"Evander ingin mendengar, namun matanya terus ditarik untuk tidur. Dia tidak menghiraukan ucapan ibunya yang sedang marah. Wanita itu tidak tinggal diam saat melihat putranya sendiri tidak mendengarkannya. Dia merasa kesal dan menjewer kupingnya."Arggh, sakit Mom..." Evan meringis kesakitan. Kupingnya terasa panas. Sudah pasti memerah akibat jeweran ibunya yang terlalu kuat."Makanya dengarkan ibu!" tegasnya.Evan yang tak punya pilihan lain, terpaksa melebarkan matanya dan mendengarkan ibunya berbicara."Iya, ad
"Kau sudah mencarinya ke seluruh kota ini?" tanya Levis.Pria itu sangat marah saat mendengar nama Arin menghilang. Baru saja dia kepikiran untuk memberinya pelajaran dan sekarang semua yang sudah dia rencanakan gagal sepenuhnya. Dia menatap sekretaris pribadinya itu dengan tatapan sengit. Mana mungkin dia akan membiarkan gadis itu pergi tanpa izinnya. Maka, kemanapun gadis itu pergi, dia akan tetap bisa menemukannya. Inilah janji nyata seorang Levis Mouse yang tak terkalahkan."Saya sudah berusaha mencari, Tuan. Namun, keberadaan Nona Arin memang tidak bisa dilacak. Kemungkinan seseorang telah merencanakan ini semua dengan baik, Tuan.""Sialan!"Levis Mouse tidak akan menyangka bahwa gadis itu benar-benar membuat kesalahan yan akan memberinya pelajaran hidup. Entah apa yang sudah dipikirkannya sampai berani melakukan itu. Dan inilah yang ingin dilakukan olehnya, membuat gadis itu sampai sengsara dan tidak ada harapan baginya untuk hidup."Kalian harus mencarinya! Kalau sampai hari in






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews